Camila menyahut, "Aku datang melihatmu."Dylan mengeluh, "Seharusnya kamu bilang dulu sebelum datang."Camila tertawa, lalu menimpali, "Kenapa? Apa kamu mau berdandan dulu?"Dylan mengatupkan bibirnya. Dia sudah terbiasa sok ganteng. Sekarang kondisinya sangat menyedihkan, jadi Dylan tidak ingin bertemu siapa pun. Apalagi bertemu wanita cantik.Camila memiringkan kepalanya dan melihat Dylan sambil menyipitkan matanya. Dylan merasa canggung dilihat Camila. Dia bertanya seraya mengernyit, "Kamu lihat apa?"Camila menilai, "Rambutmu acak-acakan, bajumu kotor dan robek, wajahmu juga dinodai abu. Dylan, penampilanmu sangat buruk!"Apalagi dibandingkan dengan penampilan Camila yang menawan, Dylan tampak seperti pengemis. Dylan memelotot. Dia sangat mementingkan penampilannya, bisa-bisanya Camila mengkritiknya!Dylan berpikir sejenak, lalu berujar, "Dipukul ayahku bukan hal yang memalukan. Hampir semua orang pernah dipukul waktu kecil!""Orang lain dipukul waktu kecil. Kamu sudah berusia 30 t
“Percayalah padaku, aku akan bertanggung jawab! Aku juga akan membuatmu jadi wanita paling bahagia dan dihormati di dunia ini!” bisik pria itu dengan nada tegas.Naomi menggeleng kuat dan berseru, “Jangan ... jangan .... Ah!”Begitu pria itu mengerahkan kekuatannya, Naomi pun berteriak kesakitan dan langsung pingsan saking sakitnya. Saat tersadar kembali, sudah tidak ada lagi orang di sisinya, hanya terlihat tumpukan tisu dan pakaiannya yang berserakan di atas lantai. Semua itu adalah bukti kegilaan yang baru saja terjadi sebelumnya.Naomi menggigit bibirnya sambil mencengkeram seprai dengan kuat. Pandangannya berangsur-angsur kabur ....Naomi Tandi sudah menikah. Hari ini, dia datang ke bandara untuk menjemput suaminya. Namun, dia tidak bertemu suaminya, malah kehilangan kesuciannya. Apa ini termasuk perselingkuhan? Selanjutnya, apa yang harus dia lakukan? Bagaimana dia bisa menghadapi suaminya?Saat Naomi datang menjemput suaminya, tiba-tiba terjadi kekacauan di bandara. Dalam kepani
Enam tahun kemudian, di stasiun kereta api Kota Jawhar. Naomi yang membawa 3 putra kembarnya keluar dari stasiun kereta api langsung menarik perhatian semua orang. Naomi sendiri berpenampilan sederhana, tetapi luar biasa cantik meski tidak berdandan. Gerak-geriknya mampu membuat orang-orang terpana. Sementara itu, anak-anaknya juga terlihat sangat menggemaskan. Mereka memakai masker sehingga hanya menunjukkan mata besar yang sangat jernih dan bulu mata yang panjang. Namun, semua itu sudah cukup untuk meluluhkan hati semua orang.Naomi mengabaikan tatapan orang-orang. Dia berdiri di depan gerbang stasiun kereta api sambil menatap lingkungan di sekitar yang terasa familier nan asing dengan perasaan campur aduk.Dulu, Naomi langsung diceraikan tanpa mendapatkan apa-apa karena Caden menuduhnya berselingkuh. Sebulan kemudian, dia dinyatakan hamil dan tuduhan Caden terbukti. Gosip-gosip yang timbul hampir mematahkan semangat hidupnya.Orang tua asuh Naomi merasa dia sangat memalukan dan sud
