Home / Romansa / All About Love / Lee Namju yang Licik

Share

Lee Namju yang Licik

Author: Selay Rahmi
last update Last Updated: 2021-11-01 21:51:52

Malam hari begitu cepat menghampiri. Perputaran waktu yang cepat berlalu membuat banyak orang merasakan kepenatan dan kelelahan yang berlebih. Seharian bekerja, tak terasa malam sudah tiba. Ketika beristirahat pada malam hari pun, dengan cepatnya pagi sudah tiba. Begitu seterusnya.

Hari ini Park Jiyeon memang belum aktif bekerja di RS. Dia hanya membantu Jaehwan menganalisa keadaan beberapa pasien. Sebagai dokter spesialis yang keahliannya di atas keahlian dokter biasa, dia harus bersikap profesional. Membantu Jaehwan pun sudah membuatnya menambah pengalaman di bidang kedokteran. Tapi malam ini, badannya terasa pegal-pegal dan ingin sekali lekas berbaring di ranjang kesayangannya.

Jiyeon berjalan gontai menuju tempat parkir mobil. Malam ini Jaehwan tak menemaninya sampai pulang ke rumah. Laki-laki tampan penghuni hatinya itu mendapat panggilan ayahnya untuk segera pulang karena ada sesuatu yang penting. Jiyeon melihat keadaan sekelilingnya, sepi. Diliriknya arloji mahal pemberian Jaehwan setahun yang lalu. Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam. Baru pukul sepuluh, netranya sudah merasakan kantuk yang luar biasa.

Tit!

Dibukanya kunci mobil warna silver miliknya menggunakan remote. Ketika hendak membuka pintu mobil, tiba-tiba seseorang menahannya agar membatalkan niatnya masuk ke dalam mobil. Ditatapnya lengan seorang laki-laki dengan setelan jas berwarna coklat tua itu. Sejurus kemudian, Jiyeon menoleh ke arah laki-laki yang berdiri di sampingnya. Dahinya berkerut dan matanya menyipit. Laki-laki itu... Sepertinya Jiyeon pernah mengenalnya.

“Kau sudah lupa, Park Jiyeon?” tanya laki-laki yang berdiri di samping Jiyeon dan menatapnya lekat.

“Siapa?” Jiyeon bertanya balik.

Laki-laki itu menyunggingkan senyum sinisnya. Hanya bagian kiri bibirnya yang terangkat. “Sudah ku duga.”

Pikiran Jiyeon masih mencoba memutat memorinya agar mengingat laki-laki yang sikapnya terlihat angkuh itu. “Oh, Lee Namju?”

Hanya senyum yang diberikan laki-laki jangkung bersurai hitam itu. “Kau masih ingat nama itu...”

“Apa maumu, Lee Namju?” Jiyeon langsung menanyakan tujuan Namju menemuinya. Ia tahu betul bahwa laki-laki itu tidak akan menemui seseorang tanpa tujuan yang penting baginya.

Namju memasukkan kedua tangannya pada saku jas yang dikenakan. Kemudian ia menyandarkan tubuhnya pada pintu mobil Jiyeon yang membuat posisinya otomatis menghadap gadis cantik pemilik mata indah itu. Jiyeon melangkah mundur satu langkah. Dia sengaja melakukannya agar tidak terlalu dekat dengan Namju.

“Aku datang ke sini atas rekomendasi kakakmu. Dia mengatakan bahwa kau bisa meyakinkanku untuk membantu perusahaan kalian.”

Jiyeon tercengang mendengar pengakuan Namju. Kakaknya? Sebenarnya apa yang mereka berdua bicarakan sampai membawa namanya dalam masalah perusahaan? Ia berpikir bahwa Namju sengaja mencari alasan untuk menemuinya.

“Apakah kau sudah tidak waras? Beberapa hari yang lalu, kakakku mengatakan bahwa aku tidak perlu ikut campur dalam masalah perusahaan. Sekarang kau mengatakan hal yang lain. Wah... Apakah aku harus percaya begitu saja padamu, Lee Namju?” Jiyeon memasang wajah heran dan santai. Ya, dia harus terlihat santai jika menghadapi laki-laki bernama Lee Namju itu.

