Setelah meninggalkan arena, Zhen melangkah dengan hati-hati, tetap merasakan beban yang tak terlihat setelah pertempuran. Meskipun dia berhasil mengalahkan pria tadi, Zhen tahu ini hanyalah awal dari perjalanan panjang yang penuh dengan bahaya dan tak terduga. Langit yang cerah memberi kesan kedamaian, tetapi perasaan tidak nyaman yang terus menggelayuti hatinya seakan memperingatkan bahwa dia harus tetap waspada.Pikiran Zhen masih terfokus pada informasi yang ia peroleh sebelumnya tentang artefak dan peninggalan yang tersebar di wilayah klan. Dia tahu untuk bisa menemukan pedagang yang memiliki informasi lebih, dia harus pergi lebih jauh dari wilayah yang dia kenal. Hanya di tempat-tempat tersembunyi, pedagang seperti itu bisa ditemukan. Tempat-tempat yang sering kali dihuni oleh orang-orang yang lebih memilih untuk berbisnis di bayang-bayang, jauh dari perhatian klan-klan besar.Setelah beberapa jam berjalan, Zhen tiba di sebuah desa kecil yang terletak jauh dari kediaman klannya.
Zhen melangkah keluar dari pasar gelap, pikiran dan hatinya penuh dengan keputusan besar. Hutan terlarang. Tempat yang bahkan para kultivator yang berpengalaman pun enggan mendekatinya. Ia tahu bahwa pencariannya kali ini tidak akan mudah, dan nyawanya bisa jadi taruhannya.Selama perjalanan pulang menuju klan, Zhen merenung. Ia masih belum tahu apa yang membuat artefak itu begitu berbahaya. Namun, semakin dalam ia menggali, semakin banyak hal yang tidak ia ketahui. Setiap langkah membawa dia lebih dekat pada sebuah kebenaran yang terselubung, namun dia harus berhati-hati. Semua ini lebih besar dari sekedar peninggalan kuno atau artefak biasa. Ada sesuatu yang lebih dalam yang sedang disembunyikan.Sore itu, Zhen sampai di kediamannya. Dia memutuskan untuk tidak memberi tahu siapa pun tentang misinya kali ini. Baik Ying maupun Xian akan khawatir dan pasti akan mencoba menghalangi. Ia tahu, ini adalah ujian yang harus ia jalani sendiri, untuk memperlihatkan bahwa ia mampu berdiri di at
Zhen memandang pria yang berdiri di hadapannya dengan tatapan dingin. Aura yang dipancarkan pria itu mengisyaratkan bahwa ia bukan lawan sembarangan. Penjaga hutan terlarang ini pasti memiliki kekuatan luar biasa untuk menjaga artefak yang tersembunyi di tempat ini.Pria itu mengangkat tangannya, dan seketika itu juga, tanah di sekitar mereka bergetar. Zhen bisa merasakan energi yang sangat kuat mengalir melalui tanah, seolah seluruh hutan ini hidup dan berusaha untuk menghentikannya.“Jangan sia-siakan waktu, anak muda. Tinggalkan tempat ini sekarang, sebelum terlambat,” kata pria itu dengan suara berat, namun penuh kewaspadaan.Zhen tidak menjawab. Dengan satu gerakan cepat, ia mengalirkan energi angin ke kakinya, membuat dirinya meluncur maju dengan kecepatan luar biasa. Angin yang berputar di sekitarnya memberi tanda bahwa ia tidak akan mundur begitu saja.“Jika kau ingin menghentiku, maka coba hadapi aku!” kata Zhen, matanya penuh tekad.Penjaga itu mengangkat kedua tangannya, da
