Pagi hari yang cerah, kali ini Rania yang terlebih dahulu bangun dan menyiapkan sarapan seperti biasa yang dia lakukan saat di kediaman keluarga Irtiza.
"Wah, wangi banget, masak apa nih, sayang? Tumben udah bangun." Ucap Zayn seraya menggoda Rania.
"Mandi dulu sana, sambil nunggu masakannya matang." Ujar Rania yang menyuruh Zayn untuk mandi terlebih dahulu.
"Baik, nona." Gurau Zayn seraya mencium pipi Rania dan langsung pergi ke kamar mandi. Ciuman pagi hari yang membuat hati Rania bahagia.
Tok...tok...tok
"Siapa lagi, pagi-pagi udah bertamu." Gerutu Rania seraya mematikan kompor dan menuju ke arah depan untuk membuka pintu.
"Iya, tunggu sebentar." Ucap Rania seraya berjalan menuju pintu.
"Apa dia wanita itu lagi, apa kali ini dia mau numpang sarapan pagi disini." Gerutu Rania seraya membukakan pintu.
"Kamu, kok kamu
Sementara itu di luar ruangan. Ada seseorang yang datang.Tok...tok...tok"Sebentar." Ucap Rania seraya berjalan menuju pintu."Siapa lagi sih, perasaan pagi ini banyak banget yang mengetuk pintu.Lalu Rania pun membukakan pintu. Ternyata itu wanita yang genit itu."Anda lagi, apa sekarang anda mau ikut sarapan pagi dengan kami juga." Tanya Rania dengan sinis."Aku kesini mau minta maaf, boleh saya masuk?" Tanya wanita itu."Masuklah, silahkan duduk." Ucap Rania mempersilahkan duduk."Aku disini mau minta maaf dengan mu, maaf, aku sudah kurang ajar mencium pipi suamimu. Aku sadar, saat kemarin suamimu menggertak ku, dan mengingatkan aku, kalau aku harus bisa menghargai diri sendiri, dan menjadi wanita yang bermartabat bukannya malah merendahkan diri. Maaf, pasti kamu benci banget kan sama aku, gara-gara aku meng
"Dasar hidung belang, memang pantas dia dapat perlakuan seperti itu." Ucap Prilly dengan sinis.Andrew tersenyum licik mendengar perkataan Prilly seakan ada yang ia rencanakan."Apa yang kamu pikirkan Drew?" Tanya Rania yang tengah melihat tatapan licik Andrew."Ada deh, pengen tau aja." Ucap Andrew sambil tertawa lebar."Ish kau ini." Ucap Rania seraya memonyongkan bibirnya."Oh ya kak, gimana keputusan kakak?" Tanya Andrew dengan nada serius."Mungkin aku akan pulang hari ini, dan esok aku akan kembali bekerja." Jawab Zayn yang serius seraya berpikir. Tatapan tajam Zayn, layaknya harimau yang siap menerkam mangsanya.Rania terus memperhatikan perilaku suaminya, dia tidak fokus untuk makan, dia hanya mengacak-acak makanan tanpa memakannya.Setelah mereka selesai makan, Andrew dan Prilly pamit untuk pulang. 
