Home / Romansa / Anak Untuk Bosku / 03. Sang Mantan Pacar

Share

03. Sang Mantan Pacar

Author: Nara Zennia
last update Last Updated: 2023-05-18 13:15:59

"Arshen?! Kau dari mana saja semalam? Aku mencarimu!"

Arshen sudah tidak terkejut lagi ketika baru sampai di kantor pada pukul sebelas, dan mendapati Maura sudah duduk manis di ruangannya seperti ini.

"Jawab aku, Arshen."

Maura terdengar sangat tidak sabar, panik, tapi pria di hadapannya ini bisa-bisanya masih menatapnya datar.

"Memangnya mengapa mencari saya? Apa kau sedang merencanakan sesuatu?"

Arshen menatap Maura penuh curiga.

"R-rencana? Maksudmu apa? Aku tidak mengerti." Maura menggeleng sok polos, "aku mencarimu tentu saja karena aku merindukanmu. Tapi saat aku kembali ke mejamu, kau sudah tidak ada di sana. Bahkan di kamarmu juga tidak ada. Jadi, kau ke mana semalam, Arshen?"

"Bukan urusanmu."

"Arshen, ayolah. Berhenti mengacuhkan aku."

"Pulanglah, Maura. Bukankah kau juga memiliki pekerjaan lain yang harus diselesaikan?"

Arshen tidak habis pikir. Perempuan itu bukan seorang pengangguran tetapi bisa menemuinya dan muncul secara tiba-tiba tiga kali sehari. Muak sekali melihatnya.

"Aku tidak akan pergi sebelum kau menjawab pertanyaanku. Ke mana perginya kau semalam? Apa kau menghabiskan waktu dengan seorang perempuan?"

Arshen mengernyit curiga. Semua yang dilontarkan Maura sudah cukup membuktikan bahwa obat perangsang itu memang benar adalah ulahnya.

Rencana busuk apalagi yang dilakukan perempuan itu untuk menjebak Arshen?

"Itu bukan urusanmu lagi."

"Tidak, tentu saja itu menjadi urusanku. Karena aku mencintaimu, Arshen."

"Lantas apa hanya karena kau mencintai saya kau jadi memiliki hak terhadap saya, Maura?"

Maura mengangguk yakin. "Tentu saja!"

Sedangkan Arshen menggeleng kemudian.

"Tidak. Kita akan saling memiliki hak satu sama lain ketika kita saling mencintai. Sedangkan saya, saya sudah tidak mencintaimu lagi."

Maura mengepalkan tangan, dia ingin marah, tapi tidak bisa.

"Tidak mungkin! Bertahun-tahun waktu yang telah kita lalui bersama, kenangan-kenangan indah kita berdua, tidak mungkin kau bisa secepat itu berhenti mencintaiku, Arshen!"

Arshen masih acuh, dan kini duduk di kursi kerjanya tanpa berminat untuk melihat ke arah Maura sedikitpun.

"Ya, buktinya saya bisa. Semenjak kejadian itu, 'kita' sudah berakhir."

Dulu, Maura memang pernah menjadi perempuan yang paling dicintainya di dunia ini melebihi apapun, tapi rasa cinta itu sudah sirna tak tersisa akibat kekecewaan mendalam yang tidak dapat disembuhkan lagi yang diakibatkan oleh Mauren sendiri.

Jadi, Arshen sebisa mungkin tidak ingin kembali terlibat apapun lagi dengannya.

"Kau masih saja membenciku karena kejadian itu, Arshen? Padahal.. padahal aku sudah meminta maaf, dan berjanji akan memperbaiki semua kesalahanku. Aku berjanji akan mengulang semuanya dari awal dengan lebih baik lagi."

"Semuanya sudah terlambat. Kau tidak akan bisa merubah bagaimana perasaan saya padamu sekarang."

Maura terisak, sepertinya dia baru memulai dramanya kali ini.

