Ketika Camila tiba di rumah keesokan harinya, waktu masih belum menunjukkan pukul 7 pagi. Berhubung ini adalah pertama kalinya dia pulang ke rumah setelah setahun lebih, dia merasa sangat emosional. Dia akhirnya sudah pulang!Camila menarik napas, lalu mengembuskannya. Setelah menenangkan diri, dia baru membuka pintu. Alhasil, wajahnya tidak dikenali, sidik jarinya tidak terdaftar, dan kata sandi yang dimasukkannya juga salah.Camila yang mengenakan sepatu hak tinggi belasan sentimeter berdiri di depan pintu dengan kening berkerut. Sangat jelas bahwa Leon sudah menghapus semua informasi log masuknya dan mengubah kata sandi membuka pintu. Leon sama sekali tidak menyangka dia akan kembali.Apa mungkin Camila tidak sedih? Tidak mungkin! Bagaimanapun juga, dia pernah tulus mencintai Leon. Leon adalah cinta pertamanya, juga suaminya yang sah. Sementara itu, rumah ini adalah rumah baru yang dibelikan orang tuanya sebagai hadiah pernikahan mereka.Camila ikut serta dalam semua proses pembangu
Pada detik selanjutnya, tatapan Camila menjadi dingin. Dia mengambil sebuah hiasan rumah dan melemparnya ke arah foto pernikahan itu.“Prang!” Bingkai itu langsung pecah dan jatuh ke lantai. Serpihan kaca yang beterbangan melukai kaki Anika. Dia pun berteriak kesakitan.Kemudian, Camila mengambil tongkat golf dan memukul foto pernikahan mereka sampai hancur. Dia tidak memukul barang lain, hanya foto pernikahan itu.Mendengar suara hantaman dalam rumah, Anika berseru, “Nak, cepat hentikan wanita jalang ini! Dia mau hancurkan rumah kita!”Leon hanya melirik Camila dengan dingin tanpa bersuara. Menurutnya, Camila bertindak seperti ini karena tidak memiliki tempat untuk meluapkan kegusarannya. Oleh karena itu, dia hanya bisa melampiaskannya pada foto pernikahan mereka.Camila membenci Leon, tetapi juga tidak bisa melakukan apa-apa terhadap Leon. Meskipun memiliki bantuan Caden dan Dylan, keselamatan Herbert ada di tangan Leon. Camila tidak mungkin berani mencari bantuan dari luar.Camila
“Camila, Caden suruh kamu simpan saja dulu obat itu, lalu kita jalankan semuanya sesuai rencana awal. Nggak usah takut dia bisa melukaimu. Kami sudah tempatkan pengawal di sekitar.”Setelah mendengar ucapan Naomi, Camila tertegun sejenak. Dia tidak terlalu paham pada cara kerja Caden. Apa Caden tidak ingin lanjut mencari tahu informasi tentang virus ini? Jika menjalankan rencana awal, Camila akan sepenuhnya bermusuhan dengan Leon. Setelah itu, bagaimana mungkin mereka masih bisa mendapatkan informasi mengenai virus itu dari Leon? Lagi pula, obat penawar ini masih belum diuji keefektifannya pada orang yang terinfeksi.Camila tidak mengerti, tetapi tahu bahwa Caden sangat hebat. Dia tahu dirinya hanya perlu melakukan segala sesuatu sesuai perintah Caden.Setelah memasukkan botol obat itu ke sakunya, Camila berkata dengan ekspresi dingin, “Negosiasi ini sudah selesai. Sekarang, kalian sudah boleh pergi!”Leon mengerutkan keningnya. “Apa katamu?”Camila menjawab dengan sombong, “Ini rumah
