Kabut hitam yang menyelimuti kota semakin tebal, dan energi jahat yang menyebar di udara terasa semakin pekat. Zhen berdiri di tengah jalan utama Kota Kabut Hitam, matanya tajam mengamati sekeliling.> Zhen (dalam hati): "Ada sesuatu yang sangat salah di tempat ini… Tapi aku harus mencari tahu lebih dalam."Penduduk kota menghindari Zhen, beberapa dari mereka bahkan menutup pintu dan jendela begitu melihatnya. Namun, Zhen tidak beranjak.Tiba-tiba, suara langkah kaki cepat terdengar di belakangnya.> ???: "Kau orang luar, ya? Apa yang kau lakukan di sini?"Zhen menoleh dan melihat seorang pria bertubuh kekar dengan pakaian sederhana. Ia membawa tombak di punggungnya, dan sorot matanya penuh waspada.> Pria Kekar: "Namaku Han Li. Aku penjaga kota. Kau bukan penduduk sini, jadi sebaiknya kau segera pergi sebelum malam tiba!"> Zhen: "Aku datang untuk menyelidiki kejadian aneh di kota ini. Aku dari Sekte Langit Ketiga."Mata Han Li melebar.> Han Li: "Kau dari sekte besar?! Kalau begitu,
Zhen melangkah di jalanan berbatu Kota Kabut Hitam, kota yang dipenuhi kabut tipis yang bercampur dengan Qi gelap. Kota ini dikenal sebagai tempat berkumpulnya para pedagang, alkemis, dan petarung bayaran yang mencari keuntungan di dunia luar Langit Ketiga.Setelah menerima misi untuk mengawal Karavan Obat ke Kota Seribu Sungai, Zhen memutuskan untuk menghabiskan waktu di kota ini untuk mempersiapkan diri.Bai Yue, yang ikut menemaninya, berjalan di sampingnya dengan ekspresi waspada.> Bai Yue: "Kota ini penuh dengan orang yang tidak bisa dipercaya. Kita harus berhati-hati."Zhen mengangguk. Meski Kota Kabut Hitam bukan wilayah sekte mana pun, banyak orang kuat berkeliaran di sini.---Zhen dan Bai Yue berhenti di depan sebuah bangunan besar dengan plakat bertuliskan Paviliun Alkemis Kota Kabut Hitam. Tempat ini adalah pusat perdagangan bahan alkemis dan tempat berkumpulnya para alkemis independen yang tidak terikat dengan sekte mana pun.Saat mereka masuk, aroma berbagai ramuan herb
Zhen tetap diam, memerhatikan pria tua di hadapannya. Orang ini tahu tentang Pil Roh Langit yang sedang ia coba buat, dan itu berarti dia bukan orang biasa.> Zhen: “Bantuan macam apa yang kau tawarkan?”Pria tua itu tersenyum tipis, lalu dengan satu gerakan cepat, dia mengangkat tangannya. Dalam sekejap, energi yang kuat menyelimuti tubuhnya, memancarkan aura seorang alkemis tingkat tinggi.> Orang Tua: “Namaku Mo Liang. Aku dulu seorang Alkemis Agung di Langit Ketiga, tetapi sekarang aku hanya orang tua yang tidak punya tempat.”Mata Zhen menyipit. Seorang Alkemis Agung? Itu adalah tingkatan yang hanya dimiliki segelintir orang di Langit Ketiga!> Zhen (dalam hati): "Jika dia benar-benar seorang Alkemis Agung, maka pengetahuannya tentang alkimia pasti jauh lebih dalam dariku…"> Mo Liang: “Aku bisa membantumu menyempurnakan Pil Roh Langit, tetapi ada satu syarat.”Zhen tetap waspada.> Zhen: “Apa syaratnya?”Mo Liang menghela napas dan menatap ke arah langit.> Mo Liang: “Aku membut
