Tendangan itu cukup kuat. Si pria mengerang kesakitan, lalu hendak berdiri untuk melarikan diri. Namun, dia tidak berhasil untuk membangkitkan tubuhnya. Sepertinya tulangnya sudah patah!Caden terbengong sejenak, lalu bergegas melihat ke depan pintu. Kemudian, dia menyadari seorang bocah cilik sedang berdiri di luar sana!Si bocah cilik mengenakan jaket bulu tebal dengan topi bebek di atas kepalanya. Dia melipat kedua tangan di depan dada, berdiri sembari mengerutkan keningnya.Saat tatapan mereka berdua saling bertemu. Si bocah cilik langsung menunjukkan sikap arogannya, segera mengalihkan pandangannya, lalu mendengus dingin!Baru saja Caden ingin bertanya kenapa dia bisa kemari, Hayden langsung mengeluarkan lolipop di mulutnya, lalu berjalan memasuki rumah. “Jangan kira aku datang karena mencemaskan keselamatanmu! Aku bukan peduli sama kamu. Aku bisa ke sini juga karena Rayden! Hmph! Jangan berpikir kebanyakan.”Caden terdiam membisu menatap Hayden yang menyamar wajahnya mirip dengan
“Iya. Jadi, terserah kamu mau pukul atau bunuh aku. Lagi pula, aku juga nggak bisa hidup lagi. Kalau kamu nggak bunuh aku, aku juga bakal dibunuh sama dia.”Caden berkata dengan dingin, “Belum tentu. Kamu pasti punya informasinya. Kamu bisa melakukan transaksi sama aku. Kalau aku puas, bisa jadi aku akan memberimu jalan buat hidup.”Si pria malah tertawa … tertawa terbahak-bahak. “Dia itu monster. Nggak ada yang bisa terlepas dari genggamannya. Kalau dia menginginkan nyawa seseorang, orang itu juga nggak akan bisa kabur.”“Tapi, bukannya dia ingin membunuhku? Sekarang aku masih baik-baik saja?”“Kamu salah! Dia nggak ingin kamu mati. Dia hanya ingin kamu hidup bagai di neraka. Hahaha ….”Terlintas aura dingin di wajah Caden. “Beri tahu aku, siapa dia? Aku jamin akan pertahankan nyawamu!”Si pria malah menggeleng. “Aku pasti nggak akan beri tahu kamu identitasnya. Meski aku mati, aku juga nggak akan khianati dia. Aku rela mati untuknya.”Dari nada bicara pria ini, dia bagai seorang peng
Andrew membawa Tiara dan Hayden ke lantai atas.Setelah membaringkan Tiara ke atas ranjang, Hayden bergegas ke kamarnya untuk menghubungi Braden. “Kak, celaka!”“Emm, aku sudah tahu!”Hati Hayden terasa panik. “Pak polisi mencurigai Caden telah melakukan pembunuhan. Dia sudah dibawa pergi sama pak polisi. Padahal aku sudah bilang bukan dia yang membunuh, pak polisi tetap nggak percaya sama omonganku. Jelas-jelas orang itu lompat sendiri dari atas gedung. Aku juga melihat dengan mata kepalaku sendiri. Aku bisa bersaksi!”Hayden memang membenci Caden, ingin membalas dendam ibunya! Hanya saja, dia tidak akan memanfaatkan kesempatan ini.Didikan Naomi sangat bagus. Mereka pasti tidak akan bercanda dengan masalah sepenting ini. Jadi, meski Hayden tidak menyukai Caden, dia tetap memberi tahu polisi bahwa Caden bukanlah pelakunya.Ketika melihat Caden ditangkap polisi, Hayden merasa panik, khawatir, dan juga kesal!Braden berkata, “Dia dibawa pergi pak polisi juga hanya demi menjalankan prose
