Hutang orang tua?Fandy mengambilnya, ekspresinya tiba-tiba berubah menjadi suram."Ini hutang perusahaan waktu itu. Apa hubungannya dengan orang tuaku?"Tanpa diduga, tubuh Sagita gemetar karena marah saat mengucapkan kata-kata tersebut."Omong kosong! Saat itu keluargaku mendapat bagian paling sedikit di perusahaan, kami harus melunasi hutang ini agar memenuhi syarat. Kalau nggak, mana mungkin aku menolak menjadi Nona Muda dan rela menjadi sales mobil? Kesimpulannya, semua hutang orang tuamu saat itu. Kami sudah mengembalikannya, wajar saja kalau kamu mengembalikannya pada kami."Sambil mengambil napas dalam-dalam, Fandy menekan api di dalam hatinya. Jika tidak, mungkin ingin sekali mencabik-cabik kedua wanita di depannya.Saat itu kerabatnya membagi perusahaan dan sekarang mereka dengan tidak malunya melakukan hal ini?"Ingat, kalau kamu berani datang ke rumah kami lagi, aku nggak akan sungkan-sungkan lagi."Begitu melihat Fandy masuk ke dalam, Yovie berbicara lagi."Kamu nggak bisa
"Kita semua di bidang yang sama. Aku datang hanya untuk ikut bersenang-senang. Maaf sudah mengganggu kalian."Jarvis berbicara sangat rendah hati, yang membuat tepuk tangan semakin antusias. Tentu saja, dengan statusnya, Jarvin duduk di baris pertama.Setelah melihat Fandy, raut wajahnya menjadi suram."Pak Anton, bukannya aku bertindak seenaknya saja, tapi saat menerima orang untuk masuk ke Asosiasi Pengobatan Tradisional Kota Valencia, bukankah harus diperiksa dulu?"Anton yang sedang duduk tampak bingung."Apa maksud Dokter Jarvis?"Jarvis menatap Fandy sambil mencibir, bahkan orang bodoh pun tahu akan hal ini."Sejauh yang aku tahu, Fandy hanyalah seorang dokter kampungan. Keterampilan medisnya biasa-biasa saja, kadang-kadang hanya bisa menipu. Kalau orang seperti itu dapat bergabung dengan Asosiasi Pengobatan Tradisional Kota Valencia dan kabar ini menyebar, bukankah akan merusak reputasi kalian?"Sebelum Anton sempat bereaksi, Claire adalah orang pertama yang merasa kesal."Dokte
"Kak! Apa kamu punya golongan darah spesial?""Kak, apa kamu punya golongan darah spesial?"Fandy yang sedang berjalan, tanpa sadar datang ke pusat kota dan melihat seorang wanita berusia tiga puluhan dengan sedih terus-menerus bertanya kepada semua orang yang lewat.Namun, semuanya sia-sia. Orang yang masih bersikap baik akan menjawab tidak, tapi yang bersikap buruk bahkan akan menganggapnya gila dan bahkan akan mendorongnya.Meski begitu, wanita itu tetap melanjutkannya. Dilihat dari raut wajahnya, wanita ini sangat lemas, mungkin tidak tidur sedikit pun selama berhari-hari."Tuan, apa kamu punya golongan darah spesial?"Fandy juga dihentikan lalu ditanyai pertanyaan yang sama."Apa ada anggota keluargamu ada yang butuh transfusi darah?"Ini adalah orang pertama yang menanyakan pertanyaan padanya. Meskipun tatapan mata wanita itu tidak terlihat berharap, mungkin karena perasaannya bisa dilampiaskan, jadi segera menangis."Putriku yang berumur tiga tahun sakit. Rumah sakit bisa melaku
