Share

Bab 33

Penulis: Ricny
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Iya Ibu tenang aja, karena Mas Fras tetap akan kembali sama kita. Dan dia pasti akan menceraikan Non Laura."

Mbah Asti terperangah, "jangan, Nak. Jangan. Kasihan."

Dewi berdecak, "Ibu ini gimana sih? Kok malah kasihan sama orang lain. Dewi sendiri, gimana? Kalau misal Fras tetep di sini, itu artinya Dewi yang harus ikhlasin dia gitu? Enak aja! Terus ngapain Dewi jauh-jauh ke Jakarta?"

"Ya tapi kamu juga gak bisa seenaknya begini Dewi. Walau bagaimanapun Fras udah jadi suami orang."

Dewi mulai geram. Dia bangkit dari kasur, "ya terus Dewi harus gimana, Bu? Masa Dewi harus pulang sambil gigit jari. Dewi 'kan ke sini emang niat buat cari Mas Fras. Sekarang udah ketemu eeeh malah Ibu suruh jangan bawa. Gimana sih?"

"Ya tapi 'kan Ibu mana tahu kalau kebetulan seperti ini bakal terjadi. Andai Ibu tahu Fras udah menikah lagi dengan anak majikan Ibu, Ibu jelas gak akan suruh kamu ke Jakarta nyariin dia."

"Ah terserah Ibu ajalah. Yang jelas Dewi akan tetep ambil hak Dewi lagi," tegasnya seray
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 34

    Setelah sedikit baikan. Laura menggendong Zehra turun ke bawah. Buru-buru dia berjalan menuju kamar Dewi. Sementara gadis kecil yang digendongnya hanya diam menatapi wajah Laura yang berderai air mata. Dan sesekali tangan mungil itu juga mengusap air matanya dengan tanpa bertanya apa-apa."Kamu harus pulang sekarang sebelum masalah ini melebar Dewi! Dan ingat, Non Laura gak boleh sampai tahu apa yang sebenarnya terjadi."Langkah Laura lagi-lagi mati saat tak sengaja ia mendengar suara Mbah Asti dan Dewi sedang mengobrol dengan intonasi tinggi."Pokoknya Dewi gak mau pulang, Bu. Tolonglah Bu, jangan maksa. Dewi mau di sini sampai semua masalah ini kelar, karena Dewi harus memastikan Fras benar-benar menceraikan Non Laura." Teg!Lagi-lagi Laura mendengar ucapan yang membuat hatinya seperti ditebas pedang.Apa lagi ini Tuhan? Jadi mereka juga sudah tahu semuanya?Laura menurunkan Zehra dari gendongannya. Lalu terkulai lemas di dekat pintu. Sungguh apa yang dilihat dan didengarnya kali i

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 35

    Fras teriak dengan tubuh gemetar. Sejurus dengan itu Laura tertawa kencang."Hahahaha. Kenapa kamu, Mas? Kamu takut?" sinisnya seraya berjalan ke arah meja makan lalu menaruh pisau itu di samping tangannya.Fras menganga bingung. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya sambil terus mengatur napasnya yang tadi berantakan."Aku tidak percaya kamu sepayah itu. Harusnya sebelum kamu main api, kamu harus tahu dulu bagaimana rasanya terbakar," sinis Laura lagi."Laura, apa-apaan ini? Bercandamu gak lucu sama sekali. Jantungku hampir saj-""Jantungmu akan benar-benar aku tebas jika kamu berani bertingkah macam-macam, Mas," potong Laura dengan tatapan nyalang.Fras yang masih lemas bersender pada meja bar. Sementara Laura dengan santainya mulai melahap potongan apel.Fras yang menyadari Laura sedang tidak baik-baik saja memilih pergi ke arah tangga. Fras pikir menjauh dari istrinya akan jauh lebih baik. Tapi baru saja Fras melangkah, Laura sudah kembali bicara."Jangan bersikap sok pintar kamu, M