Sedetik kemudian, Jiyeon mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi kakaknya. Ini bukan urusannya lagi. Dia harus bicara dengan Park Mina.

“Apa yang kau lakukan? Kau bukan anak kecil lagi, Park Jiyeon. Lihatlah! Kau sudah menjadi seorang wanita yang sangat cantik. Sekarang kau mau mengadukan aku pada kakakmu?” Namju mendekatkan wajahnya pada wajah cantik Jiyeon. Ia bahkan bisa melihat softlens yang dipakai Jiyeon saat itu.

“Menjauhlah dariku, Lee Namju. Kau pikir aku menyukai sikapmu dari dulu? Jangan berkhayal!” Jiyeon membalikkan badan, membelakangi Namju yang masih menatapnya lekat. Laki-laki mantan kekasih Park Mina itu selalu terlihat mesum dari dulu sampai sekarang. “Aku akan protes pada kakakku karena dia telah melibatkanku dalam masalah perusahaan,” kata Jiyeon dengan ketus. “Minggirlah! Aku lelah dan ingin segera pulang.”

Namju membiarkan gadis incarannya masuk ke dalam mobil. Ia hanya melihat Jiyeon yang sudah tancap gas meninggalkan halaman parkir.

.....

Jiyeon pov

Pagi ini benar-benar membuatku malas turun dari ranjang. Ku lihat matahari menampakkan dirinya cukup tinggi hingga membuatku harus menyipitkan mata saat melihat ke luar jendela. Seharusnya pagi ini aku membantu bibi Han menyiapkan sarapan. Entah, setelah bertemu dengan Lee Namju kemarin malam membuatku begitu malas melakukan aktivitas seperti biasanya. Kenapa laki-laki itu muncul lagi di kehidupanku yang kedua? Kenapa dia tidak lenyap saja dari muka bumi? Aku pun berdecak heran. Seorang anak konglomerat bisa memiliki sikap menjijikkan.

Jika mengingat masa lalu, aku ingin muntah saat ada wajah Namju di ingatanku. Laki-laki itu yang telah merenggut keperawanan kakakku. Dia juga yang menyebabkan Kak Mina terpuruk selama lima tahun pasca putus dengannya. Sekarang... Kak Mina menyuruh laki-laki licik itu menemuiku hanya untuk meyakinkan dirinya? Aku heran, sungguh heran. Sejak kapan aku ahli meyakinkan Lee Namju? Ya Tuhan, aku bisa gila.

Baiklah, hari ini aku harus pergi ke rumah sakit. Hari pertama bekerja harus diisi aktivitas yang menyenangkan. Lee Namju bukanlah siapa-siapa bagiku. Tidak penting memikirkan laki-laki seperti itu.

Kriiing!

Dengan semangat, aku meraih ponsel layar sentuh milikku yang berbunyi diiringi getaran dahsyat hingga membuat benda-benda di atas nakasku ikut bergetar pelan. Kim Jaehwan.

“Selamat pagi, Cantik,” sapanya dengan nada tidak enak. “Masih bau iler, ya?”

Benar dugaanku. Di awal dia memujiku cantik. Di akhir pasti ada kata-kata jelek.

“Ada apa?” tanyaku yang sedang malas berdebat dengannya.

“Hari ini aku izin tidak masuk kerja. Ada hal penting yang harus aku selesaikan.”

Hal penting? Kenapa Jaehwan tidak cerita padaku kemarin?

“Hal penting apa?” tanyaku lagi. Tentu saja aku ingin tahu apa yang sedang diselesaikan oleh suami rahasiaku. “Kau tidak pernah cerita padaku,”lanjutku. Aku bicara dengan Jaehwan tanpa melakukan apapun. Hanya duduk bersila di tempat tidur dan fokus mendengarkan kata-katanya.

“Aku ceritakan lain waktu. Hari ini aku akan sangat sibuk. Bekerjalah dengan baik! Semangat dan hati-hati, ya,” pesannya padaku karena hari ini merupakan hari pertamaku bekerja sebagai dokter spesialis jantung.

