Beranda / Pernikahan / Anak Untuk Suamiku / Jangan Pisahkan Seorang Ibu Dari Anaknya

Share

Jangan Pisahkan Seorang Ibu Dari Anaknya

Penulis: Cristi Rottie
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-02 01:05:32

“Semalam aku hanya menemani dia tidur, tidak lebih dari itu. Aku juga terpaksa menuruti permintaannya hanya karena mengingat anakku di dalam rahimnya. Dia sedang sakit, Selin, aku hanya mengkhawatirkan calon anakku.”

Jeceline masih terdiam, tenggelam dalam sorotan manik hitam Kevin, mendengar serta memahami bagaimana perasaan Kevin jika mereka bertukar posisi. Namun hati Jeceline sudah terlanjur kecewa, bagaimana bisa seorang anak yang belum terlahir menggantikan posisinya secepat itu.

Jika nanti anak itu terlahir, suasana dalam kehidupan rumah tangga mereka sudah tak sama lagi karena anak itu adalah bukti pengkhianatan Kevin yang akan hidup bersama dengannya. Bahkan mungkin nanti akan merampas hak anak pertama dalam kehidupan mereka berdua.

Jeceline menghela napas panjang begitu mengingat acara pembukaan yayasan panti asuhan. Di sana banyak sekali anak-anak yang datang dengan nasib berbeda-beda, dibuang di depan pintu yayasan, diterlantarkan di jalanan, dan ada yang s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Anak Untuk Suamiku   Syarat Mendapatkan Kesempatan Kedua

    “Selama tujuh tahun ini, aku selalu mempercayaimu, memahami kesibukkanmu di luar sana meski sebenarnya aku sangat membutuhkan waktu berduaan yang lama bersamamu tanpa halangan panggilan tugasmu itu!” Jeceline mengungkapkan semua beban yang selama ini disimpannya karena tak mau Kevin terbeban. Namun sekarang, setelah mendapatkan luka teramat dalam, simpul itu telah terlepas sendiri. Kevin terbungkam, memilih tidak menyela saat Jeceline mengeluarkan semua bebannya selama tujuh tahun ini. Tanpa sadar kelopak mata Kevin mulai berkaca-kaca memperhatikan sorot mata Jeceline, seolah merasakan apa yang dirasakan istrinya itu. Sementara Jeceline masih terus mengungkapkan semua keluh kesah yang dia pendam sendiri. Dalam hatinya ada rasa lega meski telah bercampur dengan kepedihan. Bening di mata sudah tak bisa tertahankan sejak tadi, mengalir begitu saja setiap kali berucap. Saat semua telah berhasil dikeluarkan, dia terdiam. Suasana menjadi hening sebab Kevin tidak merespon. Je

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-02
  • Anak Untuk Suamiku   Kejutan Di Tengah Kegugupan

    Perlahan lengkungan di sudut bibir Kevin mendatar. Semangat yang ditunjukan juga menghilang begitu mendengar permintaan Jeceline. “Sa-sayang, aku....” Perkataan Kevin terhenti begitu melihat sorot mata tegas Jeceline yang mengisyaratkan tak ada negosiasi dari syarat yang diajukan. Dia terdiam sejenak, lalu menghela napas panjang, “itu tidak mungkin! Bagaimana bisa anakku sendiri dilupakan? Aku bukan Ayah kejam yang menelantarkan anaknya!” “Aku hanya memintamu melupakannya,” balas Jeceline kesal, “kau bisa menyuruh Julius mengatur semua keperluan anak itu sampai dia besar tanpa berhubungan langsung denganmu!” “Baik!” Jeceline tercengang, “kau serius?” Lengkungan di sudut bibir perlahan muncul kembali saat melihat anggukkan kepala kesungguhan dari Kevin. “Aku akan meminta Julius mengaturnya.”*** Dua minggu telah berlalu dan Kevin benar-benar menepati janjinya. Meski beberapa kali kedapatan Hillary menghubungi Kevin, tapi dia hanya mengabaikan bahkan memblok

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-04
  • Anak Untuk Suamiku   Seseorang Yang Menanti Di Depan Gerbang

    “Selamat untuk Pak Kevin!” Jeceline mengangguk dalam senyuman, merespon ucapan wanita yang duduk di sampingnya. Dia turut bahagia akan terpilihnya Kevin menjadi calon yang akan mewakili partai untuk maju dalam satu pemilihan kepala daerah tingkat kabupaten. Melihat Kevin berdiri di depan sana, ada kebanggaan tersendiri baginya. Namun bangga saja tak akan cukup untuk mendampingi Kevin mencapai satu tujuan itu, sebab yang menanti di depan ada begitu banyak tantangan dalam satu kompetisi. Setelah acara pertemuan itu berakhir, Kevin meminta Julius mengantarkan mereka ke apartemen sebab dia sudah sangat lelah dan jarak untuk ke rumah lebih jauh. Sejak tadi Jeceline belum mengangkat pembicaraan mengenai terpilihnya Kevin menjadi calon yang mewakili partai dalam pemilihan kepala daerah nanti, bahkan ucapan selamat saja belum sempat terucapkan. “Selamat untukmu, Kevin. Selamat berjuang.” Akhirnya Jeceline mengungkapkan kata hatinya yang sejak tadi tertunda. “Hmph!”