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 36

    Fras hanya mengedip sambil sesekali melirik ke arah Laura yang sejak tadi membuang muka darinya.Pikiran Fras sekarang sedang kacau dan bingung. Kemarin Dewi meminta Fras kembali padanya agar mereka bisa mengurus Zehra sama-sama. Dan sekarang malah Zehra sendiri yang meminta agar pria itu tidak berpisah dengan Laura. Sungguh semua itu benar-benar membuat Fras bingung."Papa, Tate?" Zehra bicara lagi.Fras mengerjap, "oh ya Sayang, ya janji, Papa janji akan ikutin apapun mau Zehra dan mau Tante Laura," ucap Fras sekenanya.Zehra senyum."Oh ya Papa mau ke toilet bentar ya."Gegas Fras bangkit, dia memang belum membersihkan diri sejak tadi. Sementara itu Laura menepuk-nepuk Zehra supaya gadis itu tidur.Tring!Di toilet, ponsel Fras bunyi. Fras lihat, sebuah pesan masuk dari mertuanya.[Sayang ... tadi kok langsung pulang? Mami sampe nyariin loh. Kiss] Kening Fras mengerut. Cepat ia melakukan panggilan telepon."Hallo, Mi? Mami salah kirim apa gimana ya?""Oh ya? Ya ampuuun maaf salah

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 37

    [Mas, kamu mau ke sini 'kan? Ada yang mau Adek bicarain.]Fras melirik ke arah Laura sebentar sebelum ia membalas pesan itu. Laura membuang muka. Ia bersikap tak peduli.Akhirnya cepat Fras balas pesan itu.[Ya Dek, kalau gak ada urusan mendadak Mas ke sana dulu. Ada apa emangnya? Tumben.][Adek mau minta dicariin rumah kontrakan Mas, buat Ibu. Khasihan Ibu ngerasa gak enak kalau numpang terus di rumah Nyonya Trissy.][Oh ya ya nanti kita bicarakan itu setelah Mas ke sana ya.]Fras kembali menutup ponselnya."Sayang, Cela sekolahnya diantar Pak Iglo aja gak apa-apa ya?" ucap Laura pada Zehra.Gadis kecil itu mengangguk dan gegas berlari ke luar setelah mencium punggung tangan Fras dan Laura.Sementara Fras juga buru bangkit. Ia berniat akan mampir sebentar ke rumah mertuanya untuk bertemu Dewi.Pun dengan Laura yang tiba-tiba punya keinginan mengikuti Fras. Wanita itu bangkit membawa mobilnya dan mengikuti mobil Fras di belakang."Aku yakin dia akan pergi ke rumah Mami. Lihat saja, a

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 38

    "Mamiii!" Laura berhambur memeluk Nyonya Trissy di taman. "Heii Lau, kamu ada di sini? Kapan datang? Dan ... ini ada apa? Kenapa kamu nangis begini, Sayang?" cecar Nyonya Trissy cemas.Laura tak menjawab. Mulutnya begitu kelu untuk bicara dan mengatakan segalanya."Ayo, tenangkan diri dulu, kita ke dalam," kata Nyonya Trissy lagi. Gegas wanita itu membawa putrinya masuk. Di dalam mereka melihat Fras yang sedang berusaha mengejar Laura tapi ditahan sekuatnya oleh Dewi."Sudah biaran saja, Mas. Emang ini yang kita mau 'kan?!" teriak Dewi.Laura membuang muka lalu gegas menaiki anak tangga. Pun dengan Nyonya Trissy yang kembali naik pitam pada menantunya. Wanita paruh baya itu bahkan sampai bersumpah akan membalas apapun yang diperbuat Fras pada putrinya. Awas kamu Fras! Kamu sudah berani menyakiti putriku, itu artinya kamu sudah siap dengan resikonya. Kelakarnya dalam hati. "Sebenarnya ini ada apa? Kamu sama Fras bertengkar?" tanya Nyonya Trissy sesaat setelah tangisan Laura sedikit

