Orang lain juga menunjukkan rasa jijik, jelas bahwa mereka tidak suka tentang hubungan antara Arnold dan Jevinca. Sekarang konser Caren diketahui semua orang, sangat tepat untuk menggunakannya untuk mempermalukan orang.Ini adalah tiket kelas A, yang berada di luar jangkauan kebanyakan orang kaya, belum lagi di mata mereka, Arnold hanyalah pria miskin dari Kota Valencia.Tatapan aneh melintas di mata Fandy, hendak mengatakan sesuatu, tapi ada wanita yang berdiri dan berjalan ke arahnya sambil berbicara."Yoro! Jevinca pernah menyinggung masalah ini sebelumnya. Apa kamu nggak tahu sikapnya yang keras? Bisakah kamu mengendalikan amarahmu sedikit?"Setelah mengatakan sesuatu dengan marah, wanita itu menarik Fandy."Nggak perlu dimasukkan hari, dia hanya suka bercanda. Duduklah."Pria bernama Yoro menyimpan tiketnya, ekspresinya sedikit melunak lalu tersenyum."Hei, aku hanya bersikap baik, aku nggak bermaksud mempermalukanmu. Karena di lingkungan kita, orang biasa benar-benar nggak bisa d
Dengan kata lain, biaya pengiriman mulai dari dua miliar?Fandy diam-diam mendecakkan lidahnya. Sejujurnya, harganya terlalu mahal. Apa ada yang benar-benar menggunakan Paket Spesial ini? Tapi coba pikir lagi, banyak juga orang super kaya yang seperti itu, yang mereka kejar itu hanya pelayanan saja, 'kan?"Di antara kita, siapa yang berhak menerima Paket Spesial?"Inilah pertanyaan yang ditanyakan Yoro setelah sadar, tapi ketika mendapati tidak ada seorang pun yang menjawab, Yoro pun menjadi semakin penasaran.Selama menggunakan Paket Spesial, orang yang mengirim barang pasti berstatus bangsawan dan orang yang menerima barang pasti tidak akan buruk. Selain itu, Paket Spesial selalu memerlukan wawancara tatap muka, jadi sama sekali tidak mungkin untuk mengirim ke tempat yang salah. Sekalipun itu terjadi sekali, ini akan menjadi lelucon besar serta akan merusak reputasi perusahaan.Pada saat ini, seorang pria yang juga mengenakan setelan ungu masuk, memegang kotak persegi yang sangat hal
Hmm? Jevinca mengernyit saat menoleh ke sana dengan tatapan mata dingin."Yoro! Bukannya sudah aku peringatkan? Jangan merendahkan pacarku dan temannya! Apa maksudmu?"Yoro bersikap acuh tak acuh terhadap pertanyaan Jevinca. Bagaimanapun, mereka telah berkenalan selama bertahun-tahun. Akan tetapi, perbuatan Fandy benar-benar membuatnya marah."Apa maksudku? Aku hanya peringatkan mereka. Jevinca, kamu tahu aku. Tapi Fandy, kamu secara terbuka membuatku malu. Kamu keterlaluan. Kamu benaran pikir kamu bisa bertindak semena-mena padaku karena menerima Paket Spesial? Situasi di ibu kota provinsi jauh lebih rumit dari yang kamu kira!"Alih-alih meminta maaf, Yoro terus mendesak Fandy. Jevinca emosi dan hendak berbicara, tetapi Fandy mengangkat tangan untuk menghentikannya."Rumit atau nggak, itu nggak penting. Mau minta maaf atau nggak, kalau kamu pria jantan, langsung katakan."Fandy sudah bersikap sopan demi Jevinca. Jika Yoro menjadi-jadi, Fandy tentu memiliki solusi lain, tetapi solusi i