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-05
  • Anak Untuk Suamiku   Munculnya Hillary

    KLEEK! Kevin menarik kembali tangannya yang saat itu baru menekan salah satu tombol di sisi pintu mobil, “biarkan dia duduk di sampingmu, Julius.” Begitu Julius menghentikan mobil, Hillary mendekat. Mencoba membuka pintu di sisi Kevin, tapi sayangnya sudah terkunci dari dalam. Hal ini akhirnya membuat Julius menurunkan kaca mobil yang berada di sisi berbeda lalu meminta Jeceline duduk di depan, tepatnya di samping dia. Hillary memasang wajah kecut begitu dia membungkuk saat hendak masuk ke dalam mobil, pandangan matanya tertuju ke arah Jeceline setelah beberapa detik memandang Kevin. “Nona Hill, silakan duduk,” sela Julius merasa tak nyaman akan ekspresi dari kedua wanita itu ketika saling memandang. Hillary mengangguk, menuruti perintah Julius. Mobil masuk melewati gerbang. Meski halaman rumah tidak terlalu luas, tapi jika harus berjalan kaki membutuhkan berapa puluh langkah ke depan. Seperti biasanya, setiap kali akan keluar mobil, Kevin selalu membukaka

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-06
  • Anak Untuk Suamiku   Balasan Terbaik Untuk Pelakor

    “Benar sekali! Aku juga akan mempertahankan suamiku agar tidak direbut oleh wanita lain. Akan aku lakukan apa pun asalkan dia masih mencintaiku,” balas Jeceline menjawab pertanyaan Hillary padanya. “Heh!” Hillary mendengus kesal, membuang pandangannya ke arah Kevin yang sejak tadi duduk diam di samping Jeceline. Kalau sudah seperti ini, Hillary hanya bisa memasang wajah memelasnya agar Kevin luluh dan membantu dia berbicara, “Kevin, apa kau sama sekali tidak menginginkan anakmu? Bicaralah Kev! Kau boleh mengabaikanku tapi tak boleh mengabaikan anakmu yang tak bersalah.” Kevin yang sejak tadi masih terdiam akhirnya merespon dengan mengembuskan napas berat, “Hill, aku tidak mengabaikan anakku. Semua kebutuhanmu dan kebutuhannya sudah kuminta Julius untuk mengurusnya. Kau jangan khawatir, kehidupan kalian berdua akan terjamin, terlebih khusus kehidupan anakku tidak akan pernah kekurangan apa pun.” “Bagaimana denganku? Kau akan mencampakkan aku setelah berhasil merebut ana

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-09
  • Anak Untuk Suamiku   Kelemahan Hillary

    Sontak Jeceline memaku. Sangat khawatir dengan ancaman Hillary. Jika sampai skandal ini tersebar keluar maka tentu akan mempengaruhi posisi Kevin di dunia politik. Apalagi sekarang dengan statusnya di dalam partai sedang berada di puncak, akan sangat berbahaya. Bukan hanya nama baik, tapi karier Kevin akan hancur, dan tentu saja keluarga mereka yang menjadi panutan bagi banyak orang pasti tercemar. Impian Kevin pasti hancur, terlebih ada rasa malu teramat besar meliputi perasaannya. Perlahan Jeceline menoleh ke samping, melihat Kevin yang masih diam menatap Hillary yang berdiri di depan. Kebingungan dan sorot penuh tanya jelas terlihat di wajahnya. Bahkan dalam batin pun dia berucap, “cepat halangi dia Kev, aku tak mau dia merusak semua yang telah aku perjuangkan. Jangan diam saja. Lakukan sesuatu!” Suasana menegangkan ini membuat Hillary tersenyum sinis. Sorot mata itu begitu angkuh, menunjukkan betapa bangganya dia telah memenangkan perdebatan yang sejak tadi belum mend

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-10
  • Anak Untuk Suamiku   Surat Perjanjian Dan Ibunya Hillary

