แชร์

19. Sabrina

ผู้เขียน: Mumtaza wafa
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2023-05-19 17:29:18

Jadi—Adam masih ada dendam masa lalu?

Kukira dulu adalah kesalahan kecil saat remaja. Toh, bukan aku dan Sabia yang mencelakainya. Tapi, dirinya sendiri yang terus mengganggu kami. Hingga puncaknya, Sabia menyenggolnya hingga masuk got.

Loh, salah kami apa?

Kami hanya membela diri, kok.

Dasar baperan.

Laki-laki kok, cemen.

Aku tak mau ambil pusing dengan Adam. Masalahku sudah terlampau banyak. Aku melirik Mama yang sedang tertawa bersama Adam. Entah apa yang mereka bicarakan, sepertinya lelaki itu mulai melancarkan aksinya.

“Sabrina,” panggil Mama. “Sini.” Tangannya melambai menyuruhku untuk mendekat.

Dengan malas kulangkahkan kakiku mendekat ke arah mereka. Adam seperti melemparkan senyum mengejek kepadaku.

“Kenapa?”

“Ini loh, Adam. Mama nggak tahu kalau kalian ternyata satu SMA dulu,” kata Mama antusias.

“Kami tak terlalu kenal dekat,” acuhku.

“Adam ini keponakannya Pak Yudis, Bri,” kata Mama lagi dengan senyum mengembang.

Lalu?

“Mungkin setelah series ini, kalian bisa menjalin lag
บทที่ถูกล็อก
อ่านต่อเรื่องนี้บน Application

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Anak Kembar yang Dibedakan   20. Sabia

    Napasku terengah-engah. Sepertinya nyawaku tinggal seperempat lagi. “Ya Allah ampuni Sabia kalau banyak dosa,” lirihku.“Jangan berlebihan, Sabia,” ucap Tante Mirna. “Ini minum.” Aku mengambil botol air mineral yang Tante Mirna berikan.“Baru nge-gym satu jam sudah lemah,” ledek Tante Mirna. “Habis ini boleh makan bubur ayam?” tanyaku dengan mata memohon.Tante Mirna menggeleng. “Kita makan bubur oat.”Lagi?Sudah satu Minggu proses dietku berlangsung. Menyiksa?Tidak terlalu buruk. Karbohidrat pagi diganti dengan roti gandum atau oat.Siang aku makan nasi hanya 100 gram. Lauknya masih seperti biasa.Malam, terkadang makan nasi atau hanya protein seperti ayam ungkep dan sayur.Untuk sesi camilan, Tante menyediakan camilan diet atau buah-buahan.Dan tadi pagi setelah buang air besar, dengan perut kosong Tante Mirna menyodorkan timbangan. Hasilnya?Hayooo penasaran ya?Berat badanku turun 2 kilogram.Hahay. Sebentar lagi Sabia akan glow up. Lisa blackpink bakalan lewat, yakin deh.

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-05-20
  • Anak Kembar yang Dibedakan   21. Sabrina

    “Kamu yang fokus dong, begitu saja nggak becus!” Seru Pak Yudis saat aku memerankan satu adegan.Padahal aku sudah melakukannya dengan maksimal, tapi tetap saja salah dimatanya. Apa dia tidak tahu kalau aku juga lelah?Beberapa pasang mata menatapku iba. Ada juga yang menatapku kesal karena tak kunjung istirahat gara-gara ulahku yang selalu melakukan kesalahan.Aku melirik Mama yang juga kelihatan kesal."Beginilah kalau ambil artis yang baru netas, susah ngajarinnya," keluhnya lagi.Lalu bagaimana dengan keponakannya sendiri? Bukankah Adam juga baru masuk ke dunia entertainmen?Aku masih ingat bagaimana Adam beberapa kali melakukan kesalahan, tapi seolah Pak Yudis justru memakluminya. Sangat ketara pilih kasih. Apa karena Adam keponakannya sendiri?Aku menjatuhkan bokongku di sebelah Mama. MUA membantu membetulkan makeup ku.“Fokus Sabrina!” seru Mama. “Apa yang kamu pikirkan?”Aku menatap Mama jengah. Sudah hampir 10 kali mengambil adegan tapi tak ada satu pun yang benar dimata Pak