"Apa kau.. sudah mencintai orang lain? Pasti ada perempuan lain di hatimu sehingga kau bisa dengan mudah melupakan aku, Arshen!"

"Apa maksudmu?"

"Karina! Kau tidak mungkin tertarik dengan sekretarismu sendiri, kan?!"

"Apa yang kau bicarakan, Maura?" Pria itu memijat pelipisnya yang terasa pening.

"Sudah empat tahun berlalu. Dan semua waktu itu sudah sangat cukup bagi saya untuk melangkah maju dari masa lalu. Jangan bawa-bawa orang lain pada masalah kita berdua."

Arshen tentu bisa saja membentak dan berlaku lebih tegas pada Maura. Tetapi karena pria itu paling tidak bisa kasar dengan seorang perempuan, biarlah di sini kesabarannya diuji penuh.

Dia juga tidak mengerti bagaimana dulu bisa sangat jatuh hati dan menyurahkan segala-galanya untuk kebahagiaan perempuan ini, tapi Arshen sangat mengenal Maura dan dia tidak seperti ini dulu.

Perempuan itu kini menangis dan berlari keluar dari ruangan Arshen tanpa mengucapkan sepatah kata apapun lagi.

Dan disaat yang tidak tepat, tubuhnya tidak sengaja bertubrukan dengan Karina yang baru saja tiba di depan pintu itu.

"Nona Maura? Ada apa?"

Karina berusaha menunjukkan wajah paling bersimpati melihat Maura yang sedang menangis buaya karena Arshen. Bukan pemandangan baru lagi baginya.

Lima tahun bekerja di sini, dan selama empat tahun berturut-turut drama ribuan episode ini telah disaksikannya. Sedangkan satu tahun sebelumnya, Karina juga tidak mengerti pasti apa yang terjadi sebenarnya.

Maura beralih menatapnya curiga. Memperhatikan lekat-lekat dirinya yang kini mengenakan syal dibalik kemeja kerjanya hingga lehernya tertutup.

"Kau.. di mana kau semalam? Mengapa saat aku kembali kau juga sudah tidak ada di sana?" tanyanya memicingkan mata. Tidak salah lagi ia menanyakan keberadaan Arshen pada Karina.

Karina meneguk saliva susah payah.

"Apa maksudmu, Nona?"

"Apa kau bersama Arshen semalam?" tudingnya langsung. Sontak Karina menggeleng keras.

"Setelah makan malam.. s-saya berpisah dengan Pak Arshen, Nona.."

"Benarkah?!"

Maura sangat curiga. Siapa lagi yang akan bersama Arshen selain sekretaris pribadinya yang selalu menempel dengannya ini?

Belum lagi syal yang dikenakan Karina benar-benar membuatnya butuh penjelasan.

Maura mengendus, menyibakkan rambut badainya dengan begitu angkuh.

"Karina dengar, aku tidak mau kau membohongiku soal ini. Karena ini persoalan penting. Apa kau bersama Arshen semalam?"

Karina tetap menggeleng keras. Meskipun kemampuan aktingnya dibawah rata-rata, semoga saja Maura bisa berhenti menaruh curiga dan tidak menyimpulkan yang macam-macam tentang dirinya dan Arshen.

"Lalu mengapa kau memakai syal?" Maura menyipit, tangannya hampir meraih dan merebut syal yang Karina kenakan. Untungnya perempuan itu lebih gesit dari Maura.

"Nona, apa yang kau lakukan? Saya sedang tidak enak badan."

Maura menatap Karina tidak suka, sudah sejak lama, bahkan semenjak Karina baru pertama kali bekerja sebagai sekretaris pribadi Arshen.

Maura tidak mungkin membiarkan rencana yang sudah disusunnya matang-matang selama ini harus hancur berantakan. Sudah lama sekali Maura menantikan acara perusahaan tahunan kemarin agar bisa menjebak Arshen ke dalam kamar hotel bersamanya.

