Begitu Elov masuk, anak-anak bersama Andrea langsung menatapnya. Elov sebenarnya tidak ingin mengganggu momen antara ibu dan anak ini, tetapi pembicaraan mereka sangat mengganggunya. Mana mungkin dia membiarkan Andrea dan anak-anak kembali ke rumah Alvons, apalagi sampai membiarkan anak-anaknya berpikiran untuk menjodohkan Andrea dengan lelaki lain."Maaf jika Papa menerobos masuk, tetapi Papa mendengar pembicaraan kalian sudah menjurus pada sesuatu yang Papa nggak sukai. Bukan Papa marah atau mengatur kalian, tetapi selagi masih ada Papa, nggak akan ada lagi lelaki lain yang bisa kalian panggil Papa atau kalian jodohkan dengan Mama."Andrea menetap Elov sambil menggeleng pelan. Dia bisa melihat saat ini Elov tampak kecewa akan sikap kedua anaknya, sorot mata itu tidak bisa berbohong.Untuk menengahi, Andrea memilih berdiri di samping Elov. Dia tidak ingin berat sebelah meksipun hatinya saat ini memang sangat sakit dan setuju dengan ucapan anak-anaknya."Maafkan kami, Papa. Bukan maks
Pagi ini Geez sudah bersiap untuk bertamu lagi ke rumah keluarga Graff. Dia tidak puas dengan kejadian kemarin, apalagi melihat kedua anak itu yang jelas-jelas menatapnya penuh ketidaksukaan. Sudah pasti Geez merasa sangat terancam, sebab dengan adanya kedua anak itu mungkin saja Tuan dan Nyonya Besar keluarga Graff akan lebih memilih wanita yang bersama Elov ketimbang dirinya. "Aku akan membuktikan bahwa aku yang terbaik. Jika anak-anak itu tidak ingin denganku maka mereka tidak perlu ada di lingkungan keluarga Graff," ucap Geez sambil menatap pantulan dirinya di depan cermin. Satu senyuman manis diberikan untuk menghargai penampilannya hari ini. Semakin dia mempercantik diri maka dia yakin Elov akan tertarik padanya.Langkah Geez begitu pasti saat menuruni satu demi satu anak tangga. Dia berbelok ke arah ruang makan di mana kedua orang tuanya sudah menunggu. Serena yang melihat penampilan Geez yang begitu memukau langsung memanggil putrinya untuk bergabung dengan mereka. Morgan
Suasana kamar yang biasanya hidup dengan canda tawa, pertengkaran dan juga romansa antara Elov dan Andrea kini terasa begitu sepi.Pasangan yang sudah dikaruniai dua anak itu merasa canggung untuk memulai pembicaraan. Andrea ingin mandi tetapi dia tidak enak meninggalkan Elov yang terlihat sedang ingin berbicara sesuatu padanya.Begitupun dengan Elov, dia tidak suka saat suasana begitu sepi seperti ini. Dia tidak suka mereka hanya saling diam-diaman dan mencuri-curi pandang. Dia merasa cukup canggung dengan Andrea karena kejadian hari ini.Pertemuan pertama Andrea dengan ibunya tidak meninggalkan kesan baik, yang ada justru Andrea tersakiti oleh setiap kalimat yang dilontarkan Reyna. Sebagai anak dan sebagai pria yang ingin mengambil tanggung jawab untuk Andrea, Elov dihadapkan pada pilihan yang sangat sulit.Andrea yang duduk di sofa juga merasa bersalah pada Elov sebab dia sudah pergi bersama Ayden. Mereka berada di pikiran yang sama, hanya saja tidak berani mengucapkan sepatah kata
Sinar mentari perlahan menyelinap masuk dari jendela yang tirainya sejak semalam dibiarkan terbuka. Silaunya membuat mata Andrea tidak mampu lagi untuk tertutup dan larut dalam tidurnya. Perlahan mata indah dengan bulu mata panjang lentik itu terbuka.Dia mengatur pernapasannya, ingin beranjak dari tempat tidur tetapi dia tidak bisa bergerak sebab berada dalam dekapan Elov.Ditatapnya wajah tampan yang semalam membuatnya melayang itu. Awalnya dia pikir Elov akan mengajaknya untuk melakukannya tetapi ternyata Elov hanya sibuk menciuminya dan mampu menahan semua itu hingga mereka akhirnya tertidur.Tangan Andrea bergerak untuk menyentuh bibirnya yang semalam begitu bengkak karena menjadi bulan-bulanan Elov. Dia sangat andal dalam mencium dan juga menahan keinginan 'itu'.Dia tersenyum malu kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya.'Aku pasti sudah gila!'Kejadian semalam adalah momen yang sangat manis dan sayang untuk dilewatkan. Sepanjang malam dia tertidur dalam pelukan Elov dan bangun
