Alexia berjalan paling depan, beriringan dengan sosok makhluk besar bertubuh keras bagai batu—yah, dia memang batu. Sementara di belakangnya, keempat pria itu berjalan mengikuti masih dengan kewaspadaan yang amat tinggi. Tanpa satu pun memulia pembicaraan, mereka tampak lelah dan tidak berniat membuat keributan.Hutan tampak terus semakin menggelap, hingga cahaya pun berakhir menghilang sepenuhnya seakan ditelan kegelapan. Tidak ada penerangan sedikitpun sehingga mereka hanya mengandalkan langkah pergerakan yang berhati-hati, yah setidaknya bulan yang tertutup oleh sesuatu semacam tabir itu masih berbaik hati menyemburkan sedikit sinar.Ketika diyakini malam tiba, bermunculan makhluk-makhluk luar biasa lainnya, tak kalah mengejutkan ketimbang Meteur atau Root. Salah satunya sebuah jamur besar seukuran dua kali lipat tubuh manusia tiba-tiba saja mekar, warnanya merah muda disertai serbuk keemasan yang keluar dari bagian lamela. Terlihat sangat mempesona, membuat siapapun tertarik untu
Perjalanan itu membuat mereka menemukan berbagai rintangan di setiap langkah. Karena benar seperti yang sudah Alex duga sebelumnya, bahkan tanah yang dipijaki pun hidup.Penghuni hutan satu per satu mulai menampakkan diri dan secara terang-terangan mau berkomunikasi dengan Alexia. Kebanyakan dari mereka tampak takjub, tidak jauh berbeda dengan reaksi Root dan Meteur pertamakalinya.Dan sebenarnya tidak semua makhluk langsung bersikap jahat, ada pula yang menunjukkan kebaikan walaupun tentunya tidak banyak. Seperti sebuah dahan pohon yang tiba-tiba menunduk, menghalangi jalan setapak mereka.Ketika semua orang sudah berwaspada, takut terjadi kesalah pahaman untuk kesekian kalinya, Alex justru tersenyum. Sebab dahan rimbun dan penuh buah milik pohon apel itu berkata, 'Manusia istimewa yang bisa berbicara dengan kaum kami, terimalah pemberianku, apel biru paling manis di dunia.''Terimakasih.' Alex mengangguk tanpa curiga tentunya, lantas mulai memetik beberapa buah apel berwarna biru ter
Perjalanan menuju perbatasan memakan waktu yang cukup lama, dan menghabiskan tenaga lebih dari yang dibayangkan, kalau saja tidak berkat apel biru ajaib yang tiba-tiba menguatkan tenaga bahkan menghilangkan kantuk.Meteur menjelaskan, apel itu memang luar biasa, tidak hanya sebagai penawar melainkan juga sebagai penyembuh dari segala masalah dalam tubuh, baik itu penyakit fisik ataupun psikis. Andai pohon apel biru ajaib itu tumbuh kokoh di hutan biasa, keberadaannya pasti menjadi buruan.Sejatinya tak ada yang mengetahui soal kebenaran ini selain makhluk penghuni hutan utara sendiri. Meteur yang menyebarkam kebenarannya pun berpesan pada Alexia agar tidak membongkar rahasia pada manusia lain.Selama ber jam-jam, mereka tidak beristirahat sama sekali, terus saja berjalan hingga siluet perbukitan mulai terlihat dari celah pepohonan yang rimbun, terlebih suasana kala itu masih gelap seperti malam yang tenang tanpa gangguan.Alexia menyadari, semakin dekat menuju batas perbukitan, semaki