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-05-23
  • Anak Kembar yang Dibedakan   22. Sabia

    E buset!Yang benar saja Papa mau jodohkan aku dengan Kukuh. Tidak. Ini tidak bisa dibiarkan.Aku dan Kukuh sudah seperti lebah yang bersatu padu membentuk satu kesatuan membentuk madu, tapi tak bisa membentuk bunga.Sok puitis sekali Sabia.Kami sudah berteman puluhan tahun, biasa dengan keusilan dan kekonyolan. Kalau menikah kelas akan seperti kanebo kering. Kaku.Lagian, di hatiku ada dia.Siapa?Besok kita intip namanya di Lauhul Mahfuz. Mati dulu.Kamu saja tapi, aku masih muda dan belum kawin.“Nggak bisa, Pa!” seruku sambil menggebrak meja membuat Papa sedikit melonjak.“Loh, kenapa? Bukannya kalian selama ini dekat?” tanya Papa.“Dekat kan bukan berarti saling cinta, Pa. Lagian nih, ya, aku sama Kukuh sudah kek minyak dan air. Tak bisa menyatu.”“Halah, nanti kalau sudah nikah juga saling jatuh cinta.”“Pokoknya nggak mau,” tolakku. “Kalau Papa dulu yang nikah gimana?”“Uhuk.”Ya ampun , Papa tersedak gelas! Eh maksudnya air di dalam gelas.“Pelan-pelan, Pa.” Aku menepuk pel

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-05-24
  • Anak Kembar yang Dibedakan   23. Sabrina

    “Gue lihat lu semakin dekat sama Adam.” Tere—salah satu artis mendekatiku.“Kenapa?” tanyaku acuh. “Lu cemburu?”“Nggak. Buat apa?”“Terus?”Tere duduk di sebelahku. “Lu harus hati-hati sama dia.”Aku menaikkan kedua alisku. Maksudnya?“Yang gue tahu dia seorang pemakai.” Tere memberi kode tanda kutip dua.Masa sih?Adam yang ku kenal dulu memang anak yang susah diatur. Menjadi berandal di sekolah dan sering sekali mengajak teman-teman lainnya tawuran.Belum lagi beberapa kali tertangkap aparat karena balap liar, tapi lagi-lagi Adam bisa bebas dengan mudah karena anak seorang penjabat. Sedangkan temannya ada beberapa yang ditahan selama beberapa hari untuk efek jera.Kami hanya sering mengobrol karena Adam sering mendekatiku ketika kami break syuting. Lama-lama memang terasa biasa saja, tak seperti awal bertemu. Tapi, jujur saja aku tak tahu jika Adam seorang pemakai.“Gue sering lihat dia di belakang sana dengan benda itu.” Tere menunjuk pada gudang perlengkapan.Mataku sontak tertuj

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-05-25
  • Anak Kembar yang Dibedakan   24. Sabia

    “Tante!” seruku. “ini serius?” Tante Mirna mengangguk semangat. Aku terharu. Setelah sebulan lebih menjalani diet ketat dan olahraga berat badanku lumayan turun banyak dan sudah sangat terlihat jelas perbedaannya. Aku memeluk Tante Mirna, berkat kesabaran beliau dan aku juga pastinya, usaha kami tak sia-sia. Benar kata Pak Ustadz, sesuatu jika dilakukan sungguh-sungguh makan akan ada hasilnya.“Sabia jadi kurus, Tan,” ucapku haru.Diet kali ini memang aku lebih serius, sebelumnya malah hanya main-main. Tidak ada yang drastis dan tak ada yang instan, pokoknya harus penuh perjuangan.Padahal baru turun berat badan setengah dari target, tapi hasilnya luar biasa karena aku rajin olah raga. “Ya ampun, sebentar lagi aku jadi cantik.”Tante Mirna tertawa. “Bagaimana kalau setelah ini kita belanja?” tanya Tante Mirna. “sepertinya baju kamu banyak yang terlihat kebesaran.”“Bukan bajunya yang kebesaran, Tan. Tapi, akunya yang mengecil.”“Kamu senang?”Aku mengangguk.“Setelah ini, tunjukkan