    Garis kening Hillary mengerut, bersamaan dengan itu gelengan kepala dan senyum paksa terlukis di wajahnya, “masa depan apa lagi yang aku punya!? Sebagai wanita, bagaimana kau bisa bicara seperti ini terhadapku, Selin? Apa kau bisa terima jika berada di posisiku!” “Justru aku yang seharusnya menanyakanmu, sebagai seorang wanita, bagaimana bisa kau menghancurkan kebahagiaan wanita lain?! Penderitaan yang kau alami ini karena ulahmu sendiri! Sedangkan aku ... aku adalah yang paling menderita karena dikhianati! Jika aku berada di posisimu, aku tak akan pernah bermain-main dengan api, Hillary!” “Cukup!” sela Kevin menengahi argumen dua wanita yang saling berbalas-balasan. Kevin melirik Julius, memberikan isyarat yang membuat Julius dengan cepat menyodorkan map berwarna coklat ke depan Hillary. Suasana menjadi hening. Tatapan mata sembab Hillary tertuju pada map coklat yang disodorkan Julius ke arahnya. Dia memaku sejenak, lalu melemparkan pandangan penuh tanya tepat ke waja

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-14
  • Anak Untuk Suamiku   Salah Paham

    “Ibu? Kenapa Ibu tak mengabariku kalau mau datang?” Kevin berdiri dari kursi, menghampiri Leanora dan membawanya duduk di sofa yang berhadapan dengan Jeceline. “Seharusnya kau yang mengabariku tentang semua yang terjadi di sini. Kenapa kalian harus menyembunyikan hal baik seperti ini dariku?”DEG.... Jantung Jeceline terpukul kuat. Dia dan Kevin bahkan saling memandang dalam diam. Bagaimana bisa Leanora mengetahui masalah Hillary? Apa selama ini ibu mertuanya selalu mengawasi keluarga mereka berdua? “Kenapa kalian diam? Apa karena masalah ini kalian berdua berdebat?” lagi tanya Leanora begitu melihat kedua orang yang saling memandang dalam diam seperti sedang menyembunyikan sesuatu darinya. “Selin, apa kau tidak ingin Kevin bahagia? Seharusnya kau sebagai istrinya turut merasakan kebahagiaan ini dan mendukungnya, bukan?” Napas Jeceline terhenti beberapa detik. Ada cengkeraman kuat di jantungnya begitu mengetahui kalau dugaan itu benar. Bening mulai muncul dan t

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15

Bab terbaru

  • Anak Untuk Suamiku   Kenangan Masa Lalu

    Tangan Jeceline bergetar.Sayang sekali semua adegan itu hanya dalam pikiran. Hatinya tak cukup kuat untuk bertindak jahat.Selang beberapa jam bel rumah berbunyi.Ting!Tong!Bunyi bel yang tak berhenti membangunkan Jeceline yang saat itu tengah tertidur.Tak mau Hillary mendahuluinya membukakan pintu, ia pun bergegas keluar dari kamar.Klek!“Paket Makanannya, Bu.”Jeceline menatap bingung ke arah tas belanjaan yang dijinjing lelaki pengantar pesanan.“Maaf, Pak. Tapi aku tidak memesan apapun.”Lelaki yang berdiri di depan Jeceline kembali lagi mengecek nama pengirim di ponselnya lalu menunjukkan riwayat pemesanan.Jeceline akhirnya sadar. Ia menerima pesanan dan membayarnya.“Apa itu pesananku?”Baru saja berbalik, Hillary telah berdiri di depannya.“Kau membeli sebanyak ini, apa bisa dihabiskan?”Hillary tersenyum menantang sambil mengelus perutnya, “ini bukan keinginanku. Aku juga tak mengerti dengan perasaan ini.”“Aku harap, Bu Selin bisa memakluminya,” tambahnya lagi lalu mera

  • Anak Untuk Suamiku   Seatap Dengan Hillary

    Rasanya seperti mimpi buruk yang berulang kali muncul dalam alam bawah sadar, seolah tak ingin membuatnya tersadar. Begitu masuk ke dalam rumah, bayangan seseorang yang dia kenali duduk bersandar di sofa tepat di ruang tamu. Rasa lelah bercampur dengan kekesalan mendesak langkah kaki Serafhine menuju ke ruang tamu. “Bagaimana kau bisa masuk?” Pertanyaan Jeceline tersela oleh suara yang sangat dikenali. Sontak dia menengok ke samping tepat dimana suara itu berasal. “Selin, kau sudah pulang? Maaf karena panik aku lupa memberitahukan hal ini padamu.” Lupa? Bagaimana mungkin hal sebesar ini bisa dilupakan. Pikiran Jeceline mulai mengada-ada dengan alasan yang kurang tepat dari Kevin. Bahkan ketika hendak berucap, kesabaran Jeceline diuji lagi sebab Kevin berjalan melewatinya dan justru memilih duduk di samping Hillary sambil memberikan segelas air minum. Berharap pemandangan yang ada di depan hanya mimpi. Kevin tidak mungkin

