Ekspresi Welly berubah dan sepasang matanya membelalak."D ... dia masih hidup?"Senyuman pria kekar itu semakin lebar."Bajingan, tahukah kamu apa yang kamu katakan? Mana mungkin bosku bisa mati? Kamulah yang telah mengecewakannya! Orang yang mengecewakannya harus menerima akibatnya!"Sambil menunjuk ke arah Fandy dengan tangan kanannya, pria kekar itu melanjutkan."Awalnya bos berencana untuk membius dia dan Levron, membiarkan mereka melakukan beberapa hal yang nggak senonoh di kasur dan direkam untuk kamu tonton, supaya kamu akan frustrasi dulu sebelum mulai menyerangmu. Sayangnya, sepertinya bocah itu adalah seorang dokter pengobatan tradisional dan ketahuan. Makanya aku langsung melakukannya saja."Welly terlihat sangat sedih."Nggak, saat itu aku terus menunggu, tapi dia nggak pernah muncul. Aku nggak bisa menunggu selamanya. Ini bukan salahku!"Mengetahui sekarang bukan waktunya untuk menanyakan hal-hal ini, Fandy segera berkata dengan suara rendah."Ayo pergi!"Sekarang orang s
Ini menunjukkan betapa luar biasanya Keluarga Ritos dari Delapan Keluarga Bela Diri Kuno itu.Setelah mobil dinyalakan, Fandy terdiam sejenak sebelum berkata."Apakah tadi Kepala Desa itu membicarakanku?"Entah mengapa Welly terlihat gelisah dan Levron pingsan, jadi hanya Aditya yang mengangguk."Benar, dia membicarakanmu!"Saat ini keterkejutan Aditya belum mereda. Ternyata kepala Desa Debris yang merupakan keturunan Keluarga Ritos dan seorang Kaisar Bela diri berutang nyawa pada Fandy? Status apa yang dimiliki pria ini?Setelah menerima jawabannya, Fandy tetap diam di tempat sambil mengingat wajah yang ada di pikirannya dengan cermat.Di bawah cahaya api unggun, kulitnya agak kecokelatan dan tidak terlalu tinggi. Dia juga memiliki jenggot tipis."Itu dia!"Tiba-tiba saja Fandy ingat. Itu terjadi beberapa tahun yang lalu, tidak lama setelah dia mulai belajar pengobatan dari gurunya. Saat itu dia harus pergi ke kota untuk menyelamatkan orang. Dalam perjalanan, Fandy pergi untuk mengump
Setelah membaringkan Levron, Fandy pergi ke ruang tamu dan ragu sejenak sebelum menelepon Kak Eva.Pengalaman melihat pria kekar itu bisa memerintah penduduk Desa Debris sudah sulit untuk Fandy atasi setelah kehilangan keterampilan bela dirinya. Akan tetapi, keselamatan Levron masih harus dijamin, jadi tidak ada cara lain.Tidak lama, panggilan tersambung."Dik, ada apa?"Fandy merasa agak bersalah karena gagal memenuhi kewajibannya. Bagaimanapun, dia sudah berjanji."Kak, ini tanggung jawabku. Inilah yang terjadi. Ini tentang Levron."Setelah mendengarkan, Kak Eva berkata."Namanya Aurora, 'kan? Aku belum pernah mendengar orang itu. Aku akan mencari tahu, kamu nggak perlu khawatir tentang masalah ini. Aku berjanji Aurora tidak akan mencari masalah dengan Levron lagi."Lalu dia menambahkan."Jangan salahkan dirimu sendiri. Saat ini situasimu agak istimewa. Kakak mengerti."Benar! Sangat istimewa.Waktu berlalu dan Fandy menghabiskan hampir dua minggu dengan damai. Setiap hari dia pergi