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-05-29
  • Anak Kembar yang Dibedakan   25. Sabrina

    Aku menatap jalanan yang lumayan padat dari balik jendela mobil milik Adam. Lelaki itu duduk dibalik setir sambil menyesap rokoknya. Sengaja kubuka jendela lebar-lebar agar asap rokok menyebar.Aku tak suka lelaki perokok.Mama memaksa Adam mengantarku pulang ke rumah Papa, sementara Mama pulang sendiri menggunakan mobilku. Alasan karena hari sudah semakin malam dan tak baik jika gadis pulang sendirian.Cih. Mama malah menjebakku ke kandang buaya.“Nyokap lu yang mau kita dekat.” Adam tersenyum mengejar. “mau lu tolak kek apa juga nggak bakal berhasil. Mungkin kita jodoh.”Najis sekali berjodoh dengan lelaki seperti dia. Lebih baik aku menjadi perawan tua selamanya dari pada harus menjalani kehidupan bersama dia.“Mimpi.”Adam tertawa. “Dari dulu lu nggak pernah berubah, selalu bersikap acuh ke gue, dan itu bikin gue makin penasaran.”Aku tak menanggapi. Malas sekali. Jika bukan karena Mama, aku tak mau pulang dengan dia. Pak Rully sudah pulang terlebih dahulu sore tadi, jika boleh m

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-05-31
  • Anak Kembar yang Dibedakan   26. Sabia

    “Jadi selama ini kamu bersembunyi di rumah Mama saya?”Aku menggaruk pelipisku yang tak gatal. Salting alias salah tingkah. Ketahuan kalau sedang kabur.“Kamu tahu kalau saya—“Aku menggoyang-goyangkan kakiku. Seperti anak kecil yang sedang diomeli Bapaknya. Bedanya, aku sedang diomeli jodohku.Eh, maksudnya Bosku gara-gara menghilang tanpa kabar.“Sabia, kamu dengar saya?” tanya Pak Rully geram.Ya, aku tak tahu kalau ternyata inisial R.K dibuku novel yang ada dikamar ternyata Rully Khaidar, Bos galakku. Kalau tahu, juga aku tak mungkin bersembunyi di rumah ini.“Dengar, Pak,” ucapku takut-takut. Tak berani menatapnya takut dicium.Astaghfirullah salah lagi. Maksudnya takut dipelototi. Kalau aku jatuh cinta gimana? Repot nanti jadinya.“Kamu sudah melalaikan tugas kamu di kantor. Kamu juga lalai sebagai penulis naskah,” kata Pak Rully.Loh, kan sudah selesai?“Tapi, Pak—““Jangan menyela, Sabia. Saya belum selesai bicara.”Oke. Aku diam. Diam-diam mencintaimu. Asyik nyanyi.“Kamu jug

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-06-02
  • Anak Kembar yang Dibedakan   27. Sabrina