Rania dan Zayn."Mas, tadi mas bilang kita akan pulang sekarang, kenapa tiba-tiba mas? Bukannya kita itu disini selama seminggu?" Tanya Rania yang masih tak mengerti dengan apa yang terjadi."Iya, gapapa kan, kita pulang lebih cepat?" Jawab Zayn seraya menanyakan kesetujuannya Rania."Iya aku sih, gapapa. Emang ada apa sih mas? Apa ibu dan ayah, mereka baik-baik saja kan mas?" Tanya Rania yang khawatir dengan kedua mertuanya."Iya, mereka gapapa, mereka baik-baik saja, hanya saja perusahaan aku yang nggak baik-baik saja." Ucap Zayn seraya merenung."Mas, ada masalah apa, sepertinya serius sekali. Bicaralah mas." Ucap Rania seraya duduk dibawah Zayn dan memegang tangannya."Perusahaan kita, sekarang tengah anjlok, semua pemilik saham, meminta semua saham mereka. Perusahaan kita tengah krisis, dan besok aku akan mencoba menjelaskan semuanya pada semua pemilik s
Mereka menghabiskan makanan sambil menonton film, setelah selesai mereka kembali membereskan vila, dan menutup semua sofa dan barang-barang yang lain dengan kain, agar tak kotor oleh debu.Setelah selesai mereka bersiap dan mandi bersama. Karena waktu sudah menunjukkan pagi hari.Mereka mandi bersama, dan romantis. Mereka tidak merasa malu satu sama lain. Karena sudah terbiasa.Setelah mereka selesai mandi mereka pun bersiap untuk pergi, Zayn membawa semua koper dan memasukan nya kedalam bagasi."Udah, biar aku saja yang membawanya, kamu masuk saja dulu.an ke mobil." Ujar Zayn pada Rania.Rania pun masuk kedalam mobil. Tak berapa lama Zayn pun masuk kedalam mobil."Sudah tidak ada yang tertinggal kan?" Tanya Zayn yang memastikan tidak ada barang yang tertinggal."Tidak sayang." Semuanya sudah masuk kedalam koper." Jawab rania.&nbs
Pov RaniaSaat aku telah asyik mandi, dan memakai sampo, tiba-tiba ada seseorang yang masuk ke kamar. Aku pikir itu mas Zayn."Mas…""Sudah ngobrol sama ayahnya?" Tanya ku namun tak ada jawaban."Kok nggak ada jawaban sama sekali." Gumamku seraya menyelesaikan mandiku."Mas, mas, lagi cari apa?" Tanyaku pada seseorang yang tengah menggeledah lemariku yang ku kira itu mas Zayn.Saat aku mendekatinya aku kaget, karena itu bukan suamiku."Siapa kamu?""Tolong, MALING... MALING…" Teriak ku, lalu dia pergi dengan secepatnya dan aku tak tahu apa yang dia cari.Setelah aku berteriak tak berapa lama semua keluarga datang."Ada apa sayang, kenapa berteriak?" Tanya mas Zayn dengan khawatir."Ta...tadi a..ada seseorang yang masuk saat
Adam Zayn IrtizaSore itu saat aku pulang dari vila, aku mendengar bahwa ayah tidak ke kantor, aku langsung pergi ke ruangan kerja untuk menanyakan tentang masalah kantor pada ayah."Aku ke ruangan ayah dulu ya?" Pamit ku pada Rania."Iya mas." JawabnyaAku pun menuju ruangan kerja ayah.Tok...tok...tok.."Masuk!""Kamu, sudah pulang? bukannya kamu izin seminggu, kenapa sudah pulang lagi?" Tanya ayah."Iya yah, ada yang ingin aku bahas dengan ayah.""Ini tentang para pemegang saham, apa benar semua pemegang saham meminta semua sahamnya? Kenapa bisa seperti itu? Bukannya pas aku pergi tak ada masalah itu. Semua baik-baik saja." Tanyaku se. detail nya tentang apa yang terjadi."Aku juga tak habis pikir kenapa ini bisa terjadi, tiba-tiba kita mengalami keanjlokan nila