Aku menarik nafas dalam-dalam. “Tentu saja aku akan bekerja dengan baik. Jangan lupa sarapan dan makan siang nanti.”

“Eoh, oke...”

Aku menutup telepon dan kembali merebahkan badanku. Rasanya ingin kupejamkan lagi kedua netraku. Kantuk masih menyerang pelupuk mata ini. Ya Tuhan, aku ingin tidur lagi.

Saat ku pejamkan kedua mata ini, tiba-tiba aku ingat sesuatu yang harus ku lakukan. Ya, bicara dengan kakakku mengenai Lee Namju. Aku harus pastikan bahwa dia tidak berkata bohong tentang kakakku. Langsung saja ku singkap selimut yang mengganggu gerakku untuk segera turun dari ranjang. Sepasang sandal bentuk boneka menanti untuk ku pijak sebagai alas kaki.

Ceklek!

Setelah menutup pintu kamarku dari luar, aku melihat Kak Mina sedang bicara di telepon dengan seseorang. Sepertinya itu rahasia. Sebaiknya aku menunggunya di sofa dekat pintu kamarku. Sedangkan kak Mina berdiri di depan kamarnya yang bersebelahan denganku. Ia membelakangiku sehingga sama sekali tidak tahu kalau aku berada di belakangnya.

Tidak percuma aku menunggunya selesai menelepon seseorang. Aku berdiri kemudian memanggilnya. “Kak Mina!”

Dia hendak menuruni anak tangga tetapi aku malah menghentikan langkahnya. Kak Mina tampak berbeda dari biasanya. Terlihat dari raut wajah itu bahwa dirinya sedang memikirkan sesuatu yang mungkin bersifat penting.

“Ada apa?” Dia bertanya singkat.

Sebenarnya aku merasa agak ragu. Aku takut kalau pertanyaanku akan menjadi beban untuknya. Tapi aku harus tahu kebenaran kata-kata Namju kemarin malam. Jika memang kakakku yang meminta dia untuk bicara padaku, lalu apa tujuannya?

“Aku hanya ingin bertanya. Kemarin malam Lee Namju datang menemuiku. Dia mengatakan bahwa...” Aku enggan melanjutkannya. Tapi ku lihat ekspresi wajah kak Mina sudah berubah. “Kakak yang menyuruhnya datang menemuiku. Benarkah seperti itu?” tanyaku spontan.

Kak Mina tampak tengah berpikir, menemukan jawaban yang tepat atas pertanyaanku yang mungkin menurutnya agak aneh. “Aku memang mengatakan padanya bahwa kau bisa meyakinkan dia untuk memberikan bukti lain tentang kasus korupsi Kwan Jiyoung karena laki-laki itu adalah mantan direktur diperusahaan keluarga Lee. Aku membutuhkan berkas laporan tentang itu. Tapi dia tidak percaya padaku.”

“Lalu kakak menyuruhnya mendatangiku? Kau katakan padanya bahwa aku bisa meyakinkan dirinya terkait masalah Kwan Jiyoung?” tanyaku dengan emosi yang sedikit naik.

Kak Mina mengangguk, yang membuatku semakin kesal padanya. Apa maksudnya melibatkanku dalam masalah ini? Dia sendiri yang mengatakan bahwa aku tidak perlu ikut campur masalah perusahaan. Sekarang malah dirinya yang membuatku terlibat. Ya Tuhan...

.....

Bersambung

Related chapters

  • All About Love   Mina Tidak Terima

    Auhor POV Seorang laki-laki berpostur tubuh tinggi, kekar, leher jenjang, dan bersurai hitam dengan kacamata hitam terpasang menutup total kedua netranya – keluar dari sebuah mobil Ferrari keluaran terbaru. Masih mengenakan kacamata hitamya, laki-laki itu membenahi jas abu terang yang melekat di badan atletisnya. Beberapa detik kemudian, sepasang kaki jenang berjalan lurus menuju pintu masuk rumah sakit terlihat sepi. Baginya, rumah sakit sama dengan kantor dan tempat umum lainnya. Di tempat itu, dia juga bisa bertransaksi. Di halaman parkir, rupanya mobil mewah milik keluarga Park baru saja tiba dengan laju pelan. Park Jiyeon dan Park Mina duduk di jok bagian depan. Mina yang berada di belakang kemudi, sesekali melirik Jiyeon yang nampak tenang tak bergeming sedikit pun. Tak butuh waktu lama, mobil yang membawa dua gadis bermarga Park itu telah sukses parkir di bagian depan, bersebelahan dengan mobil laki-laki yang ba