Tapi kenapa minuman yang Maura minum tidak berpengaruh apa-apa? Ya, meskipun Maura akan secara sukarela menyerahkan segalanya untuk Arshen tanpa pengaruh obat sekalipun.

Dan yang menjadi masalah adalah, Arshen pergi tak tahu ke mana dengan gelas wine berisi obat perangsang miliknya yang sudah kosong.

Maura tentu tidak akan membiarkan Arshen melampiaskannya dengan perempuan lain!

"Jawab aku, ke mana Arshen semalam?!"

"Jangan tanya saya dan tanyakan langsung saja pada Pak Arshen, Nona!"

Apa perempuan ini pikir Karina tidak berani untuk melawan karena selama ini hanya diam saja?! Karina hanya berusaha tetap menjaga hubungan baik dengan siapapun.

"Maura, hentikan."

Arshen mencekal lengan Maura yang masih mencoba membuka paksa syal yang dikenakan Karina.

"Kau membuat keributan di sini."

"Kau lebih membelanya daripada aku?" Maura berkata sok sedih.

Arshen menghela nafas berat. "Saya tidak membela siapapun di sini. Tolong Maura, saya benar-benar sudah menghabiskan stok kesabaran untukmu. Jika kau tidak ingin saya bertindak tegas padamu, tolong sekali, jaga perilakumu itu. Sudah cukup diam saya selama ini."

Maura melepas kasar lengannya dari cekalan Arshen, lalu berlalu begitu saja setelah memberikan lirikan tajam bagai iblis pada Karina.

Karina mati kutu.

Apa yang akan dilakukan perempuan itu padanya jika mengetahui Arshen sudah menghabiskan satu malam dengan Karina?

Ini harus dinamakan siaga satu!!

Related chapters

  • Anak Untuk Bosku    04. Testpack

    "Karina, sungguh, aku khawatir dugaanku ini benar."Bella melipat kedua tangannya bersandar pada dinding kamar mandi dan menatap nanar pada Karina yang sedang sibuk memuntahkan isi perutnya —meskipun tidak bisa— pada closet.Keadaan perempuan itu terlihat sangat tidak baik-baik saja, mengingat akhir-akhir ini kondisi tubuhnya mendadak drop dan sering sekali tiba-tiba mual dan muntah pada saat-saat tertentu. Apalagi pada pagi hari seperti sekarang ini.Karina menggeleng lemah. Setelah menekan tombol push, perempuan itu berniat bangkit untuk segera membersihkan tubuhnya jika tidak ingin terlambat bekerja, namun baru dua langkah menjauh rasa mual itu kembali muncul."Astaga, Karina! Kau harus mendengarkan aku dan pergilah ke Dokter sesegera mungkin!"Bella akhirnya menghampiri sahabatnya itu dan membantu memijat tengkuknya agar terasa lebih baik.Tapi perempuan itu seperti hanya mual-mual saja dan ketika hendak memuntahkan isi perut tidak ada apapun yang keluar. Hanya membuat tubuh Karin

    Last Updated : 2023-05-19
  • Anak Untuk Bosku    05. Delapan Minggu

    "Selamat, Pak, istri anda sedang mengandung."Ini gila!Benar-benar gila!Bagaimana bisa setelah melakukan pengecekan singkat pada Karina, Dokter itu malah langsung menjabat tangannya dan Arshen bergantian seolah baru saja mendapat kabar paling membahagiakan sedunia?Karina seperti mendengar sambaran petir di siang bolong.Arshen tersenyum, senyuman yang manis sekali. Matanya sempat bertemu dengan Arshen tapi buru-buru dialihkannya dengan yang lain.Tubuhnya mematung dengan tatapan mata kosong melihat pada atap putih tempat dirinya diperiksa. Ia sampai butuh waktu hingga beberapa saat sebelum bisa mencerna apa yang baru saja menimpanya.Kabar kehamilan?!Tolong siapapun bangunkan Karina dari mimpi buruknya ini."Kondisi Ibu Karina yang sering mual dan lemas merupakan hal yang wajar terjadi pada kehamilan di trimester pertama. Karena sepertinya, istri anda ini adalah tipe ibu hamil yang riweuh, alias sedikit-sedikit mual dan penciumannya sangat sensitif. Tapi tenang saja, hal itu biasa