Setelah mendapatkan artefak, Zhen tidak langsung merasa lega. Sebaliknya, perasaan cemas dan waspada mulai merayapi pikirannya. Artefak yang baru saja ia ambil bukanlah benda biasa, dan penjaga hutan itu jelas tidak berbicara dengan main-main. Ada kutukan yang tersembunyi di balik kekuatan artefak tersebut—sesuatu yang bisa mempengaruhi perjalanan hidupnya ke depan.Zhen mengamati artefak itu, sebuah cincin berbatu yang berkilau dengan warna-warna yang tidak bisa dijelaskan. Bahkan di bawah sinar matahari, cincin itu memancarkan kilau misterius yang membuat Zhen merasa seperti sedang memegang sesuatu yang sangat berbahaya."Apa yang harus aku lakukan dengan ini?" gumamnya pada diri sendiri.Kepalanya mulai berputar, mengingat kata-kata penjaga yang memperingatkannya tentang kutukan itu. Namun, Zhen tahu bahwa ia tidak bisa mundur. Semua yang telah dilalui untuk sampai sejauh ini akan sia-sia jika ia meninggalkan artefak ini.Dengan langkah hati-hati, Zhen memasukkan cincin itu ke dala
Zhen melangkah keluar dari kota kecil itu dengan hati yang lebih berat. Peta yang baru saja ia peroleh dari pedagang tua itu seolah menjadi petunjuk untuk jalan yang penuh ketidakpastian. Setiap langkah yang ia ambil kini terasa lebih bermakna, namun juga lebih berbahaya. Ia tahu, semakin dalam ia masuk ke dalam pencarian ini, semakin besar pula kemungkinan rintangan yang akan menghadangnya.Saat senja mulai merayap, Zhen tiba di sebuah hutan kecil yang terletak di pinggiran wilayah klan. Peta yang ada di tangannya menunjukkan bahwa salah satu titik penting berada di dalam hutan ini. Tempat yang tidak banyak orang tahu, dan bahkan lebih sedikit yang berani mendekatinya. Ini bukan hanya tentang artefak lagi; Zhen merasa ada sesuatu yang lebih besar yang sedang dipersiapkan untuknya.Ia memasuki hutan dengan hati-hati, mengamati setiap langkahnya. Dedaunan kering berderak di bawah kaki, dan suara-suara hutan malam mulai terdengar, menciptakan suasana yang mencekam. Zhen berhenti sejenak
Zhen mengatur napasnya setelah menghindari batu besar yang meluncur dengan kecepatan tinggi. Hatinya berdebar, namun ia tahu ini hanya awal dari ujian yang lebih berat. Ia memindahkan fokusnya ke sekitar, memperhatikan setiap gerakan kecil yang mungkin mengindikasikan adanya jebakan lain.Tanah di bawahnya bergetar lagi, kali ini dengan lebih kuat. Zhen berbalik dan melihat pohon-pohon yang tiba-tiba mulai bergoyang meskipun tidak ada angin. Dari antara cabang-cabang yang bergerak, muncul sebuah bola api yang meluncur cepat ke arahnya. Tanpa ragu, Zhen melompat ke samping, membiarkan bola api melesat lewat di depannya, menciptakan ledakan kecil yang membakar dedaunan di sekitar.Namun, ia tidak sempat menikmati keberhasilannya. Dari balik pohon, sebuah bayangan besar melompat keluar dengan kekuatan luar biasa. Itu adalah binatang buas besar, tubuhnya dipenuhi dengan sisik keras yang berkilau seperti logam, mata merah menyala memancarkan aura ganas. Binatang itu berteriak keras, mengge
Setelah pertarungan dengan makhluk buas itu, Zhen merasa tubuhnya mulai lelah, namun semangatnya tetap teguh. Hutan itu masih terasa menakutkan, dan meskipun ia baru saja mengalahkan lawan yang tangguh, ia tahu bahwa setiap langkah di wilayah ini bisa membawanya pada bahaya yang lebih besar. Penjaga hutan yang misterius itu sudah hilang, meninggalkan Zhen dengan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.Zhen melangkah maju, berpikir keras tentang apa yang sebenarnya sedang dihadapi. "Penjaga hutan itu jelas tahu lebih banyak tentang tantangan yang akan datang. Tapi kenapa dia hanya memberi petunjuk sedikit?" pikirnya.Dengan hati-hati, Zhen melanjutkan perjalanan. Ia berusaha tetap tenang meskipun dirinya semakin merasa tertekan oleh suasana yang menyesakkan. Setiap kali angin berhembus, ia merasakan kehadiran sesuatu yang tak terlihat, seolah ada mata yang mengawasi dari balik pohon dan bebatuan.Saat tengah melangkah, Zhen mendengar suara langkah kaki lagi, kali ini lebih lembut dan