Angin dingin bertiup saat Zhen dan Yan Mei berdiri di tepi Lembah Seribu Racun. Kabut hijau pekat menyelimuti daerah itu, mengeluarkan aroma busuk bercampur racun yang begitu kuat hingga bahkan kultivator dengan tubuh yang diperkuat Qi pun harus berhati-hati.> Yan Mei (menyelidiki kabut): “Sepertinya tingkat racunnya meningkat… Ini tidak biasa.”Zhen mengaktifkan Qi perlindungannya dan mencoba merasakan aura di sekelilingnya. Ia bisa merasakan jejak energi yang aneh, bukan hanya racun, tetapi sesuatu yang lebih gelap dan misterius.> Zhen (dalam hati): "Ada sesuatu yang salah di sini..."Saat mereka melangkah lebih dalam ke lembah, tanah mulai berubah lebih lembek, seolah-olah ada sesuatu yang merembes ke dalamnya. Yan Mei tampaknya lebih terbiasa dengan kondisi ini, melangkah dengan ringan tanpa terkena jebakan racun di sekelilingnya.Setelah beberapa saat berjalan, mereka menemukan bekas perkemahan para murid yang dikirim sekte sebelumnya. Namun, yang mereka temukan hanyalah sisa-s
Tiga mayat hidup yang dikendalikan oleh pria bertopeng bergerak maju dengan gerakan kaku namun penuh kekuatan. Mata mereka yang kosong bersinar redup, dan tubuh mereka mengeluarkan aura kematian yang membuat udara semakin berat.> Zhen (menyipitkan mata): “Seni necromancer? Aku tidak menyangka ada yang berani mempraktikkannya di Langit Ketiga.”Necromancer—praktik terlarang yang menggunakan energi kematian untuk mengendalikan tubuh orang mati. Ilmu ini dikutuk oleh sekte-sekte besar karena sifatnya yang bertentangan dengan hukum dunia.Yan Mei mundur sedikit, mengambil beberapa botol racun dari kantongnya.> Yan Mei: “Kau hadapi pria bertopeng itu, aku akan menangani mayat hidupnya.”Zhen mengangguk. Dengan cepat, ia melesat ke arah pria bertopeng dengan Teknik Langkah Petir, meninggalkan jejak kilat di tanah.Namun, pria bertopeng itu sama sekali tidak terkejut. Dengan satu gerakan tangan, bayangan hitam muncul dari belakangnya, membentuk tombak energi gelap yang melesat ke arah Zhen
Setelah keluar dari Lembah Seribu Racun, Zhen dan Yan Mei bergerak cepat menuju Kota Seribu Bayangan, kota terbesar di wilayah barat Langit Ketiga. Kota ini adalah pusat perdagangan, tempat di mana alkemis, pandai besi, dan pedagang dari berbagai sekte berkumpul untuk memperdagangkan sumber daya langka.Saat mereka mendekati gerbang kota, suasana terasa lebih ramai dari biasanya. Pedagang meneriakkan dagangannya, dan para kultivator dari berbagai sekte berkeliling mencari barang berharga.> Yan Mei (mengamati sekeliling): “Ada banyak orang yang datang ke kota ini. Sepertinya ada acara besar.”Zhen mengangguk. Ia merasakan ada banyak aura kuat di sekitar mereka.> Zhen: “Mungkin ada pelelangan besar atau pertemuan alkemis.”Saat mereka masuk ke dalam kota, sebuah papan pengumuman menarik perhatian mereka.Turnamen Alkemis Langit Ketiga> Diselenggarakan oleh Paviliun Pil Surga, turnamen ini akan menentukan siapa alkemis terkuat di Langit Ketiga. Hadiah utama: Bahan langka untuk penyuli
Pagi itu, Kota Seribu Bayangan dipenuhi lautan manusia. Para alkemis dari berbagai sekte dan organisasi telah berkumpul di arena utama, tempat Turnamen Alkemis Langit Ketiga akan diadakan.Zhen berjalan melewati kerumunan bersama Yan Mei dan Song Yuan. Matanya menyapu area tersebut, melihat banyak alkemis yang memancarkan aura kuat.> Yan Mei: “Ada banyak alkemis hebat di sini. Kau yakin bisa menang?”Zhen tersenyum tipis.> Zhen: “Aku tidak datang untuk kalah.”Di panggung utama, seorang pria tua berjubah emas berdiri. Ia adalah Grandmaster Wu Qing, pemimpin Paviliun Pil Surga dan salah satu alkemis agung di Langit Ketiga.> Grandmaster Wu Qing: “Selamat datang, para alkemis berbakat dari seluruh penjuru Langit Ketiga! Hari ini, kita akan menyaksikan siapa yang pantas menyandang gelar alkemis terbaik!”Sorakan membahana.> Grandmaster Wu Qing: “Turnamen ini memiliki tiga tahap! Setiap tahap akan menguji pemahaman, keterampilan, dan jiwa alkemis kalian!”Zhen memperhatikan. Shi Liang,
