Camila segera menjelaskan, “Kami berdua cuma teman saja. Belakangan ini karena masalah Leon, Dylan sudah banyak membantuku. Aku sungguh berterima kasih sama dia. Tadi dia dipukul sama Paman Kevin, kami sangat khawatir sama kondisi dia.”“Kata Pak Caden, Dylan nggak makan makanan pemberian dia dan Bibi. Jadi, dia suruh aku ke sini. Maksud Pak Caden, seharusnya Dylan bakal segan untuk menolak niat baikku. Aku datang dengan bawa anggur merah. Maksudku, aku ingin bujuk dia untuk makan sedikit. Alhasil, kami malah mengobrol, lalu … minum koleksi alkohol Kakek ….”“Kemudian, kamu dan Paman Kevin ke dalam. Aku lihat ada Bu Dahlia dan Bu Keiza juga. Aku takut mereka akan salah paham dan menyebar gosip nggak benar di luar sana, makanya aku memilih untuk bersembunyi.”Ketika melihat Lyana masih ragu dengan omongannya, Camila pun menegaskan, “Aku dan Dylan cuma teman saja. Kami nggak ada hubungan lain.”Pelayan datang dengan membawa mantel. Lyana pun membungkus tubuh Camila. “Emm, kamu nggak usah
Sikap Lyana sangat tegas.“Jangan panggil aku Mama! Mulai sekarang, kita sudah putus hubungan! Kapan kamu bawa kekasihmu ke rumah untuk bahas soal pernikahan, kamu baru panggil aku Mama lagi! Nanti kita baru pupuk kembali hubungan kita!”Usai berbicara, Lyana menjerit, “Kenapa malah terbengong? Ayo, cepat.”Para pengawal tidak mengerti sebenarnya apa yang sedang dilakukan Lyana. Hanya saja, mereka juga tidak berani tidak menuruti ucapan Lyana. Mereka terpaksa berjalan ke sisi Dylan. “Maaf, Tuan Dylan. Kami mesti dengar apa kata Nyonya.”“Berhenti!” perintah Kevin.Kevin memang marah, tetapi Dylan adalah satu-satunya penerus Keluarga Hermanto. Sekarang di hadapan para leluhur, Lyana malah ingin mengusir satu-satunya penerus keluarganya. Bukannya dia sedang bikin masalah?Kevin meraih pergelangan tangan Lyana, lalu menariknya keluar. Dia berdiri di halaman, lalu bertanya dengan suara rendah, “Sebenarnya kamu lagi ngapain? Apa yang Camila katakan sama kamu? Kenapa kamu semarah ini?”“Apa
Dylan sungguh terbengong!“Papa, Kakek, Kakek Buyut, dan kakek-kakek lainnya lagi melihat. Apa kamu serius?”Sikap Kevin sangat tegas. “Bawa dia keluar!”Dylan menjerit, “Kamu mesti pikir dengan saksama. Keluarga Hermanto hanya punya anak semata wayang saja. Apa kamu serius?”“Kamu itu anak durhaka Keluarga Hermanto!”“Para leluhur akan bangkit dari kubur untuk beri pelajaran sama Papa! Mama juga! Kamu itu pembantu tindak kriminal. Nanti nenek dan nenek buyutku pasti akan mencarimu!”Raut wajah Kevin dan Lyana menjadi muram. Suara mereka terdengar lebih besar.“Yang cepat! Segera bawa pergi anak itu, buang sejauh mungkin! Jangan sampai aku melihatnya lagi!”“Kelak tanpa persetujuanku, jangan biarkan dia menginjak Kediaman Keluarga Hermanto lagi!” Sekujur tubuh para pengawal gemetar. Mereka segera mengangkat Dylan dan melemparnya ke luar! Mereka melempar Dylan sejauh mungkin!Pada jam sembilan malam, Dylan berbaring di atas bangku panjang tepi jalan sembari menjaga setumpukan koper. A
