"Oke, baguslah kalau kamu sebagai manajer yang datang. Sebotol anggur merah ini pecah karenanya. Ini milik Bos Indra, harganya 400 juta. Kalau nggak percaya, cek saja."Setelah mendengar hal tersebut, manajer sudah paham bahwa botol anggur merah ini tidak mungkin palsu, karena anggur yang ingin disimpan di tokonya harus asli semuanya. Kalau tidak, di saat pelayan merusaknya, kemungkinan tamu akan melaporkan harga dengan sembarangan.Saat manajer melihat Fandy, sebuah kartu muncul di depannya."Masalah ini aku serahkan padamu. Apa ada masalah? Aku nggak mau bicara omong kosong dengan wanita ini lagi."Sagita langsung melirik ke arahnya."Kamu pikir kamu siapa! Kamu memintanya untuk menyelesaikannya? Benar-benar nggak tahu malu!"Namun, beberapa saat berikutnya, mata manajer itu melotot.Wow, ini Kartu Kintana? Astaga! Ada tamu VIP yang datang ke sini untuk makan."Tamu yang terhormat, maaf karena hal ini. Aku akan segera menanganinya."Setelah mengambil lagi kartu emasnya, Fandy berjala
Claire sudah gugup. Meski sudah menyukai Fandy, Claire takut terlalu menyinggung Fandy. Ditambah dengan kemunculan Louis yang tiba-tiba, Claire buru-buru berdiri tegak."Kak Louis, kenapa datang ke sini?"Claire sebenarnya sangat muak dengan kemunculan Louis yang tiba-tiba, tapi bagaimanapun juga, Louis juga membantu perawatan kakeknya, jadi mau tidak mau harus menerima kehadirannya.Setelah mencoba yang terbaik untuk menyesuaikan diri, Louis tersenyum."Aku dengar kamu juga makan di sini, jadi aku masuk untuk melihatmu. Apa aku mengganggumu?"Fandy tahu arti perkataannya, tapi mana mau peduli? Dia dan Claire tidak ada hubungannya satu sama lain. Selain itu, kalaupun ada sesuatu, Fandy tidak perlu peduli dengan orang lain."Aku sedang makan dengan temanku. Saat ini nggak ada waktu."Sialan! Dia mencoba mengusirku?Meski wajahnya masih tersenyum, mata Louis saat menatap Fandy jauh lebih dingin."Kalau begitu aku nggak ganggu kalian. Fandy. Karena kamu dan Claire punya hubungan yang baik
Alis Si Jago Merah bergerak-gerak lalu segera tersenyum."Haha, aku meremehkan kemampuan kalian. Kamu bahkan bisa mengetahui bahwa Si Iblis Malam adalah adikku. Menarik sekali, tapi sayangnya, apa gunanya?"Tujuannya di sini sangat sederhana. Setelah menangkap pemilik vila dan menginterogasinya, seharusnya bisa mengetahui siapa yang membunuh adiknya. Bahkan beberapa kata deskripsi saja sudah cukup menebaknya, karena hanya ada satu orang yang bisa membunuh adiknya."Kamu meremehkanku?"Aura Fitri menjadi ganas. Sejak menjadi Dewi Perang, Fitri menjadi lebih memperhatikan martabatnya dan tidak bisa mentolerir sikap orang lain terhadapnya."Fitri, adikku datang padamu karena sebenarnya ingin mencicipi Dewi Perang yang tertidur. Bahkan dia punya keberanian melakukan hal ini. Apa menurutmu kamu itu lawanku?""Bagaimana ditambah denganku?"Suara tiba-tiba terdengar. Asura Liandar muncul di depan Si Jago Merah."Kamu pasti Asura yang dikirim oleh markas utama! Kalian mempersiapkannya dengan s