Setelah memenangkan Turnamen Alkemis Langit Ketiga, Zhen menjadi pusat perhatian. Paviliun Pil Surga memberinya banyak keuntungan, termasuk hak untuk mengakses sumber daya alkemis yang lebih tinggi. Namun, ia juga menyadari sesuatu—terlalu banyak mata yang mengawasinya.Di sebuah ruangan rahasia di dalam Paviliun Pil Surga, Grandmaster Wu Qing duduk bersama beberapa tetua.> Tetua Paviliun Pil Surga: “Anak itu… dia terlalu berbakat. Jika dibiarkan, dia bisa menjadi ancaman.”Grandmaster Wu Qing tersenyum tipis, menyesap tehnya.> Grandmaster Wu Qing: “Itulah sebabnya kita harus menariknya ke pihak kita… atau melenyapkannya.”Seorang pria berjubah hitam di sudut ruangan berbicara pelan.> Jubah Hitam: “Jika dia menolak, aku bisa mengatur ‘kecelakaan’ untuknya.”---Sementara itu, Zhen, Bai Yue, Yan Mei, dan Song Yuan kembali ke penginapan.> Song Yuan: “Turnamen ini hanya awal. Aku yakin banyak pihak akan mencoba merekrutmu.”Zhen mengangguk.> Zhen: “Aku tidak peduli dengan politik me
Zhen melangkah keluar dari Kota Kabut Hitam, meninggalkan jejak perjalanannya yang penuh dengan pertempuran dan pengalaman berharga. Dengan poin kontribusi yang ia kumpulkan, ia telah mendapatkan berbagai sumber daya yang memperkuat kemampuan alkemis dan kultivasinya. Namun, perjalanan ini belum berakhir—justru semakin mendekati puncaknya.Langit Ketiga masih menyimpan banyak misteri. Kota-kota besar, sekte-sekte kuno, dan kekuatan tersembunyi yang belum pernah ia temui menantinya. Namun, satu hal yang paling menarik perhatiannya adalah Kota Suci Alkemis, tempat para alkemis terbaik berkumpul dan tempat legenda tentang Pil Keabadian berasal.Bersama Bai Yue, yang kini selalu berada di sisinya, Zhen menatap cakrawala yang luas.> Bai Yue: "Langit Ketiga begitu luas… Apakah kau siap menaklukkannya?"Zhen (tersenyum tipis): "Aku harus. Tidak ada jalan mundur."---Sementara itu, di dalam Kota Suci Alkemis, para tetua agung sedang membahas peristiwa besar yang akan datang. Ramalan Surgawi
Di bawah sinar bulan yang pucat, Zhen, Bai Yue, dan Wen Ling berdiri dalam kepungan bandit. Sekitar dua puluh orang bersenjata mengepung mereka, dengan Bai Tu—pemimpin mereka—berdiri di tengah, menatap Zhen dengan tatapan penuh rasa percaya diri.> Bai Tu (tertawa kecil): "Aku sudah lama mendengar namamu, Zhen. Kau benar-benar bodoh telah datang ke tempat ini tanpa persiapan."Zhen tetap tenang, memegang Pedang Petir Surgawi dengan erat.> Zhen: "Kau yakin aku tidak datang dengan persiapan?"Bai Tu menyeringai, lalu melambaikan tangannya.> Bai Tu: "Hancurkan mereka!"Para bandit langsung melompat ke depan dengan senjata terangkat.Zhen mengaktifkan Teknik Langkah Petir, tubuhnya berubah menjadi kilatan cahaya biru. Dalam sekejap, ia muncul di belakang salah satu bandit dan menebasnya dengan cepat.Srekk!Darah menyembur saat salah satu bandit jatuh tanpa sempat menyadari apa yang terjadi.> Wen Ling (melompat mundur): "Mereka bukan lawan sembarangan!"Bai Yue mengangkat tangannya, me