Apalagi orang tuanya juga mengumumkan pemutusan hubungan dengan sepihak! Dylan memang … kasihan!Saat hampir tiba di Vila Anggara, sopir dari Keluarga Hermanto yang bertugas mengantar Camila pulang tiba-tiba menangis sembari berkata, “Nona Camila, tadi aku baru dapat kabar kalau Tuan Dylan diusir oleh orang tuanya. Mereka nggak menginginkan Tuan Dylan lagi ….”“Nyonya Lyana dan Tuan Kevin juga sudah berpesan, barang siapa yang mengurusnya, dia pun akan memutuskan hubungan dengan orang itu!”“Sekarang Tuan Dylan lagi luka parah. Kalau dia sendirian di luar sana, bagaimana kalau lukanya infeksi lagi. Huhu ….”“Nona Camila, aku tahu kamu orangnya baik. Biarkan aku antar Tuan ke Vila Anggara, ya?”“Kamu jangan salah paham. Aku bukan antar dia ke rumah kamu. Tuan Dylan juga punya vila sendiri di sana.”“Tuan Dylan kasihan sekali. Kalau kamu nggak bersedia untuk mengulurkan bantuan, bagaimana dengan nasibnya?”Camila percaya dengan omongan Dylan. Bagaimanapun, dia adalah anak semata wayang d
Di lantai atas, Wesley masih belum istirahat. Ketika melihat kedatangan Caden, dia tidak merasa kaget sama sekali. Dia mempersilakan Caden masuk ke rumah, lalu menyeduhkan teh untuknya.“Apa kamu datang karena anak haram Zaskia?” Suara Wesley kedengaran lara. Dia juga kelihatan putus asa.Caden membalas, “Aku baru mengetahuinya. Ternyata dia adalah putramu.”Air mata memburamkan pandangan Wesley. “Benar, dia adalah anakku.”“Tapi, aku nggak pernah dengar kabar kamu pernah jadian sama Zaskia.”Wesley menghela napas panjang, kemudian berkata dengan perlahan, “Anak ini murni adalah kecelakaan! Waktu itu, setelah ayahmu memutuskan hubungan dengan Keluarga Pangestu, hanya Zaskia saja yang masih berhubungan dengannya. Dia sering ke luar negeri untuk mengunjungi ayahmu.”“Anak haram ini adalah kejadian di luar negeri. Waktu itu kamu makan bersama, lalu tidur bersama. Kemudian, dia pun hamil. Aku nggak tahu kabar kehamilannya, sampai ada yang mencariku.”“Orang itu mengancamku dengan anak itu.
Caden terdiam.Wesley berkata, “Caden, apa kamu tahu waktu itu kenapa orang tuamu bisa pergi ke Kota Karl? Dia bekerja di sebuah penerbitan di Kota Karl. Dia yang merekomendasi orang tuamu untuk ke sana.”Caden mengernyitkan keningnya. “Nirman ….”“Apa kamu tahu dia?”“Lumayan akrab.” Wesley membalas, “Yang kamu kenal seharusnya adalah ayahnya. Dia nggak terkenal. Tapi, ayahnya adalah spesialis biologis yang sangat terkenal di Negara Amuriko, Ainsten.”Caden merasa kaget. Pantas saja nama itu kedengaran sangat familier. Saat membahas soal virus dengan Nenek di pegunungan, Nenek pernah memberinya daftar nama. Semua itu berisi nama penelitian virus di luar negeri.Nenek juga sempat membahas dirinya, mengatakan dia adalah anggota inti dari tim penelitian.Wesley berkata lagi, “Aku nggak tahu apa yang terjadi waktu itu. Setahuku, Nirman mengundang orang tuamu untuk tinggal di Kota Karl.”“Beberapa tahun kemudian, Nirman mengambil hasil penelitian ayahnya, lalu menyerahkannya kepada orang
Caden menggigit bibirnya. Terlintas rasa bangga dan juga benci di dalam tatapannya!Orang tuanya benar-benar telah dikorbankan dalam virus generasi ke-8! Mereka bisa gugur juga demi menyelamatkan orang-orang! Caden pun merasa bangga atas kontribusi mereka!Pada saat yang sama, Caden juga merasa sangat gusar lantaran kekuatan dari luar yang berusaha untuk mencelakai kami!Setelah meninggalkan rumah Wesley, Caden berdiri di depan pintu menatap ke sisi kamera, lalu berkata, “Kalau ada yang menginginkan virus generasi ke-8, cari aku. Kita ngomong secara langsung!”Ucapan itu Caden tujukan kepada orang misterius. Dia tahu orang misterius sedang mengawasi Wesley.Setelah sekian lama bertahan, kini saatnya untuk beraksi!Caden tidak akan membunuh sosok misterius itu, tetapi juga akan menghancurkan markas mereka! Siapa pun yang merugikan negara ini wajib mati!Caden melangkah keluar dari gedung apartemen. Di samping mobil, Andrew sedang bersandar dengan santai.Ketika melihat ekspresinya yang