"Nggak perlu, dengan didikanmu pada putrimu, nantinya putrimu akan berguna bagi negara. Ini sudah merupakan balas budi yang besar."Setelah Fandy meninggalkan rumah sakit, di sebuah ruangan di suatu tempat, seorang wanita berdiri di depan jendela besar.Ada seseorang masuk dan langsung berbicara."Nona! Aku baru saja menerima kabar bahwa DNA yang kamu cari ditemukan di database sebuah rumah sakit di Kota Valencia."Wanita itu tidak menoleh ke belakang, hanya tertawa saja."Haha, benarkah? Usaha memang nggak mengkhianati hasil!""Hanya saja, Nona ... Keluarga Thio sudah menyerah, kenapa Nona masih berusaha mencari?"Setelah hening sejenak, suara wanita itu terdengar."Bagaimanapun juga dia juga tunanganku. Bukankah akan ada kurang kalau kehilangannya? Suruh Catherine pergi ke Kota Valencia untuk menyelidikinya dulu. Kalau ada waktu, aku akan pergi ke sana sendiri.""Ya!"Saat matahari terbenam, di sebuah hotel berbintang lima Kota Valencia, Jarvis berdiri di depan Dokter Yohan dengan ra
"Dokter Yohan."Fandy menyapa sambil tersenyum. Meskipun keduanya belum pernah bertemu, orang yang bisa muncul saat ini pastilah murid Master Medis."Kamu jauh lebih muda dari yang kukira."Bahkan Yohan sendiri juga harus memanggil Fandy dengan sopan. Pertama, Fandy adalah murid Master Medis dan kedua, keterampilan medisnya jauh lebih unggul darinya. Tidak ada alasan untuk tidak terima.Sudah berapa tahun berlalu dan Master Medis menerima seorang murid seperti ini. Bisa dibayangkan seberapa tinggi bakatnya."Selamatkan orangnya dulu."Yohan yang tidak menyadari muridnya berdiri mematung di tempat membawa Fandy ke dalam kamar tidur. Ada seorang wanita di dalam dan bayi yang hampir berusia satu bulan."Dokter Fandy, bayi kecil ini adalah cicitku. Dia dilahirkan dengan kelainan bawaan, aku benar-benar nggak berdaya."Kelainan bawaan? Begitu rupanya, ternyata ini adalah cicit Yohan. Pantas saja dia harus meminta bantuan sebesar itu. Itu adalah utang Master Medis dan harus menggunakannya de
"Dokter Fandy, menurutmu bagaimana kita harus menanganinya? Semua ini adalah ulahnya sendiri!"Yohan sama sekali tidak ingin memahami apa yang telah terjadi. Kalau dia tidak menunjukkan sikap ini, dia pasti akan tamat begitu Master Medis benar-benar muncul."Nggak boleh keluar selama lima tahun!"Fandy pergi setelah mengatakan itu, meninggalkan Jarvis yang tersenyum getir. Pikirannya menggemakan kata-kata pernah Fandy katakan pada siang hari di Asosiasi Pengobatan Tradisional. Tidak disangka akan terjadi secepat ini dan dia bahkan tidak punya kesempatan untuk melawan."Guru, maafkan aku."Yohan mendengarkan cerita Jarvis dengan sabar, kemudian menghela napas sambil menggelengkan kepalanya."Haist, ternyata wanita cantik pembawa bencana! Untunglah Fandy nggak punya niat membunuh. Begitu dia benar-benar ingin membunuhmu, aku juga nggak akan bisa melindungimu."Apa lagi yang bisa Jarvis lakukan? Dia hanya bisa bersyukur."Guru, haruskah aku memberi tahu Fitri?"Siapa sangka ternyata pasan
Dewi Perang Fitri? Tuan Rijunta semakin tidak mengerti. Bagaimana wanita ini bisa terlibat?"Dalam dua hari, keponakanku akan datang ke Kota Valencia. Tujuannya adalah menikahi Fitri."Tuan Rijunta mengerutkan kening. Seharusnya ini adalah masalah pribadi, bagaimana bisa sampai melibatkan Tim Drag?"Ketua Ronan, maaf, aku masih belum mengerti."Seolah mengetahui Tuan Rijunta akan bereaksi seperti ini, Ronan berdiri."Aku datang untuk memberitahumu kalau kemampuanmu adalah yang paling berguna di Kota Valencia ini! Keponakanku juga ingin bergabung dengan Tim Drag, tapi dia nggak cukup layak. Itulah sebabnya kalau bisa menikahi Fitri, semuanya pasti akan berjalan dengan baik dengan sendirinya. Bukankah saat itu Tim Drag akan bisa mencapai tingkat yang lebih tinggi dengan dukungan Dewi Perang?"Kalau dia butuh bantuan, seharusnya kamu nggak akan diam saja, 'kan?"Rijunta tersenyum."Tentu saja, ini cuma masalah kecil."Dia tidak mengatakan apa yang ada di dalam hatinya dengan lantang. Mung