    Last Updated : 2023-05-19
  • Anak Untuk Bosku    06. Rumor

    Apakah 'cinta' itu sungguh ada?Jika iya, mengapa dua orang yang saling mencintai sebelumnya dengan cinta seluas lautan itu bisa tiba-tiba mengering?"Karina sayang, ayo sarapan dulu."Itu adalah suara Ibu tiri yang dinikahi Ayahnya dua tahun setelah perpisahannya dengan sang Ibu. Bahkan setelah waktu yang mereka habiskan bertahun-tahun lamanya bisa berubah secepat itu. Bukankah itu menandakan cinta itu tidak ada? Dirinya hadir di dunia ini bukan karena cinta."Iya Bunda, sebentar."Karina membasuh mulutnya setelah acara muntah-muntah dipagi hari selesai. Kini ia tidak perlu bertanya-tanya apakah yang salah dengan dirinya. Memang ada makhluk kecil di dalam perutnya yang suka mencuri waktu.Perempuan itu menyibakkan kaos yang dikenakan hingga perutnya terlihat. Memantau pantulan tubuhnya di cermin, apakah ada yang berubah pada tubuhnya kecuali perutnya yang sedikit menonjol ini? Sepertinya tidak ada. Lebih tepatnya belum.Karina perlahan mengusap perutnya ragu-ragu, di dalam sana tenga

    Last Updated : 2023-05-20
  • Anak Untuk Bosku    07. Lamaran

    "Biar saya yang menyetir," kata Arshen setelah keluar dari restoran tempat mereka menghadiri jamuan makan malam."Tunggu. Saya akan menghubungi Pak Sigit."Karina hendak mengambil ponselnya di dalam tas untuk menghubungi supir pribadi Arshen yang sebelumnya mengantarkan mereka berdua ke tempat ini, tapi Arshen menahannya."Saya yang akan menyetir, Karina," ulang Arshen dan kini lebih tegas tapi tetap terdengar lembut.Karina pasrah, lalu berjalan memutar untuk duduk di kursi samping pengemudi.Sepanjang perjalanan, tidak ada sama sekali percakapan di antara keduanya. Mereka larut dalam pikirannya masing-masing."Anda tidak perlu mengantarkan saya pulang, Pak."Suara Karina memecah keheningan setelah menyadari arah yang ditempuh Arshen bukanlah menuju apartemen pria itu sendiri, melainkan menuju ke kediaman Karina."Mengapa tidak boleh? Saya ada urusan penting di rumahmu.""U..urusan penting?"Karina melotot. "Tentu saja, saya harus segera menemui Ayahmu.""Apa?! Jangan sembarangan, Pa

    Last Updated : 2023-06-07
  • Anak Untuk Bosku    08. Rencana

    "Saya ingin menikahi Karina secepatnya, Karina tengah mengandung anak saya."Senyuman pada wajah keriput Rudi luntur seketika. Digantikan dengan tatapan keterkejutan dan ketidakpercayaan.PLAK!Sebuah tamparan keras mendarat pada pipi kanan Arshen."Apa maksudmu, Pak Arshen?" suara Rudi naik beroktaf-oktaf. Menatap Arshen nyalang.Arshen menarik nafas. "Karina hamil. Dia tengah mengandung anak saya."Lalu beralih menatap Karina, yang sama sekali tidak berani untuk melihat kemarahan Ayahnya itu."Benar kau hamil hamil, Karina?!"Pria paruh baya itu membentak, hampir seperti teriakan. Suasana di ruang tamu itu semakin menegang sementara Karina hanya bisa menutup mulutnya rapat-rapat.Dia tahu Ayahnya sangat protektif pada putri-putrinya terkait pergaulan bebas selama ini.Kepalanya yang menunduk itu, hanya bisa mengangguk kecil."Ya Tuhan!" Rudi memijat pelipisnya yang terasa pening. Gayatri mengelus punggung suaminya itu, berusaha memberikannya kesabaran."Pak, saya minta maaf yang seb