  • Anak Untuk Suamiku   Rusaknya Suasana

    Bentakkan Leonora membuat semua terdiam. Kedua telapak tangannya yang masih menempel di meja kaca dikepalkan kuat bersamaan dengan tatapan kesal ke arah Bryan. “Lelaki tertua? Kau lupa perbuatan apa yang kau lakukan hingga membuat keluarga kita hancur!? Perlu aku mengingatkanmu lagi?!” Kedua lelaki yang tadinya begitu percaya diri kini memasang ekspresi berbeda. Bryan memilih diam dan pergi dari sana, sedangkan Kevin yang berusaha untuk menenangkan diri justru tak tahan dengan perkataan yang mengingatkan kembali tragedi yang terjadi pada ayahnya hingga dia terpaksa pergi meninggalkan Jeceline dan Leonora. Suasana makan malam yang dikira akan penuh dengan kehangatan, ternyata hanya membangkitkan dendam membara di masa lalu. Ditatapnya manik hitam milik dari wanita yang dikenal tegas dan tak pernah menunjukkan kelemahan. Kecanggungan Jeceline berubah saat melihat sepasang mata Leonora memerah. Meski sengaja disembunyikan, tapi sebagai seoran

  • Anak Untuk Suamiku   Makan Malam Keluarga

    Bryan melerai rangkulannya lalu tertawa kecil melihat Leanora, “apa Ibu sedang mengkhawatirkanku? Terima kasih! Aku sangat terharu. Kalau aku tidak di penjara hal semenarik ini tidak akan pernah aku nikmati.” “Apa maksudmu, Bryan? Kau adalah anakku juga—” “Sayang sekali,” sela Bryan memotong perkataan Leanora, “ucapanmu ini sedikit tak masuk akal. Diakui anak olehmu setelah keluar penjara membuatku merasa berada dalam mimpi.” “Tapi tak masalah, semua itu hanya masa lalu. Sekarang adalah lembaran baru bagiku, dan bagi keluarga besar kita, bukan?” “Baik! Kalau begitu lakukan saja sesukamu,” sambung Jeceline mengakhiri topik pembicaraan, “aku dan Ibu akan menyiapkan makan malam kita. Kevin, kau juga harus beristirahat.” Jeceline melirik Kevin sebelum menarik tangan Leanora untuk pergi meninggalkan mereka berdua. “Kau lihat, sikap anak itu sama sekali tidak berubah! Dia sama sekali tidak menghormatiku dan tidak mengan

  • Anak Untuk Suamiku   Menyambut Bryan

    “Lama tak jumpa, Selin. Bagaimana kabarmu?”!!! Mata Jeceline memaku melihat seorang pria yang tak asing berdiri di depan, menghalangi jalannya. “Bryan?—” “Sudah begitu lama, aku pikir kau telah melupakanku, Selin. Tak menyangka kau mengenaliku. Apa kau tak merindukanku?” Jeceline masih terpaku. Potongan rambut dan bentuk tubuh Bryan telah banyak berubah, tapi tetap saja cara berbicara dan tindakannya tidak berubah. “Berhenti di sana!” cegat Jeceline mengarahkan telapak tangannya ke depan hingga menghentikan langkah kaki Bryan yang sebentar lagi memposisikan begitu dekat jarak mereka berdua. “Kenapa? Apa Nyonya Andriko malu karena berbicara dengan seseorang sepertiku? Apa ini alasannya kalian tak menjemput kepulanganku?” “Bukan seperti itu, Bryan. Aku tak mau menimbulkan rumor buruk jika kita berdua bertemu di tempat umum seperti ini. Kevin dan Ibu baru-baru saja ke penjara tapi kau telah keluar sebelu