    Pada akhirnya, aku tak tahu siapa yang Kukuh sukai. Gara-gara motor yang lewat, membuatku tak mendengar ucapan Kukuh.Mengapa ini begitu penting?Tentu saja. Ini soal hati dan perasaan. Aku akan mundur jika memang Kukuh mencintai wanita lain, asal bukan Sabia. “Loh, Sabrina? Kukuh?” Papa muncul dari dalam rumah.Kukuh mengambil tangan kanan Papa lalu menciumnya. Aku tertegun sebentar. Pantas saja Papa menginginkan menantu seperti Kukuh, sopan. Aku mengikuti apa yang dilakukan Kukuh. Sesuatu yang selama ini tak pernah kulakukan.“Kamu baru pulang?” tanya Papa. Aku mengangguk. “Tadi saya ketemu dengan Sabrina di depan gang, Om. Jadi sekalian saya antar pulang.”Papa tersenyum. “Terima kasih, saya kira kalian belum saling kenal.”“Kami sudah saling kenal sejak Sabrina tinggal di sini, Om.”“Oh, begitu.” Papa mengangguk paham. “ayo, masuk dulu. Om bik

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-06-02

บทล่าสุด

  • Anak Kembar yang Dibedakan   Tamat

    “Tadi kamu jadi ke kantor polisi, Yang?” Aku melirik suamiku yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan mengenakan handuk di kepalanya.  Sejak kami menikah, hal-hal seperti ini sudah biasa kulihat dan tak menjadi kecanggungan lagi diantara kita.Aku mengangguk. “Terus gimana?” tanyanya lagi.“Nggak gimana-gimana, kok. Aku cuma dijadikan saksi saja, lagian aku juga salah satu korbannya. Dia nipu aku, kamu tahu kan? Dan...” Aku mengembuskan napas berat. “Aku ketemu Risa.”“Risa asisten kamu itu?”Aku mengangguk lagi. “Mereka sudah lama punya hubungan ternyata, dan aku sama sekali nggak tahu. Aku merasa dibohongi sama dia,” gumamku dengan suara parau. Kukuh mendekat, merengkuh tubuhku ke dalam pelukannya dan mengelus punggungku pelan. “Nanti aku boleh kan, ketemu dia lagi? Sebentar saja, tadi aku nggak sempat berbicara banyak.”Kukuh mengangguk. “Tentu. K

  • Anak Kembar yang Dibedakan   Extra Part 2

    “Gimana?” tanyaku saat Sabrina keluar dari kantor polisi.Nama Sabrina ikut terseret dalam kasus penangkapan Adam, dan yang lebih mengejutkan, Risa—asisten Sabrina juga ikut terjaring bersama Adam. Baru aku tahu dari Sabrina jika ternyata mereka menjalin hubungan. Aku jadi merasa kasihan dengan Sabrina karena telah percaya dengan orang yang salah. Bisa dibilang Risa adalah orang terdekat Sabrina saat itu.Aku tak tahu bagaimana perasaan Sabrina saat ini, aku yakin dia sangat kecewa. “Gue hanya dijadikan saksi,” jawabnya.“Lu bilang kan, kalau mereka sengaja menjebak lu?”Sabrina mengangguk, aku bernapas lega. “Gue ketemu Risa,” katanya dengan nada sendu. “gue masih nggak nyangka saja dia ngelakuin hal ini. Padahal gue sudah percaya banget sama dia.”Aku mengelus punggungnya. Kami hanya berdua, karena Kukuh dan Mas Rully ada pekerjaan yang tak bisa ditunda. 

  • Anak Kembar yang Dibedakan   Extra Part 1

    Aku melirik lelaki yang terlelap di sebelahku. Ada debaran aneh yang bergelayut di dadaku. Untuk pertama kalinya kami bersentuhan tanpa kain penghalang. Mau diceritakan?Janganlah, aku malu. Pasalnya beberapa kali aku berteriak dan beberapa kali memukulnya karena sakit yang kurasakan, setelahnya tentu saja dia mencibirku karena aku mendesah. Sudah cukup. Aku sangat malu. Sungguh.Aku memungut pakaianku yang berceceran dilantai, lalu masuk kamar mandi untuk membersihkan diri. Ada beberapa jejak yang dia tinggalkan ditubuhku, aku menggeleng untuk menghilangkan ingatan tentang yang baru saja terjadi diantara kami.Astaga. Aku terkejut ketika membuka pintu kamar mandi dia sudah berdiri di depanku dengan celana kolor Spongebob kuningnya tanpa baju. Aku memalingkan muka berusaha menghindari menatap dada bidangnya yang terpampang nyata di depanku. Sepertinya dia rajin nge-gym.“An