"Tuan Muda, tolong selamatkan dia."Asura Liandar mengetahui identitas asli Fandy. Tentu saja, dalam situasi Fitri saat ini, lebih baik Fandy bertindak.Namun, Fandy menggelengkan kepalanya."Orang ini jelas nggak punya niat membunuh terhadap Fitri. Tamparan tadi juga membuatnya pingsan. Getaran di tubuhnya saat ini karena kondisi fisiknya. Nanti juga akan baik-baik saja.""ini ...." Asura Liandar sangat terkejut. Memang, keterampilan medis Tuan Muda diwarisi oleh ahli medis. Tuan Muda bisa melihat apa yang terjadi dengan matanya saja. Namun, kenapa Si Jago Merah membiarkan Fitri tetap hidup?"Lagi pula, akan ada yang datang."Setelah mendengar ini, Asura Liandar buru-buru melihat ke arah Fitri. Benar saja, tombol panggilan darurat di samping berkedip, yang memberitahukan Tentara Markotop untuk datang memberikan dukungan. Kelihatannya tamparan yang diterima Fitri barusan menyebabkan sebuah kehebohan.Fandy tidak berniat pergi, karena ini adalah rumahnya. Kondisi fisik Fitri juga ketahu
"Fitri, jangan terlalu banyak berpikir. Si Jago Merah sudah mati. Asura Liandar membawa mayatnya untuk lapor ke markas untuk melapor. Keberhasilan ini berkat dirimu. Yang harus kamu lakukan sekarang adalah istirahat dengan baik."Istirahat? Fitri langsung turun dari tempat tidur dan otaknya menjadi semakin bingung.Si Jago Merah sudah mati? Dibunuh oleh Asura Liandar? Bagaimana mungkin? Fitri tahu persis apa yang sedang terjadi sebelum pingsan karena tamparan itu.Kalaupun dia dan Asura Liandar bergabung, pasti dipukuli berkeping-keping oleh Si Jago Merah. Hanya Asura Liandar yang tersisa setelah dirinya pingsan, bagaimana mungkin bisa membunuh Si Jago Merah."Ngomong-ngomong, ada sesuatu yang ingin aku laporkan padamu. Saat tiba, Fandy juga ada di sana. Fandy diam-diam kembali ke vila, ini benar-benar melanggar perintah militer. Apa kita perlu menghukumnya?"Dalam sekejap, mata Fitri melotot."Kamu bilang Fandy ada di sana?"Sepanjang hari ada saja pertarungan. Menyebalkan sekali!Sua
"Bagus! Jarvis, tolong tunggu di ruang tamu dulu, aku mau mandi. Kalau nggak, terlihat nggak sopan kalau berpenampilan seperti ini.""Ya."Jarvis juga sangat bahagia. Setelah gurunya menyembuhkan Tuan Besar Rick, hubungan mereka akan menjadi lebih dekat.Pada saat yang sama, Fandy berada di luar vila dan membunyikan bel pintu.Setelah beberapa saat, Sharon dan Jarvis yang keluar."Fandy? Untuk apa kamu ke sini?"Sharon sangat benci pada Fandy. Jelas-jelas Fandy pecundang, tapi masih berfantasi untuk menikah dengan salah satu keluarganya hanya berdasarkan kontrak pernikahan. Benar-benar mimpi di siang bolong.Dengan mengesampingkan segalanya, Jarvis sendiri dapat membunuh ribuan Fandy dengan mudah."Aku di sini untuk mengunjungi Tuan Besar Rick. Apa Fitri ada di dalam?"Alasan kenapa Fandy datang ke sini adalah karena Luke, penanggung jawab Rumah Lelang Mahoni di Kota Valencia yang mendapatkan Bunga Runi. Fandy memeriksa keasliannya dan segera pergi ke sini.Bunga Runi bisa mencegah pen
Di saat yang sama, Sharon juga mengancam."Kamu sendiri yang mau menyimpan jarum peraknya atau aku yang akan melakukannya. Kamu tahu konsekuensinya sendiri."Fandy sudah lama kesal dengan kedua orang ini dan langsung menunjuk dengan tangan kanannya. Sharon serta Jarvis tidak bergerak sama sekali, bahkan tidak bisa membuka mulut, hanya bisa berekspresi dengan tatapan mata."Setelah setengah jam, titik akupunktur akan terlepas secara otomatis."Setelah mengatakan itu, Fandy memasukkan dua jarum