Sumelika melihat puzzle yang terukir di setiap batang pepohanan. Ada banyak puzzle yang Sumelika lihat, diantaranya ada puzzle potongan kepala naga, ular, kuntilanak dan lain sebagainya yang terpisah-pisah tak karuan di setiap batang pohon.
"Ohh, puzzle. Kata temen aku yang pernah mendaki gunung Tengkorak, puzzle ini mah katanya untuk petunjuk jalan untuk para pendaki, supaya pada enggak tersesat." Ucap Rindu.
"Tapi kenapa harus gini puzzlenya, Rin? Ngeri jadinya." Tutur Sumelika, bergidik ketakutan.
"Puzzlenya pada seram itu cuman untuk pengingat supaya kita enggak berbuat aneh-aneh di sini, Mel." Timpal Rindu, yang menjawab pertanyaan Sumelika lagi.
"Pantesan. Eh, liat tuh! Ada apa di pos 1!" Perhatian Desti terpecah, di saat dia melihat sesuatu di plang berwarna hijau pos 1. Karena Desti yang kegirangan, semua pun melihat pos 1, dan mereka lihat ada sesosok lelaki menyeramkan dengan rambut panjang serta berpakaian putih terlukis di sa
Suara teriakan anak perempuan tadi semakin nyaring di telinga Desti, bahkan sekarang suara teriakan anak tersebut terdengar jelas di telinga masing-masing."Tuh kan, makin keras! Kalian denger juga enggak?" Desti, memastikan."D-denger!" Timpal Sumelika."Ayo, kita samperin aja sumber suaranya, kayanya suara anak itu ada di sebelah sana!" Aisyah menunjuk ke arah bukit gunung Tengkorak."Ayoo!""Eh, jangan!" Rindu, menghentikan mereka."Kenapa, Rin? Kita takut anak itu diculik sama wewe gombel, ayo kita cepetan kesana." Ajak Sumelika."Jangan, Mel. Aku akui hutan ini sarangnya kalong wewe, tapi kalo itu bukan anak kecil yang diculik gimana? Dan bisa aja itu jebakan kalong wewe yang bakalan nyulik kita di saat kita udah di sana." Papar Rindu, yang berpikiran kritis."Bener juga, anak kecil juga mana mungkin main di area pegunungan kaya gini, gue liat rumah aja kagak ada di sini." Pikir Tania, m
Sumelika, Aisyah, Tania, Desti dan Rindu memutuskan untuk membangun sebuah tenda dari kain sarung dan kayu di tengah hutan karena hari sudah semakin gelap saja. Magrib berkumandang, dan syukurnya tenda mereka sudah selesai dibangun. Mereka semua melakukan ibadah sholat magrib di tenda, diterangi dengan cahaya mega oranye dan api unggun. Setelah melakukan sholat magrib, mereka memakan singkong rebus, dan ubi bakar di depan api unggun, lalu minumnya adalah air putih yang masih segar."Enak banget ya, enggak kerasa kita udah sampe pos 7, besok InsyaAllah bisa langsung ke alam naaglok." Senang Sumelika, sebari memakan singkong rebus yang lezat."Hahh? Enggak kerasa? Lah, gue capek banget, kaya kerasa 1 minggu perjalanannya." Keluh Tania."Dibawa santai aja, Tan. Jangan terlalu tegang, anggap aja ini liburan versi di film-film horor." Goda Sumelika."Santai kagak, tegang iya." Ucap Tania."Eh, kalian tadi lihat lukisan-luki
Di tengah perjalanan, tak sengaja mereka menemukan mobil yang terbalik dan penumpangnya yang pingsan di area mobil tersebut. Ini tidak bisa Sumelika dan kawan-kawannya percaya sama sekali. Bagaimana percaya? Mereka melihat mobil yang tercipta di tahun 2015 berada di tahun 1915, ini tidak bisa dipercaya!"Ya ampun! Ini kita mimpi atau bukan sih? Kok ada mobil kaya gini di tahun 1915, woyy?" Tania."Wagelaseh, gue kagak habis pikir ada mobil tahun 2015 di tahun 1915!" Cakap Desti."Lah, kalian mah! Tolongin dulu ini Mbaknya, jangan malah nonton doang, ayo cepetan!" Ujar Sumelika yang menolong mereka semua. Ternyata mereka adalah Irene, Arsela dan juga Anna yang datang juga dari masa depan! Namun, kenapa bisa mereka datang ke masa lalu?"Eh, ini kan Suster Anna?" Sumelika."Lo kenal, Mel?" Tanya Tania."Iya, kenal. Dia temennya Ibu gue, Tan." Jawab Sumelika."Aduh, yaudah kita bawa ke tempat yang rindang yuk, supa
