Saat tengah malam, tiba-tiba ombak besar menerjang. Perahu hampir terbalik saat dihempas ombak. Nakhoda mengernyit. Dia menggerakkan tangannya di depan Samuel.Naomi baru tahu ternyata nakhoda itu bisu. Dia memberi tahu Samuel angin makin kencang dengan bahasa isyarat. Mungkin sebentar lagi turun hujan lebat, jadi sangat berbahaya jika mereka melanjutkan perjalanan dengan perahu.Samuel seperti sudah mengecek cuacanya sejak awal. Ekspresinya tetap terlihat tenang. Dia melihat jam tangan dan berucap pada nakhoda, "Jalankan sesuai rencana."Nakhoda mengangguk, lalu lanjut mendayung perahu. Samuel mengambil 2 alat selam, lalu menghampiri Naomi dan bertanya, "Bisa pakai, nggak?"Naomi bertanya balik, "Kita mau turun ke laut?"Samuel menyahut, "Iya, angin makin kencang. Sebentar lagi hujan, jadi nggak aman kalau kita terus berada di perahu."Naomi bertanya lagi, "Apa kita lebih aman kalau turun ke laut?"Samuel menjawab dengan sabar, "Aku bawa kamu ke tempat yang lebih aman. Kita nggak bisa
Caden berpikir sejenak, lalu berkata, "Suruh mereka tingkatkan kewaspadaan. Nggak usah turun ke laut untuk tangkap orang di perahu. Interogasi orangnya setelah perahu itu menepi."Andrew terkejut. Perahu itu sangat mencurigakan karena muncul di jalur nomor 5 pada saat-saat seperti ini. Kenapa Caden tidak pergi ke tempat itu?Andrew tidak tahu apa yang dipikirkan Caden, dia juga tidak bertanya. Andrew menyampaikan perintah Caden kepada bawahan, lalu mengakhiri panggilan telepon.Hujan lebat belum reda, tetapi Caden tetap berdiri di tempat. Dia juga rela kehujanan dan tidak kembali ke mobil.Andrew menemani Caden di samping. Setelah beberapa saat, tiba-tiba terdengar suara di sekitar. Mereka melihat 2 orang naik ke tepi laut.Samuel bertanya, "Bagaimana kondisimu? Apa kamu baik-baik saja?"Naomi tidak menjawab pertanyaan Samuel. Dia melepaskan alat selam yang berat dan terbatuk-batuk karena tersedak air.Andrew tertegun, dia benar-benar tidak menyangka Samuel dan Naomi akan datang ke tem
Tiba-tiba, suara Naomi tidak terdengar lagi. Dia pingsan karena terlalu lelah dan emosional. Caden yang panik segera menggendong Naomi dan berjalan ke mobil.Setelah naik ke mobil, Caden menghidupkan mesin dan penghangat mobil. Kemudian, dia mengambil selimut di bagasi dan menyelubungi tubuh Naomi.Sesudah itu, Caden bergegas kembali ke kursi pengemudi dan pergi ke rumah sakit. Caden tidak mengkhawatirkan Andrew karena Andrew tahu batasan. Dia pasti bisa melindungi dirinya.Caden berencana membuat perhitungan dengan Samuel setelah mengurus Naomi. Dia memang ingin menghabisi Samuel sekarang, tetapi Naomi lebih penting.Caden membawa Naomi ke rumah sakit terdekat. Semuanya baru beres sesudah diurus selama hampir 1 jam. Ketika Andrew datang, Naomi sedang diinfus.Naomi memakai baju pasien dan matanya terpejam. Dia mengernyit, napasnya tidak terlalu stabil. Sudah jelas dia sangat ketakutan.Caden duduk di samping Naomi. Dia menggenggam tangan Naomi dan menempelkannya di bibirnya. Caden mem