Saat Rania keluar kamar, aku langsung kembali membuka map dan melihat ternyata memang ada berkas yang hilang,namun aku tak memberitahu Rania karena aku tak mau dia khawatir.Dan aku langsung menemui ayah, yang sudah kuduga ayah tengah ada di ruangan kerjanya. Ayah tengah memarahi para penjaga rumah karena bisa sampai ada yang masuk tanpa sepengetahuan."Brak!!!!" Suara tangan ayah yang memukul meja."AKU KECEWA DENGAN KALIAN BISA-BISA NYA SECEROBOH INI!!!" Bentak ayah pada petugas keamanan.Tok...tok...tok…"Boleh aku masuk?" Izinku pada ayah."Masuklah." Jawab ayah."Ayah, ada yang ingin aku bicarakan." Ucapku dan ayah langsung melirik semua petugasnya dan menyuruh mereka keluar dari ruangan dan berjaga-jaga kembali di depan.Setelah mereka keluar."Ayah, ternyata dia sedang mencari berkas
Sementara itu di rumah Prilly, Andrew tengah bersama Prilly akhir-akhir ini mereka tampak dekat.Andrew dan Prilly baru pulang jalan-jalan bersama. Hampir setiap hari mereka bertemu."Terimakasih ya untuk hari ini." Ucap Andrew seraya bibir tersungging nya yang memukau."Kamu emang nggak capek apa, setiap hari kesini?" Tanya Prilly pada Andrew"Iya enggak lah, untuk wanita cantik seperti mu, apa sih yang nggak?" Rayu Andrew."Dasar gombal." Ucap Prilly seraya tertawa kecil dan manik birunya yang memutar."Mau masuk dulu?" Tawar Prilly yang mempersilahkan masuk."Boleh, tapi cuma bentar ya, soalnya sudah malam, besok kan kita harus ke kantor." Jawab Andrew seraya masuk ke rumah Prilly."Mau minum teh atau coffee?" Tawar Prilly."Apa saja bebas. Mau ngasih racun aja aku rela." Jawab Andrew ser
Setelah makan siang mereka semua berbincang di ruang keluarga."Bu, jadi rencananya kami akan merayakan ulang tahun zhahir disini. Aku ingin merayakan ulang tahun zhahir dengan berkumpul semua keluarga. Sekalian mengenalkan zhahir pada semua keluarga. Lagian zhahir kan belum pernah bertemu dengan semua keluarga kita."jelas Zayn yang membuka topik pembicaraan."Itu rencana yang bagus nak, nanti biar ayah yang mengundang semua keluarga kita, termasuk keluarga Rania juga."jawab ayahnya Zayn yang setuju dengan rencana Zayn."Ibu juga setuju, nanti biar ibu yang siapkan semua keperluan pestanya."ujar ibunya Zayn."Nak, kamu mau tema apa sayang?"tanya ibunya Zayn pada zhahir."Apa saja Oma."jawab zhahir seraya menoleh ke arah Omanya."Oh iya Bu, nanti sore rencananya kita akan ke rumah orang tuanya Rania, ya sekalian memberi tahu rencana ini."ucap Zayn seraya melirik Rania, Rania tersenyum."Aku ikut kan dad?"tanya Zhahir seraya menoleh ke arah Zayn."Tentu saja sayang, memangnya kamu nggak
Setelah selesai membantu zhahir. Zayn kembali ke ruang kerjanya dan Rania sudah tak ada disitu, lalu ia mencari Rania ke kamarnya dan betul, Rania tengah membereskan barang-barang yang hendak di bawa."Mas, dari mana?"tanya Rania seraya menoleh ke arah Zayn. Zayn terdiam tak menjawab pertanyaan Rania."Mas, kamu kenapa?"tanya Rania seraya menatap wajah Zayn."Kamu benar sayang, anak kita tidak seperti anak seusianya."ucap Zayn seraya duduk di pinggiran tempat tidur."Mas tadi membantu zhahir membereskan barang yang akan dia akan bawa, dan mas melihat semua barang hasil karyanya, dan itu bukan layaknya hasil karya anak seusianya."ucap Zayn dengan wajah terkejut."Dan kamu tahu sayang, dia melukis wajah mas, saat mas membereskan barang-barang nya sayang, dan hasilnya bagus sekali."sambung Zayn seraya menggenggam kedua tangannya Rania.Rania hanya terdiam mendengar semuanya, ia karena dia sudah tahu semua itu, dan ia sudah memberitahu suaminya namun, suaminya tidak menanggapi semuanya de