"Fandy! Apa kamu nggak salah? Kamu nggak mau pergi?""Ya."Jawaban singkat itu mengagetkan semua orang. Orang bodoh macam apa yang bisa menuturkan kata-kata seperti itu?"Kamu harus pergi. Tiket VIP konser Caren itu terbatas. Kalau kamu nggak pergi, aku jamin kamu akan dihujat oleh penggemarnya di seluruh Negara Limas."Fandy mendongakkan tatapan kaget pada Jevinca. Melihat keseriusan di wajah Jevinca, Fandy mengangguk tak berdaya."Oke, aku pergi."Pada saat ini, Yoro berjalan kemari dengan senyum menyanjung di wajahnya."Hmm, Kak Fandy, aku salah sebelumnya. Aku minta maaf. Demi Jevinca, mohon maafkan aku."Apa boleh buat? Isi kotak itu mengurungkan semua niat Yoro. Jika tidak meminta maaf sekarang, konsekuensinya akan sangat serius.Melihat Fandy tidak merespons, Yoro langsung kepikiran."Ini salahku. Aku harus minta maaf pada Arnold karena salah bicara. Kalau ketemu lagi, aku pasti akan minta maaf padanya."Jevinca juga berbicara untuk Yoro. Barulah Fandy memaafkan Yoro."Aku terim
Pindahkan kuburan? Claire tercengang. Kata-kata ini sepertinya tidak berhubungan dengan topik pembicaraan tadi."Kak Fandy, aku, aku nggak terlalu paham."Fandy memberi penjelasan, tetapi singkat saja."Aku ingin Bos Hando pindahkan kuburan keluarganya. Ini mungkin agak memaksa, tapi harus dilakukan. Coba kamu tanya ayahmu, lihat dia bisa atau nggak."Claire tentu harus mencoba lebih dulu. Bagaimanapun, Fandy adalah alasan mendasar mengapa keluarga mereka bisa sukses seperti sekarang."Oke, aku telepon dulu."Fandy mengusulkan permintaan aneh semacam itu karena merasakan keberadaan satu ruas tulang punggung naga sejati setelah tiba di ibu kota provinsi.Setelah terobosan energi dan meridian, serta setelah sisik naga sepenuhnya menjadi milik Fandy, Fandy dapat merasakan sembilan ruas tulang punggung naga sejati ketika mendekati jarak tertentu.Menurut guru, sebagian besar tulang punggung naga sejati ada di peta yang diberikan olehnya. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan ada yang meng
"Kak Irana, aku bisa memastikan haid kamu baik-baik saja."Di Desa Persik, tepatnya di halaman depan sebuah tempat yang bernama Helty, Fandy Thio mengangkat tangannya dengan ekspresi tak berdaya.Di depannya ada enam wanita cantik dengan berbagai karakter, bisa dibilang mereka semua sedang antre dengan senyum."Aduh! Fandy, aku benaran merasa nggak enak badan, bagaimana kalau kamu ke kamar untuk membantuku memeriksa secara detail?"Fandy tersenyum pahit. Sejak tiga tahun lalu dia dibawa gurunya ke Desa Persik, dia perlu menghadapi gangguan para kakak seniornya. Sebenarnya dia memang sudah terbiasa, tapi Fandy mana bisa tahan kalau setiap hari diganggu oleh wanita-wanita yang begitu cantik ini."Irana jangan kelewatan.""Benar itu, sekarang giliran aku, minggir kamu! Bisa-bisanya mau masuk ke kamar untuk berbincang dengan Fandy?! Mimpi kamu!"Melihat Kak Gina duduk lagi, Fandy pun meminta ampun."Kakak semuanya, bisakah kalian seperti Kak Bella, Kak Indri dan Kak Eva yang serius latihan
Saat Fandy keluar lagi, keenam seniornya sudah pergi. Mungkin setelah Fandy pergi dari sini, mereka tidak akan tinggal di Desa Persik lagi.Kepikiran akan hal ini, Fandy pun marah. Tiga tahun lalu, guru membawanya kemari, lalu gurunya menghilang begitu saja, bisa dibilang sangat tidak bertanggung jawab.Tok, tok, tok!Terdengar suara pintu, Fandy pun menengadahkan kepalanya, lalu dia melihat ada beberapa orang asing berdiri di depan pintu. Meski pintu terbuka, mereka tidak masuk, bisa dibilang mereka sangat sopan santun.Setelah berjalan ke sana, dia melihat ada beberapa Mercedes Benz G yang diparkir di luar Helty, bisa dipastikan mereka adalah orang kaya."Maaf, apa Master Medis tinggal di sini?"Orang yang memimpin adalah seorang pria paruh baya berkacamata emas, dia terlihat sangat berpendidikan."Master Medis meninggalkan tempat ini sudah tiga tahun."Setelah mendapat jawaban ini, pria paruh baya itu terlihat kecewa. Master Medis adalah legenda di Negara Limas, tapi satu-satunya ha