Berhubung tidak sempat menghentikan Hayden, Braden pun memapah Jayden untuk berdiri sambil bertanya dengan penuh kasih sayang, “Jayden, mana yang sakit?”“Bagian sini ... sama sini,” jawab Jayden dengan terisak sambil menunjuk bokong dan kakinya.Begitu mengangkat celana Jayden, Braden langsung tercengang. Sebab, ada memar besar yang menghiasi kaki mulus Jayden. Braden langsung mengepalkan tangannya dan merasa sangat marah. Dia awalnya tidak berharap Hayden menimbulkan masalah. Sekarang, dia justru mendukung Hayden memberi pelajaran pada orang itu. Apa orang itu mengira Jayden bisa ditindas dengan seenaknya?“Nggak apa-apa. Jayden, Kakak bantu tiup, ya. Habis ditiup, lukanya nggak akan sakit lagi,” hibur Braden.Jayden mengangguk dan menjawab dengan tampang sedih, “Emm.”Di sisi lain, Hayden sudah mengejar Jessica sampai ke luar stasiun kereta api. Begitu melihat Jessica hendak naik ke mobil, dia segera mengadang di hadapan Jessica dan bertanya dengan tampang garang, “Woi, Jelek! Beran
Pada saat yang sama, Hayden sudah berkumpul kembali dengan Naomi.Naomi tidak tahu masalah besar apa yang sudah ditimbulkan Hayden. Saat melihat Hayden berlari kembali, dia bertanya dengan khawatir, “Hayden, kamu ke mana saja? Mama sudah cari kamu dari tadi.”Melihat sikap ibunya, Hayden tahu bahwa ibunya yang polos itu pasti belum tahu apa yang sudah terjadi. Dia pun menjawab sambil tersenyum, “Mama, nggak usah khawatir. Karena baru pertama kali datang, aku pun penasaran, jadi aku jalan-jalan ke sekeliling. Tempat ini ramai banget, ya!”“Tentu saja! Ini adalah salah satu kota terbesar di negara ini! Jadi, kamu nggak boleh keluyuran, ya! Kalau kamu diculik orang, bagaimana dengan Mama, Braden, dan Jayden?”Hayden memukul dadanya sembari menjawab, “Mama, nggak usah khawatir. Kalau ada penculik yang ingin menangkapku, seharusnya Mama khawatir sama penculiknya. Siapa suruh mamaku melahirkan anak sepintar aku. Mana mungkin aku bisa diculik?”“Kamu memang paling jago melawan!” tegur Naomi.
Saat melihat Naomi, ada kilatan aneh yang juga melintasi mata Caden. Dia bereaksi seperti itu bukan karena Naomi sangat cantik, melainkan merasa Naomi lumayan familier .... Caden merasa seperti pernah bertemu dengan Naomi sebelumnya. Namun, setelah mengamati Naomi dengan saksama, dia tetap tidak ingat di mana mereka pernah bertemu. Setelah itu, dia pun berjalan ke depan meja rapat dan duduk dengan ekspresi dingin.Saat melihat tatapan membunuh Naomi, Caden mau tak mau mengerutkan keningnya. Putra Naomi sudah merusak mobilnya, tetapi Naomi bukannya meminta maaf, malah menatapnya dengan tatapan seperti sedang memelototi musuh. Meskipun berperawakan kecil, Naomi benar-benar bernyali seperti putranya.“Kenapa kamu suruh anakmu merusak mobilku?” tanya Caden. Dia langsung menyalahkan Naomi atas perbuatan Hayden.Naomi masih mengepalkan tangannya dan memelototi Caden. Berhubung terlalu emosi, seluruh tubuhnya pun gemetar. Begitu mendengar ucapan Caden, dia merasa agak bingung. Apa pria itu t
Sangat jelas bahwa Caden telah menyalahartikan maksud Naomi. Dia merasa Naomi sedang merayunya di depan umum. Dia pun memaki, “Dasar nggak tahu malu!”Naomi membelalak dan tahu bahwa Caden telah salah paham. Dia buru-buru menjelaskan, “Kamu salah paham. Aku cuma mau lihat ....” (Apa ada bekas gigitan di bahumu atau nggak!)Setelah pingsan dulu, Naomi sempat tersadar lagi karena kesakitan. Jadi, dia pun menggigit bahu pria itu dengan kuat. Dengan kekuatan seperti itu, gigitannya pasti akan meninggalkan bekas di kulit orang normal. Apabila ada bekas gigitan di bahu Caden, dia sudah bisa membuktikan bahwa Caden adalah pria bajingan itu. Namun, sebelum Naomi menyelesaikan kalimatnya, ponsel Caden tiba-tiba berdering. Dia pun mengangkat teleponnya dan bertanya, “Ada apa?”Entah apa yang dikatakan orang di ujung telepon sehingga membuat ekspresi Caden berubah drastis. Kemudian, terdengar Caden menjawab, “Aku akan segera pulang.”Setelah memutuskan sambungan telepon, Caden langsung pergi den