    Last Updated : 2021-11-01
  • All About Love   Kenikmatan itu

    Halaman rumah sakit Diamond Group terlihat sedikit ramai dibanding hari-hari sebelumnya. Cuaca hangat saat ini membuat banyak pasien ingin menikmati sinar matahari yang dapat menyehatkan tubuh dengan kandungan vitamin D. Beberapa pasien berjemur di bawah sinar matahari pagi ini didampingi keluarga ataupun tenaga kesehatan. Di pagi yang hangat itu, seorang laki-laki dengan setelan jas abu terang dan dasi berwarna hitamnya sedang berjalan keluar dari rumah sakit dengan kekesalan dan kekecewaan memuncak di hatinya.Lee Namju tak bisa melupakan setiap kata yang keluar dari mulut Mina beberapa menit yang lalu. “Baiklah, kita tunjukkan siapa yang akan menang,” katanya lirih sembari mengenakan kacamata hitamnya sebelum berjalan menyusuri halaman rumah sakit. Enam langkah dari teras rumah sakit, Namju melihat sosok gadis yang akhir-akhir ini mencuri perhatiannya. Park Jiyeon terlihat tengah asyik mengobrol dengan dua orang pasien di halaman samping rumah sakit. Ia masih m

    Last Updated : 2021-11-01
  • All About Love   Jebakan untuk Jiyeon?

    Keesokan harinya, ponsel Jiyeon tak henti-hentinya berdering hingga memekakkan telinga. Dalam keadaan setengah sadar, ia melihat nama Mina di layar ponselnya. Pagi sekali kakaknya menelepon. Ini pasti karena ia tidak pulang ke rumah kemarin malam. Ya ampun, dirinya sudah dewasa tapi masih diperlakukan seperti anak kecil. Jiyeon yang masih dalam keadaan bugil dan dibalut dengan selimut tebal milik Jaehwan akhirnya menjawab telepon dari kakaknya.“Ada apa?” tanyanya dengan suara parau karena baru saja membuka mata dari lelapnya tidur.“Kau di mana?” tanya Mina. Bukannya menjawab pertanyaan Jiyeon, dia malah balik bertanya.“Aku tidur di rumah teman. Kemarin malam ada pesta kecil-kecilan untuk merayakan pasien kami yang berhasil sembuh dan sekarang sudah bisa meninggalkan rumah sakit. Aku hendak pulang tapi malam sudah larut. Jadi, aku putuskan tidur di rumah teman. Tenanglah, Kak. Aku baik-baik saja. Hari ini aku masuk siang. Jadwalku

    Last Updated : 2021-11-01
  • All About Love   Dua Masalah Rumit

    Pukul 9 malam, suasana RS Diamond Group nampak sepi. Terlebih di lorong lantai satu yang notabennya diisi banyak ruang petinggi RS dan dokter-dokter senior. Seorang wanita bertubuh ideal, langsing dan tinggi semampai, dengan langkah kakinya bak model catwalk terkenal, terlihat lesu dan murung. Lelah, letih, dan kesal, itulah yang dirasakan wanita bernama Park Jiyeon itu.Langkah gontainya mengundang seorang pemuda yang selalu menjadi prioritas dalam hidupnya, Kim Jaehwan, berlari ke arahnya dan menuntun lengan kurus itu agar Jiyeon bisa berjalan dengan benar.“Ada apa denganmu?” tanya Jaehwan yang merasa ada sesuatu pada Jiyeon. “Apa yang terjadi di sana?” tanyanya lagi.Jiyeon hanya menggeleng. Bukan tidak ingin menjelaskan apa yang terjadi padanya tadi, tapi dia tidak memiliki daya untuk berkata-kata lagi. Wajah cantik itu kini nampak pucat, matanya terlihat cekung, dan terkadang ia memejamkan mata karena lelah.Melihat kondisi i