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 39

    "Kata Pak Aagha kita mau ditlaktil matan ayam metdi," ucap Zehra polos. Sementara Aagha menepuk jidatnya."Apa? Makan ayam MCD? Cela mau makan ayam MCD? Ayo," balas Laura."Enda. Pak Aagha yang mau kacih, tadi cudah janji."Aagha menelan saliva. Wadooh gawaat gawaat, mana harus bawa emaknya pula hadooh.Laura menoleh ke arah Aagha, cepat pria itu merespon."Anu itu, Bu ... emm kalau enggak keberatan apa bisa kita beli ayam MCD dulu? Tadi saya sudah janji sama Cela," ucapnya sambil cengengesan.--Di kantor. Fras sedang termenung sambil menyangga keningnya. Pikirannya berat, kacau dan buntu. Buntu sampai ia bingung harus berbuat apa lagi. Mendadak ia juga merasa menyesal telah melakukan kesalahan yang begitu besar. Dia menyesal telah menyembunyikan statusnya dari Nyonya Trissy dan Laura."Kenapa dulu kamu gak jujur aja sih Fraaas? Istri dan mertuamu itu orang-orang baik, mereka pasti ngerti," rutuknya sendiri.Tok! Tok! Tok!Fras mengerjap saat pintu ruangannya diketuk."Ya, masuk.""

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 40

    Selesai bertemu klien, Fras memutuskan langsung pulang ke rumah Laura. Tak bisa dipungkiri, bayangan Laura sedang bersama Aagha tadi saat di tempat makan membuat Fras tak tenang. "Guru olahraga berani-beraninya mengajak anak dan istriku makan, dia pikir dia siapa? Motor saja butut," gerutu Fras sambil menyetir. Perasaannya benar-benar tak karuan karena tengah dibakar api cemburu. Titt!Mobilnya sampai di halaman rumah. Fras gegas turun, tapi langkahnya mendadak mati saat ia melihat sebuah motor juga datang memasuki halaman rumahnya."Laura? Dia laki-laki itu lagi?" gumamnya. Mata Fras melotot mengikuti pergerakan motor itu."Hati-hati, Bu." Aagha membantu Laura turun dari motornya. Cepat Fras mendekat."Sayang, ini kamu kenapa?" Laura tak menjawab. Ia memilih berpaling wajah dan menoleh ke arah Aagha."Pak, makasih ya sudah antar saya.""Sama-sama Bu, mari saya duluan.""Enggak mampir dulu sebentar?""Enggak Bu, makasih."Aagha kembali menyalakan motornya dan gegas pergi dari rumah

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 41

    Esok hari.Pagi-pagi Dewi sudah membawa gayung dan memercikan air pada wajah Zehra. Gadis kecil itu terperanjat karena tahu Dewi pasti akan marah-marah lagi sebab ia tidak bangun pagi-pagi.Kebiasaan bangun tidur jam 6 pagi di rumah Laura membuat Zehra tertidur dengan pulas. Ia lupa kalau hari ini ia tidur bersama Dewi dan harus bangun pagi-pagi seperti yang biasa ia lakukan sebelumnya."Bangun kau anak pembawa sial! Anak gak tahu diri! Aku 'kan udah bilang, pagi-pagi itu harus bangun terus langsung gosok kamar mandi!" sentak Dewi."Iya Maah, iya maafin Cela."Gadis kecil itu gegas pergi ke kamar mandi untuk melakukan apa yang Dewi suruh. Dia menggosok kamar mandi dengan tangan kecilnya, bahkan saat nyawanya belum pulih secara penuh."Gosok yang bener! Dan harus udah selesai sebelum semua orang bangun terutama Mbahmu! Bisa kena omel aku sama dia kalau tahu kamu lagi gosok kamar mandi."Zehra mengangguk. Sementara matanya tiba-tiba mengembun. Gadis kecil itu ingin sekali menangis tapi