Zhen melangkah lebih dalam ke dalam hutan, angin malam mulai menggigit kulitnya, namun ia tidak bisa berhenti. Dengan setiap langkah, perasaan gelisahnya semakin besar. Hutan yang tadinya terasa sunyi kini semakin penuh dengan getaran yang mengancam. Serangan dari makhluk-makhluk bawah tanah itu hanyalah permulaan, dan Zhen tahu bahwa rintangan yang lebih berat menunggunya.Setelah beberapa jam berjalan, Zhen akhirnya menemukan sebuah tempat yang tampak berbeda dari yang lainnya. Sebuah gua besar tersembunyi di balik semak-semak lebat, hampir tak terlihat jika tidak diperhatikan dengan seksama. Zhen merasa ada sesuatu yang menarik di dalamnya, sesuatu yang mungkin bisa memberi petunjuk tentang artefak yang ia cari. Dengan penuh hati-hati, ia melangkah masuk ke dalam gua.Di dalam, suasana terasa berbeda. Udara di dalam gua ini lebih tebal dan penuh dengan energi yang hampir bisa dirasakan. Zhen mengedarkan pandangannya, berusaha mencari sesuatu yang menonjol, dan tak lama kemudian mat
Zhen melangkah lebih dalam ke wilayah klan Tianxuan, merasakan ketegangan yang semakin memuncak. Instingnya memberi tahu bahwa ada sesuatu yang tidak beres di balik dinding-dinding klan ini. Sesuatu yang lebih gelap dan lebih kuat. Pada malam hari, setelah percakapan yang tidak mengarah pada hasil, Zhen mengunjungi ruangan terpencil. Dia mendengar suara bisikan dari dalam. Dengan hati-hati, dia mendekat dan memfokuskan energi untuk mendengarkan. "Artefak itu… kita harus pastikan agar tidak jatuh ke tangan yang salah," kata pria pertama. "Jangan khawatir, kita sudah siap. Jika Zhen ingin mencapainya, dia harus melewati kami terlebih dahulu," jawab pria kedua dengan nada ancaman. Zhen terkejut, namanya disebutkan dalam percakapan ini. Ternyata ada rencana besar di baliknya. Dengan hati-hati, Zhen mengikutinya tanpa terdeteksi. Di ruang bawah tanah, dia menemukan kelompok yang tampaknya merupakan sekongkolan asing yang bekerja untuk menggulingkan klan dari dalam. "Zhen semakin kuat.
Dengan pedang dan tekad yang tak tergoyahkan, Zhen melangkah keluar dari wilayah klan Ling, meninggalkan rumah yang telah dia lindungi dari ancaman, dan memasuki dunia yang jauh lebih luas dan penuh misteri. Kali ini, tujuannya adalah untuk memasuki wilayah klan lain, yang dikenal dengan kekuatan dan pengaruh yang besar. Klan-kla ini, meskipun terhitung kecil dibandingkan dengan klan Ling, terkenal dengan keahlian mereka dalam seni perang dan alkimia. Zhen tahu bahwa untuk mendapatkan lebih banyak pengetahuan dan artefak langka yang akan memperkuatnya, dia harus berani melangkah ke wilayah yang tidak dikenal. Tidak hanya itu, di balik klan-klan tersebut ada berbagai intrik dan politik yang tersembunyi, yang dapat menjadi tantangan tersendiri baginya. Gerbang Klan Tianxuan Di ujung perjalanan, Zhen tiba di wilayah klan Tianxuan. Terletak di sebuah lembah yang dikelilingi oleh pegunungan tinggi, klan ini dikenal sebagai klan yang menguasai seni alkimia yang sangat rumit dan kompleks.