"Tapi kok bisa? Sabrina kan dari masa depan, kenapa dia bisa tiba-tiba di masa lampau?" tanya Aisyah, yang cukup kritis kepada Rindu."Itu aku kurang tau, Syah.""Kemarin siang kami datang ke desa Tengkorak, kami cari Mohini, tapi kata warga sekitar, Mohini sudah mati di tahun awal 1900an. Kata salah seorang warga nih ya. Mohini mati di tangan seorang remaja perempuan dengan menggunakan senjata trisula." Tutur Anna."Mohini mati? Di awal 1900an?""Sekarang tahun 1915, itu masih awal bukan sih?" tanya Desti."Iya, masih awal, Des." Jawab Tania"Jangan-jangan yang warga itu maksud, pembunuh Mohini itu sebenarnya adalah Sumelika? Karena Sumelika kan membawa trisula sekarang, ditambah dengan bukti di awal 1900an, ini masih awal 1900an lho." Rindu yang mencoba mencocokan omongan Anna dengan masa sekarang."Bener juga apa yang dibilang Rindu, tapi masih janggal, Rin. Genderuwo itu kan nyuruhnya di masa depan, bukan di masa
"Ada yang enggak beres gimana, Syah?" tanya Sumelika."Tadi sebelum kita masuk kesini, kabut di puncak gunung normal-normal aja, enggak ada keanehan apapun, tapi pas sekalinya kita masuk kesini semuanya mendadak begini. Kabut yang semulanya putih malah jadi merah. Aneh, enggak?""Aneh sih, tapi apa boleh buat, kita kan udah terlanjur ada di sini. Sekarang ayo kita langsung masuk ke candinya, Syah." Sumelika.Sumelika, Aisyah dan Rindu masuk ke dalam candi yang ada di puncak gunung, di dalam candi itu ada sebuah lukisan besar, lukisan siluman ular merah berkebaya, tetapi wajahnya tertutupi dengan bercak hitam sehingga mereka tak mengenali siapakah siluman ular tersebut, mereka sepertinya tak asing dengan siluman ular tersebut, agaknya mereka sudah sering melihatnya. Di pinggir lukisan ular, banyak sekali guci, dan benda antik, tak lupa di sana terdapat sebuah tapak tangan emas yang berasitektur ular, mungkin itu adalah tapak yang dimaksud oleh Bu Iis.
"Nenek dengar ada 10 orang yang hilang dalam beberapa hari terakhir, bahkan ini juga belum 1 minggu. Nenek takut lama kelamaan Malika akan menculik semua penghuni rumah sakit ini. Dimulai dari orang dewasa, remaja, anak kecil, bahkan balita. Nenek tidak bisa membayangkan perasaan mereka karena ini semua, hiks-hiks-hiks." Kata Nenek Sumitra, diiringi dengan tangisan."Iya, Nek, saya akan mencari Malika sampai ketemu. Nenek tenang aja. Nek, kalo misalkan Malika datang kesini, Nenek tinggal tekan tombol di samping ranjang Nenek ya, supaya dokter dan suster segera kemari untuk menangkap Malika.""Baik, Nak, semoga Malika cepat ditemukan ya." Harap Nenek Sumitra."Aamiin.""Oh ya, Nak, Sumelika belum pulang dari mendaki?""Belum, Nek. Mungkin untuk menghilangkan rasa mumet sekaligus enggak tega karena melihat Ibunya, dia menenangkan diri dulu beberapa minggu di pegunungan.""Tapi, di mana dia mendakinya, Nak?""Kurang tau, Nek.