Tak terasa waktu berlalu, sudah hampir 3 tahun lebih Rania dan Zayn meninggalkan Indonesia. Zhahir yang sebentar lagi genap berusia 3 tahun kini ia tumbuh menjadi anak yang cerdas dan pintar, namun ia mempunyai karakter yang sama dengan ayah nya dia dingin, namun penyayang.Zhahir yang mempunyai IQ tinggi di usianya, dia sudah bisa mengoperasikan komputer dan gadget mana pun. Dia tak seperti anak seusianya yang lain yang senang dengan mainannya, zhahir malah asyik menciptakan sesuatu yang baru yang dia buat dari barang-barang yang ada di di rumah.Di umur yang belum genap 3 tahun zhahir bisa menciptakan robot mini. Kemampuan ini dia dapatkan dari ayahnya. Zayn yang kini menjadi pemilik perusahaan di Athena, perusahaan teknologi terbesar disana. Berkat usahanya kini perusahaannya melaju dengan pesat."Nak, kamu lagi apa sayang?"zhahir yang tengah sibuk. Hingga dia tak sadar mama nya tengah memperhatikannya."Mommy, bagus kan?"zhahir menunjukkan hasil karyanya. Selain dia suka dengan te
Saat ini Rania mengantarkan kedua orangtuanya Zayn ke bandara untuk kepulangan mereka ke Indonesia. Namun Zayn tak bisa ikut mengantarkan orang tuanya."Sayang, mama pulang dulu ya, kamu jaga diri baik-baik ya, nanti kalau ayahmu ada waktu senggang, kita akan berkunjung lagi kesini."ujar ibunya Zayn seraya memeluk Rania."Iya ma, hati-hati ya ma, nanti kalau sudah sampai jangan lupa telepon ya, kalau sudah sampai Indonesia."jawab Rania."Nak, tolong selalu perhatikan Zayn ya sayang, ayah masih takut dia berbuat macam-macam lagi, kamu tahu kan, alasan kalian pindah kesini."bisik ayahnya Zayn seraya memeluk Rania."Iya yah."jawab Rania seraya mengangguk.Mereka pun pergi dan pesawatnya pun lepas landas. Dalam perjalanan pulang Rania terus merenungi pesan ayah mertuanya. Rania kembali mengingat alasan kenapa Zayn memilih tinggal jauh dari orangtuanya."Mas, pesawat ayah sudah lepas landas, dan sekarang aku langsung pulang ya."pesan Rania pada Zayn. Namun saat ini Zayn sangat sibuk dan be
Siang hari saat orang tua Zayn tengah istirahat dikamarnya.Rania pun tengah ada di kamarnya dan ia berencana untuk menelpon Zayn lewat panggilan video dia berencana ingin memberi kejutan untuk Zayn.Tuuut…tuuu…tuuut.."Assalamualaikum, tumben video call?"sapa Zayn diseberang telepon."Iya nih, ada yang pengen ketemu ayahnya, kan tadi pagi nggak sempet ketemu katanya."ucap Rania seraya tertawa kecil."Siapa?"tanya Zayn yang heran."Emang siapa lagi kalau bukan anakmu ini. Ini sayang tuh ayahnya. Ayo sapa ayahnya."ucap Rania seraya melihatkan layar handphone nya pada zhahir agar terlihat ayahnya."Ya..yah."panggil zhahir. Zayn terbelalak tak percaya mendengar itu."Masyaallah, anak ayah sudah bisa manggil ayah. Ayah seneng banget denger nya, ayo panggil lagi sayang, ayah pengen denger lagi."ucap Zayn "Ya yah, pu..Lang."ucap zhahir."Wah katanya sudah nambah lagi, pintarnya anak mama."ucap Rania seraya memeluk zhahir."Iya nanti ayah pulang ya sayang, ayah masih belum beres kerjanya sa
