Share

Bab 1539

Author: Erlina
Kakek Kedua berkata lagi, “Tapi aku nggak sedih sama sekali. Waktu itu, ketika aku melihatmu, aku pun merasa sangat gembira! Aku benar-benar mengira seumur hidupku, aku nggak akan berkesempatan untuk makan dan ngobrol sama kamu lagi. Nggak disangka, kamu akan ikut Hayden kemari.”

“Sebelumnya saat mengajarinya seni bela diri, aku sengaja menyembunyikan beberapa jurus. Hanya kamu saja yang bisa menyadari kalau dia diajari olehku.”

Kakek Kedua berbicara sembari mengangkat kepalanya. Dia melihat langit dari celah tumpukan daun pohon, lalu berkata, “Aku merasa Tuhan sudah memperlakukanku dengan sangat baik. Ketika kecil dulu, aku memang sudah dicampakkan oleh orang tua kandungku, tapi aku bertemu dengan guru dan istri guru. Kemudian, mereka melahirkanmu. Aku pun bertambah seorang adik lagi. Hidupku semakin bahagia dan sempurna saja.”

“Setelah itu, terjadi sesuatu dengan mereka, aku juga nggak bisa menemani di sisimu. Aku merasa sangat kesepian. Tapi, pada saat itu, aku bertemu dengan mereka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1540

    Haih ….Kakek Ketiga diam-diam menghela napas dalam hati. “Ayo, kita gantung di kamarnya.”“Emm.”Pria tua dan anak kecil mengambil tulisan pergi ke kamar Kakek Kedua. Baru saja mereka menggantung, Braden dan Kakek Kelima pun kembali.Ketika melihat mata merah Braden, Hayden segera bertanya, “Kak, ada apa?”Braden tahu Hayden masih belum mengetahui masalah itu. Jadi untuk sementara, dia juga merahasiakannya dari Hayden. “Nggak kenapa-napa. Tadi aku baru teleponan sama Mama. Aku merindukan Mama.”Hayden segera bertanya, “Apa Mama baik-baik saja? Dia pasti sangat merindukan kita. Aku juga sangat merindukannya.”Braden berkata, “Mama baik sekali. Dia selalu kepikiran kita. Aku beri tahu dia, kita lagi di dalam pegunungan, suruh dia nggak usah khawatir. Besok saat minta izin sama guru, tolong bantu minta izin beberapa hari buat kita.”Kedua mata Hayden terbelalak. “Apa Mama sudah tahu?”Braden mengangguk. “Emm, tahu.”“Jadi … apa Mama nggak senang?”“Nggak, kok. Mama hanya merasa kaget saj

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1541

    Senyuman Kakek Kelima itu lebih lebar berkali-kali lipat. Dia benar-benar sangat menyukai Hayden!Tidak peduli soal bakat maupun karakternya, Hayden benar-benar seperti perpaduan dari dirinya dan juga Kakek Kedua!Dari diri Hayden, dapat terlihat bayangan Kakek Kedua dan juga bayangan Kakek Kelima.Aliansi yang kuat ini pasti akan semakin kuat lagi!Setelah Hayden besar nanti … bukan besar, kira-kira 10 tahun lagi, dia pasti akan lebih hebat daripada Kakek Kedua dan Kakek Kelima!“Hayden, coba kamu lihat model senjata yang aku desain.”Bocah kecil itu melihat. “Produk belum jadi?”“Emm, apa kamu punya masukan?”Hayden memiringkan kepalanya sembari melihat dengan sangat serius. Beberapa saat kemudian, dia berkata, “Tambahkan sepasang sayap yang bisa mengecil. Sayap itu bisa berubah menjadi sayap untuk terbang dan juga bisa berubah menjadi dayung untuk berenang di air. Gimana menurutmu?”Kakek Kelima menyipitkan matanya sembari berkata, “Ide bagus, tapi sulit untuk diwujudkan.”“Meski su