    Last Updated : 2023-06-08
  • Anak Untuk Bosku    09. Harapan

    "Aku ingin kita bercerai setelah anak ini lahir."Arshen membeku untuk beberapa saat, senyumannya berubah, menjadi senyuman kesedihan."Apa yang kamu bicarakan, Karina?"Karina menghembuskan nafas panjang."Aku serius."Arshen terlihat tidak terima. "Jadi kau ingin mempermainkan pernikahan?""Ck. Bukan seperti itu.. aku kan sudah bilang tidak ingin menikah, berkali-kali mengatakannya. Kenapa semua orang tidak pernah menghargai keinginanku yang itu sih?!" Karina mengendus, lalu melanjutkan,"aku sudah berniat membicarakan tentang ini padamu. Aku akan melahirkan anak ini untukmu, dan aku akan pergi. Bukankah yang kau inginkan memang hanya dia? Kau begitu menginginkan anak ini, kan?"Arshen berpikir, dia terlihat cemas. Arshen tidak pernah menyangka Karina akan memiliki pemikiran seperti ini."Tapi kau malah nekat langsung mengaku pada keluargaku, dan kita terpaksa harus menikah dalam waktu dua minggu? Huh, aku memang sempat memiliki bayangan untuk menikah, tapi pernikahan ini benar-bena

    Last Updated : 2023-06-09
  • Anak Untuk Bosku    10. Aborsi

    "Bagaimana jika saya berhasil membuatmu percaya akan cinta, Karina?"Karina tertawa kencang seolah itu adalah hal lucu. Ah, kalimat seperti itu tidak akan pernah mempan bagi seorang Karenina."Omong kosong," jawab Karina setelah tawanya mereda. "Sudahlah, Pak, tidak perlu meyakinkan aku seperti itu. Aku bukan perempuan hehat yang pantas dipertahankan. Kau bahkan bisa menemukan puluhan perempuan lain yang lebih dari aku, yang dengan cuma-cuma mau menjadi istrimu," ujar Karina dan kali ini dengan nada yang lebih serius.Tidak, Arshen sama sekali tidak menginginkan semua perempuan-perempuan itu."Kau harus menyetujui itu, atau kita tidak akan pernah menikah sama sekali."Karina lalu meraih tasnya. Sudah cukup dengan perbincangan yang membuat kepalanya serasa ingin meledak ini."Tapi sepertinya, lebih baik kita tidak menikah daripada berakhir dengan status duda-janda itu. Ck. Kau hanya membuatku mendapatkan status lain." Karina menghela nafas panjang."Dan kesepakatan ini hanya diketahu

    Last Updated : 2023-06-11
  • Anak Untuk Bosku    01. Malam Pendosa

    "Jadwal anda hari ini sudah selesai, Pak. Dan untuk besok, akan ada rapat dengan klien pada pukul delapan. Saya sudah menyiapkan semua berkas-berkasnya." Kata Karina kembali mengecek pada sebuah buku agenda yang tidak pernah lepas dari tangannya itu.Arshen mengangguk. "Terimakasih, Karina. Setelah ini, kau ikut makan malam denganku.""Baik, Pak."Detik selanjutnya keheningan mereka terpecahkan dengan dering ponsel yang berasal dari dalam kantung jas Arshen. Pria itu sempat mengeceknya, namun ketika sudah terdengar decakan dan tanpa perlu pikir panjang langsung mendiamkan panggilan itu, sudah jelas pasti berasal dari Maura. Mantan pacar Arshen.Karina yang sudah bekerja lima tahun dengan Arshen tentu mengetahui sedikit banyak mengenai kehidupan pribadinya. Dan hubungan Arshen dengan Maura sangat tidak baik. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Maura masih tetap mengejar-ngejar cinta Arshen, tapi sepertinya pria itu sudah mati rasa."Menu makan malam kali ini adalah US Prime Rib Eye Stea