    Last Updated : 2021-11-02
  • All About Love   Jiyeon VS Namju

    Pagi berubah menjadi siang. Suasana sepi yang membosankan membuat Jiyeon harus membolak-balikkan badannya, menemukan posisi tidur yang nyaman untuk tubuhnya. Tidak bisa, dia tidak bisa tidur dengan semudah itu. Pikiran yang masih memikirkan hal-hal lain membuat Jiyeon harus terjaga seorang diri di apartemen Jaehwan.“Aku harus memikirkan cara untuk menghubungi Namju hari ini,” lirihnya. Ia tidak ingin terjebak dalam masalah yang bukan urusannya. Mungkin masalah perusahaan harus didahulukan karena rumah sakit adalah bagian dari perusahaan keluarganya. Jadi, masalah perusahaan adalah prioritasnya saat ini.Baiklah, harus segera selesai, batinnya. Tak lama kemudian, Jiyeon meraih ponsel yang ia letakkan di atas nakas, di samping tempat tidur. Dicarinya nomor ponsel Namju yang sengaja tidak disimpan dalam kontak ponsel itu.Tuuuut! Tuuuut!Jiyeon pun langsung menghubungi Namju dan membuat rencana bertemu dengan laki-laki super licik itu.&l

    Last Updated : 2021-11-13
  • All About Love   Keberuntungan

    “Bagaimana rasanya, Kak? Sakit, bukan?” Sebenarnya Jiyeon tidak bermaksud melukai hati Mina. Dia hanya ingin Mina merasakan apa yang saat ini dia rasakan. Kesialan yang menimpa Mina karena perbuatan Namju merupakan kesedihan bagi Jiyeon. Tapi Mina malah memintanya berbaikan dengan Namju dan mendekatinya untuk kepentingan perusahaan. Itu artinya Mina ingin menggali luka lama di hati Jiyeon dengan mempertemukan dirinya dan Lee Namju. Mina hanya memandang ke arah Jiyeon tanpa mengatakan sepatah kata. Dia tahu kalau adiknya juga merasakan sakit yang ia rasakan. Jiyeon adalah satu-satunya adik yang selalu mengerti dirinya. “Kalau sudah tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, aku pamit. Katakan saja padaku kapan dan di mana kalian akan menemui orang itu.” Sesaat kemudian Jiyeon beranjak dari kursi empuk yang didudukinya. Detik terakhir sebelum ia membalikkan badan, dapat dilihatnya ekspresi wajah Mina yang tampak sedih. .... Setelah Jiyeon meninggalkan ruang

    Last Updated : 2021-11-16
  • All About Love   Masalah yang Menjenuhkan

    “Kafe Lony dekat Busan Tower, jam 10 pagi.”Jiyeon langsung menghentikan langkahnya, menoleh ke arah kanan, mendapati Mina sedang bicara padanya dengan gaya melipat lengan bersilang di depan dada. Ia pun menghela nafas kasar karena di saat lelah malah melihat pemandangan yang membuatnya jenuh.“Tolong, jangan sekarang. Aku sudah lelah,” pinta Jiyeon yang tidak ingin kekesalannya semakin bertambah hanya karena kata-kata Mina. Sejujurnya, ia sedang tidak ingin berbicara dengan siapapun dan membicarakan apapun karena kondisi tubuh dan psikisnya sedang lemah. “Tolonglah, Kak,” pintanya lagi dengan wajah seperti kertas kusut.Mina melangkah mendekati Jiyeon yang berdiri tepat di depan pintu. “Katakan saja itu pada Lee Namju. Aku akan menunggunya di sana.”Ternyata yang diucapkan Mina tadi adalah lokasi dan waktu yang dia tentukan untuk bertemu dengan Park Siwoo. Jiyeon hanya mengangguk paham dan segera melangkah