perak ke dalamnya, lalu mengeluarkan Bunga Runi lalu memasukkannya ke dalam mulut Tuan Besar Rick.Setelah melakukan ini, Fandy langsung keluar dengan mengabaikan tatapan marah kedua orang itu.Dua puluh menit kemudian, setelah mandi serta berpakaian, Fitri datang ke lantai paling atas. Ketika melihat dua orang berdiri tegak, Fitri cukup bingung."Ada apa dengan kalian?"Melihat mereka berdua hanya bisa berkomunikasi melalui tatapan mata, Fitri segera memikirkan sesuatu, menunjuk dengan tangan kan
Setelah mendengar kata-kata "Bunga Runi", raut wajah Jarvis berubah menjadi muram."Sialan! Fandy ini berani sekali."Fitri merasakan firasat buruk di hatinya."Apa?""Bunga Runi adalah ramuan obat yang sangat berharga, tapi sangat beracun. Fandy pembunuh!"Apa!Dalam sekejap, Fitri dan Sharon sama-sama ingin membunuh Fandy. Mungkinkah Fandy mulai bertindak ekstrem karena tidak bisa mendapatkannya? Benar-benar berani!"Jangan cemas!"Untungnya, Dokter Yohan berbicara dan menatap muridnya kesayangannya dengan kesal."Kamu benar, Bunga Runi itu memang sangat beracun. Berbahaya atau nggak bagi manusia tergantung dari kondisi orang yang menggunakannya dan bagaimana cara mengatasi Bunga Runi ini."Setelah berbicara, Dokter Yohan menunjuk ke mulut Tuan Besar Rick."Bunga Runi warnanya agak terang, jelas sudah diakupunktur."Akupunktur? Ini adalah pertama kalinya bahkan Jarvis mendengar hal aneh seperti itu."Apa maksud guru? Kami praktisi pengobatan tradisional bisa melakukan akupunktur pada
Saat ini di luar, Heijo datang perlahan dengan senyuman di wajahnya."Bahkan nggak bisa merasakan aura pembunuh yang sengaja kuaktifkan. Orang bernama Fandy ini biasa saja."Heijo ingin mengujinya. Kalau tidak, mustahil bagi siapa pun bisa tahu kedatangan dan kepergiannya dengan yang dia miliki."Kamu Heijo?"Tiba-tiba, seorang wanita muncul di depan dan menghalangi jalan Heijo.Dia menyipitkan mata untuk mengamatinya dan tersenyum."Haha, ini Fitri. Nggak kusangka pertemuan pertama kita di tempat dan waktu seperti ini."Heijo telah melihat foto Fitri berkali-kali. Meskipun setelah ramalan guru dan Fitri sangat jelek, dia akan menikahi serta memperlakukannya dengan baik. Akan tetapi, mana mungkin pria tidak mendambakan wanita cantik?Setelah melihat foto itu, Heijo sangat kagum dan tentu saja sangat bahagia. Jadi pada dasarnya, dia telah memutuskan Fitri adalah kekasihnya."Kamu memang sangat kuat. Aku bisa tahu cuma dari aura pembunuhmu."Saat ini Fitri merasa rumit. Dia tidak pernah
Sesampainya di Komunitas Ruby, Fandy memarkir mobil di tempat parkir depan pintu masuk sebelum memberikan kunci kepada satpam dan memberi tahu Jessy untuk mengutus seseorang mengambilnya.Saat berjalan masuk dan melewati vila Catherine, Fandy melihat Catherine sedang duduk di halaman pada malam seperti ini."Mau masuk dan duduk-duduk?"Setelah keduanya saling memandang, Catherine mengajaknya."Nggak, aku agak capek."Rasa penasaran melintas di mata Catherine. Fandy kembali dari Tentara Markotop dengan selamat? Mustahil untuk mengatakan penangkapan Tentara Markotop adalah kesalahpahaman.Bukankah konyol sekali kalau Tentara Markotop datang menangkap orang tanpa bukti?"Fandy, rahasia apa lagi yang kamu punya?"Setelah bergumam, Catherine mengambil keputusan. Bukankah itu tujuan Nona mengutusnya ke sini? Akan tetapi, sebuah suara bergema di dalam hatinya dan menyuruhnya untuk jangan mencari sisi lain Fandy. Kalau tidak, mungkin akan ada kemungkinan kecil untuk bersama Nona.Begitu memasu