    Last Updated : 2023-05-18

Latest chapter

  • Anak Untuk Bosku    10. Aborsi

    "Bagaimana jika saya berhasil membuatmu percaya akan cinta, Karina?"Karina tertawa kencang seolah itu adalah hal lucu. Ah, kalimat seperti itu tidak akan pernah mempan bagi seorang Karenina."Omong kosong," jawab Karina setelah tawanya mereda. "Sudahlah, Pak, tidak perlu meyakinkan aku seperti itu. Aku bukan perempuan hehat yang pantas dipertahankan. Kau bahkan bisa menemukan puluhan perempuan lain yang lebih dari aku, yang dengan cuma-cuma mau menjadi istrimu," ujar Karina dan kali ini dengan nada yang lebih serius.Tidak, Arshen sama sekali tidak menginginkan semua perempuan-perempuan itu."Kau harus menyetujui itu, atau kita tidak akan pernah menikah sama sekali."Karina lalu meraih tasnya. Sudah cukup dengan perbincangan yang membuat kepalanya serasa ingin meledak ini."Tapi sepertinya, lebih baik kita tidak menikah daripada berakhir dengan status duda-janda itu. Ck. Kau hanya membuatku mendapatkan status lain." Karina menghela nafas panjang."Dan kesepakatan ini hanya diketahu

  • Anak Untuk Bosku    09. Harapan

    "Aku ingin kita bercerai setelah anak ini lahir."Arshen membeku untuk beberapa saat, senyumannya berubah, menjadi senyuman kesedihan."Apa yang kamu bicarakan, Karina?"Karina menghembuskan nafas panjang."Aku serius."Arshen terlihat tidak terima. "Jadi kau ingin mempermainkan pernikahan?""Ck. Bukan seperti itu.. aku kan sudah bilang tidak ingin menikah, berkali-kali mengatakannya. Kenapa semua orang tidak pernah menghargai keinginanku yang itu sih?!" Karina mengendus, lalu melanjutkan,"aku sudah berniat membicarakan tentang ini padamu. Aku akan melahirkan anak ini untukmu, dan aku akan pergi. Bukankah yang kau inginkan memang hanya dia? Kau begitu menginginkan anak ini, kan?"Arshen berpikir, dia terlihat cemas. Arshen tidak pernah menyangka Karina akan memiliki pemikiran seperti ini."Tapi kau malah nekat langsung mengaku pada keluargaku, dan kita terpaksa harus menikah dalam waktu dua minggu? Huh, aku memang sempat memiliki bayangan untuk menikah, tapi pernikahan ini benar-bena

  • Anak Untuk Bosku    08. Rencana

    "Saya ingin menikahi Karina secepatnya, Karina tengah mengandung anak saya."Senyuman pada wajah keriput Rudi luntur seketika. Digantikan dengan tatapan keterkejutan dan ketidakpercayaan.PLAK!Sebuah tamparan keras mendarat pada pipi kanan Arshen."Apa maksudmu, Pak Arshen?" suara Rudi naik beroktaf-oktaf. Menatap Arshen nyalang.Arshen menarik nafas. "Karina hamil. Dia tengah mengandung anak saya."Lalu beralih menatap Karina, yang sama sekali tidak berani untuk melihat kemarahan Ayahnya itu."Benar kau hamil hamil, Karina?!"Pria paruh baya itu membentak, hampir seperti teriakan. Suasana di ruang tamu itu semakin menegang sementara Karina hanya bisa menutup mulutnya rapat-rapat.Dia tahu Ayahnya sangat protektif pada putri-putrinya terkait pergaulan bebas selama ini.Kepalanya yang menunduk itu, hanya bisa mengangguk kecil."Ya Tuhan!" Rudi memijat pelipisnya yang terasa pening. Gayatri mengelus punggung suaminya itu, berusaha memberikannya kesabaran."Pak, saya minta maaf yang seb