Magrib tiba, hari sudah semakin gelap tetapi Irene dan rombongannya baru sampai di area bukit Tengkorak. Mereka semua melihat bukit gunung Tengkorak yang sangat mencekam, gelap gulita tak ada orang sama sekali. Di masa depan, biasanya bukit-bukit pegunungan selalu ramai diisi dengan villa, warung-warung kecil sampai pos-pos, namun ini masa lalu, tak ada itu semua di sini, yang ada hanyalah kesunyian, kesepian, kegelapan dan kengerian.Aura negatif semakin dirasakan Arsela, dia pusing di saat sudah berada di bukit itu, rasanya Arsela ingin muntah. Arsela juga merasakan ada kehadiran banyak orang di sana, anehnya Arsela tidak melihat apapun."Aku ngerasa ada kehadiran banyak orang di sini, Kak. Tapi aku liat pake pengelihatan aku, aku enggak menemukan siapapun di sini." Tutur Arsela."Coba kamu lebih teliti lagi, Sel. Katanya ada kerajaan genderuwo di sini, kalo benar berarti kamu bisa ngeliatnya." Irene."Sebentar, Kak, aku coba lagi.
Suara teriakan dari Irene dan Arsela terdengar di telinga Tania yang sedang melamun sebelum tidur, dia langsung bangkit dari tidurnya dan keluar untuk mencari tahu siapakah yang berteriak dengan sangat keras di tengah hutan seperti ini, akan tetapi setelah diperiksa tak ada siapapun di sana."Hmmm, jangan-jangan gue cuman halu kali ya? Atau jangan-jangan s-setan yang lagi jailin gue ya?""Hiihhhhh! Mendingan gue cabut aja dari sini!" Tania masuk ke dalam tenda lagi untuk tidur, dia sangat ketakutan.***Sebelum Aisyah datang ke naaglok, Sumelika terus menjerit kepayahan karena dicakar oleh kuntilaki. Wajahnya bersimbah akan darah segar yang terus mengalir tanpa henti-hentinya. Sumelika menahan rasa sakit yang sedang ia rasakan sekarang, dia berusaha sekuat tenaga untuk mengarahkan senjata trisulanya yang sakti ke kuntilaki tersebur. Dengan susah payah, akhirnya Sumelika bisa berdiri dan melesatkan senjata trisulanya itu ke jantung kuntilaki.
Keesokan harinya, Sumelika melihat hari ini yang begitu cerah, nampaknya ia akan pulang ke masa depan hari ini juga. Setelah sholat tahajud, Sumelika membereskan barang-barangnya dan dimasukan ke dalam tas ransel. Sudah begitu banyak yang kenangan yang terukir di masa lampau, banyak pembelajaran yang ia dapatkan dari kedatangannya kemari. Sumelika belajar bahwasanya kita harus berhati-hati dalam segala perbuatan, karena siapa tahu perbuatan biadab yang sekarang kita lakukan akan menjadi sebuah kutukan yang menimpa generasi yang akan datang. Sumelika juga belajar, bahwa kita harus senantiasa bersyukur dengan apa yang kita miliki sekarang. Dengan tak ada teknologi, membuatnya susah melakukan apapun tapi dengan mudahnya orang di zaman dulu bisa hidup tanpa adanya teknologi.Sumelika sangat berat pergi dari Desa Tengkorak, dia harus rela berpisah dengan bu Iis, Romi sampai Rindu. Ketiga orang itu benar-benar membantu dirinya di masa lampau sampai semua misinya berhasil, wal
Kebahagiaan merundungi Sumelika dan semua kawan-kawannya, tak sangka akhirnya misi yang selama ini mereka perjuangkan untuk menghentikan kutukan di masa lalu ternyata berhasil. Saudara-saudara Tono menyesal karena telah mengikuti apapun yang dikatakan oleh Tono, padahal sudah jelas Tono sesat dan perbuatannya sangat merugikan."Maafkan kami ya, Sumelika, Hamalia ... kami dari kecil sudah dididik oleh kak Tono sampai-sampai kami tak tahu yang mana yang benar dan mana yang salah, bahkan kami sangat gila dengan harta dan kekayaan duniawi yang fana." Johan selaku perwakilan dari saudara-saudara Tono meminta maaf ke hadapan Sumelika dan yang lainnya."Iya, tidak apa-apa, Pak. Yang penting kutukan dari ratu serigala sudah berhasil dihentikan, mulai hari ini tak ada lagi kutukan yang akan menimpa keturunan berikut-berikutnya. Dan pastinya pun semuanya normal, mudah-mudahan seperti ini terus. Oh iya, Pak, saya berpesan supaya berhati-hati dalam berperilaku karena j