“Rayden ....”“Kamu keluar saja. Aku mau tenangkan diri.”Caden merasa tidak berdaya dan hanya bisa meninggalkan Rayden untuk sementara. Begitu keluar dari kamar, ekspresinya langsung berubah. Baru saja dia hendak pergi ke rumah Jessica, Jessica yang berlinang air mata tiba-tiba muncul di ruang tamu lantai 1.Begitu melihat Caden keluar dari kamar Rayden, Jessica buru-buru menghampirinya dan bertanya dengan penuh perhatian, “Caden, bagaimana keadaan Rayden?”Ekspresi Caden sangat dingin, tetapi dia tidak langsung meluapkan emosinya. Bagaimanapun juga, Jessica adalah penyelamat Rayden. Dulu, Jessica yang menemukan Rayden di depan pintu sehingga berhasil menyelamatkan nyawanya. Caden pernah curiga apakah benar ada kejadian yang begitu kebetulan? Dia sempat berpikir mungkin saja demi mendekatinya, Jessica menyembunyikan ibu kandung Rayden, lalu sengaja meletakkan Rayden yang baru lahir di depan pintunya dan berpura-pura menyelamatkan Rayden agar dia merasa berterima kasih pada Jessica. D
Camila menyahut, "Aku datang melihatmu."Dylan mengeluh, "Seharusnya kamu bilang dulu sebelum datang."Camila tertawa, lalu menimpali, "Kenapa? Apa kamu mau berdandan dulu?"Dylan mengatupkan bibirnya. Dia sudah terbiasa sok ganteng. Sekarang kondisinya sangat menyedihkan, jadi Dylan tidak ingin bertemu siapa pun. Apalagi bertemu wanita cantik.Camila memiringkan kepalanya dan melihat Dylan sambil menyipitkan matanya. Dylan merasa canggung dilihat Camila. Dia bertanya seraya mengernyit, "Kamu lihat apa?"Camila menilai, "Rambutmu acak-acakan, bajumu kotor dan robek, wajahmu juga dinodai abu. Dylan, penampilanmu sangat buruk!"Apalagi dibandingkan dengan penampilan Camila yang menawan, Dylan tampak seperti pengemis. Dylan memelotot. Dia sangat mementingkan penampilannya, bisa-bisanya Camila mengkritiknya!Dylan berpikir sejenak, lalu berujar, "Dipukul ayahku bukan hal yang memalukan. Hampir semua orang pernah dipukul waktu kecil!""Orang lain dipukul waktu kecil. Kamu sudah berusia 30 t
Caden mempunyai 5 anak, sedangkan putra mereka belum mempunyai keturunan. Para keluarga kaya tidak kekurangan uang. Tentu saja mereka berharap bisa mempunyai banyak keturunan. Mereka mampu membesarkan anak-anak itu.Keluarga Hermanto tidak berani berharap Dylan bisa mempunyai anak. Mereka sudah cukup bersyukur jika Dylan bersedia menikah. Namun, bagaimana kalau Camila dan Dylan benar-benar bersama? Kemungkinan tahun depan mereka juga mempunyai anak!Seluruh anggota Keluarga Hermanto pasti sangat gembira. Mungkin Kevin dan Lyana akan sibuk memberi tahu semua orang mereka sudah mempunyai cucu."Bu Camila, kamu parkir mobilmu di sini saja," ujar penjaga yang menunggu di pintu belakang. Dia sudah mendapatkan kabar sebelumnya. Begitu melihat Camila, penjaga sangat antusias.Camila memarkir mobil, lalu mematikan mesin. Penjaga dan pelayan Keluarga Hermanto menyapa Camila dengan ramah. Mereka juga membantu Camila membawa barang-barang. Bahkan, mereka juga mengingatkan Camila untuk berhati-hat