Cahaya hantu berupa api kecil berwarna biru keunguan dalam jumlah banyak dan membentuk pola teratur menuju suatu tempat. Benda itu baru terlihat ketika mereka sampai di lereng atas sebuah bukit yang bernama Emerald.Perbatasan antara dua tempat tersebut begitu kentara, ditandai menghilangnya kabut pekat keunguan yang sudah melekat dengan aura mistis hutan utara. Area bukit itu tampak seperti dunia manusia biasa yang tidak menyimpan ancaman.'Ikuti cahaya hantunya, benda itu akan membawa kalian ke cahaya utama. Tempat di mana kalian akan menemukan jawaban atas pertanyaan yang kau bawa,' begitu pesan Meteur sebelum berpisah di wilayah perbatasan.Alexia lantas segera menyampaikan informasi dari Meteur pada yang lainnya, mereka hanya bisa memberi respon dengan bersikap patuh dan menyerahkan segala urusan arah karena hanya gadis itu yang bisa dipercaya. Sekalipun komplotan pembunuh bayaran itu dapat dikatakan jauh lebih berkuasa, mereka bisa saja membunuh Alexia andai keberadaan gadis itu
"Ya tuhan panasnya tidak terkira!" gerutu Holm, bibirnya tak henti mengeluh sekaligus mengumpat sejak beberapa saat lalu—tepatnya ketika mereka mendapati cahaya hantu yang sangat besar, namun menghilang dalam sekejap kedipan mata. Mereka lantas tak buang waktu untuk mencari api biru yang lenyap secara misterius itu.Alexia masih berlarian, mengejar benda biru itu seperti akan menangkap seekor kelinci liar. Membuat keempat pria dibelakangnya ikut kewalahan. Sampai pada akhirnya mereka sadar kalau seluruh wilayah hutan itu benar-benar hangus, sebagian pepohonan masih mengeluarkan percikan api. Suasana panas dan kacau jauh lebih buruk ketimbang yang dirasakan di pemukiman manusia."Jadi benar kawasan ini yang menyebabkan hawa panas sampai ke pemukiman kita." Messy mengeluh, pernyataannya adalah fakta dan disetujui yang lainnya."Masalahnya cuma pembakaran, semua sudah selesai dan bisa diketahui. Bukankah kita harus kembali dan memberikan informasi ini ke kerjaaan?" usul Parker. Ia menjad
⚠Part ini alurnya lanjutan dari chapter Flashback: CursedAlur cerita ini memang acak, maju-mundur, jadi setelah dari masa lalu, kembali ke masa sekarang, sebaliknya, dan begitu seterusnya."Andaikan suatu saat nanti kita dilahirkan kembali, aku berharap kau tidak lahir sebagai anakku lagi. Karena ibu selamanya ditakdirkan hidup menderita, dan kau tidak boleh ikut menderita. Putraku harus bahagia." •Alexia dan Pangeran Naga Hitam•Sedetik setelah Alexia tanpa sengaja menyumpah, gemuruh terdengar makin keras, petir menyambar pepohonan hingga tumbang dan secara tak terduga menimpa beberapa awak prajurit.Tabir melingkar yang melingkupi si naga hitam perlahan mengeluarkan bunyi retakan, seperti gelas kaca yang akan pecah ketika terisi air panas, hal itu seketika membuat sang penyihir gentar.Dari dalam, sang naga pun mengamuk, membuat tabir makin kacau bergemeletuk sampai pada akhirnya benar-benar terlihat jelas sebuah retakan hasil kegaduhan, yang tak berselang lama
Sudah ku bilang alurnya acak dan sangat kacauKalau mau berhenti membaca, silahkan saja.Tapi poin utama cerita ini memanglah alurnya yang tak beraturan, namun pastinya tetap runtut.Sembilan bulanSetelah tragedi kehancuran kota Yemeron"Lahir!! laki-laki!"Seruan wanita paruh baya itu segera menggelegar di sekeliling ruangan, sesaat setelah dia berhasil membantu menyelesaikan persalinan seorang wanita musafir yang tengah hamil besar. Ia sudah mendengar rentetan cerita hidup dari wanita itu mulai dari awal sampai akhirnya seperti sekarang.Hidup sendirian berkelana tanpa tujuan, sembari membawa jiwa lain yang bersemayam nyaman di dalam perutnya selama kurang lebih sembilan bulan adalah hal luar biasa yang diketahui sejauh ini. Terlebih mengetahui dahulu dia bukan orang sembarangan di tempat asalnya, melainkan seorang keturunan bangsawan dari keluarga terpandang.Wanita itu bercerita, ia berasal dari wilayah Yemeron yang terkena kutukan, namun berhasil selamat, dan entah bagaimana kutu