Saat Tono akan melepaskan peluru dari senapan, tiba-tiba ..."Tonoooo!!!" terdengar suara teriakan seorang perempuan dengan nada yang sangat tinggi, suara perempuan itu terdegar serak sekaligus berganda-ganda, suaranya ini berbeda dari siluman yang biasa ditemui di misi petualangan Sumelika kemarin, suaranya memiliki 10 kali lipat yang membuat seseorang yang mendengarnya bergidik ketakutan.Datanglah sesosok perempuan cantik bergaun hitam yang menggunakan mahkota serigala, dia datang bersama dengan 2 manusia serigala berwarna ungu yang membawa tameng dan pedang. Dia adalah Ratu Iravati, ratunya para serigala."Kurang ngajar!"Sreet!Ratu Iravati mencakar wajah Tono sampai wajah Tono berdarah, ia membalas Tono atas perilaku tak pantas yang dilakukan oleh Tono kepada para serigala-serigala di hutan kawasan Desa Tengkorak, ditambah lagi Tono sudah mencuri harta karun milik kerajaan serigala, Ratu Iravati sangat marah dan sangat murka kepada Tono
Tono membuka pintu goa emas serigala, seketika dari dalam keluarlah cahaya yang terpancar dari emas, permata dan berlian. Cahayanya begitu terang sampai-sampai menerangi hutan Desa Tengkorak, Tono tersenyum licik, ia sebentar lagi akan mendapatkan tujuannya yang selama ini ia incar. Tono memandangi semua harta karun yang ada di sana, dalam hatinya ia ingin membawa semua harta karun itu ke gudang emasnya. "Hahaha! Akhirnya, saya bisa mendapatkan tujuan saya yang sudah saya pendam selama bertahun-tahun! Hahaha! Sekarang tak ada lagi yang mampu menghalangi jalan saya lagi, tak ada yang mampu menghalangi jalan saya untuk menjadi orang yang paling kaya raya! Hahaha!"Mendengar Tono yang mengatakan hal-hal yang tak pantas, serigala-serigala penjaga goa emas serigala berdatangan dari dalam goa itu, mereka semua menyerang Tono dan juga semua saudara-saudaranya. Tono punya segala cara untuk menghalau badai yang menerpa dirinya sewaktu-waktu, sewaktu di alam naaglok Tono
DOOORRRR!Suara tembakan terlepas dari senapan. Suaranya terdengar dan bergema di telinga, mereka semua kaget tapi mereka berusaha untuk tenang dan tidak panik. Mereka tetap bersembunyi tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Ternyata oh ternyata sumber suara itu berasal dari senapan besar milik Tono dan para saudara-saudaranya yang sudah tiba di goa emas serigala, mereka semua datang dengan menggunakan baju besi dan membawa banyak sekali senjata dimulai dari sniper, senapan besar, pedang, samurai, pisau dan benda-benda tajam yang lainnya. Mereka melakukan ini demi bisa mendapatkan harta karun manusia serigala yang tersimpan di goa emas serigala."Itu Kak Tono!" ucap Hamalia memberitahukan soal kedatangan Tono kepada Sumelika dan yang lainnya.Mereka semua bersiap untuk membuat Tono dan semua saudara-saudaranya terkepung.Sesuai dengan aba-aba dari Sumelika mereka semua pun pergi mengepung Tono dari segala arah sampai-sampai Tono lagi semua