Caden merasa familier dengan Desa Baiza. Setelah merenungkannya, dia baru teringat dirinya pernah melihat nama Desa Baiza di barang-barang peninggalan Wanda. Caden menyimpulkan lokasi Baby dari keinginan Wanda dan obsesi Samuel kepada Wanda.Caden berpesan, "Kamu bawa bawahan ke Desa Baiza dulu. Setelah mengurus Naomi, aku baru pergi ke sana."Andrew tidak berani menunda waktu lagi. Dia langsung pergi.Di sisi lain, Samuel sudah bertemu dengan bawahannya. Melihat kondisi Samuel yang menyedihkan, bawahan bertanya dengan ekspresi terkejut, "Ada apa?"Samuel menghela napas, lalu menyahut dengan geram, "Cepat pulang!"Bawahan bertanya balik, "Pulang ke desa?""Iya," jawab Samuel.Bawahan menimpali, "Nggak jadi bawa Bu Naomi lagi? Nona Baby sudah nggak sabar bertemu dengan Bu Naomi."Samuel membalas, "Lain kali saja!"Bawahan juga tidak berani bertanya lagi saat melihat kondisi Samuel yang tidak beres. Dia segera menjalankan mobil.Samuel duduk di kursi penumpang belakang dan mengabaikan lu
Caden mengernyit. Dia sangat memahami Tony. Masalah Keluarga Sadana pasti berhubungan dengan Tony. Caden yakin Keluarga Sadana pasti sudah mati, bukan menghilang.Tony adalah pria berengsek. Dia bahkan tega mencelakai keluarga sendiri, apalagi orang lain. Samuel menyusun rencana selama bertahun-tahun pasti untuk membalas dendam kepada Keluarga Pangestu.Caden merasa gusar. Dia benar-benar sial lahir di Keluarga Pangestu dan punya hubungan dengan Tony. Caden bertanya, "Waktu itu, kenapa Tony pergi ke Kota Lodia?"Steven menjawab, "Untuk pengembangan gedung baru. Waktu itu, Tony beli banyak tanah di Kota Lodia. Dia sangat mementingkan proyek di kota itu, jadi dia melakukan inspeksi sendiri dan tinggal di kota itu untuk beberapa waktu.""Apa Tony mencari Keluarga Sadana waktu tinggal di Kota Lodia?" tanya Caden.Steven menyahut, "Nggak tahu. Tetangga Keluarga Sadana bilang nggak pernah dengar Keluarga Sadana mengungkit tentang Keluarga Pangestu. Mereka juga nggak pernah lihat Keluarga Pan
Caden yang terkejut memanggil, "Naomi!"Naomi langsung duduk dan menghela napas. Dia terlihat ketakutan. Sudah jelas Naomi mimpi buruk, dia bangun karena ketakutan.Caden segera menggenggam tangan Naomi, lalu memeluknya dan menghibur, "Jangan takut, kamu cuma mimpi buruk. Naomi, jangan takut."Naomi tertegun sejenak. Dia baru sadar kejadian yang mengerikan itu hanya mimpi. Selain itu, dia sudah diselamatkan Caden!Naomi melepaskan diri dari pelukan Caden, lalu mengamati Caden dan bertanya, "Apa kamu baik-baik saja? Apa kamu terluka? Apa Samuel menyakitimu?"Caden menyahut seraya menggeleng, "Aku baik-baik saja, aku nggak terluka."Naomi baru merasa tenang setelah memastikan Caden baik-baik saja. Namun, dia kembali merasa gugup.Naomi menggenggam tangan Caden dengan erat seraya berbicara, "Apa kamu tahu Samuel ingin mencelakaimu? Dia punya dendam dengan Keluarga Pangestu dan ayahmu, dia bilang anak harus membayar utang ayahnya. Samuel mau melampiaskan kebenciannya pada Keluarga Pangestu
Naomi menghela napas, lalu berkata seraya mengernyit, "Aku ini dokter, jadi aku tahu jelas kondisi tubuhku. Aku nggak makan seharian dan mengalami syok sehingga pingsan. Aku nggak apa-apa, kita cari Baby sekarang!"Selesai bicara, Naomi menyingkap selimut dan hendak turun dari tempat tidur. Dia ingin pergi mencari putrinya bersama Caden. Dia tidak ingin menunggu lagi.Caden menghentikan Naomi, "Kamu nggak boleh pergi."Desa Baiza adalah markas Samuel. Keselamatan mereka pasti terancam jika mereka menerobos masuk ke Desa Baiza.Selain itu, Caden baru menyelamatkan Naomi dari tangan Samuel. Dia tidak mungkin mengambil risiko dengan membawa Naomi ke wilayah kekuasaan Samuel. Bagaimana kalau Samuel menculik Naomi lagi saat terjadi kekacauan?Naomi malah berujar, "Aku harus pergi! Samuel menyayangi Baby, dia nggak akan beri tahu Baby kamu itu ayahnya. Kalau Baby lihat kamu, dia pasti cuma menganggap kamu paman dan nggak mau ikut kamu.""Baby dibesarkan Samuel, jadi dia pasti menyukai Samuel