Usai mendengar, Gilbert segera menghela napas panjang. Dulu dia tidak pernah bertemu dengan Caden, tapi dia tahu Caden adalah seorang tokoh hebat. Jika orang itu dibunuh oleh Caden, masalah ini akan sulit untuk diatasi. Bisa jadi, nanti Gilbert juga akan dijebloskan ke penjara!Jadi, alangkah baiknya tidak berhubungan dengan tokoh hebat seperti ini. Hanya saja, sekarang malah ada kasus seperti ini. Masalah ini tidak bisa diabaikan. Jadi, dia terpaksa menangani masalah ini.Untung saja ada ucapan Caden yang menenangkan hati Gilbert! Jika korban itu bukan meninggal akibat turun tangan Caden, semuanya pun gampang untuk diatasi! Dia hanya perlu segera menyelidiki kasus ini, mencari barang bukti, lalu melepaskan Caden saja.Gilbert menyeka keringat dingin di atas keningnya, lalu berkata, “Gimana kalau malam ini kamu ….”“Kamu nggak usah memperlakukanku dengan istimewa. Aku bisa tinggal di sini.”Sikap pengertian Caden membuat Gilbert terharu hingga ingin meneteskan air mata!Dengan kondisi
Beberapa jam kemudian, langit mulai menggelap. Naomi sudah terbangun dari mabuknya.Ketika mengetahui berita kematian di kompleks, Naomi merasa syok. Apalagi ketika mendengar Braden menceritakan kronologis kejadian, mengetahui Hayden dan Braden berada di lokasi kejadian, Naomi hampir saja jatuh pingsan lagi karena merasa syok!“Sekarang Hayden lagi di mana? Apa dia kaget?”Braden segera menjelaskan, “Sekarang Hayden lagi di rumah Mama Tiara. Mama tahu sendiri, nyali Hayden sangat besar. Dia nggak kaget, kok.”Naomi menarik napas dalam-dalam, lalu bertanya dengan mengerutkan keningnya, “Kenapa Hayden bisa bersama dengan Caden? Untuk apa mereka malam-malam ke Kompleks Futuria?”Berhubung masalah ini tidak bisa dirahasiakan lagi, keempat bocah cilik sudah bersekongkol untuk mengarang kebohongan semalam. Braden pun mengulangi apa yang sudah mereka diskusikannya.“Semalam, Mama lagi mabuk. Jadi, kita mesti menginap di sini. Hayden nggak suka sama papa murahan itu. Dia ingin pulang ke rumah.
Jayden terbata-bata. “Selain … selain itu, melakukan tindak pembunuhan akan diberi hukuman berat!”Suasana di dalam ruangan menjadi hening dalam seketika.Keempat bocah cilik kelihatan sangat khawatir.Beberapa saat kemudian, Braden duluan bersuara, “Kita mesti cari cara untuk membersihkan namanya!”…Saat ini, Caden masih berada di kantor polisi.Analisis Braden tidaklah salah. Memang ada dalang di balik permasalahan ini. Masalah penangkapan Caden telah menghebohkan Keluarga Pangestu dan juga musuhnya.Semua orang berusaha keras untuk mendapatkan informasi terkini. Kemudian, mereka semua memutar otak memikirkan strategi ingin menjebloskan Caden ke penjara! Mereka tidak peduli apakah Caden telah membunuh atau tidak. Mereka hanya ingin Caden ditetapkan sebagai pelaku pembunuhan!Meskipun Caden tidak menerima hukuman tembak, setidaknya dia akan diberi hukuman penjara seumur hidup!Pagi harinya, Tony pergi ke kantor polisi untuk “mengunjungi” Caden. Dia kelihatan sangat khawatir.“Caden,
Setelah Tony pergi, Caden memanggil Gilbert ke ruangannya untuk menanyakan progres perkara.Gilbert menjawab dengan waswas, “Masih … dalam penyelidikan.”Caden menatapnya dengan sangat tenang. “Aku tahu apa aku membunuh atau nggak. Semalam aku sudah bilang sama kamu, kamu bisa menjalankannya sesuai dengan prosedur. Kalau ada yang sulit untuk diatasi, kamu bisa cerita sama aku.”Jantung Gilbert hampir copot saja. Keringat dingin tak berhenti bercucuran di keningnya. “Oke, oke, oke!”Setelah kembali ke ruang kerjanya, Gilbert baru menyadari kemejanya sudah dibasahi dengan keringat dingin. Dia mengerti maksud ucapan Caden tadi.Caden sadar ada yang ingin menjebaknya. Jadi, dia pun memberi petunjuk kepada Gilbert.Dengan kondisi saat ini, ada yang berharap Caden dijatuhkan hukuman. Hanya saja, Caden juga bukanlah orang yang bisa ditekan semena-mena. Sialnya, sekarang Gilbert yang menangani kasus ini!Sekarang Gilbert sungguh merasa serbasalah. Di satu sisi, ada Caden yang tidak boleh untuk