  • Anak Untuk Bosku    07. Lamaran

    "Biar saya yang menyetir," kata Arshen setelah keluar dari restoran tempat mereka menghadiri jamuan makan malam."Tunggu. Saya akan menghubungi Pak Sigit."Karina hendak mengambil ponselnya di dalam tas untuk menghubungi supir pribadi Arshen yang sebelumnya mengantarkan mereka berdua ke tempat ini, tapi Arshen menahannya."Saya yang akan menyetir, Karina," ulang Arshen dan kini lebih tegas tapi tetap terdengar lembut.Karina pasrah, lalu berjalan memutar untuk duduk di kursi samping pengemudi.Sepanjang perjalanan, tidak ada sama sekali percakapan di antara keduanya. Mereka larut dalam pikirannya masing-masing."Anda tidak perlu mengantarkan saya pulang, Pak."Suara Karina memecah keheningan setelah menyadari arah yang ditempuh Arshen bukanlah menuju apartemen pria itu sendiri, melainkan menuju ke kediaman Karina."Mengapa tidak boleh? Saya ada urusan penting di rumahmu.""U..urusan penting?"Karina melotot. "Tentu saja, saya harus segera menemui Ayahmu.""Apa?! Jangan sembarangan, Pa

  • Anak Untuk Bosku    06. Rumor

    Apakah 'cinta' itu sungguh ada?Jika iya, mengapa dua orang yang saling mencintai sebelumnya dengan cinta seluas lautan itu bisa tiba-tiba mengering?"Karina sayang, ayo sarapan dulu."Itu adalah suara Ibu tiri yang dinikahi Ayahnya dua tahun setelah perpisahannya dengan sang Ibu. Bahkan setelah waktu yang mereka habiskan bertahun-tahun lamanya bisa berubah secepat itu. Bukankah itu menandakan cinta itu tidak ada? Dirinya hadir di dunia ini bukan karena cinta."Iya Bunda, sebentar."Karina membasuh mulutnya setelah acara muntah-muntah dipagi hari selesai. Kini ia tidak perlu bertanya-tanya apakah yang salah dengan dirinya. Memang ada makhluk kecil di dalam perutnya yang suka mencuri waktu.Perempuan itu menyibakkan kaos yang dikenakan hingga perutnya terlihat. Memantau pantulan tubuhnya di cermin, apakah ada yang berubah pada tubuhnya kecuali perutnya yang sedikit menonjol ini? Sepertinya tidak ada. Lebih tepatnya belum.Karina perlahan mengusap perutnya ragu-ragu, di dalam sana tenga

  • Anak Untuk Bosku    05. Delapan Minggu

    "Selamat, Pak, istri anda sedang mengandung."Ini gila!Benar-benar gila!Bagaimana bisa setelah melakukan pengecekan singkat pada Karina, Dokter itu malah langsung menjabat tangannya dan Arshen bergantian seolah baru saja mendapat kabar paling membahagiakan sedunia?Karina seperti mendengar sambaran petir di siang bolong.Arshen tersenyum, senyuman yang manis sekali. Matanya sempat bertemu dengan Arshen tapi buru-buru dialihkannya dengan yang lain.Tubuhnya mematung dengan tatapan mata kosong melihat pada atap putih tempat dirinya diperiksa. Ia sampai butuh waktu hingga beberapa saat sebelum bisa mencerna apa yang baru saja menimpanya.Kabar kehamilan?!Tolong siapapun bangunkan Karina dari mimpi buruknya ini."Kondisi Ibu Karina yang sering mual dan lemas merupakan hal yang wajar terjadi pada kehamilan di trimester pertama. Karena sepertinya, istri anda ini adalah tipe ibu hamil yang riweuh, alias sedikit-sedikit mual dan penciumannya sangat sensitif. Tapi tenang saja, hal itu biasa