  • Anak Untuk Suamiku   Pilihan Jalan Keluar

    Leanora menundukkan wajahnya, “anggap saja Ibu tak pernah mengatakan hal ini. Dan tolong jangan memberitahukan pada Kevin kalau Ibu telah mengatakannya padamu. Dia akan marah besar pada Ibu.” ?? Apa hubungannya dengan dia? Rahasia keluarga apa lagi yang tersembunyi? “Aku justru akan mencari tahu lewat Kevin jika Ibu tidak mengatakannya dengan jelas.” Sorot mata Jeceline menjadi tegas. Diamnya mengartikan penantian penjelasan dari Leanora. Beberapa detik berlalu Leanora terlihat gelisah dengan tatapan Jeceline. Baru kali ini dia bimbang untuk mengatakan sesuatu. Biasanya dia tak pernah mementingkan perasaan orang lain dengan kata-kata menusuk, tapi sekarang seperti ada yang membungkam bibirnya agar tak berucap. “Karena Ibu sudah datang, apa salahnya jika memberitahukan semua padaku.” “Selin, sebenarnya….” Leanora menghentikan perkataannya, dia merogoh ke dalam tas lalu mengeluarkan map dan segera disodorkan ke arah Jeceline. Tanpa ragu-ragu, Jeceline yang ter

  • Anak Untuk Suamiku   Rahasia Kakaknya Kevin

    Jeceline mengangguk beberapa kali. Senyum muncul di wajahnya, “sangat puas dan sangat menikmatinya.” “Hmp!” dengus Kevin menyingkirkan tangan Jeceline yang masih merangkul tubuhnya, tapi tindakan itu tak berhasil sebab tangan Jeceline semakin erat. “Kevin, apa kau pikir kekhawatiranku terhadapnya karena alasan lain?” “Aku tahu, tapi tetap saja aku tak suka kau mengkhawatirkannya. Bagaimana pun kalian berdua pernah memiliki perasaan satu sama lain. Aku takut—” “Tidak lagi, Kev!” sela Jeceline meletakkan cepat jemari tangannya menempel di bibir Kevin. “Perasaanku terhadapnya telah menghilang sejak lama. Sejak aku memilihmu untuk menjadi pasangan hidupku.” Jeceline berucap pelan hingga terdengar suara serak lembutnya. “Aku mengkhawatirkannya karena aku takut dia melakukan kesalahan yang sama, mencelakaimu seperti dulu. Bagaimana pun aku masih mengingat apa yang dia katakan di saat terakhir, aku takut dia membalaskan semuanya pada kita.” Kira-kira hanya sep

  • Anak Untuk Suamiku   Kevin Cemburu?

    “Ibu, cukup!” gertak Kevin dengan suara lantang. Aura di dalam ruangan semakin dingin. Kedua orang ini selalu tak pernah akur setiap kali bertemu. Untung saja mereka berada dalam ruang VIP, jadi tak akan ada yang melihat atau pun mendengar seperti apa konflik di antara ibu dan anak ini. Jeceline menenangkan Kevin dengan menyentuh pahanya, “tenanglah. Jangan bicara terlalu kasar pada Ibu.” Bagi Jeceline singgungan ini sudah menjadi makanan sehari-hari setiap kali bertemu dengan Leanora. Jadi telinganya sudah kebal, perkataan itu tak akan berpengaruh lagi. “Kalau kamu mendengarkan perkataan Ibu untuk mengikuti program bayi tabung, pasti sudah ada seorang anak dalam keluarga kita … kamu juga, Selin! Sama sekali tidak bertanggung jawab menjadi seorang Istri! Sudah tujuh tahun mengerami telur, tapi belum bisa menetaskannya!” Seakan menipis oksigen di dalam ruangan hingga membuat napas Jeceline terasa sesak ketika mendengar bentakkan Leanora. Kesabaran juga telah hab

  • Anak Untuk Suamiku   Ada Apa dengan Tujuh Tahun?

    “Meskipun begitu, tapi bukan berarti dia bisa seenaknya menganggapmu sebagai mata pencariannya.” “Dia juga karena terpaksa, Selin,” protes Kevin menyela perkataan Jeceline. Tatapan tak senang itu muncul, “kalau aku tahu dia melakukan hal itu hanya demi mendapatkan uang untuk membiayai keluarga, tentu saja aku….” Kevin menjeda ucapannya, seolah tak ingin meneruskan pembicaraan. Jeceline masih memandang dalam diam, tapi saat dibantah emosinya memuncak lagi, “aku apa?” sorot mata tegas yang menyimpan kekecewaan tepat menuju ke manik Kevin. Jeceline masih menunggu jawaban, tapi bibir Kevin mengatup kaku. “Kau akan memberikannya uang yang sangat banyak begitu saja pada seorang gadis yang sama sekali tidak memberikan keuntungan terhadapmu? … atau kau akan menolak gadis secantik dia yang datang menjajahkan tubuhnya sendiri untuk kau nikmati?” lagi Jeceline melemparkan tumpukkan pertanyaan. Kevin menunduk penuh penyesalan. Dia menggelengkan kepala lalu meluruskan kembali w

DMCA.com Protection Status