Keesokan harinya Zayn sudah mulai disibukkan dengan pekerjaannya. "Pagi sayang."sapa Zayn yang tengah berjalan menuruni tangga dan mendekati Rania lalu memberikan morning kiss nya."Pagi mas, ini sayang, teh hijaunya, dan sebentar lagi sarapannya siap."ujar Rania seraya menyodorkan teh hijau untuk Zayn."Terima kasih sayang."ucap Zayn seraya tersenyum renyah."Zhahir belum bangun ya?"tanya Zayn."Belum mas, tadi subuh dia bangun mas, ngajak main, terus baru tidur lagi barusan."jawab Rania seraya masih bergelut dengan kesibukannya di dapur."Ini mas, sarapan nya sudah jadi, ayo kita sarapan."ajak Rania.Saat mereka hendak sarapan tiba-tiba bel berbunyi.Ting…nong…Ting…nong…"Sudah, biar mas yang bukain pintunya."ujar Zayn."Thank you sayang."ucap Rania seraya tersenyum. Zayn berjalan menuju pintu depan dan membuka pintunya."Ibu, ayah, kalian kok nggak bilang mau kesini kan bisa aku jemput."ujar Zayn yang terkejut dengan kedatangan orang tuanya.Kedua orang tuanya tersenyum begitu jug
Zayn yang tengah menunggu laporan dari sekretarisnya. Ia memutuskan untuk menelpon Rania.Tuuut…tuuut…tuuut"Assalamualaikum."sapa Rania dengan suara sedikit serak."Waalaikumsalam. Kamu kenapa sayang, abis nangis ya? Kenapa? Ada masalah?"tanya Zayn yang khawatir."Nggak apa-apa kok mas, ini tadi aku keselek pas minum jadi batuk-batuk mas, eh malah jadi serak deh suaranya."jawab Rania, padahal ia memang habis menangis."Oh begitu, mas kira kamu kenapa? Sekarang masih batuk? Mau mas beliin obat pereda batuk?"ujar Zayn."Nggak usah mas, pake air anget juga udah mendingan, mas jangan khawatir, aku sama zhahir baik-baik aja kok."jawab Rania."Iya sudah ya mas, ini lagi nanggung beres-beres rumah mumpung zhahir tidur."ucap Rania"Assalamualaikum."pamit Rania seraya menutup panggilan telepon, tanpa menunggu jawaban Zayn."Waalaikumsalam."jawab Zayn dengan heran panggilan nya langsung di matikan oleh Rania.Karena merasa aneh dengan tingkah Rania, Zayn memutuskan pulang lebih awal. Lagi pula
Pagi hari ini Zayn mulai bersiap untuk pergi bekerja, ini hari pertama dia bekerja di perusahaan milik ayahnya yang di Athena, karena selama ini dia hanya tau kalau ayahnya mempunyai perusahaan di Athena dan belum pernah kesana.Seperti biasa Rania sudah berada di dapur menyiapkan makanan untuk sarapan pagi."Kamu sudah bangun lagi sayang?"tanya Zayn seraya menuruni tangga."Iya mas, mas sekarang sudah mulai masuk kerja ya?"tanya Rania seraya masih bergelut dengan kesibukannya di dapur."Iya sayang, hari ini sebenarnya hari pertama mas menginjakkan kaki mas di perusahaan ayah yang disini."jawab Zayn, seraya duduk di depan dapur."Jadi mas, belum pernah kesini, maksud aku, mas belum pernah kerja disini ya?"tanya Rania yang heran."Belum sayang."jawab Zayn."Terus kok mas bisa beli rumah disini, dan punya rencana membina rumah tangga disini?"tanya Rania kembali."Iya itu dulu saat… mas masih berhubungan dengan Mikha, dan rumah ini adalah impian kami berdua. Tapi …"jawab Zayn yang ragu d
Setelah sarapan dan bersiap mereka pun pergi menuju pusat perbelanjaan."Wah mas, jalanan disini sepi ya mas, nggak kayak di Indonesia yang selalu macet, jadi ini seperti jalan milik kita saja."ucap Rania seraya melihat ke arah jalan. Zayn tertawa kecil mendengar ucapan rania."Iya sayang, ini lah Athena, disini memang cocok buat kita yang ingin mendapatkan hidup tenang."ucap Zayn seraya tertawa kecil."Mudah-mudahan kamu betah ya sayang."ujar Zayn Rania hanya tersenyum mendengar ucapan Zayn.Rania menatap lekat jalanan seolah ada yang dia pikirkan."Apa yang kamu pikirkan sayang?"tanya Zayn yang melihat istrinya seperti sedang memikirkan sesuatu."Nggak ada mas, hanya saja aku teringat keluarga kita mas di Indonesia, mungkin sekarang ibu pasti kesepian di rumah."jawab Rania tanpa menoleh ke arah Zayn."Pasti ibu akan terbiasa sayang, lag