  • Anak Kembar yang Dibedakan   51. Sabia

    Aku melirik tangan yang menggenggam erat jemariku di bawah meja seolah memberi kekuatan agar aku nyaman berada di depan banyak kamera. Ya, aku memutuskan untuk memberikan klarifikasi atas videoku dan Mama yang sudah tersebar di berbagai sosial media yang berimbas pada karier Sabrina dan nama baik Mama.Walaupun sampai saat ini Sabrina tak mengatakan siapa pelakunya, aku tetap akan membersihkan nama mereka. Ini adalah bentuk peduliku karena hanya mereka keluargaku semenjak Papa meninggal. “Apa Mbak Sabia diperlakukan tidak adil oleh Ibunya? Seperti yang kita lihat di video yang tersebar bahwa Ibu Anda seperti memilih kasih,” kata salah satu wartawan.Aku mengembuskan napas berat, lalu menggeleng. “Kami perlakukan sama, saya memang lebih dekat dengan Papa, kalau Sabrina dengan Mama, kalau di video itu saya rasa hanya kesalah pahaman saja, sih.”“Jadi, apa sebenarnya yang membuat Mbak Sabia memutuskan memilih Sabrina menjadi peme

  • Anak Kembar yang Dibedakan   50. Sabrina

    “Saya terima nikah dan kawinnya Sabrina Maryam binti Surya Nugraha dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.”“Sah!”Aku mengucap syukur hamdalah ketika dengan lancar lelaki itu mengucapkan ijab qobul di depan Papa, penghulu dan beberapa saksi lainnya. Setelah drama panjang yang dibuat oleh Mama, akhirnya aku bisa menikah dengan lelaki yang kucintai.Begitu pula dengan Sabia, kami lahir dan menikah di hari yang sama dengan kondisi yang berbeda. Harusnya aku bahagia, tapi perasaan sedihku lebih mendominasi dari pada bahagiaku. Melihat Papa yang terbaring kemudian menjadi saksi nikah kami, membuatku miris.Bukankah pernikahan harusnya disambut dengan suka cita?Tapi tidak dengan pernikahan kami.Aku bahkan hanya memakai baju sederhana yang dia bawa dari rumah. Katanya ini baju nikah Ibunya dulu. Padahal, impianku adalah menikah dengan mewah bak putri raja.Bukan seperti ini.

  • Anak Kembar yang Dibedakan   49. Sabia

    “Saya terima nikah dan kawinnya Sabia Maryam binti Surya Nugraha dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.”“Saya terima nikah dan kawinnya Sabrina Maryam binti Surya Nugraha dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.”“Sah!”Air mataku mengalir tanpa sadar setelah para saksi dari dokter dan perawat menyaksikan pernikahan kami. Aku baru tahu, jika dokter Kalandra pernah menempuh pendidikan di pesantren, jadi kami tak perlu memanggil seorang ahli agama. Tak ada pesta, tak ada hiasan di wajah, hanya akad sederhana yang berlangsung di rumah sakit. Dengan baju gamis sederhana yang dibawakan oleh Tante Mirna, aku telah sah menjadi seorang istri. Sungguh, ini bukan jenis pernikahan yang menjadi impianku. Tapi, tak mengapa, demi Papa aku akan menjalaninya.Setidaknya aku telah memenuhi permintaan Papa untuk terakhir kalinya. Aku mewujudkan keinginan Papa untuk menjadi wali nikahku walaupun dalam kondisi terbaring lemah. Aku mencium tangan lelaki yang sudah sah menjadi suamiku dengan takzim. K