Banyak sekali keuntungannya?Mengingat sikap Fandy terhadapnya, Chaesa ragu sejenak."Hehe, aku tahu kamu mengkhawatirkan Tuan Rijunta. Aku juga tahu hubungan antara Fandy dan Tuan Rijunta sebelumnya, terus kenapa? Aku masih harus membereskannya! Kenapa? Karena latar belakangku nggak bisa dibandingkan dengan Tuan Rijunta."Setelah mendengar ini, tidak ada lagi yang perlu Chaesa khawatirkan. Pada dasarnya kebencian mudah untuk muncul kalau tidak bisa mencintainya. Terlebih lagi, dia tidak memiliki kesan yang baik terhadap Fandy sebelumnya dan perubahan ini hanya karena Tuan Rijunta. Sekarang setelah kekhawatiran terhadap Tuan Rijunta bisa dikesampingkan dan Chaesa bisa mendapatkan posisi tinggi, mengapa tidak melakukannya?"Tuan Muda Adriano, aku akan melakukan apa pun yang kamu katakan, tapi aku cuma punya satu syarat. Apa yang terjadi malam itu nggak boleh terjadi lagi. Aku bukanlah wanita sembarangan."Adriano diam-diam mencibir di dalam hati, 'Apa kamu pikir aku akan peduli dengan p
Seketika Fandy merasakan kematian akan segera datang. Terakhir kali dia merasakan hal yang sama dari Jeka.Kak Irana, kamu benar-benar mencelakaiku!Dia tidak pernah menyangka ternyata Kak Irana tidak diam-diam melindunginya."Senior! Kamu salah paham. Sekarang aku nggak punya hubungan apa pun dengan Keluarga Sumar, kenapa kamu nggak mengampuniku?"Fandy tidak mengatakan ini karena takut mati, tetapi terlalu menyesakkan kalau mati seperti ini.Suara tawa terdengar. Nenek Hera masih mengangkat tongkatnya. Hal baiknya adalah dia tidak terus menyerang. Kalau tidak, bukanlah masalah sulit untuk membunuh Fandy dengan kekuatannya."Dengan tabiatmu, mana mungkin wanita sombong seperti Fitri bisa berhubungan denganmu?"Eh? Setelah mendengar ini, Fandy merasa seolah telah memahami sesuatu."Sepertinya senior juga memahami situasinya, 'kan?"Tongkat diturunkan dan senyum Nenek Hera menjadi lebih lebar."Nggak kusangka kamu si pria ini bisa memengaruhi dua orang yang nggak berperasaan. Langit beg
"Baik, Nona. Aku akan mendengar apa pun yang kamu katakan."Sekitar pukul sebelas, Fandy berjalan bersama Lusiana di tepi danau di taman dekat Komunitas Baruna."Fandy, terima kasih sudah berdansa denganku hari ini. Aku sangat senang."Lusiana yang telah berganti pakaian dengan jins dan kaos putih memiliki gaya berbeda."Nggak perlu berterima kasih."Saat ini Lusiana berhenti dan menatap Fandy."Aku tahu kamu nggak punya perasaan seperti itu padaku, tapi aku bisa menunggu. Lagi pula, aku nggak berencana menikah terlalu cepat."Fandy menghela napas. Pada kenyataannya, terkadang disukai oleh seorang wanita merupakan semacam penderitaan karena setiap penolakan sama dengan bertambah orang sedih lainnya di kota ini dan bukan itu yang ingin dia lihat.Saat Fandy hendak berbicara, Lusiana berjinjit dan memberinya ciuman kilat di bibir."Ingat, masih ada aku yang menunggumu."Melihat Lusiana melarikan diri, Fandy menggelengkan kepalanya. Dia benar-benar tidak tahu harus berkata apa.Di sisi la