Keesokan harinya, pagi baru yang sangat ceria menyambut Desa Tengkorak. Pagi itu entah mengapa Sumalika sangat senang dan bersemangat tapi di hati terdalamnya ia merasakan ketakutan seperti ada sesuatu yang besar akan terjadi dalam waktu yang sangat dekat. Tak hanya perasaan takut, Sumelika pun merasakan cemas dan gelisah. Ia sepertinya akan berpisah jauh dari orang-orang yang ia kenal di masa lampau, seperti dengan Rindu, Romi, bu Iis, Hamalia, Bani sampai abang-abang tukang nasi goreng yang biasanya menjadi andalannya untuk menambah nafsu makan di masa lampau.Setelah sarapan, mendadak Sumelika dikejutkan dengan kedatangan Hamalia dan Bani, mereka berdua baru saja pulang dari rumah setelah kemarin. Saat mereka sampai, mereka berdua langsung mencari-cari keberadaan Sumelika. Sumelika yang mengetahuinya langsung menemui Hamalia dan Bani."Sumelika! Gawat, Mell!" ucap Hamalia, dengan nada penuh ketakutan dan kepanikan yang luar biasa."Ada apa i
Keesokan harinya, Bu Iis, Sumelika dan kawan-kawannya yang lain menyiapkan sarapan di dapur kembali, kali ini Sumelika dan kawan-kawan dibantu oleh Bu Iis dalam menyiapkan sarapan. Bu Iis sekarang memasak nasi sego tiwul kelapa untuk menu sarapan pagi hari ini, Bu Iis sangat pandai sekali dalam membuat masakan dan sarapan, hidangannya selalu saja mengugah selera.Dalam beberapa menit, Bu Iis sudah bisa menyiapkan makanan besar untuk dijadikan santapan sarapan orang-orang banyak yang singgah di rumahnya. Semua orang di sana benar-benar menikmati masakan Bu Iis, bahkan ada yang menambah nasi dan lauk-pauknya.Di tengah sarapan pagi yang hangat, ceria dan dipenuhi dengan semangat, mendadak menjadi hening dan dingin ketika mereka semua melihat Kevin yang keluar dari kamarnya dengan raut wajah yang begitu lesu dan datar. Di wajahnya nampak tak ada lagi tanda semangat hidup, dia begitu lelah. Semua orang sangat takut kepada Kevin, takut Kevin membabi buta lagi seperti
Malam tiba, Kevin mulai sadarkan diri. Di tengah malam yang sunyi itu, Kevin bangkit dan menuju ke kamar Gayatri, mencari Gayatri yang nyatanya sudah tak ada lagi di kamar itu. Ia memanggil-manggil nama Gayatri, berharap Gayatri muncul kembali di hadapannya."Gayatri! Gayatri!" dalam keadaan masih merasa sakit karena lukanya belum 100% pulih, ia paksakan mencari Gayatri karena ia sangat mencintainya setulus hati."Gayatrii!" sudah beberapa menit ia memanggil nama Gayatri, dia tak kunjung datang, ia memutuskan untuk berteriak sekencang-kencangnya memanggil nama Gayatri supaya Gayatri bisa mendengar suaranya.Suara teriakan Kevin yang begitu keras, membangunkan Sumelika dan kawan-kawannya. Sumelika, Fanny dan Aisyah terbangun, mereka bertiga begegas ke kamar Gayatri untuk memeriksa keadaan Kevin."Astaghfirullahaladzim!" alangkah kagetnya mereka bertiga ketika melihat Kevin mengacak-acak kamae Gayatri untuk mencari Gayatri.Kevin me
Sumelika dan kawan-kawannya mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada Ratu Peri Alice dan semua peri yang sudah memberikannya alat teleportasi waktu. Sumelika mungkin akan pulang saat itu juga ke Desa Tengkorak untuk menyelesaikan misi terakhirnya yang merupakan inti dari perjalanannya ke masa lampau."Ini terlalu cepat, apa kalian tidak mau lihat-lihat alam peri dulu untuk melepas ketegangan sejenak? Aku harap kalian bisa menerima undanganku ini," tawa Ratu Peri Alice."Maaf, Ratu. Kami harus cepat-cepat ke Desa Tengkorak untuk menyelesaikan misi kami yang terakhir mungkin kami akan datang kemari lagi setelah kami menyelesaikan misi terakhir kami untuk menghentikan kutukan manusia serigala kepada leluhur kami yang masih hidup sekarang." Sumelika menolak tawaran Ratu Peri Alice dengan sopan."Baiklah kalau begitu, semoga misi kalian semua selesai dan kalian bisa memenangkannya. Kalau ada apa-apa hubungi aku lewat Peri Chahat yang ada di Curug Bubble Ice