Catherine, benarkah kamu yang mengingatkanku? Itu sama sekali tidak perlu. Aku belum melupakan janji yang kubuat kepadamu di pesta ulang tahun Pak Burhan hari itu.Meskipun Fandy tidak berani mengungkapkan Catherine adalah kekasihnya, perasaan Catherine terhadapnya sekilas bisa terlihat. Jadi sekarang Fandy tidak bisa memberi wanita ini kehidupan seumur hidup, setidaknya dia bisa membiarkan Catherine memutuskan kebahagiaannya sendiri dan bukan mematuhi kata-kata Ratu.Sesampainya di Kota Taro, matahari baru saja terbenam dan Irvan membawa Fandy ke sebuah klub malam."Kak Fandy, biar kuberitahu kamu. Kota Yujino adalah pusat politik dan beberapa hal harus dihindari, tapi Kota Taro nggak perlu. Itulah sebabnya malam ini aku akan membiarkanmu menikmati apa yang disebut bermain yang sesungguhnya."Sebenarnya Fandy tidak memiliki niat itu, tetapi dia memang sedang senggang, jadi dia hanya ikut untuk menghabiskan waktu."Klub Burma adalah klub malam termewah di Kota Taro. Ia menduduki pering
Eh? Sherry yang awalnya berencana menyuruh ketiga gadis itu duduk hanya berdiri di sana dengan linglung. Mengapa kalimat ini terdengar seperti eksekusi akhir?Aldo dan Irvan juga memasang wajah jenaka. Tidak masalah merebut orang lain, tetapi itu adalah seseorang dari Keluarga Hubert. Mereka tentu saja tahu apa yang ingin Fandy lakukan di Kota Taro kali ini."Kak, ka ... kamu masih menginginkan Caca?"Fandy yang sedang mengunyah semangka menyilangkan kakinya."Benar, aku cuma mau Caca dan itu nggak mempersulitmu. Katakan pada Tuan Muda Roni itu kalau dia masih punya akal sehat, suruh Caca kemari."Sherry masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi suara dingin Irvan terdengar."Kamu tuli atau kaki nggak bisa digerakkan?""Aku akan pergi sekarang juga!"Lucu, setiap tamu di sini yang bisa dia provokasi dan mereka yang datang pasti orang penting. Manajer sudah lama mengaturnya dengan jelas. Kalau tamu lain marah, bos besar punya cara untuk menyelesaikannya. Akan tetapi, ada beberapa yang past
"Yang Kak Irvan katakan itu benar. Aku akan bersulang untuk kalian. Semoga kalian bersenang-senang di Kota Taro. Kalau kalian membutuhkanku, katakan saja."Sebenarnya Roni juga tahu mengapa kedua orang itu muncul ada di sini. Besok mereka pasti menghadiri pernikahannya. Akan tetapi karena ini berada di Klub Burma, tentu saja tidak cocok untuk mengungkit topik ini.Aldo dan Irvan mengangkat gelas mereka, tetapi Fandy duduk di sana dengan acuh tak acuh yang membuat Roni sangat kesal."Entah siapa nama kawan ini?"Roni masih muda dan energik. Dia bisa saja minum dan pergi, tetapi malah bersikeras untuk melampiaskan amarahnya dan melihat orang seperti apa Fandy itu. Ternyata Fandy tidak memberinya muka."Namaku Fandy. Aku bukan orang penting, tapi akan kunasihati kamu. Karena kamu berencana menikah, kamu harus menghormati pasanganmu, bukan?"Hah? Masih menceramahiku dalam melakukan sesuatu?Roni kesal, terutama karena dia belum pernah mendengar orang seperti Fandy.Akan tetapi saat dia hen
Rumah Keluarga Hubert seluas 200 hektar. Dengar-dengar dekorasinya saja menelan biaya 4 triliun dan nilai totalnya mencapai 40 triliun, jadi bisa dilihat mewahnya ini.Bagi keluarga seperti ini, mereka tidak perlu pergi ke hotel, vila atau apa pun yang disebut kelas atas untuk menikah. Rumah mewah milik keluarga sendiri sudah cukup.Hari ini adalah hari pernikahan Roni, putra bungsu dari Keluarga Hubert yang juga sekretaris pribadi Ratu. Mereka dianggap pasangan yang cocok, sehingga mobil-mobil mewah muncul satu per satu yang menunjukkan berapa banyak tamu yang datang.Saat Rolls-Royce Phantom berhenti, Ratu turun dari mobil dengan cadar di wajah. Mereka yang menyambutnya adalah orang penting dari Keluarga Hubert. Ini menunjukkan statusnya luar biasa.Di sisinya ada Ronald sang kepala pelayan yang jarang sekali bisa mengenakan setelan khusus.Sesampainya di suatu tempat di halaman depan, Ratu menyuruh anggota Keluarga Hubert pergi dan Ronald segera berkata."Nona, tebakanmu benar. Sema