Camila tidak menanggapi ancaman Leon. Dia hanya berkata dengan dingin, “Daripada khawatirkan hal itu, lebih baik kamu khawatirkan dirimu sendiri. Selamat, Leon. Kamu sudah sepenuhnya terkenal.”Camila berbicara sambil mengayunkan ponselnya di hadapan Leon. Leon langsung menyadari ada yang tidak beres dan buru-buru mengeluarkan ponselnya.Beberapa percakapan Leon dengan Camila tadi sudah tersebar ke internet. Saat ini, seluruh internet dipenuhi dengan video percakapannya dengan Camila dan makian tak berujung terhadapnya.[ Ya Tuhan, orang ini berengsek banget! Ini bukan cuma berengsek, tapi sangat nggak manusiawi! ][ Apa masih ada orang yang benar-benar tulus di dunia ini? Pria yang punya citra terbaik di dunia ternyata adalah pria paling berengsek di dunia! ][ Ini seharusnya level tertinggi yang bisa dicapai seorang pria yang hidup dengan bergantung pada wanita! Sudah hidup bergantung pada wanita, dia bahkan mau monopoli semua aset orang! ][ Untung Kak Camila diberkati Tuhan! Kalau
Braden berkata, “Leon mau monopoli aset Keluarga Nandara, tapi malah gagal. Dia seharusnya akan pakai masalah putri haram untuk ancam Kakek Herbert.”“Kakek kalian itu lagi dikarantina. Leon nggak akan bisa hubungi dia,” ujar Caden.“Kalau begitu, Leon pasti akan alihkan perhatiannya. Dia akan manfaatkan waktu untuk kembangkan perusahaannya sendiri, terutama Perusahaan Farmasi Sehat.”Caden menjawab dengan nada dingin, “Kalau dia berani manfaatkan Perusahaan Farmasi Sehat, langsung beberkan saja hubungannya dengan perusahaan itu. Sekarang, reputasinya sudah hancur. Nggak akan ada yang berani investasi perusahaannya. Waktu dia butuh uang, kamu hubungi saja dia pakai identitas Braxton, lalu tandatangani perjanjian mekanisme penyesuaian penilaian.”Perjanjian mekanisme penyesuaian penilaian dapat menghancurkan Leon sepenuhnya.Braden memahami niat Caden dan menyahut, “Serahkan masalah ini padaku. Aku tahu apa yang harus kulakukan.”Caden mengangguk, lalu menatap Rayden dan bertanya, “Rayd
Memberi investasi kepada sampah masyarakat sangat berisiko. Jika suatu hari pemerintah ingin menekannya, uang para investor akan melayang. Oleh karena itu, para bos besar yang awalnya berniat untuk berinvestasi mulai ragu. Berhubung mereka ragu, Leon juga merasa panik!Data-data di internet sudah membuktikan hubungan Leon dengan Perusahaan Farmasi Sehat. Dia tidak bisa membantah dan mau tak mau mengakuinya. Dia juga menelepon para bos besar yang tertarik untuk memberikan investasi kepadanya secara pribadi. Namun, dia malah ditolak habis-habisan.Leon merasa sangat gusar. Jika tidak bisa menarik investor, dia tidak akan bisa memperbesar skala produksi. Bagaimana dia bisa menerima orderan besar selanjutnya? Orderan itu bernilai puluhan triliun! Dia harus menerimanya! Terlebih lagi, dia juga berharap bisa sukses dengan mengandalkan orderan ini!Pada saat Leon merasa panik, asistennya tiba-tiba berkata, “Bos, Braxton hubungi kita untuk diskusikan masalah investasi.”“Braxton? Si investor g
Caden menyimpan ponselnya, lalu terlebih dahulu memeluk dan mencium Naomi.“Kamu baru pulang?”“Emm. Anak-anak lagi main sama Ibu di bawah. Bibi Nancy dan Tiara tinggal di rumah Camila. Mereka nggak ikut pulang.”Caden berkata, “Kamu nggak usah khawatirkan mereka. Aku sudah aturkan orang untuk lindungi mereka, mereka nggak akan jatuh dalam bahaya.”“Aku tahu. Apa yang lagi kamu gusarkan? Coba katakan padaku.”Naomi duduk di pangkuan Caden sambil meratakan keningnya yang berkerut, sedangkan Caden memeluk pinggangnya dan terlihat memiliki beban pikiran. Leon memiliki virus dan obat penawar, juga sangat yakin bisa mendapatkan keuntungan lebih dari 20 triliun dalam kurun waktu 3 bulan. Hal ini mau tak mau membuat Caden merasa khawatir.Terlebih dahulu menyebarkan virus, lalu menjual obat penawar supaya bisa mendapatkan keuntungan besar. Ini bukan termasuk hal yang langka di luar negeri. Ada banyak perusahaan farmasi di luar negeri yang sebenarnya mengembangkan virus.Masalahnya, obat pena