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1542

    Nenek sedang meneliti virus di laboratorium. Kakek Kelima pun sedang meneliti alat tempur model terbaru di rumahnya. Sementara, Kakek Ketiga selalu menulis kaligrafi dan melukis, juga bertugas untuk memasak.Braden menghabiskan kebanyakan waktunya di kamar Kakek Pertama dan Kakek Keempat. Malam harinya, dia akan menemani Hayden untuk tidur bersama Kakek Kedua.Namun, gambaran seperti ini tidaklah lama ….Suatu siang di 2 minggu kemudian, Master Bercodet tiba-tiba menggendong Kakek Kedua pulang ke rumah! Dia menerobos rumah Nenek dengan buru-buru. Bibirnya gemetar dan ucapannya tidaklah jelas.“Tolong … dia! Tolong selamatkan dia!”Saat orang lain mendengar gerakan ini, semuanya berlari kemari.Begitu melihat kondisi Kakek Kedua, semua orang tahu telah terjadi masalah besar!Seluruh tubuh Hayden gemetar. Dia menangis dengan terisak-isak.“Kakek Buyut Kedua muntah darah. Dia muntah banyak darah …. Huhuhu ….”Kening Kakek Pertama berkerut. “Letakkan dia di atas ranjang!”Master Bercodet m

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1543

    Hidup, mati, perpisahan, dan kepergian adalah salah satu hal paling menyakitkan dalam dunia ini.Bagaimanapun, setelah manusia mati, mereka tidak bisa hidup kembali. Setelah mati, mereka pun akan tiada, berpisah dengan dunia dan kehidupan ini untuk selamanya.Meskipun sangat merindukannya, tetap saja tidak mungkin bisa bertemu lagi.Semua orang menatap Kakek Kedua dengan bersedih. Kata-kata perpisahan sudah pernah diucapkan. Semuanya terdiam beberapa saat, baru bersama-sama meninggalkan ruangan.Mereka menyisakan waktu terakhir untuk Hayden, membiarkan Hayden dan Kakek Kedua berpamitan untuk yang terakhir kalinya.Mata Kakek Kedua memerah. Dia mengusap kepala Hayden dengan perlahan, lalu memanggil dengan suara kecil, “Hayden ….”Hayden bersandar di atas dada Kakek Kedua, lalu menangis dengan semakin histeris lagi. “Aku nggak mau Kakek Buyut Kedua pergi. Jangan, aku nggak mau … huhuhu ….”“Kakek … Kakek Buyut Kedua paling memanjakanku. Semua permintaanku … akan dipuaskan sama Kakek Buyu

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1544

    Hayden mengangguk. “Aku … aku sudah mengingatnya! Tapi, aku … aku nggak ingin Kakek Buyut Kedua mati …. Aku takut! Aku takut! Huhuhu …. Kakek Buyut Kedua, aku takut ….”Bocah itu menangis dengan sakit hati. Seluruh tubuhnya merinding.Anak yang biasanya aktif, optimis, periang, dan tidak takut dengan apa pun langsung berubah menjadi lemah, kecil, tidak berdaya, dan kasihan ….Tidak seperti seorang anak kecil berbakat. Dia seperti anak berumur 5 tahun biasa saja.Air mata Kakek Kedua kembali membasahi matanya. Hatinya benar-benar terasa tidak nyaman!Air mata kembali menetes di wajah Kakek Kedua. Dia berusaha untuk menenangkan Hayden. “Tapi kalau Kakek Buyut Kedua nggak mati, aku akan kesakitan sekali. Hayden, Kakek Buyut Kedua lagi sakit. Penyakitku sudah menyebar sampai ke sumsum tulangku. Aku merasa sangat nggak nyaman …. Kalau aku mati, itu berarti aku sudah tidur. Kakek Buyut Kedua nggak akan kesakitan lagi ….”Bibir Hayden gemetar. “Kalau tidur, masih bisa bangun lagi. Kalau mati,