Caden melanjutkan, "Aku akan ikut kamu mencintai anak-anak karena kamu mencintai mereka dan aku mencintaimu. Ayah sangat mencintai Ibu. Kalau Ibu menyukai Lucky, Ayah pasti menyukainya. Perasaan suka seperti ini tulus dan muncul tanpa sadar, jadi aku yakin waktu itu yang menyakiti Lucky bukan Ayah."Tentu saja Naomi memercayai Caden. Dia menimpali dengan ekspresi kebingungan, "Sebelumnya aku dengar kamu menceritakan sifat Ayah, jadi aku juga nggak percaya Ayah menyakiti Samuel. Tapi, aku sudah bertanya pada Samuel dan dia sangat yakin malam itu yang menyeretnya ke gunung itu Ayah."Caden merenung. Dia yakin Darman tidak akan melakukan perbuatan kejam seperti itu. Namun, Samuel juga tidak perlu berbohong kepada Naomi. Jadi, apa masalahnya?Jika Samuel bisa menganggap orang itu adalah Darman, berarti orang itu sangat mirip dengan Darman. Setidaknya paras dan postur tubuhnya sangat mirip. Siapa orang itu? Darman tidak punya saudara kandung.Apa mungkin ada orang yang sengaja merias wajahn
Putih menjulurkan lidahnya pada Hayden, sedangkan Hayden menerjemahkan kata-kata Putih.“Kakek dan nenek buyut nggak ada di sini, tapi semua barang mereka masih ada dalam rumah. Semua rumah sudah diambil alih orang dan ada yang berjaga di dalam. Gudang dipenuhi dengan kulit dan daging berbagai macam binatang, juga ada belasan bangkai bangau hitam!”Naomi mengerutkan keningnya. Bangau hitam? Itu adalah jenis burung yang dilindungi negara. Karena kelangkaan dan sudah terancam punah, bangau hitam dilindungi seperti panda. Namun, orang-orang ini malah membunuh belasan ekor bangau hitam? Apa orang-orang ini pemburu ilegal?Namun, kakek dan nenek sudah tinggal bertahun-tahun di tempat ini. Mereka bisa disebut sebagai teman satwa liar. Kenapa mereka mengizinkan orang-orang ini membunuh begitu banyak hewan yang dilindungi negara?Tidak, kakek dan nenek tidak mungkin bisa mencegah sekelompok orang ini. Jumlah mereka sangat banyak dan mereka semua juga bersenjata. Bagaimana mungkin kakek dan nen
Kak Tiger mengira benar-benar ada manusia liar dan segera melompat turun dari lantai 2.“Kalau benar-benar ada manusia liar, aku akan hasilkan banyak uang! Cepat bawa jalan!”Kak Tiger membawa sekelompok orang berjalan ke luar pagar. Namun, baru berjalan beberapa langkah, Kak Tiger tiba-tiba teringat pada kelompok Naomi dan memberi perintah, “Wanita itu milikku! Sebelum aku pulang, nggak ada yang boleh menyentuhnya!”“Baik! Kak Tiger tenang saja, kami pasti akan menjaganya dengan baik!”Setelah melirik Naomi sekali lagi, Kak Tiger baru berjalan pergi. Dia sama sekali tidak menganggap serius Caden dan anak-anak. Baginya, Caden dan anak-anak tidak lebih dari sekelompok pecundang. Meskipun mereka memiliki sedikit kemampuan, mereka juga tidak mungkin lebih hebat dari senapan.Setelah kelompok Kak Tiger pergi, Caden sekeluarga dibawa masuk ke sebuah kamar kosong. Sebelum keluar, pria yang membawa Caden sekeluarga masuk ke kamar tidak lupa mengancam, “Tunggulah di sini sampai Kak Tiger pula