    Last Updated : 2021-11-24
  • All About Love   Pulang

    Berlin, Jerman 2021 Hari ini bukanlah hari Senin biasa. Seorang wanita muda tengah menunggu hari ini sejak lama, lebih dari tiga tahun. Ya, Park Jiyeon – putri pengusaha kaya asal Korea Selatan telah menyelesaikan kuliahnya di Jerman dengan jurusan kedokteran hingga program S2 Spesialis jantung. Jiyeon merupakan salah satu mahasiswa teladan dengan nilai IP kumulatif Cumlaude yang membuat dirinya menjadi pusat perhatian di saat wisuda kelulusan. Siapa yang tidak mengenalnya? Jiyeon gadis tercantik di jurusan kedokteran dengan kecerdasa di atas rata-rata. Tubuhnya yang langsing, mata khas Asia, hidung mancung, bibir tipis yang seksi, dan rambut panjang berwarna coklat yang sering ia biarkan berjuntai menutupi punggungnya. Ia berdiri di balik jendela apartemennya yang dihiasi tirai berwarna putih transparan. Sembari menikmati pemandangan kota Berlin untuk yang terakhir kalinya, ia menyeruput kopi latte yang dibuatnya sen

    Last Updated : 2021-09-02

Latest chapter

  • All About Love   Masalah yang Menjenuhkan

    “Kafe Lony dekat Busan Tower, jam 10 pagi.”Jiyeon langsung menghentikan langkahnya, menoleh ke arah kanan, mendapati Mina sedang bicara padanya dengan gaya melipat lengan bersilang di depan dada. Ia pun menghela nafas kasar karena di saat lelah malah melihat pemandangan yang membuatnya jenuh.“Tolong, jangan sekarang. Aku sudah lelah,” pinta Jiyeon yang tidak ingin kekesalannya semakin bertambah hanya karena kata-kata Mina. Sejujurnya, ia sedang tidak ingin berbicara dengan siapapun dan membicarakan apapun karena kondisi tubuh dan psikisnya sedang lemah. “Tolonglah, Kak,” pintanya lagi dengan wajah seperti kertas kusut.Mina melangkah mendekati Jiyeon yang berdiri tepat di depan pintu. “Katakan saja itu pada Lee Namju. Aku akan menunggunya di sana.”Ternyata yang diucapkan Mina tadi adalah lokasi dan waktu yang dia tentukan untuk bertemu dengan Park Siwoo. Jiyeon hanya mengangguk paham dan segera melangkah

  • All About Love   Keberuntungan

    “Bagaimana rasanya, Kak? Sakit, bukan?” Sebenarnya Jiyeon tidak bermaksud melukai hati Mina. Dia hanya ingin Mina merasakan apa yang saat ini dia rasakan. Kesialan yang menimpa Mina karena perbuatan Namju merupakan kesedihan bagi Jiyeon. Tapi Mina malah memintanya berbaikan dengan Namju dan mendekatinya untuk kepentingan perusahaan. Itu artinya Mina ingin menggali luka lama di hati Jiyeon dengan mempertemukan dirinya dan Lee Namju. Mina hanya memandang ke arah Jiyeon tanpa mengatakan sepatah kata. Dia tahu kalau adiknya juga merasakan sakit yang ia rasakan. Jiyeon adalah satu-satunya adik yang selalu mengerti dirinya. “Kalau sudah tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, aku pamit. Katakan saja padaku kapan dan di mana kalian akan menemui orang itu.” Sesaat kemudian Jiyeon beranjak dari kursi empuk yang didudukinya. Detik terakhir sebelum ia membalikkan badan, dapat dilihatnya ekspresi wajah Mina yang tampak sedih. .... Setelah Jiyeon meninggalkan ruang