Meskipun Fitri sangat mencintai kakeknya, bahkan rela menggunakan semua kemampuannya untuk menyembuhkan penyakit kakeknya, sekarang dia malah ingin kakeknya jangan bangun di saat ini, walau ini hal tak berbakti.Ini semua karena Fandy terlalu menyebalkan. Tidak hanya tidak bisa apa-apa, bahkan berani bersikap sombong di depannya, memang tidak berkaca siapa dirinya.Fandy tidak menjawab permintaan yang seperti sedekah itu, melainkan memeriksa denyut nadi kakeknya dan ekspresinya menjadi serius."Ternyata Racun Pir, tak heran bisa begini."Racun Pir? Fitri mengerutkan keningnya."Maksudmu kakekku terkena racun?""Benar! Saat ini, Racun Pir adalah racun terhebat di dunia ini, kalau baru saja kena, aku masih bisa menyembuhkannya. Tapi sudah berlalu setahun, bakal sulit untuk disembuhkan, ditambah aku butuh beberapa obat langka dalam waktu pengobatan! Untungnya keterampilan dokter yang sebelumnya kamu cari cukup baik. Meski nggak bisa menghilangkan racun itu, bisa membuat kakekmu bertahan l
Pindahkan kuburan? Claire tercengang. Kata-kata ini sepertinya tidak berhubungan dengan topik pembicaraan tadi."Kak Fandy, aku, aku nggak terlalu paham."Fandy memberi penjelasan, tetapi singkat saja."Aku ingin Bos Hando pindahkan kuburan keluarganya. Ini mungkin agak memaksa, tapi harus dilakukan. Coba kamu tanya ayahmu, lihat dia bisa atau nggak."Claire tentu harus mencoba lebih dulu. Bagaimanapun, Fandy adalah alasan mendasar mengapa keluarga mereka bisa sukses seperti sekarang."Oke, aku telepon dulu."Fandy mengusulkan permintaan aneh semacam itu karena merasakan keberadaan satu ruas tulang punggung naga sejati setelah tiba di ibu kota provinsi.Setelah terobosan energi dan meridian, serta setelah sisik naga sepenuhnya menjadi milik Fandy, Fandy dapat merasakan sembilan ruas tulang punggung naga sejati ketika mendekati jarak tertentu.Menurut guru, sebagian besar tulang punggung naga sejati ada di peta yang diberikan olehnya. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan ada yang meng
"Fandy! Apa kamu nggak salah? Kamu nggak mau pergi?""Ya."Jawaban singkat itu mengagetkan semua orang. Orang bodoh macam apa yang bisa menuturkan kata-kata seperti itu?"Kamu harus pergi. Tiket VIP konser Caren itu terbatas. Kalau kamu nggak pergi, aku jamin kamu akan dihujat oleh penggemarnya di seluruh Negara Limas."Fandy mendongakkan tatapan kaget pada Jevinca. Melihat keseriusan di wajah Jevinca, Fandy mengangguk tak berdaya."Oke, aku pergi."Pada saat ini, Yoro berjalan kemari dengan senyum menyanjung di wajahnya."Hmm, Kak Fandy, aku salah sebelumnya. Aku minta maaf. Demi Jevinca, mohon maafkan aku."Apa boleh buat? Isi kotak itu mengurungkan semua niat Yoro. Jika tidak meminta maaf sekarang, konsekuensinya akan sangat serius.Melihat Fandy tidak merespons, Yoro langsung kepikiran."Ini salahku. Aku harus minta maaf pada Arnold karena salah bicara. Kalau ketemu lagi, aku pasti akan minta maaf padanya."Jevinca juga berbicara untuk Yoro. Barulah Fandy memaafkan Yoro."Aku terim