"Fandy, namaku Ronald, aku adalah kapten Tentara Markotop. Kakekku dan Pak Burhan pernah menjadi rekan seperjuangan."Dengan adanya hubungan ini, sikap Fandy tentu saja berbeda. Pak Burhan adalah pahlawan perang, mana mungkin kakek Ronald bisa lebih buruk dari itu?"Haha, ada apa Kak Ronald mencariku?""Begini, Mark adalah keponakanku. Dari apa yang kuketahui tentang apa yang terjadi, masalah di antara kalian berdua nggak terlalu besar. Coba lihat bisa nggak kamu memberiku muka dan membiarkannya meminta maaf kepadamu? Sejujurnya, aku baru mengetahui masalah ini."Fandy menepikan mobilnya dan tertawa."Boleh. Karena Kak Ronald sudah angkat bicara, aku pasti akan memberimu muka."Lagi pula, masalah mereka berdua belum terlalu dalam. Kalau tidak, siapa pun yang mencarinya tidak akan ada gunanya."Kalau begitu, terima kasih banyak. Aku akan menyuruh adikku untuk mendisiplinkan Mark dengan baik."Karena sudah seperti ini, Fandy tentu saja pulang ke rumah.Jessy yang juga duduk di dalam mobi
Reaksi Ronald membuat Mark tertegun sejenak, lalu dia tertawa."Fandy, temanku ...."Sebelum menyelesaikan ucapannya, Ronald tiba-tiba menatap Mark dan suaranya agak meninggi."Katakan sejujurnya, yang mau mencari tahu tentang Fandy itu kamu atau temanmu?"Mana mungkin dia tidak mengenal keponakan ini si tuan dari Keluarga Westly yang paling pintar membuat onar? Sebagai kapten Tentara Markotop, orang berbahaya dan licik seperti apa yang belum pernah dia tangani? Mana mungkin dia tidak bisa melihat apakah ucapan yang seseorang lontarkan itu kebohongan atau bukan?Saat ini semua orang juga melihat ke arah mereka, terutama Harjono yang berdiri dan berkata dengan tegas."Katakan yang sebenarnya pada pamanmu!"Mana mungkin seseorang yang berpengalaman tidak bisa melihat keseriusan Ronald?Meskipun Mark ragu, dia masih buru-buru berkata."Paman, benar, akulah yang ingin mencari tahu. Aku dan Fandy ini punya masalah, tapi itu nggak penting lagi. Aku melihatnya dibawa pergi oleh anggota Tentar
Akhirnya, Jessy memikirkannya."Sudahlah! Aku belum pernah bertaruh sekali pun seumur hidupku, jadi kali ini aku akan menemanimu untuk menggila bersama!"Tepat setelah dia mengatakan ini, tiga mobil tiba-tiba muncul di depan yang berhenti secara menyamping dari depan dan belakang sampai membuat Jessy terpaksa menginjak rem."Mau memberontak? Beraninya menghentikan mobilku?"Akan tetapi saat berikutnya, dia melihat plat nomornya dengan jelas dan langsung membeku."Gawat, ini mobil ayahku."Benar saja, pintu Rolls-Royce yang berhenti di depan terbuka dan seorang pria paruh baya muncul. Adik Jessy yang bernama Hilman juga berada di sampingnya."Hilman sialan, pasti dia yang mengadu."Setelah menoleh, Jessy terlihat menyedihkan."Kak Fandy, bisakah kamu turun denganku? Kalau nggak, kali ini ayahku pasti akan membunuhku. Tolong bantu aku."Fandy merasa tidak berdaya, tetapi bagaimanapun juga, Jessy juga telah membantunya dalam mendapatkan Bunga Alea. Jadi bantuan kecil ini bukanlah masalah.