Begitulah rentetan kisah masa lalu yang berhasil menerobos alam bawah sadar, mempertunjukkan kilasan tiap peristiwa yang tidak dapat ditemukan akhir jalan keluarnya.Sadar, pemandangan pertama yang dilihat masih sama seperti terakhir kali sebelum kesadaran hilang sepenuhnya, yaitu langit dan lautan bunga berwarna-warni, masih pula disamping pedang perak berukir naga tertancap kokoh pada sebuah batu."Kau bercanda?" Johanesse tanpa ragu beranjak berdiri meski kepalanya masih terasa berkunang-kunang. Suaranya menggelegar mencari sosok tanpa wujud yang membuatnya harus mengalami hal ini pun sampai menperlihatkan peristiwa masa lalu. Pikirannya mendadak kacau setelah ditunjukkan rentetan kejadian yang menyangkut pautkan dirinya beserta beberapa orang yang dikenali, seperti Alexia yang di dalam kisah itu menjadi sosok ibu kandungnya. Jo masih tidak dapat berpikir jernih, ia terus berusaha membantah, "Ini tidak nyata 'kan—kau cuma mengelabuiku!""Itu memori masa lalu, kehidupan lama yang pe
Arus sungai membawa keduanya berhenti di sebuah hilir berupa perkebunan. Ada banyak rumah yang terlihat normal seperti pemukiman manusia pada umumnya, terlebih cahaya matahari bisa dikatakan cukup cerah menyinari rumah-rumah tersebut, tak segelap di dunia para penyihir.Alex menghela napas lega, mereka akhirnya menemukan manusia lain.Keduanya berjalan menyusuri pemukiman tersebut walau merasa agak asing karena tak pernah mengetahui adanya kampung yang berbatasan dengan hutan secara langsung. Tapi kecurigaan itu sirna setelah melihat keramaian padat antara penjual dan pembeli di pasar. Penyihir tidak akan melakukan kegiatan semacam ini, jadi jelas mereka semua pasti manusia.Alex tampak bersemangat melangkah kesana kemari melihat keramaian di sekitarnya."Syukurlah kita selamat, aku sangat yakin kalau mereka semua manusia seperti kita karena di sini ramai dan lumayan terang yah walaupun agak redup karena masih di perbatasan hutan."Sementara itu, Chris malah terdiam di tempat. Mengama
Tidak butuh waktu lama, mereka sudah kembali naik ke tepian tebing. Alexia dengan panik membantu Chris yang masih bergelantungan.Chris menyakui belatinya kembali usai beberapa saat lalu ia gunakan sebagai pegangan yang ia tanjapkan di sela bebatuan, "Kita harus keluar dari tempat ini secepatnya.""Tunggu, kau sungguh sudah tak terpengaruh sihir itu 'kan?" tanya Alex seraya mematikan kilatan aneh yang semula bersemayam di bola mata Chris kini sudah lenyap tak tersisa."Ya, maka dari itu kita harus cepat pergi sebelum mereka menyadarinya," lelaki itu lekas meyabet pergelangan tangannya, berlari sekencang mungkin menjauhi marabahaya yang ada."Kau ingat arahnya?""Kita ikuti saja ngarai ini, aku mendengar arus deras dibawah sana, pasti ada sungai yang akan menuntun kita keluar tempat ini," ucap Chris percaya diri.Sudah cukup lama dan panjang perjalanan mereka menyusuri pinggiran ngarai, namun tampaknya tidak segera mendapatkan hasil. Rasanya jalur ngarai yang mengitari sungai seakan t