“Aku sudah baca di internet. Kabar itu sudah viral.”“Ha!” Caden merasa gembira. “Anika itu memang ibu kandungnya Leon!”Pria mana yang akan mengekspos hal memalukan seperti ini? Para pria pasti akan memilih untuk merahasiakannya. Anika malah mengeksposnya!Tanpa perlu berpikir panjang, setelah Leon siuman nanti, dia pasti akan murka!Naomi mengambil ponsel di atas nakas, lalu memperlihatkannya kepada Caden. “Coba kamu lihat, berita Camila dan Leon terus muncul di laman pencarian Instagram-ku. Ada juga berita Dylan!”Setelah Leon diantar ke rumah sakit, Anika mendengar kabar bahwa organ vital putranya sudah hilang. Dia langsung jatuh duduk di koridor rumah sakit dan menangis histeris!Anika mengutuk Camila secara terang-terangan, juga menuduh bahwa Camila telah mengebiri “aset berharga” Leon!Tujuannya adalah untuk mengungkap kejahatan Camila dan mengajak seluruh warganet untuk ikut mengecamnya. Namun, setelah video Anika yang penuh ratapan dan tangisan diunggah ke internet, reaksi war
[ Astaga, apa kalian berdua benar-benar telah jadian? ]Kepala Camila berdengung. Dia tidak membalas pesan, melainkan memalingkan kepala untuk membelalaki Dylan. “Apa kamu gila! Apa aku pulang demi kamu? Aku pulang karena Bibi Lyana dan Paman Kevin! Lagi pula ….”Dylan memotongnya, “Bukannya sama saja pulang demi orang tuaku dengan pulang demiku? Lagi pula, semua itu juga masalahku!”“Apa bisa disamakan?”“Kenapa nggak bisa? Sama saja!”Camila menggertakkan giginya. Kalau bukan karena sedang mengendarai mobil, Camila pasti akan menendangnya!Jika mengatakan Camila pulang demi Lyana dan Kevin, Helen pasti tidak akan berpikir banyak. Dia tahu hubungannya dengan Lyana cukup dekat.Namun sekarang, Camila pulang demi Dylan. Masalah itu akan memicu prasangka orang-orang.Apalagi Dylan juga mengatakan dirinya tidak memiliki selera makan. Hanya karena masalah kecil ini, Camila malah diam-diam pulang. Bukannya semua itu adalah gerak-gerik yang dimiliki sepasang kekasih?Kekasih yang lagi diland
Camila menjulingkan bola matanya. Dia mengendarai mobil sembari menghubungi Naomi.“Naomi, apa kalian sudah sampai di rumah sakit?”“Kami akan segera tiba. Apa kamu sudah lapar?”“Lapar sekali. Tapi kali ini, terjadi sesuatu sama aku dan Dylan. Kalau kamu nggak ada masalah lain, kamu tunggu kami di kamar pasien.”Naomi merasa penasaran. “Kalian mau keluar?”“Emm, kalau nggak ada masalah, seharusnya kita bisa kembali dalam waktu 40 menit.”“Oke, kalau begitu, aku tunggu kamu di kamar pasien.”“Emm, emm.”Ketika melihat Camila memutuskan panggilan, Dylan spontan berkata, “Apa kita bisa pulang dalam waktu 40 menit?”“Bisa.”Dylan melihat navigasi sekilas.“Sekarang masih ada 10 menit baru bisa tiba di kantor catatan sipil. Dari kantor catatan sipil ke rumah sakit sekiranya butuh waktu 30 menit. Apa kamu nggak perlu tatap muka sama Catherine?”Camila membalas, “Ketemuan sama dia juga nggak butuh waktu panjang.”Saat Dylan ingin mengatakan sesuatu, ponsel Camila berdering. Dia menerima pang