Namun, tempat ini jelas-jelas sangat tersembunyi. Kenapa sekelompok pria kasar ini bisa menemukan tempat ini? Di sisi lain, kakek dan nenek adalah orang yang baik. Mereka seharusnya tidak mungkin berteman dengan pria-pria kasar ini.Naomi dan anak-anak dibawa masuk ke rumah kayu kecil. Begitu pintu rumah dibuka, hati Naomi dan ketiga putranya langsung dilanda emosi. Mereka merasa gembira, tetapi juga khawatir. Mereka sudah tinggal di tempat ini selama 5 tahun. Braden, Hayden, dan Jayden tumbuh besar di tempat ini. Ketiga bocah itu belajar berbicara, belajar berjalan, belajar berbagai macam kemampuan di tempat ini. Tempat ini menyimpan banyak kenangan mereka, baik itu kenangan indah maupun kenangan pahit. Namun, sebagian besar kenangan mereka di tempat ini adalah kenangan indah. Jadi, begitu masuk ke rumah ini, berbagai kenangan masa lalu langsung berputar di benak Naomi dan ketiga putranya. Mereka merasa sangat gembira dan terharu. Namun ... di mana kakek dan nenek?Dalam keadaan no
Orang-orang ini bukanlah orang baik. Caden dan yang lain harus terlebih dahulu mencari tahu dengan jelas siapa mereka serta alasan mereka muncul di tempat ini.Pria itu langsung membidik senapannya ke arah kelompok Caden dengan panik. “Siapa kalian?”Setelah itu, pria itu segera berseru pada rekannya di atas lereng, “Cepat kemari! Ada orang di bawah!”Berhubung rekan mereka sepertinya bukan sedang bercanda, sekelompok orang itu buru-buru melompat turun ke lereng. Ketika melihat kelompok Caden, mereka pun tercengang dan buru-buru membidik senapan mereka ke arah kelompok Caden.Baby pada dasarnya penakut. Berhubung tidak pernah mengalami hal seperti ini, dia langsung menangis. Dia memeluk Naomi dengan erat dan membenamkan kepalanya ke pelukan Naomi.“Mama, aku takut. Huhuhu ... takut ....”Naomi memeluk putrinya erat-erat. Hatinya juga berdebar kencang karena merasa panik. “Ja ... jangan takut.”Caden mengadang di paling depan untuk melindungi Naomi dan anak-anak.Pemimpin kelompok itu b
Seolah-olah dikejutkan oleh sesuatu, binatang-binatang dalam hutan terlihat ketakutan dan berlarian ke segala arah. Burung-burung yang bertengger di atas pohon tidak berhenti berkicau, lalu mengepakkan sayap dengan cepat untuk terbang ke langit. Situasi seperti ini terkesan seperti ada banjir atau binatang buas di sekitar.Caden, Braden, Hayden, dan Rayden pun mengerutkan kening secara serentak. Master juga mengerutkan kening dan menatap ke sekeliling dengan penuh waspada. Sementara itu, Naomi melindungi Jayden dan Baby dengan ekspresi cemas. Suasananya terasa sangat tegang dan berbahaya. Tiba-tiba .... “Dor!”Terdengar suara tembakan senapan yang dilengkapi alat peredam dari dalam hutan. Kemudian, seekor burung yang bulunya warna-warni jatuh dari langit dan mendarat di samping mereka.Burung itu terlihat sangat cantik dan seharusnya adalah spesies langka. Namun, kepalanya sudah hancur dan mengalirkan darah karena tertembak. Keadaannya terlihat sangat tragis.Sekelompok orang itu lan
Hayden juga telah menyadari keberadaan ular berbisa itu. Namun, sebelum dia sempat bertindak, ada orang yang sudah mendahuluinya. Master tidak mengikuti mereka datang ke Kota Hedem, tetapi juga telah tiba di tempat ini. Master yang membunuh ular berbisa itu.Hayden melirik ke sebelah kiri dan diam-diam merasa terharu. Orang yang melindungi keluarganya adalah temannya. Jika master bisa mengesampingkan dendamnya dengan gurunya, Hayden pasti akan berteman dengannya. Namun, jika master melukai gurunya ....Hayden hanya mengerutkan keningnya. Dia tidak pergi menyapa master, melainkan menyusul Naomi dan Baby. Ketika mereka kembali, Caden, Braden, dan Rayden sudah selesai mendirikan tenda. Ketiga orang itu sedang mencuci tangan di tepi sungai.Melihat suaminya yang begitu terampil, Naomi diam-diam memuji dalam hati, ‘Mau cari suami harus yang begini! Berkelas, tapi nggak lemah! Selain jago berbisnis, dia juga bisa masak!’Berhubung masih belum tiba di area hutan yang dalam, Naomi sekeluarga m