  • Anak Kembar yang Dibedakan   48. Sabrina

    “Gue ingat, Bi!” Ya, sekarang aku ingat betul bahwa aku sendiri yang merekam kejadian itu dengan ponsel yang biasa kugunakan untuk mengunggah barang-barang endors dan ponsel itu berada di tangan Risa.Sial. Risa!Teganya dia berani menusukku dari belakang setelah apa yang aku lakukan padanya. Kukira dia akan menjadi pembela untukku, nyatanya malah dia yang menjadi duri dalam selimut.“Siapa?” tanya Sabia penasaran.Aku menatap Sabia, banyak sekali perdebatan di benakku antara berkata jujur atau aku berbohong saja. Padahal Sabia begitu baik mau mencari tahu dalang dibalik semua video itu. Astaga. Aku bahkan terlihat menyedihkan dan sangat stres kemarin dengan adanya video itu. Tanpa sadar bahwa akulah pelaku yang telah merekamnya. Aku sendiri yang menggali lubang, kemudian Risa mendorongku ke dalamnya.Risa?“Lupakan,” kataku akhirnya.Sabia tampak tak puas dengan jawabku, tapi aku terus berdalih agar dia melupakan masalah ini dan biarkan aku saja yang mengurusnya. Tatapan kecewa d

  • Anak Kembar yang Dibedakan   47. Sabia

    “Gue ingat, Bi.”Aku menatap antusias pada Sabrina. “Lu curiga seseorang?”Sabrina mengangguk. “Siapa?”Sabrina terdiam, menatapku dengan pandangan yang tak dapat kuartikan. Lalu menggeleng. Aku mengernyit.“Lupakan,” katanya.“Bri?”Entah kenapa aku merasa Sabrina menyembunyikan sesuatu. Apa sebenarnya yang terjadi?“Nggak usah diperpanjang,” kata Sabrina sambil menunduk. “Nanti juga bakal hilang sendiri kok, beritanya.”Aku menatapnya kecewa. Bukan soal hilang atau tidaknya berita itu, tapi aku hanya ingin menjaga nama baik Mama dan Sabrina. Apa dia tidak mengerti itu?Netizen juga tak akan respek lagi dengannya, kenapa Sabrina begitu menggampangkan masalah ini?“Bri, nggak bisa gitu, dong. Ini harus segera diselesaikan.”Mata Sabrina tampak menerawang, lalu tersenyum tipis. “Biar gue yang urus,” katanya lalu duduk di kursi.Tangannya memijit kedua pelipisnya. Aku mencoba mendekatinya.“Bri,” lirihku.“Tolong hargai keputusan gue.”Aku bergeming menatap Sabrina penuh tanya. Teka t

  • Anak Kembar yang Dibedakan   46. Sabrina

    Aku masuk ke ruangan Papa tak lama setelah kepergian Sabia. Entah kenapa hatiku panas ketika Kukuh dan Pak Rully berebut menawarkan diri untuk mengantar pulang kembaranku itu.Kalau Pak Rully sih, silakan saja. Kalau Kukuh? Jelas aku merasa cemburu. Bahkan dia tak sadar ketika aku menatapnya kesal. Dasar tak peka!Untunglah Sabia memilih Pak Rully yang mengantarnya. Aku tak berbicara apa pun padanya setelah kejadian itu. Biarkan saja dia introspeksi diri. Beraninya mengucap cinta padaku tapi masih berniat mengantar Sabia pulang.Ya, walaupun mereka berteman, setidaknya hargai posisiku.“Pa,” lirihku mengeluh punggung tangannya yang terasa sedikit hangat. “ternyata seperti ini rasanya cemburu.”Dulu aku merasa cemburu pada Sabia yang dekat dengan Papa, seorang aku cemburu Sabia dekat dengan Kukuh. “Dia bilang suka sama aku, tapi dia masih mendekati Sabia. Aku tahu mereka sudah berteman

DMCA.com Protection Status