Hmm? Jevinca mengernyit saat menoleh ke sana dengan tatapan mata dingin."Yoro! Bukannya sudah aku peringatkan? Jangan merendahkan pacarku dan temannya! Apa maksudmu?"Yoro bersikap acuh tak acuh terhadap pertanyaan Jevinca. Bagaimanapun, mereka telah berkenalan selama bertahun-tahun. Akan tetapi, perbuatan Fandy benar-benar membuatnya marah."Apa maksudku? Aku hanya peringatkan mereka. Jevinca, kamu tahu aku. Tapi Fandy, kamu secara terbuka membuatku malu. Kamu keterlaluan. Kamu benaran pikir kamu bisa bertindak semena-mena padaku karena menerima Paket Spesial? Situasi di ibu kota provinsi jauh lebih rumit dari yang kamu kira!"Alih-alih meminta maaf, Yoro terus mendesak Fandy. Jevinca emosi dan hendak berbicara, tetapi Fandy mengangkat tangan untuk menghentikannya."Rumit atau nggak, itu nggak penting. Mau minta maaf atau nggak, kalau kamu pria jantan, langsung katakan."Fandy sudah bersikap sopan demi Jevinca. Jika Yoro menjadi-jadi, Fandy tentu memiliki solusi lain, tetapi solusi i
Dengan kata lain, biaya pengiriman mulai dari dua miliar?Fandy diam-diam mendecakkan lidahnya. Sejujurnya, harganya terlalu mahal. Apa ada yang benar-benar menggunakan Paket Spesial ini? Tapi coba pikir lagi, banyak juga orang super kaya yang seperti itu, yang mereka kejar itu hanya pelayanan saja, 'kan?"Di antara kita, siapa yang berhak menerima Paket Spesial?"Inilah pertanyaan yang ditanyakan Yoro setelah sadar, tapi ketika mendapati tidak ada seorang pun yang menjawab, Yoro pun menjadi semakin penasaran.Selama menggunakan Paket Spesial, orang yang mengirim barang pasti berstatus bangsawan dan orang yang menerima barang pasti tidak akan buruk. Selain itu, Paket Spesial selalu memerlukan wawancara tatap muka, jadi sama sekali tidak mungkin untuk mengirim ke tempat yang salah. Sekalipun itu terjadi sekali, ini akan menjadi lelucon besar serta akan merusak reputasi perusahaan.Pada saat ini, seorang pria yang juga mengenakan setelan ungu masuk, memegang kotak persegi yang sangat hal
Orang lain juga menunjukkan rasa jijik, jelas bahwa mereka tidak suka tentang hubungan antara Arnold dan Jevinca. Sekarang konser Caren diketahui semua orang, sangat tepat untuk menggunakannya untuk mempermalukan orang.Ini adalah tiket kelas A, yang berada di luar jangkauan kebanyakan orang kaya, belum lagi di mata mereka, Arnold hanyalah pria miskin dari Kota Valencia.Tatapan aneh melintas di mata Fandy, hendak mengatakan sesuatu, tapi ada wanita yang berdiri dan berjalan ke arahnya sambil berbicara."Yoro! Jevinca pernah menyinggung masalah ini sebelumnya. Apa kamu nggak tahu sikapnya yang keras? Bisakah kamu mengendalikan amarahmu sedikit?"Setelah mengatakan sesuatu dengan marah, wanita itu menarik Fandy."Nggak perlu dimasukkan hari, dia hanya suka bercanda. Duduklah."Pria bernama Yoro menyimpan tiketnya, ekspresinya sedikit melunak lalu tersenyum."Hei, aku hanya bersikap baik, aku nggak bermaksud mempermalukanmu. Karena di lingkungan kita, orang biasa benar-benar nggak bisa d
Beberapa saat berikutnya, Fandy menampar Kak Luna dua kali."Dengarkan! Levron adalah sepupuku. Dua tamparan ini masih merupakan hubungan ringan untukmu! Pergi dari sini!"Tidak ada yang mengira Fandy bersikap kasar karena melakukan ini. Sebaliknya, mereka merasa itu wajar saja. Bahkan Kak Luna harus tersenyum dan terus mundur. Ini adalah perbedaan status, tidak ada hubungannya dengan lokasi atau waktu.Setelah tiba di ruang VIP, manajer pergi atas kemauannya sendiri, tapi Levron merasa sangat gugup."Maafkan aku, aku benci dengan semua kejahatan, aku memang berencana membeli vila, tapi aku melihatmu diganggu seperti itu, jadi aku membelamu. Aku harap kamu nggak keberatan, sepupuku."Levron merasa lega setelah mendengar penjelasan ini, kalau tidak, pasti merasa sangat gelisah."Terima kasih, Tuan Fandy. Saat ini, orang sepertimu sangat sedikit.""Panggil aku Kak Fandy saja. Ayo kita pergi melihat vila itu secara langsung. Kalau cocok, aku akan membelinya. Aku nggak mau basa-basi."Levr