Setelah membersihkan kekuatan asing yang mengancam klan Ling, Zhen merasakan perubahan besar dalam dirinya. Energi dalam tubuhnya terasa semakin murni, semakin stabil, dan kekuatan alkimia serta kultivasi yang telah ia raih memberi keyakinan baru dalam langkahnya. Namun, meskipun ia berhasil membersihkan klannya dari ancaman tersembunyi, Zhen tahu bahwa ini hanyalah awal dari perjalanan yang lebih panjang. Zhen berdiri di pintu keluar ruang alkimia, menatap langit senja yang merona di luar. Di balik ketenangan itu, masih ada banyak misteri yang menunggu untuk dipecahkan, banyak tantangan yang harus ia hadapi. Dia tahu, untuk membawa klannya menuju kejayaan, dia harus terus berkembang—baik dalam kultivasi maupun alkimia. Dengan keputusan yang bulat, Zhen memutuskan untuk meninggalkan klan, setidaknya untuk sementara waktu. Ia perlu menjelajahi wilayah di luar klan untuk mencari tahu lebih banyak tentang artefak dan peninggalan yang bisa meningkatkan kemampuan alkimia dan kultivasin
Setelah pertemuan yang intens dengan ayahnya dan pengkhianat klan yang berhasil dibersihkan, Zhen merasa ada satu hal yang belum selesai. Meski klan kembali stabil, ia tahu bahwa di balik kekacauan yang ada, ada kekuatan asing yang telah lama mengakar dalam tubuh klan, menjadi sekutu rahasia para pengkhianat. Keberadaan mereka adalah ancaman besar yang harus segera dihapuskan agar klan Ling dapat berdiri kokoh tanpa bayang-bayang kelam dari kekuatan yang merusak. Zhen memutuskan untuk mencari tahu lebih dalam tentang kekuatan yang terselip dalam tubuh klan. Berkat teknik alkimia dan kultivasi yang semakin maju, Zhen dapat merasakan adanya sisa-sisa energi gelap yang terperangkap dalam beberapa murid klan. Beberapa dari mereka mungkin tidak sadar akan hal itu, namun bagi Zhen yang telah memurnikan banyak hal, dia bisa merasakan getaran energi yang mengarah pada sesuatu yang jahat. Zhen memasuki ruang alkimia pribadi, tempat yang telah menjadi saksi perjalanan panjangnya dalam memurni
Ling Zhen berdiri di tengah aula klan yang sepi, hanya ditemani oleh gemerisik angin yang menerpa jendela besar. Semua pengkhianat yang telah merusak klannya kini telah terungkap. Dengan kekuatan kultivasi yang telah dia capai, Zhen mengatasi mereka satu per satu, tanpa perlawanan berarti. Setiap musuh yang jatuh meninggalkan bayangan kemarahan yang membara dalam dirinya. Namun, saat menghadapi pemimpin pengkhianat, dia berhenti sejenak. "Kalian telah mengkhianati klan ini," Zhen berkata, suaranya bergema. "Namun, kalian akan diberikan kesempatan untuk bertobat." Zhen mengampuni mereka, memberi mereka kesempatan untuk kembali setia, tetapi peringatan keras diberikan: "Jika kalian kembali berkhianat, aku tidak akan segan-segan menghancurkan kalian." Setelah mengatasi para pengkhianat, perhatian Zhen beralih pada ayahnya, Ling Wei. Zhen melangkah mendekat, melihat wajah ayahnya penuh penyesalan. "Ayah... tidak ada yang sempurna di dunia ini," kata Zhen dengan tegas. "Aku memaafkanm