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1545

    Braden langsung kehilangan kendalinya, lalu menangis di tempat. “Kakek Buyut Kedua … huhuhu … Kakek Buyut Kedua ….”Master Bercodet langsung berlutut di depan ranjang. “Kak ….”Bibir Kakek Ketiga dan Kakek Kelima gemetar. Air mata mulai mengalir. Hatinya terasa pilu.Tuhan seolah-olah tahu untuk menciptakan suasana. Pada musim sekarang, hujan malah turun dengan derasnya. Kilat menyambar, guntur menggelegar, angin kencang meraung!Seolah-olah turut berduka atas kepergian Kakek Kedua ….Hayden berdiri di samping ranjang dengan terbengong. Kedua matanya terbelalak lebar ketika melihat Kakek Kedua. Dia tidak menangis dan tidak merengek. Tubuhnya terkaku di tempat.Otaknya berdengung, kacau, tidak bisa berpikir dengan rasional.Jantung Hayden bagai diremas oleh tangan yang tidak berwujud, membuatnya kesulitan untuk bernapas! Satu-satunya hal yang bisa dirasakannya adalah sakit!Rasa sakit menjalar dari jantungnya, lalu menuju ke seluruh tubuhnya ….Sakit, sakit sekali! Seluruh tubuhnya tera

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1546

    Dulu, saat Hayden jatuh dari pohon dan belum sempat mengenai lantai, dia pun akan ditangkap oleh Kakek Kedua.Saat Hayden jatuh, Kakek Kedua akan segera muncul di sisinya dan bertanya, “Apa ada yang sakit?”Saat Hayden jatuh ke dalam lumpur, Kakek Kedua akan menariknya keluar. Dia akan menyayangi Hayden dan juga mentertawakan Hayden.Saat Hayden berada dalam bahaya, Kakek Kedua akan selalu berada di depannya untuk melindunginya ….Namun hari ini, saat Hayden jatuh dari atas pohon, Kakek Kedua tidak datang untuk menangkapnya.Saat Hayden jatuh, Kakek Kedua juga tidak datang untuk perhatian terhadapnya.Saat Hayden jatuh ke dalam lumpur, Kakek Kedua juga tidak menariknya.Saat Hayden berada dalam bahaya, Kakek Kedua juga tidak muncul di hadapannya untuk melindunginya.Hayden pergi ke semua tempat yang pernah dikunjunginya bersama Kakek Kedua. Dari tadi dia terus memanggil Kakek Buyut Kedua.Sayangnya, tidak ada yang membalasnya.Pada akhirnya, Hayden terjatuh. Dia terjatuh di samping peg

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1547

    Di Kota Jawhar, Naomi sedang memotong sayuran. Tiba-tiba jarinya terkena pisau!Darah segar pun mengalir ….Caden sedang memasak di samping. Ketika melihat darah yang mengalir di tangan Naomi, keningnya spontan berkerut. Dia segera mematikan kompor, lalu pergi melihat. “Ada apa? Terkena pisau?”“Emm, jangan khawatir, lukanya nggak dalam. Kamu ambil kotak P3K, bantu aku bersihkan lukaku saja.”Caden kelihatan gugup. Dia bergegas pergi ke ruang tamu. Dia mengambil kotak P3K kemari, lalu membersihkan luka Naomi dengan kening berkerut dan penuh hati-hati.Luka memang tidak dalam. Hanya saja, Caden tetap saja merasa sakit hati.“Kenapa kamu nggak hati-hati? Ada yang kamu pikirkan?”Kening Naomi berkerut. “Aku merasa sedikit gelisah.”Caden segera bertanya, “Apa kamu sakit?”Naomi menggeleng. “Bukan, hanya merasa sedikit nggak nyaman …. Apa beberapa hari ini Braden dan Hayden berhubungan sama kamu?”“Nggak. Apa kamu lagi mencemaskan mereka?”“Bukan, ada Kakek dan Nenek di pegunungan. Mereka