  • All About Love   Jiyeon VS Namju

    Pagi berubah menjadi siang. Suasana sepi yang membosankan membuat Jiyeon harus membolak-balikkan badannya, menemukan posisi tidur yang nyaman untuk tubuhnya. Tidak bisa, dia tidak bisa tidur dengan semudah itu. Pikiran yang masih memikirkan hal-hal lain membuat Jiyeon harus terjaga seorang diri di apartemen Jaehwan.“Aku harus memikirkan cara untuk menghubungi Namju hari ini,” lirihnya. Ia tidak ingin terjebak dalam masalah yang bukan urusannya. Mungkin masalah perusahaan harus didahulukan karena rumah sakit adalah bagian dari perusahaan keluarganya. Jadi, masalah perusahaan adalah prioritasnya saat ini.Baiklah, harus segera selesai, batinnya. Tak lama kemudian, Jiyeon meraih ponsel yang ia letakkan di atas nakas, di samping tempat tidur. Dicarinya nomor ponsel Namju yang sengaja tidak disimpan dalam kontak ponsel itu.Tuuuut! Tuuuut!Jiyeon pun langsung menghubungi Namju dan membuat rencana bertemu dengan laki-laki super licik itu.&l

  • All About Love   Dua Masalah Rumit

    Pukul 9 malam, suasana RS Diamond Group nampak sepi. Terlebih di lorong lantai satu yang notabennya diisi banyak ruang petinggi RS dan dokter-dokter senior. Seorang wanita bertubuh ideal, langsing dan tinggi semampai, dengan langkah kakinya bak model catwalk terkenal, terlihat lesu dan murung. Lelah, letih, dan kesal, itulah yang dirasakan wanita bernama Park Jiyeon itu.Langkah gontainya mengundang seorang pemuda yang selalu menjadi prioritas dalam hidupnya, Kim Jaehwan, berlari ke arahnya dan menuntun lengan kurus itu agar Jiyeon bisa berjalan dengan benar.“Ada apa denganmu?” tanya Jaehwan yang merasa ada sesuatu pada Jiyeon. “Apa yang terjadi di sana?” tanyanya lagi.Jiyeon hanya menggeleng. Bukan tidak ingin menjelaskan apa yang terjadi padanya tadi, tapi dia tidak memiliki daya untuk berkata-kata lagi. Wajah cantik itu kini nampak pucat, matanya terlihat cekung, dan terkadang ia memejamkan mata karena lelah.Melihat kondisi i

  • All About Love   Jebakan untuk Jiyeon?

    Keesokan harinya, ponsel Jiyeon tak henti-hentinya berdering hingga memekakkan telinga. Dalam keadaan setengah sadar, ia melihat nama Mina di layar ponselnya. Pagi sekali kakaknya menelepon. Ini pasti karena ia tidak pulang ke rumah kemarin malam. Ya ampun, dirinya sudah dewasa tapi masih diperlakukan seperti anak kecil. Jiyeon yang masih dalam keadaan bugil dan dibalut dengan selimut tebal milik Jaehwan akhirnya menjawab telepon dari kakaknya.“Ada apa?” tanyanya dengan suara parau karena baru saja membuka mata dari lelapnya tidur.“Kau di mana?” tanya Mina. Bukannya menjawab pertanyaan Jiyeon, dia malah balik bertanya.“Aku tidur di rumah teman. Kemarin malam ada pesta kecil-kecilan untuk merayakan pasien kami yang berhasil sembuh dan sekarang sudah bisa meninggalkan rumah sakit. Aku hendak pulang tapi malam sudah larut. Jadi, aku putuskan tidur di rumah teman. Tenanglah, Kak. Aku baik-baik saja. Hari ini aku masuk siang. Jadwalku

  • All About Love   Kenikmatan itu

    Halaman rumah sakit Diamond Group terlihat sedikit ramai dibanding hari-hari sebelumnya. Cuaca hangat saat ini membuat banyak pasien ingin menikmati sinar matahari yang dapat menyehatkan tubuh dengan kandungan vitamin D. Beberapa pasien berjemur di bawah sinar matahari pagi ini didampingi keluarga ataupun tenaga kesehatan. Di pagi yang hangat itu, seorang laki-laki dengan setelan jas abu terang dan dasi berwarna hitamnya sedang berjalan keluar dari rumah sakit dengan kekesalan dan kekecewaan memuncak di hatinya.Lee Namju tak bisa melupakan setiap kata yang keluar dari mulut Mina beberapa menit yang lalu. “Baiklah, kita tunjukkan siapa yang akan menang,” katanya lirih sembari mengenakan kacamata hitamnya sebelum berjalan menyusuri halaman rumah sakit. Enam langkah dari teras rumah sakit, Namju melihat sosok gadis yang akhir-akhir ini mencuri perhatiannya. Park Jiyeon terlihat tengah asyik mengobrol dengan dua orang pasien di halaman samping rumah sakit. Ia masih m