Darah Brandon seolah mendidih mendengar persyaratan yang diberikan Elov. Seburuk-garuknya hinaan Reyna kepada wanita yang dicintai Elov, tidak sepantasnya anak itu menyuruh ibunya merendahkan diri pada Andrea."Elov jaga sikapmu! Wanita yang kamu suruh meminta maaf itu adalah wanita yang sudah melahirkan kamu ke dunia ini. Pantaskah kamu bersikap seperti ini padanya?" Brandon berkata lagi, "Sebagai suaminya, aku bahkan selalu meminta maaf kepadanya meskipun dia yang salah. Lantas kamu sebagai anak justru menyuruhnya meminta maaf kepada wanita itu. Di mana otakmu?" Elov tahu apa yang dikatakan sudah sangat keterlaluan, tetapi dia juga ingin menjaga hubungan baik antara anak-anaknya dengan kedua orang tuanya.Meskipun Elov kesal dan kecewa dengan sikap ibunya, tetapi dia juga tetap ingin mereka menyayangi kedua anaknya sebab si kembar juga merupakan cucu mereka. "Darling, sudahlah jangan terus memperkeruh suasana," ucap Reyna yang tidak suka melihat pertentangan antara kedua lelaki
Di sekolah si kembar .... Andrea menunggu kedua anaknya hingga mereka pulang sekolah. Dia tidak memiliki kegiatan lain, dia juga khawatir kedua anaknya di sekolah mendapatkan perundungan atau keluarga Elov datang untuk merebut mereka, sehingga Andrea siap menjaganya di sekolah. Saat ini Andrea memilih duduk di taman sambil memainkan ponselnya. Tiba-tiba di layarnya terlihat sebuah panggilan masuk dari Sarah. "Apakah kamu sangat merindukanku?" tanya Andrea dengan candaannya. "Ini nggak lebih penting dari rasa rindu, Rea. Apakah kamu tahu keluargamu sudah mencarimu ke mana-mana? Mereka bahkan menemukanku." Mata Andrea terbelalak. Dia tahu semua itu cepat atau lambat akan terjadi tetapi dia tidak siap bertemu lagi dengan keluarganya. Dia sudah merasa nyaman tanpa mereka. Pertemuannya dengan Lusiana dan Damian jelas akan sampai ke telinga ayahnya, Lusiana pasti akan mengadu dan mereka akan mencarinya sampai ketemu. "Apakah kamu baik-baik saja?" "Ya, aku baik-baik saja. Kamu yang ak
Andrea perlahan membuka kedua matanya, pertama-tama yang dia dapati adalah sebuah kegelapan, tidak ada cahaya yang masuk di tempat ini tetapi dia juga tidak merasakan sesak sebab udaranya cukup segar serta di ruangan ini mengeluarkan aroma yang cukup menenangkan. Kepala Andrea masih sedikit pusing, ingin memijat pelipisnya tetapi dia tidak bisa menggerakkan tangannya sebab dia menyadari jika kedua tangannya itu terikat. 'Apa aku diculik?' tanya Andrea dalam hati. Andrea sempat panik tetapi dia perlahan mencoba untuk menenangkan dirinya, berusaha mengingat apa yang sudah terjadi sebelumnya. Tadi dia begitu panik saat mengetahui si kembar justru sudah tidak berada di sekolah. Mereka dijemput seseorang yang tidak ingin disebutkan namanya dengan alasan ingin membawa mereka menuju rumah sakit karena dia jatuh pingsan. Sebenarnya tanpa dijelaskan pun Andrea sudah tahu siapa orang berkuasa yang berani melakukan semua itu tanpa diketahui identitasnya. Andrea hanya berurusan dengan merek
Suara menggelegar Elov terdengar sampai ke lantai dua di mana Brandon berada. Langkahnya pelan menyusuri anak tangga satu per satu, ekspresi di wajahnya pun terlihat datar, seolah-olah tidak ada sesuatu yang sudah dia perbuat hingga membuat putranya itu marah. Brandon berdiri tepat di hadapan Elov, dia menatap putranya dengan begitu datar. "Apakah kamu sudah kehilangan sopan santunmu? Berapa lama kamu belajar tata krama selama menjadi tuan muda di keluarga Graff?"Elov tidak peduli dengan apapun yang dikatakan ayahnya, karena dia tahu ayahnya hanya mencoba untuk mengalihkan perhatian dan juga pembicaraan tentang hilangnya Andrea beserta si kembar. "Lalu bagaimana jika aku membalikkan kata-kata itu kepada Daddy, sudah berapa lama Daddy belajar tata krama dalam keluarga Graff sehingga Daddy berani menculik anak-anak dan wanitaku?"Brandon tersenyum sinis. Dia berkata, "Berapa lama kita bersama? Aku bahkan yang pertama kali menggendong begitu kamu dilahirkan. Apakah kamu tidak percaya