“Kamu sudah ketahuan.” Caden meneruskan pesan yang dia terima tadi kepada Andrew.Setelah Andrew membacanya, keningnya spontan berkerut. Dia menatap ke sisi Tiara dengan sinis. Kebetulan Andrew melihat gerakan Tiara sedang memasukkan ponsel ke dalam saku.Kota Jawhar berada di sebelah utara. Musim dingin di sini sangatlah dingin, terutama di malam hari.Tiara membungkus tubuhnya dengan jaket bulu krim yang tebal. Dia sedang berdiri di depan rambu lalu lintas. Setelah memasukkan ponsel ke dalam saku, dia mengusap kedua tangannya. Dia sungguh merasa kedinginan.Seiring dengan gerakan entak kaki Tiara, telinga kelinci di atas topinya pun bergoyang. Gerakan itu kelihatan sangat imut.Setelah dilihat-lihat, sepertinya dia tidak ada hubungannya dengan orang misterius itu! Hanya saja, dia malah patut untuk dicurigai.Tidak ada yang bisa memastikan apakah pesan itu dikirim oleh Tiara atau bukan. Sebab, nomor pengirim adalah nomor virtual.Andrew berkata, “Aku pergi uji dia dulu. Nanti aku hub
“Sakit ….” Baru saja Tiara selesai melontarkan omongannya, tiba-tiba pergelangan tangannya dicengkeram dan diseret oleh Andrew.Tiara langsung berdiri, lalu terjatuh telungkup di atas lantai. Dia sedang bermesraan dengan permukaan jalan.Tiara menggerogoti salju. Pikirannya sungguh kacau. Entah berapa lama sudah berlalu, setelah Tiara berdiri dengan susah payah, dia tidak menyadari bayangan punggung Andrew.Tiara terbengong ….Di ujung jalan, Andrew sedang mengutak-atik ponsel Tiara yang diambilnya tadi. Setelah melihat beberapa saat, dia pun menghubungi Caden, “Bukan dia.”Caden baru saja menghidangkan masakannya ke atas meja makan. Naomi pun sedang memanggil anak-anak untuk cuci tangan, bersiap-siap untuk memulai makan malam.Caden mengambil ponselnya ke ruang baca. “Apa kamu sudah mengetesnya?”“Emm, nggak ada pesan mencurigakan di dalam ponselnya. Selain itu, dia juga nggak bisa seni bela diri.”Masalah memori otot sangatlah sulit untuk dikendalikan. Seandainya Tiara jago seni bela
Di sisi lain, keempat bocah cilik sudah selesai mencuci tangan, lalu duduk di depan meja makan. Hanya saja, Caden masih belum keluar dari ruang baca.Naomi pergi memanggilnya. Bagaimanapun juga, hari ini makan malam hari ini dipersiapkan oleh Caden. Dia sudah sibuk lama untuk mempersiapkan semalaman. Sepertinya tidaklah bagus jika memulai makan duluan.Saat Naomi membuka pintu ruang baca, tercium bau rokok yang cukup menyengat hidung. Dia tersedak hingga terbatuk-batuk.Naomi mengerutkan keningnya dengan tidak puas. Dia takut bau rokok akan menyebar keluar. Jadi, Naomi segera memasuki ruang baca, lalu menutup pintu. Dia berjalan ke sisi jendela sembari bergumam, “Merokok nggak bagus buat kesehatan. Apa kamu nggak tahu? Kamu kecanduan rokok parah. Nanti malah berpengaruh terhadap kesehatanmu.”Naomi membuka jendela. Caden juga tidak meladeninya. Dia sedang memikirkan masalah Tiara dengan orang misterius.Naomi berjalan ke samping Caden, lalu mengetuk-ngetuk meja.“Kenapa malah bengong?