Angin pagi bertiup lembut saat Zhen, Bai Yue, dan Wen Ling berjalan melewati gerbang sekte, memulai perjalanan mereka menuju Lembah Hitam.Lembah Hitam terletak ratusan kilometer dari Sekte Langit Ketiga, di perbatasan wilayah yang dikuasai oleh kelompok bandit terkenal—Serigala Hitam.> Bai Yue (menatap peta): "Jika kita terus berjalan tanpa henti, kita bisa mencapai lembah dalam dua hari."Zhen mengangguk.> Zhen: "Kita tidak tahu seberapa kuat bandit-bandit di sana. Kita harus tetap waspada."Wen Ling tampak sedikit gelisah.> Wen Ling: "Aku mendengar rumor bahwa pemimpin mereka, Bai Tu, dulunya adalah seorang murid dari sekte besar, tapi diusir karena membunuh rekan-rekannya sendiri."Zhen mengangkat alis.> Zhen: "Kalau benar begitu, berarti dia bukan musuh sembarangan."Bai Yue menghela napas.> Bai Yue: "Kita akan mengetahuinya begitu sampai di sana."Tanpa membuang waktu, mereka melanjutkan perjalanan.---Di tengah perjalanan, mereka harus melewati sebuah wilayah bernama Huta
Langit di atas Kota Kabut Hitam masih dipenuhi sisa-sisa energi pertempuran. Puing-puing bangunan berserakan, dan beberapa tempat masih dipenuhi asap hitam. Namun, meskipun kota ini baru saja mengalami serangan besar, mereka berhasil bertahan.Zhen, Bai Yue, dan Wen Ling berdiri di tengah reruntuhan, napas mereka masih terengah-engah setelah pertarungan sengit melawan Mo Jian.> Wen Ling (menghela napas): "Dia berhasil kabur... tapi setidaknya kita sudah menghancurkan pasukan iblisnya."Zhen tidak menjawab. Tatapannya masih tajam menatap titik di mana Mo Jian menghilang. Perasaan tidak enak menyelimuti hatinya.> Zhen (dalam hati): "Orang sepertinya tidak akan menyerah begitu saja. Ini pasti belum selesai..."Suara langkah kaki mendekat.Dari sudut jalan, pasukan penjaga kota yang tersisa mulai berdatangan. Salah satu dari mereka adalah seorang pria paruh baya dengan jubah berwarna hitam dan lambang Kota Kabut Hitam di dadanya.> Pria itu: "Aku Jenderal Hu Wei. Siapa kalian? Dan bagai
Kota Kabut Hitam masih bergema dengan suara pertempuran. Api berkobar di beberapa sudut, dan mayat-mayat berserakan di jalanan. Paviliun Iblis Merah telah membawa kehancuran besar, dan sekarang Zhen, Bai Yue, dan Wen Ling harus menghadapi pemimpinnya—Mo Jian.Mo Jian berdiri dengan santai di tengah reruntuhan, jubah ungunya berkibar ditiup angin malam. Tatapannya dingin, tetapi senyum di wajahnya menunjukkan rasa percaya diri yang tak tergoyahkan.> Mo Jian: "Kalian benar-benar berani melawanku? Bahkan tiga orang pun tidak cukup untuk menjatuhkanku."SWOOSH!Tiba-tiba, Bai Yue menghilang dari pandangan! Dalam sekejap, ia sudah muncul di belakang Mo Jian, pedangnya meluncur dengan kecepatan luar biasa!> Bai Yue: "Tebasan Langit Es!"ZRAAAAK!Sebuah gelombang energi es menerjang tubuh Mo Jian, membekukan udara di sekitarnya. Jalanan di bawah kaki mereka berubah menjadi lapisan es, dan suhu turun drastis.Namun, Mo Jian hanya terkekeh.> Mo Jian: "Menarik... tapi tidak cukup."CRACK!Ia
Zhen, Wen Ling, dan Shen Lao akhirnya meninggalkan reruntuhan Lembah Kegelapan. Mereka melintasi jalur berbatu yang dipenuhi kabut tebal, menuju kembali ke Kota Kabut Hitam. Akar Roh Suci kini berada di tangan Zhen, dan ia tahu bahwa benda ini bisa menjadi harapan terakhir kota yang hampir hancur karena kutukan Bai Yun.> Zhen (dalam hati): "Semoga kita tidak terlambat..."Namun, saat mereka mendekati gerbang kota, mereka dikejutkan oleh pemandangan yang mengerikan. Darah menggenang di jalanan, mayat-mayat para penjaga berserakan di tanah, dan bangunan utama kota tampak terbakar.> Wen Ling: "Tidak… apa yang terjadi di sini?! Baru beberapa hari kita pergi, tapi kota ini sudah jadi seperti neraka!"Shen Lao menghela napas panjang, tatapannya kelam.> Shen Lao: "Sepertinya kita sudah kedatangan tamu tak diundang..."Di tengah kota yang hancur, terlihat sekelompok orang berbaju hitam dengan lambang mata merah di dada mereka. Mereka berdiri di tengah jalan, mengelilingi seorang pria tua y