[ Kak, siapa yang bikin video ini? Tolong lepaskan Kota Yorta! Ular keberuntungan Kota Yorta nggak boleh disebarluaskan lagi! ][ Kak, dunia Kota Yorta sudah runtuh. Mohon danai yang versi baru. ]Selesai warganet di Kota Yorta menangis, giliran warganet Kota Ciawi yang menangis.[ Kak, mohon selamatkan ular pemakan manusia kami! ]Selesai warganet Kota Ciawi menangis, giliran warganet Kota Gora menangis.[ Kak, mohon selamatkan kami. Kami kebanyakan makan kentang di rumah. Huhuhu. ]Selesai warganet Kota Gora menangis, giliran warganet Kota Howi yang menangis.[ Kak, saudara kami sudah pingsan di toilet karena menangis kebanyakan. Mohon selamatkan mereka. Kami nggak sanggup lihat ular keberuntungan kami lagi. ]Bahkan ada yang sengaja datang untuk berlutut memohon kepada orang berotoritas untuk menstabilkan dunia hiburan.Pihak berotoritas pun melakukan respons.[ Dia nggak berada di dunia hiburan, tapi kedudukannya di dunia hiburan nggak bisa tergoyahkan. ]Dylan bahkan tidak membaca
Camila merasa penasaran. “Kenapa kamu tiba-tiba melepaskannya?”Dylan terdiam beberapa detik baru membalas, “Aku juga nggak tahu. Tiba-tiba aku bisa mengobrol masalah dia dengan terang-terangan.”Camila pun terdiam.Mereka berdua bertukar pandang selama beberapa saat. Tiba-tiba Dylan berdeham, lalu berkata, “Itu … kamu jangan sembarangan tidur di luar sana. Cara yang aku ajari sepertinya nggak terlalu bagus.”Camila terdiam membisu.Dylan menjelaskan, “Coba kamu lihat aku, aku sudah tidur dengan begitu banyak wanita, tapi aku tetap nggak bisa melepaskannya. Hari ini aku baru merasa bisa melepaskannya. Jadi, cara bermain di luar sana nggak efektif!”Topik pembicaraan ini membuat Camila merasa canggung. Dia pun memaksa dirinya untuk bertanya sekali lagi, “Sebenarnya bagaimana kamu bisa melepaskannya hari ini?”Dylan membalas, “Aku juga nggak tahu, mungkin aku sudah melepaskannya dari beberapa hari lalu. Semuanya terasa aneh, tapi aku yakin bukan karena tidur dengan yang lain. Pokoknya, k
Biasanya rasa sedih di hati tidak akan dibicarakan kepada orang luar. Dylan sama sekali tidak memberi Furla kesempatan untuk berbicara. Dia pun berkata, “Jujur saja, sekarang kamu adalah orang yang paling menjijikkan di antara mantan-mantanku.”“Kita nggak usah omong kosong lagi. Semakin banyak kamu bicara, aku malah akan semakin kesal sama kamu! Kelak mohon jauhi aku, juga jauhi leluhurku. Coba saja kalau kamu mengganggunya lagi!”Terlintas ekspresi syok di dalam mata Camila.Furla malah melihat Dylan dengan takut. Kali ini, dia merasa syok hingga tidak berani bernapas.Pemikirannya dibongkar dengan terang-terangan. Furla bukan hanya merasa gugup, melainkan juga merasa lebih takut lagi!Siapa si Dylan itu? Hanya dengan menggerakan jari tangannya, dia pun bisa menghabisi Furla!Furla bahkan tidak berani bersuara sama sekali. Dia menopang dirinya untuk berdiri, lalu meninggalkan kamar pasien dengan keadaan berantakan.Suasana di dalam kamar pasien kembali hening ….Camila masih sedang m
Dylan bersandar di ranjang pasien sembari meminum air. Setelah tenggorokannya tidak kering lagi, dia baru berkata, “Masalah aku sakit juga nggak ada hubungannya sama kamu. Kamu nggak usah berpikir kebanyakan, apalagi merasa bersalah. Kamu seharusnya tahu karakterku. Setiap kalinya aku akan putus dengan tegas, nggak suka tarik ulur. Kalau sudah putus, ya berarti kita sudah putus. Aku pasti nggak akan bersedih.”“Kita juga nggak mungkin akan baikan lagi. Aku nggak suka balikan dengan mantan. Jadi, aku dan kamu sudah nggak memungkinkan lagi.”Furla pun menangis. “Waktu itu, aku juga gegabah, makanya aku bisa kepikiran untuk putus sama kamu. Aku ….”Furla benar-benar tidak menyangka Dylan benar-benar tidak mencarinya!Selama beberapa hari ini, Dylan bahkan tidak mengirim pesan apa pun kepadanya!Dylan berkata dengan tersenyum, “Furla, aku memang gampang luluh sama cewek cantik, tapi aku hanya peduli dengan air mata pacarku.”“Kita berdua sudah putus. Nggak ada gunanya kamu menangis di hada