Akan tetapi setelah Alfred menghilang, rencana Ratu tentu saja dibatalkan. Selain itu, kemunculan pelayan pendiri selanjutnya menunjukkan kalau sekarang Balai Tim Drag berada di jalur yang benar lagi. Siapa yang berani tidak memberi muka?Saat Draco tiba di pintu masuk rumah Keluarga Hubert, sebuah mobil sedan berhenti.Saat ini Ratu bisa melihat dua orang yang keluar dari mobil adalah wakil kepala aula Balai Tim Drag dan pernah bertemu mereka sebelumnya.Orang yang bisa membuat wakil ketua balai membuka pintu mobil pastilah Ketua Drag.Draco tahu Ketua Drag sangat penting, jadi dia menyuruh satpam untuk menghalangi semua orang yang tidak ada kepentingan. Setelah melihat Ketua Drag keluar dari mobil, dia buru-buru menyambut."Selamat datang di pesta pernikahan putraku. Ini merupakan kehormatan bagi Keluarga Hubert."Ucapan ini dikatakan dengan tulus. Setelah hari ini, status Keluarga Hubert pasti akan meningkat. Awalnya ini adalah alasan pernikahan dengan Ratu, tetapi tidak disangka Ke
Ada rasa kesal di mata Stira, tapi tetap berkata padanya."Tuan Fandy, dia adalah penyelidik gabungan yang diutus oleh kantor pusat, Pak Helmi. Karena insiden ini melibatkan negara asing, mereka menanggapinya dengan sangat serius."Setelah mendengar ini, Helmi merasa jijik."Tuan? Stira, kamu benar-benar bertindak keterlaluan. Dia adalah seorang tersangka. Apa kamu pernah melihat seseorang memanggil seorang tersangka dengan sebutan Tuan?"Stira segera membalas."Urusanku sendiri mau memanggilnya apa, aku hanya memperjelas sikapku selama penyelidikan. Kamu nggak perlu mengajariku bagaimana caranya."Helmi duduk berhadapan dengan Fandy karena malas membalas perkataannya."Suara serta video di ponsel diverifikasi keasliannya. Itu suaramu, Fandy! Entah seberapa banyak yang kamu katakan, nggak akan ada gunanya. Kecuali kamu bisa memberikan bukti alibimu! Sekarang ikutlah dengan kami!""Kalau kamu berani melawan, kami berhak membunuhmu di tempat!"Helmi menyatakan permusuhannya dengan sangat
Reaksi pertama Fandy adalah pembunuhannya terhadap Zofar telah terungkap, tapi Fandy langsung menyangkalnya.Pertama-tama rencananya sempurna, Zofar pergi ke sana untuk membunuh seseorang, jadi pasti akan mengambil inisiatif untuk menghindari kamera CCTV. Kedua, orang pertama yang mengetahui kematian Zofar pastilah Keluarga Madius, jadi apakah mereka akan membalas dendam? Hal ini begitu mustahil.Kedua hal ini tidak mungkin terjadi, lalu apa yang akan terjadi?"Fitri, jangan bercanda. Bagaimana mungkin aku bisa membunuh seseorang?""Itu bukan urusanmu. Kalau bukan urusan resmi, menurutmu aku akan meneleponmu? Stira sudah pergi mencarimu. Aku harap kamu mau bekerja sama. Kalau tidak, jangan salahkan aku karena mengeluarkan perintah pencarian."Setelah telepon ditutup, Fandy benar-benar bingung, hanya bisa pulang untuk menunggu.Hanya satu jam kemudian, Stira menemukan alamatnya dan duduk di ruang tamu. Selain Stira, ada dua anggota Pasukan Serigala Ganas, yang menunjukkan bahwa mereka m