Mengenakan gaun merah muda, dia tersenyum percaya diri dan melangkah dengan anggun. Di bawah hiasan lampu, dia terlihat sangat memesona.Terlepas dari apakah ada wanita yang lebih cantik di ruang perjamuan, setidaknya saat ini Lusiana adalah yang paling cantik.Banyak pria yang terpesona olehnya, tetapi sayangnya wanita cantik ini adalah Lusiana dan mereka tidak memiliki kesempatan untuk mengejarnya.Sesampainya di hadapan Burhan, Lusiana mengangkat gaunnya dan membungkuk."Kakek, aku akan mempersembahkan sebuah tarian untukmu. Semoga sukses dan panjang umur!"Burhan tersenyum bahagia dan mengangguk."Perkenalkan pasangan dansaku, Tuan Fandy."Irvan dan Aldo yang bertepuk tangan langsung tercengang saat melihat Fandy berjalan dari samping, kemudian meraih tangan Lusiana.Musik dimainkan dan keduanya menari dengan lembut, membuat semua orang merasa kalau kedua orang ini adalah pasangan yang serasi.Akan tetapi, banyak orang yang belum pulih dari keterkejutannya karena ternyata pasangan
"Kak Fandy, jangan pedulikan bajingan itu, ayo kita minum."Dia tidak menolak. Karena saat ini tidak ada urusan, Fandy pun menghabiskan waktu dengan obrolan santai."Kudengar Lusiana akan melakukan tarian pembuka untuk kakeknya, entah siapa tamu prianya? Bagaimanapun, aku nggak pernah tahu."Aldo tertawa mendengar ucapan santai Irvan."Aku juga nggak tahu, tapi itu jelas bukan orang biasa. Latar belakang keluarga seperti apa yang Lusiana miliki sehingga dia akan mencari orang biasa untuk melakukan tarian pembukaan? Aku menduga ada kemungkinan besar itu adalah calon suaminya."Sekarang topiknya sudah sampai pada titik ini, Fandy pun penasaran."Kok aku belum pernah mendengar ada di antara kalian yang mengejar Lusiana?"Secara logika, latar belakang keluarga Lusiana sudah jelas. Meski Burhan sudah pensiun, pengaruhnya masih ada. Ditambah fakta sekarang ayahnya adalah seorang jenderal dan berada di puncak karirnya, jadi mana mungkin tidak ada orang yang mengejarnya? Dari sudut pandang ter
Saat ini siapa yang tidak terpikat dengan aura yang Fandy tunjukkan, apalagi saat sedang berbicara dengan seorang wanita?Catherine juga sama, tetapi dia tidak melupakan beberapa fakta yang ada."Fandy, dengarkan baik-baik! Kalau kamu berani muncul di hari pernikahanku, kamu akan menjadi orang yang paling kubenci dalam hidupku."Catherine pergi setelah mengatakan ini. Hatinya sangat sedih, siapa yang tidak menginginkan kebahagiaannya sendiri? Tidak semua orang memiliki hak itu.Meskipun sepertinya ucapan berani Fandy datang dari hati, jangankan Ratu. Keluarga Hubert dari Kota Taro saja bukanlah sesuatu yang bisa dilawan oleh Fandy saat ini.Daripada pergi ke ujung dunia bersama-sama, dia lebih suka melihat orang yang dia cintai menjalani hidup ini dengan damai.Setelah mengatakan semua yang harus dikatakan, Fandy tidak mengejarnya. Pada hari pernikahan Catherine, dia akan memenuhi janjinya.Tidak lama setelah keluar, Fandy dihentikan oleh seseorang. Ternyata itu adalah Jessica dan Alex
"Fandy!"Alhasil saat membalikkan tubuh, kebetulan saja Burhan melihat Fandy dan langsung memanggilnya.Karena tidak ada pilihan lain, Fandy terpaksa menahan diri dan menghampiri.Benar saja, Fitri mengerutkan kening dan segera berkata."Pak Burhan, aku akan pergi ke tempat lain dulu."Fandy dan Pak Burhan adalah tetangga saat berada di Kota Valencia. Setelah mengetahui keterampilan medis Fandy, Fitri juga bisa menebak malam ini pria itu pasti akan hadir di pesta ulang tahun.Burhan tidak terlalu memusingkannya dan menatap Fandy yang baru saja menghampiri sambil tersenyum."Fandy, biar kuperkenalkan padamu. Dia adalah putraku, ayah Lusiana."Rega berada di puncak karirnya dan wajahnya agung. Meskipun dia berbicara kepada Burhan dengan hormat, sorot matanya langsung menjadi sangat tajam saat menoleh untuk melihat Fandy."Dasar bajingan, apa kamu menginterogasi tahanan?"Saat berikutnya, Burhan menghardiknya yang membuat mata Rega berkilat dengan pasrah.Anak ini telah membuat putriku te