Tidak! Tidak!Kali ini masalah bersangkutan dengan soal nyawa. Jika Caden difitnah telah melakukan pembunuhan, dia akan dijatuhkan hukuman mati!Tiba-tiba terbayang gambaran Caden sedang ditembak. Jantung Naomi spontan berdebar kencang! Tidak! Naomi mesti mencari tahu masalah ini!Naomi meletakkan pisau dapur, lalu mengelap tangannya di atas celemek. Dia segera menghubungi Steven.“Steven, apa kamu tahu bagaimana kondisi di kantor polisi? Orang itu juga bukan dibunuh Caden. Kenapa dia masih belum dilepaskan? Apa dia masih dicurigai sebagai tersangka?”“Sementara ini masih belum.”Kening Naomi berkerut. “Apa ada yang ingin memanfaatkan masalah ini untuk mencelakainya?”Dalam seketika, Steven juga tidak tahu harus berkata apa. Dia takut jika dirinya bercerita kebanyakan, Naomi akan merasa kaget dan identitas asli Caden malah akan terekspos.Bagaimanapun, di mata Naomi sekarang, Caden bukanlah Caden, melainkan adalah Cayden. Dia bukanlah presdir dari Grup Pangestu, hanyalah seorang pria
Ketika melihat Wanda, Angelo langsung teringat Abigail. Wanda cantik, lembut, dan sering tersenyum manis kepadanya. Wanda menyayangi Angelo seperti Abigail.Hati Angelo yang terluka perlahan pulih. Akhirnya, dia berani bicara dan punya sedikit harapan terhadap masa depan. Angelo bertekad untuk melanjutkan hidupnya. Dia ingin mencari kakak perempuannya.Angelo juga ingin belajar hukum dan menjadi pengacara. Dia ingin membalas dendam orang tua dan kedua kakak laki-lakinya.Wanda memberi tahu Angelo hukum bisa membantunya menegakkan keadilan dan menghukum orang jahat. Jika Angelo disakiti, dia bisa memakai hukum untuk melampiaskan kemarahannya.Angelo memercayai ucapan Wanda sepenuhnya. Semuanya perlahan membaik. Namun, takdir mengubah hidup Angelo. Dia kehilangan kebahagiaan lagi.Darman tiba-tiba muncul. Begitu melihat Darman, Angelo langsung teringat Tony dan semua kejadian di studio.Kemudian, Angelo dibawa Darman ke gunung. Hati Angelo yang sudah perlahan pulih hancur lagi. Bahkan, k
Yamin bertelungkup di lantai. Tubuhnya gemetaran dan matanya memerah. Dia hanya bisa melihat istrinya ditindas.Yamin sangat murka hingga ingin membunuh Tony, tetapi dia tidak bisa melakukan apa pun. Yamin melihat anaknya terluka dan wanita yang dicintainya dinodai. Yamin merasa tidak berdaya dan juga marah. Air matanya mengalir.Tony menodai Abigail sampai tengah malam. Dia memang abnormal. Tony sengaja menodai Abigail dengan berbagai gaya di depan Yamin.Abigail yang awalnya berteriak histeris dan memberontak perlahan terdiam. Akhirnya, dia hanya bisa membiarkan Tony mengendalikan tubuhnya.Yamin yang awalnya memelotot perlahan memejamkan matanya. Air matanya terus mengalir. Pasangan suami istri yang sangat mesra ini mengalami kejadian tragis. Tony menghancurkan kehidupan keluarga mereka.Padahal, hari ini keluarga Yamin sangat gembira. Sekarang yang tersisa hanya keputusasaan. Akhirnya, mereka mati tragis.Abigail mati setelah disiksa Tony. Pakaiannya koyak dan air matanya sudah ker