Jika ingin berhubungan normal dengan Helen, pekerjaan adalah hal yang penting terlebih dahulu. Kalau masih misterius seperti dulu, bagaimana bisa berhubungan? Pasti akan menciptakan jarak.Setelah berpikir panjang, jadi akan lebih tepat untuk meneruskan profesi lamanya. Dokter merupakan profesi yang memungkinkan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain paling cepat. Lagi pula, siapa yang tidak pernah mengalami penyakit ringan?"Ada klinik pengobatan tradisional yang dijual di ujung jalan, tapi sebaiknya kamu melihat-lihat dulu sebelum memutuskan."Naning cukup efisien, karena berada di bidang pekerjaan ini, tentu tidak lambat untuk mengetahuinya."Maaf merepotkanmu lagi. Mulai sekarang, panggil aku Kak Fandy saja.""Ya, Kak Fandy."Tidak ada yang salah dengan apa yang mereka katakan pada saat yang sama. Naning tidak berpura-pura lagi. Naning benar-benar orang yang tertutup dan selalu menjaga jarak dari klien-klien kaya. Alasan kenapa memperlakukan Fandy secara berbeda adalah karen
Hampir segera setelah Zofar meninggal, garis merah tiba-tiba keluar dari tubuhnya dan menuju langsung ke Fandy.Karena begitu cepat, Fandy tidak punya waktu untuk bereaksi, garis merah pun menghilang tanpa jejak.Fandy segera duduk bersila untuk memeriksa dirinya sendiri lalu segera menangkap garis merah."Dengan kekuatanku saat ini, aku perlu menekannya selama sebulan untuk menyempurnakan garis merah ini."Karena garis merah tidak berpengaruh pada tubuh, jadi bisa menebak bahwa garis itu seharusnya digunakan sebagai sensor untuk melindungi generasi mendatang agar bisa mengetahui siapa pembunuhnya.Sekalipun Fandy mampu menekan benda ini hingga batas maksimal dalam sekejap, akan butuh waktu paling sedikit satu bulan agar benda itu benar-benar hilang.Inilah alasannya kenapa Fandy sedikit kesal. Garis merah ditekan dengan cara ini hingga jarak penginderaan lawan dipersingkat banyak, tapi tidak hilang. Ketika mencapai jarak tertentu, masih bisa langsung mengunci Fandy sebagai pembunuh ya
Kecuali? Mata Imelda langsung berbinar."Jangan bertele-tele, kecuali apa?""Kecuali dua sekte paling misterius, atau Keluarga Ilyas, aku benar-benar nggak bisa memikirkan hal lain."Setelah berpikir sejenak, Imelda menjadi getir lagi."Kalau begitu, Guru, tolong beri aku saran. Kalau dia benar-benar memanggilku, aku harus pergi atau nggak? Apa tanda itu nyata?"Guru langsung memberikan jawaban tanpa ragu."Pasti benar! Kalau dia ingin membunuhmu, pasti sudah melakukannya sejak lama. Kamu nggak mau kenal dengan orang jenius itu, malah mau bersembunyi darinya? Apa kamu bodoh? Dengan begitu, akan lebih baik kalau kamu bisa punya anak dengannya."Imelda langsung menutup telepon. Orang tua ini mulai bertindak aneh lagi.Namun, mengingat wajah dari Fandy, dia mengusap dagunya sambil terkekeh."Sepertinya aku nggak keberatan punya anak dengannya. Sialan, kenapa aku jadi tergoda lagi?"Sekitar pukul satu pagi, di Villa nomor 3 Kompleks Duniawal, Zofar baru saja muncul di ruang tamu lalu melih
"Aku ada beberapa pertanyaan untukmu."Setelah selesai berbicara, wanita yang mendekatinya tersenyum licik."Hehe, ungkapkan saja masalah punya masalah di pikiranmu. Apa kamu sudah tahu kenapa kamu nggak bisa bergerak? Jangan khawatir, aku baru saja menekan titik akupunkturmu. Dalam dua jam, aku akan melepaskannya secara otomatis! Aku hanya akan memberimu hukuman yang ringan saja. Jangan ikuti gadis cantik itu lagi!"Meskipun kecepatan serangan tadi benar-benar cepat, Fandy yang sudah siap dan secara alami menyadarinya. Meski begitu, dirinya masih sangat terkejut.Tepat saat wanita itu hendak pergi dengan senang, lengannya diraih oleh Fandy."Aku ada beberapa pertanyaan yang ingin aku tanyakan padamu."Dalam sekejap, raut wajah wanita itu berubah drastis sambil menatap lengannya dengan tidak percaya."Bagaimana mungkin! Teknik penekanan titik akupunkturku begitu hebat, hingga mereka yang berada di Tahap Alam Penyempurnaan nggak akan bisa bergerak, tapi kamu bisa?"Dia menyadari masalah