Hayden bahkan bergumam, “Ini hadiahnya? Nggak menarik.”Caden terdiam membisu.Braden menyipitkan matanya melirik Caden sekilas. Dia malah memuji Caden dalam hati. Hadiah itu memang tergolong kejutan bagi Naomi!Braden paling memahami Naomi. Kedua mata Naomi pun sudah terbelalak lebar! Dia menatap Caden dengan sangat kaget.“Kamu kasih … kasih aku ini?”“Emm.”“Aku boleh gesek sesuka hatiku?”“Emm.”“Berapa … limitnya? Setiap bulan aku boleh gesek berapa banyak?”“Terserah kamu mau gesek berapa banyak.”Saking kagetnya, Naomi merasa kesulitan untuk bernapas. “Apa kartu ini nggak ada limitnya?”“Sementara ini nggak ada limit.”“Benarkah? Apa kamu lagi bercanda?”Caden bertanya, “Apa aku perlu bercanda sama anak umur 3 tahun?”Begitu Caden melontarkan ucapannya, kakinya pun ditendang. Rayden-lah pelakunya!Caden menatap putranya sekilas, lalu kembali menjawab pertanyaan Naomi, “Iya, aku nggak bercanda.”“Eits, nggak mungkin. Biasanya aku lihat di TV atau novel, kartu nggak ada limit itu
Tadinya seharusnya Rayden yang paling gembira dalam makan malam hari ini. Siapa sangka, Naomi-lah yang paling gembira!Semuanya bisa dilihat dari anggur merah yang tidak berhenti diteguknya. Sepertinya dia ingin memabukkan dirinya sendiri!Setelah mabuk, Naomi pun langsung menjadi diri sendiri!Ruang makan kecil ini menjadi “pentasnya”, sedangkan Caden dan keempat bocah cilik lainnya menjadi “penontonnya”.“Minum! Nggak boleh pulang sebelum mabuk! Akhirnya aku, Naomi, semakin hebat saja! Belum umur 30 tahun saja sudah berdiri di puncak. Aku sudah menjadi wanita kaya raya!”“Apa kalian tahu artinya kaya raya? Maksudnya, aku punya uang yang sangat, sangat, dan sangat banyak! Haha … aku ingin sekali tertawa. Aku nggak bisa kendalikan diriku sendiri. Haha ….”Caden dan keempat anak-anak menatap Naomi yang sedang tersenyum dengan tenang.Naomi menutup mulut kecilnya yang sedang tersenyum, lalu berkata, “Braden, Hayden, Jayden, Rayden, kelak kalau kalian butuh apa-apa, kalian bisa kasih tahu
Naomi diberi minum, wajahnya dilap, sepatunya dilepaskan …. Pokoknya pelayanan mereka sangat memuaskan dan juga sangat lembut.Caden tertegun di tempat.Mereka semua mencintai Naomi. Jadi, bagaimana dengan dirinya?Caden merasa sangat cemburu. Kemudian, dia bergegas ke kamar mandi untuk membasuh tubuhnya, lalu mengganti pakaian bersih.Setelah selesai, dia melihat keempat anak-anak sedang bersandar di atas ranjang sembari mengobrol.“Mama cantik sekali, ya. Bahkan lebih cantik daripada dewi.”“Mama yang lagi mabuk imut sekali. Mama juga kelihatan lembut ketika lagi tidur.”“Heh!” Caden tidak bisa menahan dirinya untuk mendengus dingin.Keempat bocah cilik spontan melirik ke sisinya. “Kenapa kamu malah tertawa?”Tatapan keempat bocah cilik tidaklah bersahabat. Caden menggigit bibir bawahnya. “Aku nggak lagi tertawa. Aku pergi cuci piring dulu.”Saat Caden berjalan melintasi ruang tamu, dia masih dapat merasakan tatapan sinis dari belakang tubuhnya. Dia spontan membatin, ‘Orang bodoh ini
”Apa yang ingin kamu selidiki?” tanya Braden.Caden langsung berterus terang. “Tiara ada hubungannya dengan orang misterius itu. Aku ingin melihat rekaman CCTV untuk menyelidiki hubungan mereka.”Braden juga merasa kaget. “Mama Tiara ada hubungannya dengan orang misterius itu?”“Emm!”“Kenapa kamu mencurigai Mama Tiara? Apa kamu punya bukti?”Caden berkata, “Orang misterius suka menganiaya kucing jalanan. Kami pernah menemukan kucing mati di dalam kantong sampah yang dibuang Tiara, bukan hanya sekali saja. Cara mati kucing itu mirip dengan cara aniaya orang misterius itu!”Braden mengerutkan keningnya!Tiba-tiba Braden kepikiran dengan malam pertemuan dengan orang misterius. Orang misterius itu memanfaatkan Jayden untuk mengancam mereka.Waktu itu, Jayden sedang bersama Mama Tiara. Setelah orang misterius mengancam mereka, tiba-tiba Jayden kehilangan kontak. Kemudian, baru diketahui bahwa Jayden kehilangan kontak karena kemunculan Mama Tiara secara tiba-tiba.Jangan-jangan Mama Tiara a
Braden berlari ke ruang baca untuk mencari Caden. “Coba kamu lihat, beberapa hari lalu Mama Tiara mengambil kantongan sampah keluar rumah, kemudian dia pergi berkunjung ke rumahnya nenek di seberang rumah. Sekitar 20 menit kemudian, Mama Tiara baru keluar dari rumahnya. Saat itu, kantongan sampah di tangannya jadi 2.”“Itu berarti belakangan ini Mama Tiara terus membantu si Nenek buat buang sampah. Jasad kucing itu keluar dari rumah Nenek. Tapi, masih nggak bisa dipastikan apakah Mama Tiara tahu keberadaan kucing itu atau nggak!”Raut wajah Caden menjadi muram. “Setidaknya bisa membuktikan, masalah ada di diri nenek tua itu. Kita perlu menemukan orang lain yang kemungkinan tinggal di rumahnya!”Begitu ucapan dilontarkan, kening Caden dan Braden langsung berkerut. Mereka merasa sedikit kaget. Apa iya orang misterius tinggal di seberang rumah Tiara?Braden sedang memikirkan keselamatan Naomi dan Jayden, sedangkan Caden sedang memikirkan keselamatan Rayden.“Kita mesti menangkapnya!” ujar