Joseph tersenyum dengan penuh kasih sayang dan menjawab, “Oke, oke! Sini, Kakek gendong! Kakek tentu saja harus gendong hewan peliharaan kesayangan Baby!”Joseph menggendong kelinci kecil itu, lalu mengelusnya dengan lembut. Beberapa bocah juga mengelilingi Joseph dengan penuh semangat. Adegan ini terlihat sangat hangat.“Ayah,” sapa Naomi begitu turun dari tangga.Joseph segera mendongak. Begitu melihat putri kesayangannya, matanya langsung menunjukkan kasih sayang yang tak terbendung. Namun, dia tiba-tiba mengerutkan keningnya dan bertanya dengan khawatir, “Kamu kurang istirahat belakangan ini? Kenapa kamu kurusan dan juga punya lingkar mata hitam?”Naomi menjawab sambil tersenyum, “Aku kurang bisa tidur karena khawatirkan Camila beberapa hari lalu. Tapi, semuanya sudah baik-baik saja sekarang.”Joseph sudah mengetahui masalah Camila dengan Leon dari internet. Dia berkata sambil mengernyit, “Camila sial juga karena ketemu bajingan itu! Tapi, Tuhan melihat semua perbuatan manusia. Baj
“Camila, kamu benar-benar pacaran sama Dylan?”“Emm! Kami juga berencana untuk menikah dan punya anak. Tapi, aku masih belum tenang karena Leon belum tertangkap. Jadi, aku undur dulu masalah pernikahan.”Mata Lyana dan Kevin langsung berbinar. Mereka bertanya dengan tidak percaya, “Se ... serius?”“Serius!”Lyana dan Kevin buru-buru bertanya lagi, “Kamu nggak keberatan nikah sama dia?”Camila pun tertawa. “Dia bahkan nggak keberatan aku ini seorang janda. Kenapa aku harus keberatan nikah sama dia? Dia memang pernah punya banyak pacar, tapi dia juga bukan cowok berengsek. Dia punya pandangan hidup dan kepribadian yang baik, juga bisa menyenangkan orang. Setelah kami bersama, dia cuma setia padaku dan memperlakukanku dengan baik.”Hati Lyana dan Kevin yang sudah mati pun hidup kembali! Meskipun Camila tidak mengandung, Camila dan Dylan benar-benar sedang berpacaran. Selain itu, mereka juga memiliki rencana untuk menikah dan melahirkan anak. Bagi Lyana dan Kevin, ini adalah hal yang sang
Camila menenangkan diri, lalu berjalan ke arah kamar rawat sebelah. Memberi pelajaran pada Catherine bukanlah yang terpenting. Dia harus terlebih dahulu menghibur Lyana. Amarah yang terlalu besar akan sangat melukai tubuh. Camila tidak boleh membiarkan Lyana terus-menerus merasa marah.Sebelum Camila tiba di depan pintu kamar rawat, terlihat Caden berjalan keluar dari dari kamar rawat Lyana. Camila pun menyapanya, “Pak Caden.”Melihat Camila, Caden merasa agak terkejut. “Kapan kamu pulang?”Camila menjawab, “Aku baru beli tiket pesawatnya semalam dan tiba pagi ini.”Caden menghela napas panjang. “Bagus juga kamu pulang. Kak Fiona nggak tahu masalah Bibi Lyana, sedangkan aku juga nggak begitu bisa berkomunikasi dengan Bibi Lyana. Berhubung kamu sudah pulang, temani dan hiburlah dia.”Camila menjawab, “Kak Fiona lagi hamil. Sebaiknya jangan buat dia khawatir. Aku akan jaga Bibi Lyana.”“Emm. Naomi tahu kamu pulang?”Camila menggeleng. “Pesawatku terbang di tengah malam. Dia seharusnya s