  • Anak Untuk Bosku    04. Testpack

    "Karina, sungguh, aku khawatir dugaanku ini benar."Bella melipat kedua tangannya bersandar pada dinding kamar mandi dan menatap nanar pada Karina yang sedang sibuk memuntahkan isi perutnya —meskipun tidak bisa— pada closet.Keadaan perempuan itu terlihat sangat tidak baik-baik saja, mengingat akhir-akhir ini kondisi tubuhnya mendadak drop dan sering sekali tiba-tiba mual dan muntah pada saat-saat tertentu. Apalagi pada pagi hari seperti sekarang ini.Karina menggeleng lemah. Setelah menekan tombol push, perempuan itu berniat bangkit untuk segera membersihkan tubuhnya jika tidak ingin terlambat bekerja, namun baru dua langkah menjauh rasa mual itu kembali muncul."Astaga, Karina! Kau harus mendengarkan aku dan pergilah ke Dokter sesegera mungkin!"Bella akhirnya menghampiri sahabatnya itu dan membantu memijat tengkuknya agar terasa lebih baik.Tapi perempuan itu seperti hanya mual-mual saja dan ketika hendak memuntahkan isi perut tidak ada apapun yang keluar. Hanya membuat tubuh Karin

  • Anak Untuk Bosku    03. Sang Mantan Pacar

    "Arshen?! Kau dari mana saja semalam? Aku mencarimu!"Arshen sudah tidak terkejut lagi ketika baru sampai di kantor pada pukul sebelas, dan mendapati Maura sudah duduk manis di ruangannya seperti ini."Jawab aku, Arshen."Maura terdengar sangat tidak sabar, panik, tapi pria di hadapannya ini bisa-bisanya masih menatapnya datar."Memangnya mengapa mencari saya? Apa kau sedang merencanakan sesuatu?" Arshen menatap Maura penuh curiga."R-rencana? Maksudmu apa? Aku tidak mengerti." Maura menggeleng sok polos, "aku mencarimu tentu saja karena aku merindukanmu. Tapi saat aku kembali ke mejamu, kau sudah tidak ada di sana. Bahkan di kamarmu juga tidak ada. Jadi, kau ke mana semalam, Arshen?""Bukan urusanmu." "Arshen, ayolah. Berhenti mengacuhkan aku.""Pulanglah, Maura. Bukankah kau juga memiliki pekerjaan lain yang harus diselesaikan?"Arshen tidak habis pikir. Perempuan itu bukan seorang pengangguran tetapi bisa menemuinya dan muncul secara tiba-tiba tiga kali sehari. Muak sekali meliha

  • Anak Untuk Bosku    02. Minuman itu?

    Selama dua puluh enam tahun hidupnya, Karina tidak pernah merasa se-syok ini sebelumnya. Jantungnya serasa anjlok ke perut.Bagaimana tidak?!Dirinya bangun dengan keadaan tidak tertutupi sehelai benang pun bersama seorang pria dengan keadaan yang sama pula kini sedang memeluk pinggangnya posesif?! Karina berusaha mengatur nafas. Berusaha mengingat-ingat kembali apa yang sebenarnya terjadi. Tapi kepalanya terasa sangat pening untuk mengingat semua kejadian secara rinci.Acara pertemuan.. makan malam, minum wine.. dan kemudian berakhir di atas ranjang bersama.. bosnya sendiri.Perempuan itu memekik kaget setelah ingatannya sepenuhnya kembali. Dengan cepat ia menyingkirkan lengan kekar Arshen dari pinggangnya yang masih tertidur pulas dengan posisi tengkurap, menuruni ranjang dengan sudah payah karena badannya terasa sangat remuk.Pria itu terlihat sudah mengenakan celana, menandakan bahwa dia sudah sadar lebih dulu darinya.Sialan! Semalaman Arshen sudah melihat tubuh polosnya yang t

DMCA.com Protection Status