Bai Yun meraung keras, suaranya menggema hingga ke seluruh lembah. Aura darah mengalir dari tubuhnya, menciptakan tekanan besar yang membuat Zhen dan Wen Ling sulit bernapas.> Bai Yun: "DARAH! BERIKAN AKU DARAH KALIAN!!"Dalam sekejap, tubuh monster itu melesat ke depan dengan kecepatan yang tidak masuk akal untuk ukurannya.BOOM!Tanah di bawah mereka hancur akibat hentakan cakar Bai Yun. Zhen dan Wen Ling nyaris tidak bisa menghindarinya tepat waktu.> Zhen (dalam hati): "Kecepatannya bahkan lebih tinggi dari Xu Lie?! Makhluk ini… bukan hanya sekadar kutukan!"Zhen segera mengaktifkan Teknik Langkah Petir, meningkatkan kecepatannya hingga ia hampir menjadi bayangan yang bergerak di antara reruntuhan. Namun, Bai Yun dengan mudah mengikuti pergerakannya, seolah-olah bisa merasakan ke mana Zhen akan bergerak.> Wen Ling: "Kita tidak bisa menyerangnya secara langsung! Kita harus mencari celah!"Wen Ling segera mengangkat tangannya, menciptakan tiga bola api biru yang menyala-nyala.> W
Akar Roh Suci bergetar, memancarkan cahaya emas yang lembut. Aura kehidupan yang terpancar darinya begitu kuat hingga Zhen dan Wen Ling bisa merasakan Qi mereka pulih secara instan hanya dengan berdiri di dekatnya.Namun, sebelum mereka bisa mengambilnya, Shen Lao tiba-tiba mengangkat tangannya.> Shen Lao: "Tunggu. Sebelum kalian mengambilnya, ada sesuatu yang harus kalian ketahui."Zhen mengerutkan kening.> Zhen: "Apa maksudmu?"Shen Lao menatap mereka dengan mata serius.> Shen Lao: "Akar Roh Suci ini bukan sekadar obat biasa. Ini adalah inti kehidupan dari lembah ini. Jika kalian mengambilnya, keseimbangan tempat ini akan hancur."Wen Ling terkejut.> Wen Ling: "Tapi ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan Kota Kabut Hitam!"Shen Lao menghela napas panjang.> Shen Lao: "Benar. Tapi kalian harus siap dengan konsekuensinya. Jika akar ini diambil, Lembah Kegelapan akan runtuh. Para roh yang terperangkap di sini akan bebas… dan beberapa dari mereka bukanlah makhluk baik."Zhen meny
Setelah mengalahkan dua Iblis Qi Yin, Zhen dan Wen Ling melanjutkan perjalanan ke pusat Lembah Kegelapan, tempat di mana Akar Roh Suci konon berada.Kabut hitam semakin tebal. Suasana mencekam, udara dipenuhi energi Yin yang menggerogoti Qi alami. Bahkan Wen Ling, yang memiliki Api Roh Suci, mulai merasa tubuhnya berat.> Wen Ling: "Tempat ini menghisap energi kita perlahan… Jika kita tidak cepat, kita bisa kehilangan kekuatan sebelum mencapai tujuan."> Zhen: "Aku punya sesuatu yang bisa membantu."Zhen merogoh kantong penyimpanannya dan mengeluarkan dua pil berwarna merah tua—Pil Penolak Yin.> Zhen: "Ini pil buatanku. Bisa menahan efek energi Yin untuk sementara."Wen Ling menerima pil itu dan langsung menelannya. Efeknya langsung terasa. Aura Yin yang mencekik tubuhnya berkurang drastis.> Wen Ling: "Kau benar-benar alkemis jenius, Zhen."Zhen hanya tersenyum tipis.---Setelah berjalan sekitar satu jam, mereka sampai di sebuah gerbang batu besar yang tertutup rapat. Di tengahnya,