“Anak yang dikandung Catherine itu anakmu atau bukan?”Dylan mengernyit. “Aku nggak tahu.”Camila bertanya lagi, “Jadi, kamu sudah pikirkan cara penyelesaiannya?”Dylan menggeleng lagi dan menjawab dengan kesal, “Belum.”Camila menghela napas panjang. “Ajak dia keluar. Bilang saja kalian akan pergi daftarkan pernikahan kalian hari ini.”Dylan langsung membelalak. “Aku nggak akan nikahi dia! Pernikahan itu bukan permainan anak. Aku nggak akan menikah dengannya!”Camila menjulingkan matanya. “Memangnya kamu nggak bisa bohong?”Dylan pun terlihat bingung. “Hmm?”Camila tidak menjelaskan, hanya berkata, “Kalau kamu mau tangani masalah Catherine dengan baik, turuti kata-kataku! Ajak dia keluar hari ini!”Dylan buru-buru bertanya, “Kamu punya cara penyelesaiannya?”Camila menjawab, “Kamu ajak dulu dia keluar. Paling bagus kalau bisa ajak dia ketemu di rumah sakit. Aku akan bicara dengannya.”Dylan segera menunjukkan tampang layaknya seekor pug dan menyanjung, “Kalau kamu bisa bantu aku tanga
Keesokan paginya.Dylan terbaring di ranjang pasien dan tidak berhenti muntah kering. Dia memanggil Caden dengan lemas, “Caden, tolong ambilkan segelas air untukku. Aku mau kumur-kumur. Cepat dikit. Mulutku bau banget.”Pintu kamar pasien dibuka seseorang, lalu tercium aroma familier seseorang ....Dylan menyadari sesuatu dan jantungnya tiba-tiba berdebar kencang. Dia pun buru-buru mendongak.Camila mengenakan mantel panjang dan menggeraikan rambut ikal panjangnya yang berwarna cokelat sedang berdiri di depan pintu. Dia juga memakai masker, kacamata hitam, dan sepatu hak tinggi setinggi 7 cm. Sebelah tangannya bertumpu pada koper, sedangkan yang satu lagi dimasukkan ke saku mantel. Dia benar-benar terlihat layaknya seorang wanita yang mendominasi.Meskipun Camila membalut dirinya dengan rapat, Dylan tetap langsung mengenalinya. Seluruh tubuh Dylan pun menegang. Entah kenapa, dia mulai merasa panik dan jantungnya juga berdebar makin kencang. Dia hanya menatap Camila dengan mata membelal
“Halo, Naomi. Kangen sama aku?”Naomi menghela napas dan berkata, “Hari ini, Bibi Lyana pingsan.”Camila seketika terkejut. “Bibi Lyana kenapa?”Naomi menceritakan masalah Catherine kepada Camila. Setelah tertegun beberapa saat, Camila baru menyahut, “Benar-benar ada orang yang mengandung anak Dylan? Ternyata mual kehamilan bisa berpindah ke seorang ayah!”Di pagi hari, mereka baru membicarakan hal ini. Camila dan Naomi merasa Dylan hanya sakit, tetapi tidak percaya mual kehamilan bisa berpindah ke seorang ayah. Tak disangka, berita heboh mengenai kehamilan Catherine langsung keluar malamnya.Naomi berujar, “Masih belum tentu itu anak Dylan atau bukan. Apalagi, itu cuma kata-kata sepihak Catherine. Dia bahkan menolak untuk melakukan tes DNA. Aku rasa pasti ada yang disembunyikannya.”Camila terdiam sejenak sebelum menjawab, “Memang ada yang aneh. Kalau itu memang anak Dylan, dia pasti akan biarkan Dylan tes DNA dengan tenang! Tapi, Catherine bernyali juga. Beraninya dia mengancam Dylan
“Apa uang bisa menyingkirkannya?” tanya Caden.Dylan menggeleng. “Dia cuma mau status sebagai istriku.”Caden mengernyit. “Aku dan dia nggak punya hubungan apa pun. Kalau kamu nggak bisa bertindak, apa perlu aku yang cari dia untuk membicarakannya?”Dylan mengerutkan keningnya dan menggeleng. “Aku nggak bisa melukainya.”Caden berujar, “Tapi, kamu mau punya persiapan mental. Kalau kamu nggak bisa tangani hal ini dengan baik, Bibi dan Paman mungkin akan tertimpa masalah besar.”Hanya setelah mengetahui faktanya saja, Lyana sudah langsung pingsan. Jika dia melihat jasad janin itu, mungkin saja dia akan langsung meninggal.Dylan menjentikkan abu rokok dengan kuat. “Haih ....”Kali ini, Dylan benar-benar bertemu kesulitan. Hal ini jauh lebih serius daripada isu kehamilan beberapa hari lalu. Dia benar-benar tidak menemukan cara penyelesaiannya.Entah karena terlalu cemas atau apa, sebelum menghabiskan sebatang rokok ini, Dylan mulai muntah-muntah lagi. Berhubung lambungnya kosong, dia hanya