56Malam itu Alexia diseret masuk ke sebuah pemukiman aneh, mengerikan. Di sana—seluruh orang mengenakan jubah hitam, menunjukkan tatapan intimidasi atas kedatangannya. Cukup membuatnya merasa takut terlebih saat menyadari kalau warna pakaiannya sangat mencolok di tengah kegelapan itu, anan sulit buatnya melarikan diri tanpa ketahuan. Selama beberapa malam berlalu, ia ditepatkan pada sebuah kurungan yang berada di dalam ruang bawah tanah, tepatnya di sebuah bangunan serupa kastil. Kediaman milik pimpinan para penyihir hitam. Tidak ada cahaya sama sekali yang masuk ke ruang itu walau ada beberapa lubang ventilasi kecil. Hanya saya hal itu membuatnya frustasi karena tak bisa mengira sudah berapa hari ia berada di kurungan tersebut, sebab di tempat ini seolah tak ada pergantian hari, hanya malam dan kegelapan. Namun, ada satu hal yang bisa ia pastikan. Orang-orang itu akan datang di waktu tertentu untuk memberikannya makanan. Seperti yang sudah di duga, langkah kaki sosok berjubah mend
Kuil Tengah ramai oleh para jemaat, dikarenakan esok ialah hari sakral yang dianggap penting, banyak orang berbondong-bondong membawa sesembahan dan hadiah untuk dewa, berharap diberikan keberkahan lebih banyak ketimbang hari-hari biasa.Sebagai umat yang tinggal di kuil, Chris jelas ikut sibuk Bersama saudara saudarinya. Membersihkan seluruh area tak terkecuali, mempersiapkan peralatan untuk sesembahan, dan masih banyak lagi kegiatan berlangsung.Para pendeta duduk di alas mereka, menanti para jemaat yang datang silih berganti, lantas memandunya melakukan berbagai ritual keagamaan, sehingga mereka mendapat ketentraman hati untuk mengabdi kepada sang pencipta.“Kalungnya, tak kau kembalikan?” Zarina menyela disaat kesibukan semua orang semakin membludak pada puncak kegiatan. Pada genggamannya tergantung indah liontin permata ungu yang memancarkan kilauan cantik.Chris yang tengah sibuk menyiapkan air suci untuk persembahan, berdecak sebal, “Aku sibuk, kau saja.”“Tidak.. tidak.. aku y
Alexia terlalu lalai, jika ia sudah membunuh Chris di hari pertama kedatangannya ke masa ini, dan mengkesampingkan perasaan belas kasih, maka problematika kerumitan mereka berakhir saat itu juga. Ia akan hidup lebih nyaman, mungkin menikah dengan sesama kalangan atas lalu punya anak dan hidup Bahagia hingga tua, lantas bereinkarnasi menjadi orang dengan kehidupan yang baik lagi. Bukannya malah semakin mengacau dan tidak jelas begini.Tak dapat dipungkiri kalau sejujurnya ia menikmati masa pertumbuhan ini, masa di mana gejolak remaja masih menguar dalam diri, karena walaupun ia yang seharusnya sudah berusia dua puluhan, kembali ke tubuh reinkarnasinya saat remaja, hormonnya mengikuti usia tersebut. Ia tentu juga punya rasa tertarik pada lawan jenis, tak lepas pula dari sosok Chris yang tumbuh semakin matang menuju kedewasaannya. Tubuhnya tinggi, bugar, dan sehat, kadang kala tampak sangat maskulin Ketika memunculkan bulir keringat di permukaan kulitnya yang seputih salju. Godaan-godaan
Dibawah pepohonan halaman kuil, beberapa kuda penarik gerbong diikat berjajar menikmati rerumputan hijau. Kala itu angin berhembus cukup kencang selama beberapa saat, menyadarkan Chris akan keadiran sosok Wanita baya bertudung. Bisikannya terdengar jelas meski langsung terbawa arus udara, “Anak muda, seandainya kau butuh bantuan temuilah aku di hutan lereng bukit,” begitulah sekiranya yang ia dengar.Namun saat itu juga, Ketika Chris menoleh untuk memastikan keberadaan Wanita itu, sosoknya lenyap dan langsung digantikan oleh Alexia—puteri pejabat negeri yang akhir-akhir ini terus berada di sekitarnya tanpa sebab jelas, “Siapa?—”“Aku di sini!” Alex lekas menyela ucapan Chris.Di satu sisi Chris lega karena sosok misterius tadi menghilang namun dalam satu waktu juga terkejut. Tampaknya Alexia benar-benar serius dengan segala ucapannya yang terdengar gila, sebab gadis itu bahkan sudah tahu dimana dirinya tinggal selama ini, “Kau—bagaimana kau bisa datang kemari!? dari mana kau tahu temp