Seusai sarapan, Naomi sekeluarga pun berangkat. Kali ini, mereka bepergian tanpa pengawal.Ketika baru masuk ke gunung, Naomi sekeluarga berjalan menelusuri sebuah jalan setapak. Jalan itu tidak lebar, tetapi mudah dilewati.Hayden dan Putih berada di paling depan untuk membawa jalan. Hayden terlihat bagaikan seekor monyet dan sangat gembira. Baby dibesarkan dan sangat dimanjakan Samuel. Staminanya kurang bagus. Baru berjalan beberapa saat, dia sudah kelelahan. Caden yang membawa tas ransel pun membiarkan Baby duduk di pundaknya. Dia memiliki energi dan stamina yang kuat.Ketika tiba di pintu masuk area terlarang, waktu sudah sore. Naomi membaca papan petunjuk dengan saksama dan bertanya, “Hayden, kamu yakin masuk dari sini?”Hayden mengangguk. “Paling aman masuk dari sini. Lagian, setelah masuk, akan ada area yang permukaannya datar. Kita bisa dirikan tenda dan bermalam di sana.”Hayden sudah terlebih dahulu masuk dan menjelajahi area itu.Naomi mengangguk dan berujar, “Oke. Ayo jalan
Keesokan pagi, Naomi sudah bangun sebelum matahari menyingsing. Caden tidak berada di sisinya, entah ke mana dia pergi. Naomi pun pergi menyikat gigi dan mencuci wajah, lalu berjalan keluar dari kamar.Caden sedang duduk di halaman dan berbicara di telepon. Dia yang mengenakan setelan olahraga memegang ponsel dengan sebelah tangan dan menaruh sebelah tangannya lagi ke saku celana. Penampilan Caden ini terlihat sangat berbeda dengan penampilan biasanya. Saat ini, dia terlihat lebih santai, tetapi tetap memancarkan wibawa yang kuat. Wibawanya berasal dari dalam dirinya, bukan dari pakaiannya. Jadi, tidak peduli apa yang dipakainya, dia tetap terlihat tampan dan berwibawa.Saat merasakan dirinya ditatap oleh orang, Caden pun menoleh. Dia menatap Naomi dengan sangat lembut. Naomi juga sudah mengganti pakaiannya dengan setelan olahraga. Dia mengisyaratkan Caden untuk lanjut berbicara di telepon sebelum berjalan masuk ke dapur.Koki penginapan sedang membuat sarapan. Setelah berbicara deng
“Rayden, kebahagiaan orang datang dari 2 tempat, yang satu dari luar, yang satu lagi dari dalam diri sendiri. Meski hidup Mama penuh dengan liku dan Mama juga sudah mengalami banyak kesulitan, kehidupan Mama dan saudara-saudaramu selama di gunung itu sangat gembira.”“Kehidupan di gunung memang nggak sebagus kehidupan di kota, tapi kami benar-benar bahagia. Jadi, Rayden nggak perlu merasa sedih karena merasa Mama hidup menderita.”Naomi mengelus rambut Rayden dan melanjutkan, “Tapi, Mama terharu banget karena Rayden begitu perhatian sama Mama. Sekarang, Mama sudah makin bahagia.”Bibir Rayden bergerak, tetapi tidak ada suara yang keluar. Saat ini, penyakit mental Rayden sudah jauh lebih baik. Namun, dibandingkan dengan Braden, Hayden, dan Jayden, dia masih jauh lebih diam. Di antara semua anak, dia yang paling pendiam.Naomi menyentuh wajah Rayden dengan lembut, lalu memeluknya. “Mama sayang banget sama Rayden.”Rayden menepuk-nepuk punggung Naomi seperti orang dewasa yang menghibur an