Latest chapter

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1564

    “Halo, Naomi. Kangen sama aku?”Naomi menghela napas dan berkata, “Hari ini, Bibi Lyana pingsan.”Camila seketika terkejut. “Bibi Lyana kenapa?”Naomi menceritakan masalah Catherine kepada Camila. Setelah tertegun beberapa saat, Camila baru menyahut, “Benar-benar ada orang yang mengandung anak Dylan? Ternyata mual kehamilan bisa berpindah ke seorang ayah!”Di pagi hari, mereka baru membicarakan hal ini. Camila dan Naomi merasa Dylan hanya sakit, tetapi tidak percaya mual kehamilan bisa berpindah ke seorang ayah. Tak disangka, berita heboh mengenai kehamilan Catherine langsung keluar malamnya.Naomi berujar, “Masih belum tentu itu anak Dylan atau bukan. Apalagi, itu cuma kata-kata sepihak Catherine. Dia bahkan menolak untuk melakukan tes DNA. Aku rasa pasti ada yang disembunyikannya.”Camila terdiam sejenak sebelum menjawab, “Memang ada yang aneh. Kalau itu memang anak Dylan, dia pasti akan biarkan Dylan tes DNA dengan tenang! Tapi, Catherine bernyali juga. Beraninya dia mengancam Dylan

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1563

    “Apa uang bisa menyingkirkannya?” tanya Caden.Dylan menggeleng. “Dia cuma mau status sebagai istriku.”Caden mengernyit. “Aku dan dia nggak punya hubungan apa pun. Kalau kamu nggak bisa bertindak, apa perlu aku yang cari dia untuk membicarakannya?”Dylan mengerutkan keningnya dan menggeleng. “Aku nggak bisa melukainya.”Caden berujar, “Tapi, kamu mau punya persiapan mental. Kalau kamu nggak bisa tangani hal ini dengan baik, Bibi dan Paman mungkin akan tertimpa masalah besar.”Hanya setelah mengetahui faktanya saja, Lyana sudah langsung pingsan. Jika dia melihat jasad janin itu, mungkin saja dia akan langsung meninggal.Dylan menjentikkan abu rokok dengan kuat. “Haih ....”Kali ini, Dylan benar-benar bertemu kesulitan. Hal ini jauh lebih serius daripada isu kehamilan beberapa hari lalu. Dia benar-benar tidak menemukan cara penyelesaiannya.Entah karena terlalu cemas atau apa, sebelum menghabiskan sebatang rokok ini, Dylan mulai muntah-muntah lagi. Berhubung lambungnya kosong, dia hanya

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1562

    “Dia nggak bersedia keluar. Dia cuma kasih waktu seminggu kepada kami untuk mempertimbangkannya. Seminggu lagi, kalau aku nggak bawa dia daftarkan pernikahan kami, dia akan kirim jasad janin itu ke rumah!”Caden juga merasa sangat kesal setelah mendengar ancaman itu. Dia bertanya dengan ekspresi muram, “Kalau dia merasa itu anakmu, kenapa dia nggak bersedia lakukan tes DNA?”Dylan menjawab dengan kesal, “Aku sudah tanya, tapi dia nggak mau kasih penjelasan. Dia cuma bilang, kami boleh nggak percaya dan langsung menolak, lalu tinggal tunggu terima jasad janin itu.”Catherine tahu jelas kelemahan Kevin dan Lyana. Berhubung mereka sangat menginginkan cucu, mereka pasti tidak berani mengambil risiko. Sementara itu, Dylan adalah anak yang berbakti dan juga tidak akan berani mengambil risiko. Bagaimanapun juga, apabila Kevin dan Lyana melihat jasad janin itu, mereka pasti tidak akan bisa menerimanya. Mungkin saja, hal ini juga akan menimbulkan korban jiwa.Caden bertanya dengan nada dingin,