Lilin di atas kue langsung mati tertiup angin. Tony langsung berjalan masuk. Dia seperti iblis yang tiba-tiba muncul di depan Abigail dan Yamin.Yamin tidak mengenal Tony. Dia bertanya dengan sopan dan juga waswas, "Pak, kamu cari siapa?"Tony mengabaikan Yamin. Dia mengamati Abigail dengan ekspresi mesum. Yamin mengernyit. Sebelum dia sempat bicara, Tony bertanya, "Berapa harga satu malam?"Yamin dan Abigail kebingungan. Tony duduk, lalu memandang Abigail dan berujar seraya menyipitkan matanya, "Aku tertarik padamu, layani aku satu malam. Satu miliar cukup, nggak? Kalau nggak cukup, boleh tambah."Yamin dan Abigail baru tersadar setelah tertegun sejenak. Abigail membalas dengan ekspresi marah, "Kamu gila, ya?"Amarah Yamin memuncak. Tidak ada pria normal yang bisa terima diprovokasi seperti ini. Yamin hendak menghajar Tony, tetapi Abigail menghentikannya.Abigail tidak mengenal Tony. Dia hanya menganggap Tony sebagai orang gila. Bagaimanapun, ini adalah negara hukum. Semua orang tidak
Saat itu, cuaca di Kota Lodia sangat dingin. Angin kencang berembus dan salju lebat turun seharian. Akan tetapi, Yamin dan Abigail sangat bersemangat.Hari ini Yamin berulang tahun dan dia memperoleh pencapaian besar dalam kariernya. Yamin merupakan pelukis yang rajin. Hanya saja, dia tidak terkenal di kalangan pelukis.Tiba-tiba, Yamin menerima undangan dari idolanya pada hari ulang tahunnya. Idola Yamin adalah pelukis senior top. Tekniknya sangat hebat dan gayanya unik. Dia juga sangat berprinsip.Pelukis senior itu memang mengandalkan melukis untuk menghasilkan uang, tetapi dia tidak akan sembarangan menjual lukisannya demi uang. Seorang konglomerat pernah meminta pelukis senior itu untuk melukis kekasihnya dan menawarkan harga tinggi. Namun, dia menolak dengan tegas.Alasan pelukis senior itu sangat sederhana. Dia jijik dengan pelakor dan merasa pelakor tidak pantas menjadi objek lukisannya.Pelukis senior menganggap semua lukisannya seperti anak yang dibesarkannya. Mencari pemilik
Caden melanjutkan, "Aku akan ikut kamu mencintai anak-anak karena kamu mencintai mereka dan aku mencintaimu. Ayah sangat mencintai Ibu. Kalau Ibu menyukai Lucky, Ayah pasti menyukainya. Perasaan suka seperti ini tulus dan muncul tanpa sadar, jadi aku yakin waktu itu yang menyakiti Lucky bukan Ayah."Tentu saja Naomi memercayai Caden. Dia menimpali dengan ekspresi kebingungan, "Sebelumnya aku dengar kamu menceritakan sifat Ayah, jadi aku juga nggak percaya Ayah menyakiti Samuel. Tapi, aku sudah bertanya pada Samuel dan dia sangat yakin malam itu yang menyeretnya ke gunung itu Ayah."Caden merenung. Dia yakin Darman tidak akan melakukan perbuatan kejam seperti itu. Namun, Samuel juga tidak perlu berbohong kepada Naomi. Jadi, apa masalahnya?Jika Samuel bisa menganggap orang itu adalah Darman, berarti orang itu sangat mirip dengan Darman. Setidaknya paras dan postur tubuhnya sangat mirip. Siapa orang itu? Darman tidak punya saudara kandung.Apa mungkin ada orang yang sengaja merias wajahn
Naomi menghela napas, lalu berkata seraya mengernyit, "Aku ini dokter, jadi aku tahu jelas kondisi tubuhku. Aku nggak makan seharian dan mengalami syok sehingga pingsan. Aku nggak apa-apa, kita cari Baby sekarang!"Selesai bicara, Naomi menyingkap selimut dan hendak turun dari tempat tidur. Dia ingin pergi mencari putrinya bersama Caden. Dia tidak ingin menunggu lagi.Caden menghentikan Naomi, "Kamu nggak boleh pergi."Desa Baiza adalah markas Samuel. Keselamatan mereka pasti terancam jika mereka menerobos masuk ke Desa Baiza.Selain itu, Caden baru menyelamatkan Naomi dari tangan Samuel. Dia tidak mungkin mengambil risiko dengan membawa Naomi ke wilayah kekuasaan Samuel. Bagaimana kalau Samuel menculik Naomi lagi saat terjadi kekacauan?Naomi malah berujar, "Aku harus pergi! Samuel menyayangi Baby, dia nggak akan beri tahu Baby kamu itu ayahnya. Kalau Baby lihat kamu, dia pasti cuma menganggap kamu paman dan nggak mau ikut kamu.""Baby dibesarkan Samuel, jadi dia pasti menyukai Samuel