"Cepat biarkan dia masuk!"Setelah memastikan ingatannya, Dante buru-buru memberi perintah dan mengejutkan semua orang, orang lain muncul di aula setelah kalimat itu terlontarkan.Mereka yang hadir tidak menyadari bagaimana orang ini bisa masuk.Dia terlihat muda, cukup tampan dan tabiatnya sangat unik. Meskipun berdiri di tengah kerumunan ratusan atau ribuan orang, dia adalah tipe orang yang langsung terlihat sekilas."Ketua Dante, Tetua Kesembilan dari Sekte Benji memberi salam."Heijo tersenyum dan menangkupkan tangannya.Ini jelas masalah besar dalam senioritas, tetapi Dante tidak berpikir demikian. Sebaliknya, dia bergegas mendekat dengan penuh semangat tanpa berani untuk terus duduk di ujung meja."Sungguh suatu kehormatan bagi kami bisa menerimamu di sekte kami."Setelah keduanya duduk bersama, Heijo berkata."Hari ini aku datang untuk Fitri, murid Ketua Dante. Kamu pasti sudah ingat apa yang guruku katakan delapan tahun lalu, 'kan?"Dante mengangguk."Kukira saat itu cuma canda
Irana bertanya setelah mengedipkan matanya yang besar beberapa kali."Cuma itu? Apa kamu yakin bukan karena belakangan ini terlalu tertekan dan butuh aku untuk menghiburmu?"Fandy tersenyum getir."Benar cuma ini. Kuharap kakak bisa membantu.""Oke, aku mengerti. Benar-benar membosankan. Kalau tahu lebih awal, aku nggak akan membantumu memancing Kak Gina pergi."Pada saat yang sama, Sekte Yukaro sangat muram. Bagaimanapun, Tetua Tertinggi yang dianggap sebagai pelindung sekte tersebut telah meninggal. Siapa yang bisa merasa senang?"Ketua! Benarkah itu?"Beberapa hari telah berlalu. Mereka berkumpul di aula dewan setiap hari, tetapi tidak ada yang mengucapkan sepatah kata pun sepanjang waktu. Saat ini wakil ketua memelototi mereka dan yang lain jelas tidak bisa menahan napas.Dante melihat ke sekeliling dan berkata dengan nada dingin."Kalau nggak, bagaimana? Bahkan Tetua Tertinggi pun tewas tersambar petir. Mungkinkah kita masih bisa membunuh Fandy?"Semua orang diam. Benar, meskipun
Raut wajah Fandy berubah. Kak Gina juga datang? Satu Kak Irana sudah cukup memusingkan. Kalau Kak Gina juga muncul, dia benar-benar tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi."Tapi aku sudah mengalihkan perhatian Kak Gina. Kalau nanti kamu bekerja sama denganku dan nggak melawan, aku nggak cuma akan membantumu, tapi kujamin Kak Gina nggak akan datang kepadamu untuk sementara waktu."Meskipun ucapan selanjutnya membuat Fandy lega, mungkin apa yang disebut kerja sama Kak Irana tidak sesederhana itu.Benar saja. Setelah Irana mendekat, Arnold yang memasang wajah berseri-seri melihatnya duduk tepat di samping Fandy, lalu mencium pipi Fandy."Sayang, maaf terlambat."Apa!?Arnold memegang kursi dengan tangan kanannya dan tubuhnya menggigil sampai nyaris jatuh.Akan tetapi, semua pria biasa yang melihat adegan ini seolah mendengar suara hati mereka hancur. Ternyata ada pria kampungan yang begitu disayangi wanita cantik seperti ini?Jujur saja, Fandy sangat kesal dan menertawakan reaksi s
"Benar, ada apa?"Setelah mendapatkan kepastian, Arnold memasang raut wajah aneh."Dua jam yang lalu, Wildan mengajukan permohonan untuk mengundurkan diri dari rencana pengembangan Grup Bintang. Menurut kontrak, dia harus membayar ganti rugi yang tinggi yang nggak akan bisa dia bayar meskipun menjual perusahaannya. Pada akhirnya, Wildan cuma mengatakan satu hal padaku. Kalau ada pertanyaan, carilah Fandy."Berhenti? Fandy menghela napas tanpa berkata apa-apa, kemudian mengambil cangkir teh dan menghabiskan semuanya dalam satu tegukan. Mana mungkin dia tidak tahu alasan Wildan mengundurkan diri? Takutnya keluarga yang terdiri dari tiga orang itu harus meninggalkan Kota Valencia.Meski Fandy diam saja, Arnold melanjutkan."Hal semacam ini, toh aku baru menjabat dan ini masalah besar, jadi aku bertanya kepada presdir. Nggak disangka dia setuju. Nggak cuma nggak perlu bayar ganti rugi, tapi kuota kerja sama juga akan disediakan untukmu."Karena sudah bertemu dengan Catherine, Arnold tentu