Mobil sport merah milik Camila berhenti di depan kediaman Keluarga Hermanto. Camila membunyikan klakson.Para penjaga kediaman Keluarga Hermanto terpana melihat kecantikan Camila. Mereka berebutan untuk menyapa Camila dengan ramah."Bu Camila, apa kamu datang untuk menjenguk Pak Dylan?""Pak Caden sudah memberi tahu kami. Kamu jalan terus, lalu belok ke pintu belakang kediaman Keluarga Hermanto.""Jarak dari sana ke aula leluhur lebih dekat dan nggak bisa ketahuan Pak Kevin. Ada orang yang tunggu kamu di sana. Dia akan bawa kamu ke aula leluhur."Camila mengangguk dan menyahut, "Oke, terima kasih.""Sama-sama," balas penjaga. Setelah Camila pergi, beberapa penjaga sibuk berkomentar."Entah apa yang dipikirkan Leon tolol itu. Dia malah nggak menghargai istri yang begitu cantik. Otaknya bermasalah!""Ibunya Leon juga tolol. Dia terus memfitnah Bu Camila di internet.""Jelas-jelas Bu Camila itu menantu yang membanggakan. Keluarga Leon benar-benar beruntung, tapi mereka malah menyia-nyiaka
Camila berbicara dengan tatapan dingin, "Sejujurnya, waktu dikurung selama 1 tahun olehmu, aku merasa kesakitan setiap hari. Bukan cuma itu, aku juga merasa putus asa. Aku dikurung pria yang kusukai dan dipermalukan pelakor. Aku sangat tersiksa!"Camila menambahkan, "Aku kira aku nggak bisa kabur lagi seumur hidup. Aku benar-benar putus asa ...."Sambil bicara, Camila menginjak jari Leon hingga putus. Dia membawa pisau, lalu membuka pintu kandang dan berjalan masuk.Leon sudah lama tidak makan, jadi dia tidak mampu melawan lagi. Leon mengangkat tangannya yang terluka parah dan berkata sembari memandang Camila dengan ekspresi panik, "Apa yang ingin kamu lakukan? Membunuh itu ... melanggar hukum ...."Camila berucap, "Kamu cuma merasa sedikit ketakutan, tapi kamu nggak merasakan keputusasaanku waktu itu! Kamu tahu aku nggak akan membunuhmu dan aku juga nggak bisa mengurungmu dalam waktu yang lama seperti yang kamu lakukan padaku. Jadi, kamu nggak merasa putus asa.""Kalau kamu nggak mera
Leon berucap dengan napas tersengal-sengal, "Berikan padaku!"Camila duduk di sofa, lalu meletakkan botol anggur dan gelas di atas meja. Dia menceletuk, "Apa kamu masih ingat arti dari anggur ini? Kalau kamu bisa jawab, aku akan memberimu segelas anggur."Leon mengernyit. Bibirnya bergerak, tetapi dia tidak bisa melontarkan sepatah kata pun. Camila menggeleng seraya mendesah, lalu menambahkan, "Kamu benar-benar pelupa. Kamu bahkan melupakan anggur ini."Camila meneruskan, "Ini anggur di resepsi pernikahan kita yang sengaja kita simpan. Kita sudah sepakat untuk menyimpannya. Nanti waktu salah satu dari kita hampir meninggal, kita baru buka anggurnya."Selesai bicara, Camila tidak memberi Leon kesempatan untuk mempertimbangkan. Dia mengambil botol anggur, lalu membukanya. Camila menuang anggur ke gelas dan langsung mencicipinya. Dia berkomentar, "Enak, ini anggur yang bagus!"Leon yang panik berkata, "Kamu ... mau bunuh aku? Jangan lupa, membunuh itu melanggar hukum. Banyak orang tahu ka
Naomi berkomentar sembari mengernyit, "Dulu aku terlalu meremehkan Leon berengsek itu. Dia memanfaatkan kekuasaan Keluarga Nandara untuk mengembangkan koneksinya. Sekarang dia cukup hebat. Kata Caden, Perusahaan Farmasi Sehat juga miliknya."Camila mengernyit. Walaupun belakangan ini Camila sudah membalas dendam kepada Leon, dia tetap marah begitu mengingat masalah bisnis. Leon sudah menguras harta Keluarga Nandara.Uang Keluarga Nandara dan uang Camila yang dihasilkan dari berakting hanya tersisa sedikit. Semuanya sudah dialihkan oleh Leon. Setelah mereka bercerai, Leon memang tidak mengambil uang sepeser pun. Namun, Leon sama sekali tidak terpengaruh.Caden menyela, "Kami bisa bantu kamu rebut kembali uang Keluarga Nandara yang digelapkan Leon. Kamu nggak usah khawatir. Kalau kamu masih mau mengurung Leon untuk beberapa waktu lagi, kami juga bisa membantu."Camila sangat berterima kasih kepada Caden. Leon menggelapkan uang hasil jerih payah ayah Camila. Tentu saja Camila berharap bis
