Waktu sudah menunjukkan tengah malam saat Fandy kembali ke Kota Valencia. Dia turun dari pesawat dan menyalakan ponsel, lalu menemukan banyak pesan telah dikirimkan kepadanya, semuanya adalah orang-orang yang meneleponnya.Di antara mereka ada Burhan dari Komunitas Ruby dan bahkan Fitri.Fandy tiba-tiba merasa bingung. Mengapa begitu banyak orang meneleponnya pada waktu yang di tengah malam?Setelah ragu sejenak, dia memutuskan untuk menelepon Pak Burhan lebih tulu. Takutnya Pak Burhan sampai menelepon beberapa kali selarut ini karena ada masalah besar."Pak Burhan, aku baru saja turun dari pesawat. Ada masalah apa?""Cepat kembali, ada kebakaran di vilamu. Apinya baru saja padam dan semuanya telah terbakar habis."Vila terbakar? Sosok Jack langsung terlintas di benak Fandy dan dia telah membuat keputusan di dalam hatinya.Setelah tiba di Komunitas Ruby, Fitri berdiri di depan pintu dan vila itu terbakar sampai tidak menyisakan apa pun."Perlu Tentara Markotop untuk campur tangan dalam
Tinggal sepanjang hari? Fitri memasang wajah sinis. Mengira bisa membuatku terkesan dengan cara ini? Benar-benar konyol. Sekalipun kamu tinggal bersama kakekku setiap hari, mana mungkin dia bisa bangun?Tanpa berpikir panjang lagi, Fitri berdiri di halaman setelah keluar sambil melihat ke luar seolah sedang menunggu seseorang.Sekitar setengah jam kemudian, sebuah mobil muncul dan Heijo keluar."Fitri, aku sudah mengundang Dokter Riko."Benar sekali, Fitri sangat ingin kembali ke Kota Valencia karena Heijo menelepon dan bilang dia telah mengundang Riko, dokter genius peringkat ketiga di Negara Limas.Meskipun peringkatnya hanya setingkat lebih tinggi dari Karlo, kesenjangan antara keterampilan medis keduanya sangat besar. Di antara para dokter genius, mereka yang bisa menempati peringkat tiga besar adalah orang yang memang hebat.Bahkan Fitri tidak layak mengundang Riko, jadi dia tidak menyangka Heijo benar-benar melakukannya.Entahlah, kemungkinan besar kali ini kakeknya akan sembuh.
"Dokter Riko, bagaimana?"Heijo tahu betapa gugupnya Fitri saat ini, jadi tentu saja dia harus bertanya untuknya.Raut wajah Riko menjadi semakin marah."Heh! Cuma masalah sekecil ini sampai membuatku repot-repot kemari? Aku pergi dulu! Dia baik-baik saja dan akan bisa bangun dari kasur dalam beberapa hari."Riko tidak bisa berkata-kata. Apakah anak muda sekarang begitu bodoh? Pria tua itu hanya mengalami penyumbatan darah kecil. Jangankan dokter genius, rumah sakit atau dokter pengobatan tradisional saja biasa bisa mengobatinya. Tidak disangka ternyata orang ini malah menghabiskan begitu banyak uang untuk mengundang dirinya yang merupakan dokter genius peringkat ketiga di Negara Limas untuk datang sendiri. Benar-benar boros."Ha? Sudah sembuh?"Fitri tertegun saat itu juga, Heijo senang dan buru-buru pergi mengantar Riko.Setelah kembali, dia melihat Fitri masih berdiri di tempatnya dan langsung mengingatkan."Masuk dan temui kakekmu."Setelah keduanya masuk, meskipun tidak tahu apa-a