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1561

    Ketika Caden tiba di rumah sakit, Lyana baru keluar dari UGD. Dia berbaring di atas ranjang pasien dengan tenang dan masih belum sadarkan diri.Kevin duduk di samping ranjang pasien dengan ekspresi yang sangat suram, entah karena terlalu khawatir atau terlalu marah. Di sisi lain, Dylan menyeret tubuhnya yang masih lemah dan berlutut di samping dengan tampang bersalah.Melihat situasi ini, Caden sangat terkejut. Ketika di telepon tadi, Dylan hanya mengatakan sudah terjadi masalah, tetapi tidak mengatakan apa yang terjadi.Caden berjalan masuk ke kamar rawat dan bertanya dengan pelan, “Paman, gimana keadaan Bibi?”Kevin mendongak dan menjawab dengan sepasang mata yang merah, “Dia terlalu marah sampai terkena serangan jantung dan pingsan.”Caden pun terkejut. “Waktu aku pergi, dia masih baik-baik saja. Kenapa dia bisa tiba-tiba begitu marah?”Kevin memelototi Dylan dengan dingin, lalu berseru marah, “Tanyakan saja sama anak durhaka ini! Semua ini gara-gara dia! Perbuatannya benar-benar te

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1560

    Naomi tiba-tiba berlinang air mata. Sebenarnya, dia tahu apa alasan anak-anak memamerkan sertifikat penghargaan mereka, dan Rayden memberitahunya bahwa dia berinisiatif mencari teman baru. Itu karena mereka ingin menghiburnya. Sebagai seorang ibu, dia malah dihibur oleh anak-anaknya.Naomi merasa terharu, tetapi juga bersalah. “Senang. Mama senang banget. Malam ini, Mama akan masak sendiri dan buatkan makanan enak buat kalian. Akhir-akhir ini, keadaan Mama kurang baik karena khawatir sama Braden dan Hayden. Maaf sudah buat kalian khawatir.”Jayden bertanya, “Sekarang, Mama sudah baikan?”Naomi tersenyum. “Sudah.”Baby bertanya, “Mama, kapan Kak Braden dan Kak Hayden pulang? Aku sudah kangen sama mereka.”Naomi menjawab, “Mereka akan segera pulang. Mereka juga kangen banget sama Baby.”Naomi mengobrol sejenak dengan anak-anak, lalu berkata pada Steven, “Terima kasih kamu sudah pergi jemput anak-anak. Malam ini, kamu makan saja di sini. Aku akan masak lebih banyak.”Steven buru-buru menj

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1559

    Caden mengangkat bahunya dengan tidak berdaya. “Aku juga nggak tahu jelas. Dia bilang nggak. Oh iya, hari ini, Braden menelepon.”Naomi langsung bertanya dengan buru-buru, “Apa katanya? Semuanya baik-baik saja?”Caden tidak mengungkit masalah Kakek Kedua. Dia hanya menjawab, “Dua hari lalu, Hayden demam.”Ekspresi Naomi langsung berubah. “Demam?”“Emm. Tapi, Braden suruh kita nggak usah khawatir. Itu cuma demam biasa. Kalau sudah benar-benar sembuh, mereka akan pulang. Nanti, kamu minta izin beberapa hari lagi saja untuk mereka.”Naomi merasa cemas. “Kenapa bisa demam?”“Katanya, di sana hujan beberapa hari yang lalu. Hayden kehujanan.”“Demamnya tinggi?”“Nggak.”Naomi berkata dengan sedih, “Pantas saja aku nggak berhenti mimpi buruk akhir-akhir ini. Sudah kubilang, selain Camila, pasti masih ada hal buruk lain yang terjadi. Ternyata Hayden sakit! Jangan lihat Hayden biasanya nakal dan suka berkelahi. Dia sebenarnya paling takut disuntik sama minum obat. Dulu, setiap sakit, aku harus