Selanjutnya, Naomi terus membujuk Lyana dan Kevin. Camila tidak mengatakan apa pun.Naomi menyadari ada yang tidak beres dengan Camila. Begitu meninggalkan kediaman Keluarga Hermanto, Naomi langsung bertanya, "Camila, kamu kenapa? Kamu nggak bilang apa-apa lagi setelah Catherine pergi."Naomi bertanya balik, "Apa pendapatmu tentang Catherine?"Naomi berpikir sejenak, lalu menjawab, "Aku nggak memahami Catherine, jadi sulit untuk menilainya."Camila menimpali, "Catherine menyukai Dylan.""Ha? Bagaimana caranya kamu bisa tahu?" tanya Naomi.Camila menjelaskan, "Catherine bukan cuma ingin menikah dengan Dylan. Dia juga ingin membuat Dylan menyukainya. Kalau seorang wanita bukan cuma mau minta status pada seorang pria dan ingin memenangkan hatinya, seharusnya ini perasaan suka, 'kan?"Naomi tertegun. Setelah beberapa saat, dia baru bertanya, "Kamu curiga hari ini dia memang sengaja mengancam mau bunuh diri untuk memaksa orang tuanya berhenti meminta pertanggungjawaban?""Semuanya sudah jel
Caden berkata, “Kamu kira semua orang menikah demi mendapat kebahagiaan? Dalam pernikahan keluarga kaya, kebanyakan dari mereka lebih mementingkan keuntungan. Kalau Catherine bersama dengan Dylan, nggak peduli Catherine bahagia atau nggak, Keluarga Suryadi juga akan kecipratan rezeki.”Baru saja Caden menyelesaikan omongannya, dia menggandeng tangan Naomi. Dia merasa sungguh beruntung bisa menemukan cinta sejatinya.Kening Naomi berkerut. “Kalau benar semua ini permainan Keluarga Suryadi, apa masalah ini bisa diatasi?”“Bisa, tapi persyaratannya Dylan mesti terus terang dan membela diri sendiri.”Bahkan Dylan saja menyerah untuk melakukan perlawanan dan mengakui kesalahannya, siapa lagi yang bisa menyelamatkan Dylan?Naomi sungguh tidak habis pikir. “Sebenarnya kenapa Dylan bersikeras untuk mengakui kesalahannya?“Coba kita lihat kondisi Catherine dulu.”…Saat mereka berdua tiba di ruang tamu, Catherine sedang meletakkan pisau di atas lehernya sembari menjerit kepada orang tuanya, “Ka
Camila juga tidak bodoh. Saat mendengar nada bicara Caden, dia tahu Caden sedang cemburu. Camila sungguh bingung. Kenapa seorang presdir malah gampang cemburu?Pria ini jarang berpacaran. Ketika berpacaran, dia malah begitu menakutkan, cemburu terhadap segala hal!Ketika kepikiran Camila yang mengajak Naomi untuk melihat video bersama, Camila segera berkata, “Naomi, aku temani Bibi Lyana dulu, ya. Kamu jalannya yang pelan. Jangan buru-buru.”Baru saja Camila menyelesaikan omongannya, dia yang mengenakan sepatu hak tinggi segera berlari ke sisi Lyana untuk bersembunyi sejauh mungkin.Naomi tidak mengejar Camila, melainkan bertanya pada Caden, “Apa kamu belum melihat?”Raut wajah Caden kelihatan muram. Dia bagai telah dihadapkan oleh masalah besar saja. “Belum!”Kali ini, Naomi dapat merasakan ada yang aneh dengan suasana hati Caden. Dia mengejapkan matanya dengan bingung. “Belum ya belum, kenapa kamu kelihatan kesal sekali? Kalau kamu ingin lihat, kamu bisa minta sama Paman Kevin.”“Aku