Furla merasa putus asa. Dia meminta pengampunan kepada Dylan dengan menangis. “Dylan, selamatkan aku. Huhuhu ….”Tanpa menunggu buka mulut dari Dylan, Camila mengambil setangkai bunga mawar merah dari buket bunga bawaan Furla. Dia mengopek kelopak bunga, lalu memasukkannya ke dalam mulut Furla!“Enak?” Furla merasa kesal hingga air mata tidak berhenti mengalir.Camila menyembunyikan senyumannya. Ekspresinya kelihatan dingin. “Kelak, kalau kamu berani menyinggungku lagi, aku nggak akan kasih kamu makan bunganya, aku akan kasih kamu makan duri bunga mawar! Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa coba!”Kedua mata Furla memerah. Dia sungguh ketakutan.Camila melepaskannya, lalu melempar tangkai bunga ke wajahnya.Duri di tangkai bunga itu mengenai pipi Furla. Furla pun tidak berani bersuara lagi.Camila berdiri, lalu berjalan ke sisi ranjang. Dia mengambil tisu basah untuk menyeka tangannya, lalu merapikan rambutnya sembari melihat ke sisi Dylan. “Aku sudah selesai ngobrol sama dia. Aku kelu
Furla benar-benar tidak menyangka ada Camila di dalam kamar pasien. Dia menatap Camila selama beberapa saat, baru tersadar dari bengongnya. Setelah itu, dia menyapa dengan tersenyum, “Kak Camila ….”Camila tidak menghiraukan Furla. Dia hanya tersenyum sembari mengamati Furla saja ….Hari ini Furla berpenampilan sederhana. Dia hanya merias wajahnya dengan polos, menguncir tinggi rambutnya, dengan mengenakan set seragam santai dan sepasang sepatu kanvas.Furla bergaya anak sekolah hari ini, kelihatannya seperti anak SMA saja.Tiba-tiba Camila teringat dengan cinta pertama Dylan, gadis yang bernama Citrus itu. Camila pun tersenyum sinis sembari membatin, ‘Furla ini cukup pintar. Dia tahu memanfaatkan keunggulannya untuk mendapatkan rasa suka Dylan.’Dylan bisa bersama Furla karena dia mirip sama Citrus. Dia belum pasti tahu siapa si Citrus itu. Hanya saja, Furla pasti bisa menebak orang yang tidak bisa dilupakan Dylan hanyalah cinta pertamanya.Bagaimanapun, cinta pertama itu biasanya ter
Camila berkata, “Aku menganggapmu sebagai teman.”Kening Dylan berkerut. “Itu berarti karena masalah malam itu. Bukannya kamu menegaskan untuk melupakannya?”Camila terdiam membisu.Suasana di dalam ruang pasien tiba-tiba terasa agak canggung.Iya, Camila terus menegaskan untuk melupakannya, tetapi dia sendiri yang tidak bisa melupakannya. Hanya saja, mereka pernah tidur bersama, bagaimana cara melupakannya?Hati Camila sungguh terasa penat. Dia tidak tahu bagaimana membalas dalam seketika. Untung saja ponselnya tiba-tiba berdering pada saat ini, membantunya memecahkan rasa canggung.Orang yang menelepon adalah Naomi. “Camila, aku dan Caden lagi dalam perjalanan ke rumah sakit. Kamu mau makan apa? Biar aku bawakan.”Camila tersenyum. “Aku baru saja berencana buat pesan makanan. Kalau kamu lewat, tolong singgah ke toko kue langganan aku buat beli beberapa potong kue dan bawakan boba buat aku. Oh, ya ….”Demi memecahkan rasa canggung, Camila berinisiatif untuk bertanya pada Dylan, “Kamu