“Dia nggak bersedia keluar. Dia cuma kasih waktu seminggu kepada kami untuk mempertimbangkannya. Seminggu lagi, kalau aku nggak bawa dia daftarkan pernikahan kami, dia akan kirim jasad janin itu ke rumah!”Caden juga merasa sangat kesal setelah mendengar ancaman itu. Dia bertanya dengan ekspresi muram, “Kalau dia merasa itu anakmu, kenapa dia nggak bersedia lakukan tes DNA?”Dylan menjawab dengan kesal, “Aku sudah tanya, tapi dia nggak mau kasih penjelasan. Dia cuma bilang, kami boleh nggak percaya dan langsung menolak, lalu tinggal tunggu terima jasad janin itu.”Catherine tahu jelas kelemahan Kevin dan Lyana. Berhubung mereka sangat menginginkan cucu, mereka pasti tidak berani mengambil risiko. Sementara itu, Dylan adalah anak yang berbakti dan juga tidak akan berani mengambil risiko. Bagaimanapun juga, apabila Kevin dan Lyana melihat jasad janin itu, mereka pasti tidak akan bisa menerimanya. Mungkin saja, hal ini juga akan menimbulkan korban jiwa.Caden bertanya dengan nada dingin,
Ketika Caden tiba di rumah sakit, Lyana baru keluar dari UGD. Dia berbaring di atas ranjang pasien dengan tenang dan masih belum sadarkan diri.Kevin duduk di samping ranjang pasien dengan ekspresi yang sangat suram, entah karena terlalu khawatir atau terlalu marah. Di sisi lain, Dylan menyeret tubuhnya yang masih lemah dan berlutut di samping dengan tampang bersalah.Melihat situasi ini, Caden sangat terkejut. Ketika di telepon tadi, Dylan hanya mengatakan sudah terjadi masalah, tetapi tidak mengatakan apa yang terjadi.Caden berjalan masuk ke kamar rawat dan bertanya dengan pelan, “Paman, gimana keadaan Bibi?”Kevin mendongak dan menjawab dengan sepasang mata yang merah, “Dia terlalu marah sampai terkena serangan jantung dan pingsan.”Caden pun terkejut. “Waktu aku pergi, dia masih baik-baik saja. Kenapa dia bisa tiba-tiba begitu marah?”Kevin memelototi Dylan dengan dingin, lalu berseru marah, “Tanyakan saja sama anak durhaka ini! Semua ini gara-gara dia! Perbuatannya benar-benar te
Naomi tiba-tiba berlinang air mata. Sebenarnya, dia tahu apa alasan anak-anak memamerkan sertifikat penghargaan mereka, dan Rayden memberitahunya bahwa dia berinisiatif mencari teman baru. Itu karena mereka ingin menghiburnya. Sebagai seorang ibu, dia malah dihibur oleh anak-anaknya.Naomi merasa terharu, tetapi juga bersalah. “Senang. Mama senang banget. Malam ini, Mama akan masak sendiri dan buatkan makanan enak buat kalian. Akhir-akhir ini, keadaan Mama kurang baik karena khawatir sama Braden dan Hayden. Maaf sudah buat kalian khawatir.”Jayden bertanya, “Sekarang, Mama sudah baikan?”Naomi tersenyum. “Sudah.”Baby bertanya, “Mama, kapan Kak Braden dan Kak Hayden pulang? Aku sudah kangen sama mereka.”Naomi menjawab, “Mereka akan segera pulang. Mereka juga kangen banget sama Baby.”Naomi mengobrol sejenak dengan anak-anak, lalu berkata pada Steven, “Terima kasih kamu sudah pergi jemput anak-anak. Malam ini, kamu makan saja di sini. Aku akan masak lebih banyak.”Steven buru-buru menj