Bab terbaru

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 106

    Fras mengangguk. Dia agak merasa heran dengan pertanyaan Nyonya Nagita yang mendadak seperti memperdulikan Dewi."Ya Tuhan Fras bisa-bisanya kamu nyuruh Dewi pulang sendirian. Kasihan dia, ini udah malem. Kalau terjadi apa-apa sama dia gimana?"Fras terbelalak. Antara haru dan tak percaya matanya sampai berkaca-kaca."Sana pergi, antarkan dia pulang," titah Nyonya Nagita.Fras mengerjap dan refleks bangkit mengejar Dewi keluar. Tapi sayang rupanya Dewi sudah pergi naik angkot."Ah udah gak ada pula," dengus Fras.Dia pun terpaksa kembali ke ruangannya Nyonya Nagita."Loh kamu kok balik lagi aja?""Dewi udah pergi, Ma. Dia udah naik angkot kayaknya.""Yaah telat kamu Fras."***Seminggu kemudian. Di hari minggu. Zehra dan Dewi kebetulan sedang libur jadi mereka semua sedang ada di rumah.Tok tok tok."Ceel, bisa tolong bukain pintu? Mama lagi nyapu Sayaang!" teriak Dewi."Ote, Mamah."Zehra gegas berhambur ke depan.Kreet."Papaaa. Opaaa." Gadis kecil itu tersenyum lebar dan langsung b

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 105

    Nyonya Nagita lalu bangkit. Perutnya terasa lapar. Dia baru ingat dari pagi dia belum makan apa-apa. "Ah meningan aku nyari makan ke jalan raya," katanya.Nyonya Nagita jalan tergesa ke jalan raya. Dan saking tergesanya dia sampai tak memperhatikan lalu lalamg mobil yang sedang ramai hingga akhirnya ia terserempet mobil.Bughh. Gedebussh."Aaaa!"Dalam sekali hantaman Nyonya Nagita langsung tak sadarkan diri. Kepalanya terbentur ke bahu jalan sampai keningnya sobek dan mengeluarkan darah yang tak sedikit.Sontak saja semua orang yang ada di sekitar sana langsung berlari mengerubungi Nyonya Nagita."Eh ada kecelakaan ada kecelakaan.""Ada apa itu Dew?" Koh Liem yang melihat orang-orang berlarian depan tokonya ikutan panik."Gak tahu Koh, mungkin ada kecelakaan. Coba Dewi lihat dulu boleh gak Koh?""Ya udah sana sana."Karena penasaran, Dewi gegas lari ke arah orang-orang yang sedang berkerubung."Bawa aja bawa ke rumah sakit.""Tapi siapa yang bakal tanggung jawab? Mana gak ada yang k

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 104

    "Ya sudah Pak, boleh. Saya izinkan Bapak menjemput Zehra pulang sekolah tapi itu pun kalau gak merepotkan Bapak.""Terimakasih Dew." Pak Indra mengecup pucuk kepala Zehra.Gadis kecil itu hanya tersenyum membalasnya.***Esok harinya Pak Indra benar-benar menjemput Zehra. Pria itu merasa sangat bahagia sebab impian di masa tuanya terkabul bahkan lebih cepat dari dugaannya. Sepulang menjemput Zehra, Pak Indra juga menyempatkan diri bermain dengan cucu satu-satunya itu sampai lewat tengah hari. Pria itu benar-benar menikmati hidupnya bersama Zehra.Walau sekarang hidupnya kekurangan bahkan cenderung miskin, ia sudah tak peduli lagi. Baginya yang terpenting sekarang adalah dia selalu melihat dan bertemu Zehra setiap hari.Sebab hal itu adalah kebahagiaan yang tak bisa ia dapatkan dari manapun. "Cel ... Opa pulang dulu ya, Cela istirahat 'kan capek main terus dari tadi.""Iya, Opa. Tapi eman Cela tak boyeh itut Opa puyang te lumah Opa?""Nanti ya Nak, sekarang belum saatnya. Nanti kalau