Akhirnya Fandy tiba di markas Pasukan Serigala Ganas. Dia memang agak ragu dan bahkan tidak tahu alasannya.Mengikuti Stira sampai ke ruangan tertentu di bawah tanah, ternyata Fitri sudah ada di sana, sementara Kenzo dikurung di dalam sangkar. Dari penampilannya yang menyedihkan itu, bisa dilihat kalau dia sudah sangat menderita. Akan tetapi, semua itu bukanlah apa-apa bagi seorang master seperti Kenzo."Kenzo, aku sudah datang. Sekarang kamu bisa bicara."Hati Fitri menjadi rumit karena akan segera mengetahui kebenarannya. Akhirnya apakah ada rencana tersembunyi atau Fandy hanya takut mati akan terungkap.Sambil tersenyum, Kenzo berdiri dan perlahan menghampiri pagar besi sambil menatap Fandy."Sudah datang, ya."Seketika tawa histeris Kenzo menyebar ke seluruh ruang bawah tanah ini."Haha! Ternyata kamu datang, wanita ini memang sangat penting bagimu! Tapi terus kenapa kalau kamu datang? Aku cuma mempermainkanmu. Kamu pernah mempermainkanku sekali, jadi sekarang kita dianggap impas."
Setelah menatap Fandy dengan aneh, Arnold tertawa dan mengumpat."Apa lagi yang bisa kupikirkan? Kamu membuat hubunganku dengan manajer sampai ke titik beku. Karena sekarang ada kesempatan, aku pasti akan melarikan diri."Jevinca yang ada di samping tidak bisa berkata-kata. Dia tahu Fandy jelas bukan orang biasa, mungkin hanya Arnold yang berani bicara seperti itu."Jangan lupa dengan pesta pertunangan Nana besok lusa, dia menyuruhku untuk mengingatkanmu lagi.""Aku sudah berjanji padanya, jadi aku pasti akan pergi."Memurnikan Tulang Naga Sejati adalah prioritas utama, masalah lainnya harus dikesampingkan. Akan tetapi, perjalanan ke Kota Yujino tidak menunda banyak hal. Pergi pada pukul empat pagi dan mulai pemurnian pada malam hari, kemudian kembali keesokan harinya juga tidak masalah.Setelah kembali dari kamar mandi, tiba-tiba Arnold menarik Jevinca."Fandy, maaf, kami harus pergi dulu."Fandy bingung."Perlu kubantu?"Setelah sepakat untuk datang dan minum bersama, lalu tiba-tiba
Hati Claire berbunga-bunga, apakah dia dan Fandy cukup cocok? Bahkan orang luar pun bisa tahu.Alhasil dia menyadari keseriusan masalahnya hanya setelah menyadari raut wajah pemuda yang berdiri di seberangnya terlihat muram."Dia bukan pacarku. Nanti kalau perlu, dia akan pergi melihatnya sendiri.""Baiklah, Nona Claire."Pemuda itu mendekat dengan tatapan jahat."Pacar? Claire, apa kamu pikir aku bisa dipermainkan begitu saja?"Claire mengerutkan kening."Tuan Muda Freddy, entah apa yang membuatmu kesal, tapi sepertinya aku punya pacar atau nggak itu bukan urusanmu, 'kan?""Kamu!"Setelah mengambil napas dalam-dalam, Freddy mencibir."Oke, itu bukan urusanku, 'kan? Bisnis keluarga kita berakhir di sini. Ini adalah akibat yang harus kamu tanggung karena berani berbohong padaku."Sebenarnya Freddy ini cukup baik dalam segala aspek. Kalau benar-benar berpacaran, itu juga dianggap cocok. Hanya saja sayangnya dia adalah seorang pemain wanita sampai tahap di mana tidak bisa hidup tanpa wani