“Kau seharusnya tidak pergi kemana-mana! Lihatlah, karenamu istri dan anak-anakku terlambat datang,” seorang pria baya tampak mengutarakan kemarahannya dengan suara lantang, tanpa peduli pandangan orang-orang disekitar yang menjadikannya pusat perhatian. Dia tetap berfokus pada kusir muda nya yang sempat meninggalkan kereta.Chris menyipitkan mata, tak suka dengan tatapan merendahkan dan sok berkuasa yang dilontarkan pria itu, walau kenyataannya orang tersebut memang lebih berkuasa dibanding dirinya yang merupakan pesuruh semata. Lagi pula masalah ini sebenarnya muncul karena kesalahan pria itu sendiri yang semula tak berniat membawa keluarga kedalam acara, tapi dirinya menjadi sasaran hanya karena meninggalkan kereta Ketika pria itu mendadak ingin ia menjemput istri dan anak-anaknya.Terlalu sering direndahkan, Chris merasa memiliki dendam tersendiri dengan kalimat-kalimat negatif yang tiap kali terlontar Ketika terjadi sedikit saja kesalahan.“Bukan salahnya, aku yang mengajaknya pe
Hari ke hari berlalu, sembari melihat secara nyata tumbuhnya anak lelaki berkulit seputih salju tersebut. Kini,usianya telah menginjak tujuh belas tahun, dan dalam pandangan Alex, sosok itu masih murni dan suci tanpa menyentuh satu kejahatan sekecil apapun.Kali itu jadi hari pertemuan mereka untuk pertama kalinya tanpa rencana dan tanpa interaksi sedikitpun. Alex kini juga telah sepenuhnya dapat terlihat dalam wujud Alexia Qinchester yang merupakan putri seorang pejabat kerajaan. Istilahnya, jiwanya tengah memasuki tubuh dari sosok reinkarnasinya sendiri.Keduanya hadir dalam rangkaian acara malam yang diadakan pihak kerajaan untuk pemberkatan para pangeran serta putra mahkota. Di usia itu , Chris belum menjadi seorang Jenderal, nyatanya dia hadir haya sebagai kusir yang membawa salah satu kereta kuda milik anggota kerajaan. Sementara Alexia hadir Bersama orang tuanya sebagai tamu undangan khusus karena status keluarga, di mana masih bagian dari petinggi negara yang berkuasa.Sejak a
Dia menyetujuinya.Terpengaruh oleh perkataan sosok tak kasat mata, yang terdengar meyakinkan, juga seolah berniat mengulurkan bantuan. Saat itu juga Chris menemukannya berbaring dengan mata terpejam di tengah ladang bunga setelah beberapa saat menghilang tanpa jejak. Tak ada tanda-tanda kepergian dan kembalinya Alex, seketika ia yakin menyimpulkan sosok mana yang membawa gadis itu tanpa permisi. Sudah jelas kalau pelakunya ialah jiwa sang naga hitam yang bersemayam di tempat-tempat ilusi semacam ini. Chris merasa bersalah dan bodoh seketika, sebab Alexia merupakan incaran makhluk-makhluk terdahulu yang mengenalinya, sehingga sudah pasti pula jiwa naga hitam itu juga mengincarnya untuk suatu alas an yang tidak dirinya ketahui. Tidak seharusnya ladang bunga ini menjadi tempat liburan yang diperkirkan akan menyenangkan dan menyejukkan pikiran.Kondisi tubuh Alex sepenuhnya masih utuh, tidak ada luka sedikitpun, ia juga bernafas seperti biasa, namun tak kunjung bangun sekalipun diguncan