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 103

    Zehra mengangguk polos."Terus selain ngasih permen Opa Indra ngapain lagi? Dia pasti marahin Mama sama Opa ya?" tanya Fras lagi. Perasaannya mendadak cemas karena kedatangan papanya ke kontrakan Dewi."Eendaa. Opa Indla baik, Opa Indla tak malahin Mamah cama Mbah, Opa cuma main cama Cela," jawab gadis kecil itu apa adanya.Kening Fras mengerut. Ia masih tak percaya. Karena penasaran pria itu pun gegas ke dalam menemui Dewi."Dek, apa bener tadi Papa ke sini?""Iya, Mas.""Mau apa dia? Pasti Papa mau jahatin kamu ya?" tembak Fras.Dewi menggeleng cepat. "enggak Mas, Papamu gak jahatin aku. Beliau ke sini justru mau minta maaf soal kejadian kemarin sore karena aku dimarahin sana mama kamu. Oh ya, papa kamu juga main sama Zehra sampai siang. Aku gak nyangka Mas, ternyata beliau sesayang itu sama Zehra. Papamu mau nerima Zehra sebagai cucunya," jawab Dewi panjang lebar.Fras mengembuskan napas lega."Oh ya? Mas sampe gak percaya, kok bisa tiba-tiba Papa jadi baik sama kamu dan Zehra? Buk

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 102

    "P-pagi." Dewi langsung gugup. Perasaannya berubah tak karuan."Boleh saya masuk?" Pak Indra tersenyum ramah."Oh ya, ya silakan, Pak," katanya.Pak Indrapun gegas masuk dan duduk di kursi sederhana yang ada di kontrakan Dewi."Ad-da apa ya, Pak?" Dewi makin gugup.Pak Indra mengulum senyuman lebar."Oh iya. Begini. Sebetulnya saya datang ke sini karena saya mau minta maaf sama kamu atas perlakuan istri saya kemarin sore," jawabnya.Dewi menunduk, "gak apa-apa Pak, gak usah dipikirin saya makum kok."Mbah Asti keluar dari dapur."Ada siapa Dew?" tanyanya. Dan keningnya langsung mengerut saat wanita tua itu melihat pria paruh baya tengah duduk bersama putrinya.Sementara Pak Indra menggangguk sopan pada Mbah Asti, "selamat pagi, Bu.""Ya selamat pagi. Maaf Anda siapa ya?" tanya Mbah Asti.Dewi menoleh, "Ibu ini ... ini Papanya Mas Fras," ucapnya.Sama halnya dengan Dewi tadi, perasaan Mbah Asti juga mendadak tak karuan saat tahu yang datang adalah papanya Fras.Mau apa dia datang ke si

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 101

    "Mas cuma pengen tahu, Dek. Kalau Adek cinta sama Mas, harusnya Adek itu enggak perlu ragu, malu ataupun nolak rencana pernikahan kita."Dewi menarik napas berat, "aku itu bukan ragu, malu ataupun nolak Mas, aku cuma lagi berusaha berdamai aja sama keadaan aku yang baru. Pernikahan itu bukan cuma menyatukan dua insan Mas, kita gak bisa memaksakan kehendak kita sementara orang-orang di sekitar kita kita abaikan begitu aja. Lebih-lebih orang tua kamu. Aku tahu cara mereka mungkin salah, tapi usaha mereka untuk memisahkan kita itu adalah bukti rasa sayang mereka sama kamu Mas, mereka itu gak mau kamu sampai salah langkah dan menikahi orang yang gak tepat," ujar wanita itu panjang lebar.Fras bergeming dengan napas kasar. Kadang ia juga tak percaya wanita di hadapannya itu sekarang sudah berubah banyak sekali. Lebih bijak, lebih dewasa dan lebih pendiam tentunya."Yuk sayang buruan makannya, kita harus pulang, takut Mbah nungguin," ucap Dewi lagi pada Zehra."Ote, Mamah."Selesai makan da