Ling Zhen berdiri tegak di tengah aula utama, matanya penuh tekad dan kemarahan. Begitu serangan angin dan petirnya mengenai Ling Wei, seluruh ruangan terguncang oleh kekuatan yang luar biasa. Ling Wei, yang biasanya tenang dan penuh perhitungan, kali ini tampak terkejut. Kekuatan yang dia hadapi jauh lebih besar dari yang dia duga. Ling Wei memaksa dirinya untuk tetap berdiri, wajahnya memucat, namun masih berusaha mempertahankan kendali. "Kamu... sudah begitu kuat, Zhen," katanya dengan suara serak, jelas terkejut. "Sejak kapan kamu mencapai tingkat seperti ini?" Zhen hanya tersenyum dingin, tidak memberi jawaban. Dengan langkah mantap, dia melangkah maju, seolah-olah dunia di sekelilingnya tidak bisa menghentikan tekad yang sudah mengakar dalam dirinya. Semua mata di aula terfokus pada Zhen, termasuk para tetua klan yang selama ini memandangnya dengan sebelah mata. Mereka tak bisa menutupi keterkejutan mereka saat melihat perubahan besar dalam diri Zhen. "Zhen, jangan biarkan am
Setelah beberapa waktu berkelana dan merenung, Zhen merasa bahwa ada sesuatu yang masih mengganjal dalam dirinya. Masalah yang belum terselesaikan di dalam klannya terus menghantui pikirannya, terutama tentang pengkhianatan yang masih tersembunyi. Klan Ling, yang seharusnya menjadi tempat yang penuh kehormatan, ternyata menyimpan banyak rahasia kelam di balik tembok-tembok kekuatannya. Dengan tekad yang semakin bulat, Zhen memutuskan untuk kembali ke klan. Kali ini, dia bukan hanya datang untuk memperbaiki hubungan dengan keluarganya atau menyelesaikan masalah pribadi, tetapi untuk membersihkan klan dari penghianat-penghianat yang masih bersembunyi di antara mereka. --- Langit mulai gelap saat Zhen kembali memasuki wilayah klan Ling. Pemandangan yang dilihatnya tidak banyak berubah, tetapi rasanya ada sesuatu yang berbeda. Keheningan yang aneh meliputi area itu, seolah-olah klan ini sedang menunggu sesuatu yang buruk terjadi. Zhen mengabaikan perasaan tersebut dan terus melangkah m
Zhen memandang artefak yang diberikan kepadanya, sebuah benda bercahaya yang sepertinya terbuat dari bahan yang tidak dikenal. Peningkatan kekuatan yang diberikan oleh artefak itu jelas terasa, namun Zhen tahu bahwa potensi sejati artefak ini hanya bisa terungkap jika dia memurnikannya terlebih dahulu. Artefak seperti ini, menurut cerita-cerita yang dia dengar, hanya bisa berfungsi sepenuhnya setelah diproses dengan teknik alkimia yang cermat dan mendalam. Dengan hati-hati, Zhen mengeluarkan beberapa bahan alkimia dari dalam tasnya. Bahan-bahan ini sudah dia kumpulkan selama perjalanan, namun dia belum sempat menggunakannya dengan maksimal. Kini, dia tahu bahwa ini adalah saat yang tepat. Mengambil posisi duduk yang tenang di dalam kamarnya, Zhen memulai proses pemurnian artefak itu. Tangannya bergerak lincah, meracik bahan-bahan dengan ketelitian yang luar biasa. Campuran unsur-unsur yang dia pilih adalah yang paling cocok untuk meningkatkan kualitas artefak tersebut. Di sekeliling
Zhen berdiri tegak di tengah cahaya yang menyilaukan, tubuhnya semakin lelah setelah ujian sebelumnya. Namun, ada satu hal yang jelas di benaknya: dia tidak bisa mundur sekarang. Perjalanan ini tidak hanya tentang dirinya, tapi tentang membuktikan kepada dirinya sendiri dan semua orang yang meragukannya. Cahaya itu semakin terang, menyorot sekelilingnya dengan intensitas yang tidak bisa dia hindari. Seperti kilat yang menyambar, cahaya itu menembus tubuhnya, menimbulkan rasa perih yang luar biasa, tapi Zhen menahan rasa sakit itu dengan segenap kekuatannya. Setiap detik rasanya semakin berat, seolah dunia di sekitarnya melawan dirinya. "Tantangan terakhir dimulai," suara pria itu kembali terdengar, kali ini lebih dalam dan penuh penekanan. "Ini bukan hanya ujian tubuhmu, tapi juga tentang keputusan yang akan kau ambil. Kekuatan sejati berasal dari pilihan-pilihan yang kau buat. Apakah kau siap menghadapi konsekuensinya?" Zhen menelan ludah. Apa yang dimaksud dengan pilihan? Apaka