Caden yang terkejut memanggil, "Naomi!"Naomi langsung duduk dan menghela napas. Dia terlihat ketakutan. Sudah jelas Naomi mimpi buruk, dia bangun karena ketakutan.Caden segera menggenggam tangan Naomi, lalu memeluknya dan menghibur, "Jangan takut, kamu cuma mimpi buruk. Naomi, jangan takut."Naomi tertegun sejenak. Dia baru sadar kejadian yang mengerikan itu hanya mimpi. Selain itu, dia sudah diselamatkan Caden!Naomi melepaskan diri dari pelukan Caden, lalu mengamati Caden dan bertanya, "Apa kamu baik-baik saja? Apa kamu terluka? Apa Samuel menyakitimu?"Caden menyahut seraya menggeleng, "Aku baik-baik saja, aku nggak terluka."Naomi baru merasa tenang setelah memastikan Caden baik-baik saja. Namun, dia kembali merasa gugup.Naomi menggenggam tangan Caden dengan erat seraya berbicara, "Apa kamu tahu Samuel ingin mencelakaimu? Dia punya dendam dengan Keluarga Pangestu dan ayahmu, dia bilang anak harus membayar utang ayahnya. Samuel mau melampiaskan kebenciannya pada Keluarga Pangestu
Caden mengernyit. Dia sangat memahami Tony. Masalah Keluarga Sadana pasti berhubungan dengan Tony. Caden yakin Keluarga Sadana pasti sudah mati, bukan menghilang.Tony adalah pria berengsek. Dia bahkan tega mencelakai keluarga sendiri, apalagi orang lain. Samuel menyusun rencana selama bertahun-tahun pasti untuk membalas dendam kepada Keluarga Pangestu.Caden merasa gusar. Dia benar-benar sial lahir di Keluarga Pangestu dan punya hubungan dengan Tony. Caden bertanya, "Waktu itu, kenapa Tony pergi ke Kota Lodia?"Steven menjawab, "Untuk pengembangan gedung baru. Waktu itu, Tony beli banyak tanah di Kota Lodia. Dia sangat mementingkan proyek di kota itu, jadi dia melakukan inspeksi sendiri dan tinggal di kota itu untuk beberapa waktu.""Apa Tony mencari Keluarga Sadana waktu tinggal di Kota Lodia?" tanya Caden.Steven menyahut, "Nggak tahu. Tetangga Keluarga Sadana bilang nggak pernah dengar Keluarga Sadana mengungkit tentang Keluarga Pangestu. Mereka juga nggak pernah lihat Keluarga Pan
Caden merasa familier dengan Desa Baiza. Setelah merenungkannya, dia baru teringat dirinya pernah melihat nama Desa Baiza di barang-barang peninggalan Wanda. Caden menyimpulkan lokasi Baby dari keinginan Wanda dan obsesi Samuel kepada Wanda.Caden berpesan, "Kamu bawa bawahan ke Desa Baiza dulu. Setelah mengurus Naomi, aku baru pergi ke sana."Andrew tidak berani menunda waktu lagi. Dia langsung pergi.Di sisi lain, Samuel sudah bertemu dengan bawahannya. Melihat kondisi Samuel yang menyedihkan, bawahan bertanya dengan ekspresi terkejut, "Ada apa?"Samuel menghela napas, lalu menyahut dengan geram, "Cepat pulang!"Bawahan bertanya balik, "Pulang ke desa?""Iya," jawab Samuel.Bawahan menimpali, "Nggak jadi bawa Bu Naomi lagi? Nona Baby sudah nggak sabar bertemu dengan Bu Naomi."Samuel membalas, "Lain kali saja!"Bawahan juga tidak berani bertanya lagi saat melihat kondisi Samuel yang tidak beres. Dia segera menjalankan mobil.Samuel duduk di kursi penumpang belakang dan mengabaikan lu