Pertama ini adalah idenya sendiri. Kedua, Kak Luna memang tidak melanggar aturan apa pun. Jika ingin membeli vila di Kantor Baruna, memang perlu memverifikasi kekayaan. Ini memang peraturannya.Seseorang seperti Fandy tidak memakai barang bermerek apa pun di tubuhnya. Selain itu, sebagai orang yang sukses, bahkan tidak memiliki jam tangan bermerek. Kalau bukan orang miskin yang suka pamer, lalu siapa lagi?Fandy berkata dengan santai."Verifikasi kekayaan? Di mana?"Masih berani berpura-pura? Haha, akhirnya bertemu seseorang yang tidak tahu malu."Bisa verifikasi kekayaan di sini."Tak lama kemudian, seorang pria datang membawa mesin EDC.Setidaknya semua orang punya ide yang sama dengan Kak Luna, yakin bahwa Fandy tidak punya daya beli dan mungkin hanya ingin membuat Levron terkesan.Hanya Levron yang mempercayai Fandy tanpa alasan. Namun, mengingat statusnya, akan lebih baik jika tidak mengatakan apa pun. Jika mengatakannya, hanya akan memperburuk keadaan."Tuan, tolong tunjukkan kar
"Baiklah, dua tiket saja. Aku sudah merasa puas, Kak."Setelah tiba di ibu kota provinsi, Arnold sangat marah. Manajemen tinggi Grup Bintang tiba-tiba mengunjungi kantor Kota Valencia tanpa pemberitahuan. Arnold hanya bisa bergegas kembali dengan naik kereta api berkecepatan tinggi, bahkan harus mengadakan pertemuan di malam hari, jadi Arnold benar-benar tidak berdaya.Kantor Baruna di ibu kota provinsi adalah properti kelas atas yang punya sedikit pelanggan, jadi hanya ada beberapa staf penjualan yang bertugas.Begitu beberapa pelanggan pergi, terdengar suara keras, semua orang di kantor penjualan menoleh ke suatu tempat."Kak Luna! Kenapa kamu memukulku?"Levron menutupi wajahnya sambil menatap wanita di depannya dengan tak percaya."Kenapa? Dasar jalang, vila ini akan dibeli, tapi kamu menyinggung klienku, sekarang klienku nggak mau membelinya! Menurutmu bukankah sudah wajar memukulmu?"Matanya terlihat sedih, Levron pun akhirnya membela diri."Mereka ingin melakukan sesuatu padaku,
Meskipun Arnold tidak tahu orang macam apa yang dipanggil Catherine sebagai Nona, fokusnya tertuju pada orang-orang di konser Caren."Terima kasih atas kebaikan Nona, aku sangat menghargainya."Fandy bingung. Terus terang saja, dirinya tidak menunjukkan kemampuan apa pun dalam duel antara keterampilan medisnya dan keterampilan Negara Gestin. Kenapa Ratu tiba-tiba memperhatikannya? Terakhir kali ditolak setelah mengajak makan bersama, tapi alih-alih marah, malah mengundangnya ke konser kali ini. Benar-benar aneh sekali."Aku mengerti, aku akan menyampaikannya dengan jujur."Setelah telepon ditutup, sebelum Arnold sempat mengatakan apa pun, telepon lain masuk. Telepon dari Lusiana, yang sudah lama tidak berhubungan."Nona Lusiana.""Hm! Fandy, apa kamu nggak bisa memanggilku Lusiana saja!"Fandy memang agak malu karena ada teman baiknya di sebelahnya."Lusiana, katakan saja, aku akan mendengarkannya.""Hehe, begitu dong! Caren akan mengadakan konser di ibu kota provinsi, kamu seharusnya