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1558

    Naomi bertanya, “Setiap … kalinya kamu tambah makan sebanyak ini?”“Emm!”“Tapi, kulihat-lihat sepertinya kamu nggak gendutan?”Camila tersenyum bangga. “Ajaib, ‘kan? Tuhan sayang sama aku! Meski aku makan banyak, aku nggak gemuk-gemuk! Orang-orang di perusahaan kami juga iri banget sama aku!”Naomi bertanya, “Apa ada perubahan dalam tubuhmu? Kamu makan sebanyak ini, apa lambungmu sanggup?”Camila makan sembari menjawab, “Sanggup, kok. Aku nggak merasakan ada yang nggak nyaman. Lagi pula, aku merasa sekarang aku pasti lebih sehat daripada sebelumnya. Dulu hidupku nggak sehat banget, tidurku nggak nyenyak, selera makan biasa-biasa saja, juga banyak pikiran.”“Sekarang aku punya nafsu makan. Selain itu, aku bisa langsung tidur setelah berbaring setengah jam. Keesokan paginya aku juga sangat energik. Aku merasa aku sudah kembali ke umur 18 tahun saja!”Usai berbicara, Camila menyantap mienya. “Mie kuah pedas kedai ini enak sekali, apalagi mie mereka buatan tangan. Kalau kamu dan Tiara ber

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1557

    Gisela segera mengangguk dan melanjutkan, “Aku tahu masalah itu! Dengar-dengar gara-gara masalah ini, Bu Joana pernah beberapa kali coba untuk bunuh diri!”“Haih, pemikiran anak zaman sekarang sangat terbuka. Mereka semua nggak bersedia punya anak. Ada banyak yang keguguran tanpa sengaja atau dengan sengaja!”“Jadi, hamil itu nggak tergolong kabar bahagia. Bisa melahirkan baru dinamakan kabar gembira. Jangan gembira terlalu cepat!”Begitu Lyana mendengar, dia semakin kesal lagi. Bukannya mereka sedang mengutuk Keluarga Hermanto?Ekspresi Lyana langsung berubah. Dia langsung menyindir, “Kenapa mengandung bukan kabar gembira? Keluarga mana yang nggak senang kalau ada yang hamil? Nggak semua keluarga berkesempatan untuk menggendong cucu!”“Lebih baik kalian berdua gunakan waktu kalian menyindirku untuk berbincang dengan putra kalian. Suruh mereka cepat punya anak!”“Oh, ya, sebelum kalian ngobrol sama anak kalian, kalian mesti ngobrol sama suami kalian dulu. Jangan sampai duluan ada anak

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1556

    Ketika melihat mereka berdua berbicara dengan semakin gembira, hati Dylan pun terasa penat. Dia memang tidak ingin melukai mereka, tetapi tidak mungkin masalah dibiarkan seperti ini!Konon katanya, semakin besar harapan, semakin besar rasa kecewanya!Kalau tidak kepikiran ide bagus, lebih baik beri tahu kenyataan kepada mereka.Dylan berpikir sejenak, lalu menyantap sesuap buah kiwi. Dia mengangkat kepalanya menatap Lyana dan Kevin, kemudian langsung berterus terang. “Papa, Mama, kalian berdua berhenti dulu. Dengar apa kataku ….”Belum selesai Dylan berbicara, tiba-tiba terdengar suara ketuk pintu. Pintu kamar pun dibuka.Ada dua ibu-ibu kaya berdiri di depan pintu. Mereka sedang mengintip ke dalam kamar. Saat melihat mereka berdua, Lyana langsung merasa tidak gembira. Orang yang berdiri di depan pintu adalah Brenda dan Gisela. Mereka adalah teman satu lingkaran yang sering bertemu di acara kumpul bersama. Hanya saja, Lyana sangat tidak menyukai mereka!Sebab, mereka selalu suka bergo

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status