  • All About Love   Mina Tidak Terima

    Auhor POV Seorang laki-laki berpostur tubuh tinggi, kekar, leher jenjang, dan bersurai hitam dengan kacamata hitam terpasang menutup total kedua netranya – keluar dari sebuah mobil Ferrari keluaran terbaru. Masih mengenakan kacamata hitamya, laki-laki itu membenahi jas abu terang yang melekat di badan atletisnya. Beberapa detik kemudian, sepasang kaki jenang berjalan lurus menuju pintu masuk rumah sakit terlihat sepi. Baginya, rumah sakit sama dengan kantor dan tempat umum lainnya. Di tempat itu, dia juga bisa bertransaksi. Di halaman parkir, rupanya mobil mewah milik keluarga Park baru saja tiba dengan laju pelan. Park Jiyeon dan Park Mina duduk di jok bagian depan. Mina yang berada di belakang kemudi, sesekali melirik Jiyeon yang nampak tenang tak bergeming sedikit pun. Tak butuh waktu lama, mobil yang membawa dua gadis bermarga Park itu telah sukses parkir di bagian depan, bersebelahan dengan mobil laki-laki yang ba

  • All About Love   Lee Namju yang Licik

    Malam hari begitu cepat menghampiri. Perputaran waktu yang cepat berlalu membuat banyak orang merasakan kepenatan dan kelelahan yang berlebih. Seharian bekerja, tak terasa malam sudah tiba. Ketika beristirahat pada malam hari pun, dengan cepatnya pagi sudah tiba. Begitu seterusnya. Hari ini Park Jiyeon memang belum aktif bekerja di RS. Dia hanya membantu Jaehwan menganalisa keadaan beberapa pasien. Sebagai dokter spesialis yang keahliannya di atas keahlian dokter biasa, dia harus bersikap profesional. Membantu Jaehwan pun sudah membuatnya menambah pengalaman di bidang kedokteran. Tapi malam ini, badannya terasa pegal-pegal dan ingin sekali lekas berbaring di ranjang kesayangannya. Jiyeon berjalan gontai menuju tempat parkir mobil. Malam ini Jaehwan tak menemaninya sampai pulang ke rumah. Laki-laki tampan penghuni hatinya itu mendapat panggilan ayahnya untuk segera pulang karena ada sesuatu yang penting. Jiyeon melihat keadaan sekelilingnya, sepi. Diliriknya arloji ma

  • All About Love   Selamat Datang

    “Baik,” jawab dua orang, seorang laki-laki dan seorang perempuan yang duduk di depan Jaehwan dengan kepala terus tertunduk. Jaehwan merasa heran. Kondisi kakek Hong pasti akibat pengaruh kedua orang ini. Pasti mereka telah mengatakan sesuatu pada laki-laki tua itu. “Sebenarnya apa yang telah kalian lakukan pada kakek Hong?” selidik Jaehwan yang merasa curiga bahwa kakek Hong mendapat tekanan atau ancaman dari keluarganya. “Dokter Kim...” Perawat yang duduk di samping Jaehwan berusaha menghentikan pertanyaan pemuda itu. Ia merasa bahwa pertanyaan seperti itu tidak layak keluar dari mulut seorang dokter. “Biarkan saja. Aku harus tahu apa yang terjadi.” Masih tetap menatap dua orang di depannya. “Jawab pertanyaanku! Apakah kalian tidak ingin kakek Hong sembuh?” “Dokter Kim, tolong jangan seperti ini,” pinta perawat itu. Jika petinggi rumah sakit mengetahui bahwa ada seorang dokter baru melakukan interogasi pada keluarga pasien seperti itu maka Ja

DMCA.com Protection Status