Setelah mengerutkan kening dan menatap Zofar, Fandy berbicara."Sebenarnya apa maumu?""Omong kosong, pergi obati temanku. Mona bilang kamu adalah seorang dokter pengobatan tradisional dan bisa pergi ke rumah Keluarga Yanato, seharusnya keterampilanmu cukup bagus. Meski masalah temanku nggak terlalu serius, dia tetap temanku, jadi jangan sampai menunda waktu."Menunda waktu? Benar-benar memikirkan ini dan masih berniat untuk makan mi?"Sekarang aku menjawabmu, aku nggak akan pergi."Zofar tersenyum, tetapi senyumannya agak kejam."Haha, kamu pikir aku nggak berani melakukan sesuatu padamu di depan umum? Mungkinkah kamu sebagai seorang dokter pengobatan tradisional telah mengenal beberapa orang yang berkuasa dan yakin aku cuma menakut-nakutimu?""Kalau begitu, kamu salah besar. Namaku Zofar. Aku adalah genius tiada tara dari Keluarga Madius yang merupakan salah satu dari Delapan Keluarga Bela Diri Kuno. Aku bisa menghancurkanmu dalam segala aspek dengan mudah, jadi kusarankan kamu untuk
"Berhenti!"Tepat saat orang-orang itu mengangkat batang besi di tangan untuk memukul Fandy, sebuah teriakan keras terdengar dan Edrick-lah yang keluar dari vila dengan pakaian rapi, jelas akan keluar."Sialan! Siapa yang berani ikut campur urusanku?"Pemuda itu menoleh sambil mengumpat, tetapi ekspresinya langsung berubah."Kak Edrick?"Wajah Edrick memucat, lalu menunjuk ke arah pemuda itu dan berkata."Lucky, kulitmu gatal lagi sampai melakukan hal seperti ini di siang hari bolong? Sudah berapa hari ayahmu nggak memukulmu?"Dari percakapan tersebut bisa diketahui kalau keduanya saling kenal dan Lucky agak takut pada Edrick."Kak Edrick, apa maksudmu itu? Aku cuma bercanda untuk menakut-nakutinya, mana mungkin aku akan benar-benar menyerang? Sekarang aku sudah mau pergi, pergi dulu!"Setelah Lucky pergi bersama bawahannya, Fandy tidak ingin melewatkan kesempatan ini untuk lebih dekat dengan Edrick."Terima kasih, Tuan Edrick. Jujur saja aku benar-benar bingung. Aku baru saja datang k
Gadis ini memiliki niat yang baik, Fandy berkata sambil tersenyum."Kalau begitu, maaf merepotkanmu."Ini adalah pertama kalinya Fandy pindah dan harus membeli banyak barang. Naik taksi memang agak merepotkan.Saat keduanya masuk ke dalam mobil dan pergi bersama, ada dua orang di depan pintu yang melihat seluruh proses dengan wajah marah."Sialan! Awalnya vila ini diberikan kepadaku, tapi nggak kusangka ada orang yang benar-benar akan membelinya. Malah menguntungkan bocah sialan ini."Yang lainnya mencibir."Inilah takdir! Cukup bagi kita untuk mendapat penghasilan dari menjual beberapa rumah sekaligus. Bukankah Naning cukup kolot? Biasanya dia menjaga jarak dari pelanggannya, tapi kali ini dia benar-benar berinisiatif untuk turun tangan.""Haha, itu semua cuma akting! Pria bernama Fandy ini masih muda dan kaya. Selama seseorang bukan idiot, siapa yang nggak punya angan-angan? Kalau benar-benar berhasil, kelak dia akan menjadi wanita kaya. Siapa yang masih menjual rumah? Tapi wanita it