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 100

    Laura dan Aagha yang tak menyangka akan bertemu dengan Zehra di tempat makan itu langsung salah tingkah. "Pak Gulu ciniii," panggil Zehra lagi.Aagha cengar-cengir dan gegas menghampiri meja Zehra. Laura juga mengekor di belakangnya."Eh Cela kok ada di sini?" tanya Aagha."Iya Pak Gulu, Cela ladi mam cama Papa dan Mama Dewi. Pak Gulu cama Mama Laula mau mam juga?""Hehe iya.""Cini duduk baleng Cela." Gadis kecil itu menepuk kursi di sampingnya."Eh gak usah. Pak Guru sama Mama Laura duduk di sana aja, kalau di sini nanti kami malah ganggu," tolak Aagha.Zehra menggeleng, "endaa. Enda dandu kok, iya tan, Pa?"Fras yang sedang berpura-pura fokus makan refleks megangguk, "ah ya silakan, silakan duduk aja bareng kami," ucap dia sekenanya."Gak usah. Pak kita duduk di sana aja," tolak Laura seraya menunjuk ke meja yang ada di pojok. "Oh oke. Gadis cantik Pak Guru sama Mama Laura makan di sana ya."Zehrapun mengangguk.Baru saja Laura dan Aagha akan beranjak ke meja itu, beberapa oran

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 99

    "Gak apa-apa, gak usah dipikirin."Dewi diam meski perasaannya mulai diterpa gundah. Orang tua Mas Fras jelas menolakku, dia gak akan menerima aku sebagai menantunya. Terus aku harus gimana? Ujarnya sepanjang jalan."Gimana gimana tadi? Apa calon mertuamu mau nerima kamu, Nak?" tanya Mbah Asti saat mereka sampai.Dewi menggeleng lesu. Raut wajah Mbah Asti yang tadi sangat bersemangat mendadak ikut lesu."Tadi Mamah dimalah-malahin cama Oma, Mbah," ucap Zehra dengan polosnya.Mbah Asti menarik napas berat. Ketakutannya benar-benar jadi kenyataan.Kasihan Dewi. Padahal dia udah berusaha jadi wanita yang lebih baik lagi. Sebelum berangkat dia juga gak henti-hentinya berdo'a tapi dia malah harus menerima kenyataan pahit ini. Ya Tuhan, semoga Dewi gak sampai putus asa lagi."Gak apa-apa Dek, gak usah dipikirin, mereka cuma masih kaget aja karena Mas tiba-tiba datang ngenalin kamu, harusnya Mas emang bilang dulu sama mereka," ujar Fras. Mengelus pundak Dewi."Gak apa-apa Mas, bukan salah k

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 98

    Sore harinya setelah Fras pulang kerja. Fras benar-benar mengajak Dewi dan Zehra bertemu dengan kedua orang tuanya."Pa, kita mau temana?""Kita mau ketemu sama Oma, Sayang.""Oma? Omana Cela?""Iya Omanya Cela, Papa sama Mamanya Papa." Fras menunjuk dadanya memberi Zehra penjelasan."Ooh aciiik," sorak gadis kecil itu polos."Ini, bawa makanan ini buat mereka Fras." Mbah Asti memberikan kue Adas yang tadi dibuatnya bersama Dewi."Iya Bu, makasih ya. Kalian siap?" Fras bertanya pada Zehra dan Dewi yang terlihat masih ragu-ragu itu."Ciaaap." Zehra bersemangat."Dek?"Dewi terdiam lesu."Loh Nak, kok malah lesu? Ayo sana, temui calon mertuamu," kata Mbah Asti pada putrinya."Dewi kayaknya masih belum siap deh Bu, Mas."Mbah Asti mengembuskan napas kasar, "iya tapi mau sampe kapan toh? Sudah sana pergi, mumpung mereka juga ada di sini 'kan?" Dewi pun akhirnya mengangguk lalu gegas pergi bersama Fras dan Zehra."Mas, aku ragu, meningan jangan sekarang deh ya." Dewi menghentikan langkah

DMCA.com Protection Status