"Benarkah? Kalau begitu, semoga lancar sampai tujuan."Catherine agak kecewa, tetapi tetap berusaha sekuat tenaga untuk tetap tersenyum."Awalnya aku nggak mau bilang, tapi kamu punya Kartu Kehidupan. Kenapa nggak mau memaksimalkan keuntungannya?"Setelah berhubungan selama ini, setidaknya dia percaya Fandy jelas bukan orang bodoh dan pasti merasa penasaran.Fandy juga tersenyum."Kamu juga ada di Pelelangan Goldilock! Memaksimalkan keuntungan? Kamu benar, itulah yang kulakukan. Buah Air Mata adalah keuntungan terbesarku."Setelah menerima jawaban ini, Catherine tahu tidak ada gunanya mengatakan hal lain. Sepertinya sifat dan visi Fandy memang seperti ini."Kuharap masa depanmu akan lancar. Aku pergi dulu."Saat Catherine berbalik, Fandy berdiri dan membuka mulutnya tanpa mengatakan apa-apa.Entah mengapa Catherine berjalan sangat lambat.Saat salah satu kaki hendak melewati ambang pintu, tiba-tiba terdengar suara."Bisa jangan pergi nggak?"Tubuh Catherine menggigil dan air mata langs
Kemunculan pesan ini membuat Fandy menghela napas lega.Harus diketahui kalau mencari seseorang itu sama seperti mencari jarum di tumpukan jerami, apalagi seseorang yang disembunyikan oleh Wakil Ketua Balai Tim Drag, jelas akan lebih sulit untuk dicari. Kecepatan ini saja sudah sangat luar biasa.Setelah berbalik, Fandy menatap Jack lagi yang masih merosot di kursinya seperti seorang tuan muda.Fandy berjalan mendekat sambil tersenyum."Telepon Alfred dan beri tahu dia kalau aku punya kabar penting tentang pendiri yang ingin langsung kusampaikan padanya."Selama Alfred mendengar ini, dia pasti akan segera menemui Fandy. Bagaimanapun, mana mungkin dia tidak takut dengan pendiri Balai Tim Drag?"Haha, menarik. Apa aku akan melakukannya setelah kamu suruh? Bukankah itu membuatku kehilangan muka? Kalau kamu berlutut dan memohon padaku, mungkin aku akan melakukannya kalau suasana hatiku sedang baik."Begitu Jack mengatakan itu, Fandy menendangnya dan semua tulang di lengan kiri Jack langsun
"Jangan ikut campur! Dengan adanya Fandy di sini, apa yang bisa terjadi kalau sekarang aku minum racun? Para dokter itu cuma terlalu khawatir."Fandy juga tersenyum."Kak Wisnu, nggak apa. Terakhir kali setelah mengobati Pak Burhan, kesehatannya sangat baik. Dia nggak perlu menghindari apa pun. Ayo kemari dan cobalah."Melihat Burhan tersenyum dan mengangguk, Wisnu pun duduk. Hanya bersama Fandy dia bisa mengendurkan kewaspadaannya untuk bersenang-senang.Bagaimanapun, Fandy adalah dokter genius dan sangat kuat, jadi tidak akan ada masalah."Oh iya, kompetisi keterampilan medis yang kubilang terakhir kali sudah diputuskan. Kompetisi akan diadakan di Kota Yujino besok lusa, jadi kamu harus bergegas ke sana besok sebelum jam 12 siang. Bagaimanapun, ini adalah masalah yang sangat penting. Cuma ada total sembilan yang layak untuk direkomendasikan. Artinya, sembilan dokter pengobatan tradisional muda yang berbakat akan muncul dan berprestasi akan muncul dan salah satu dari kalian akan dipil
Sebagai orang tua yang cerdas, mana mungkin Dante tidak mengetahui sejak Heijo mencari seseorang untuk menyembuhkan Tuan Besar Rick dan surat perintah pembubaran oleh Fitri, dia tidak begitu tertarik pada Fandy lagi.Akan tetapi, dia juga bukan orang biasa dan tentu saja sudah memiliki rencana cadangan."Pak Heijo, ada sesuatu yang lupa kukatakan padamu. Ada alasan kenapa Fandy menguntit Fitri."Eh? Baru pada saat itulah Heijo fokus kembali, tetapi dia tetap tidak terlalu peduli."Apa itu? Cuma tertarik dengan penampilan, tabiat dan status Fitri setelah bertemu secara kebetulan, lalu mengejarnya dengan gila-gilaan? Itu sifat manusia."Dante menggelengkan kepalanya."Nggak, itu karena Fandy dan muridku bertunangan."Apa!?Raut wajah Heijo berubah dan sorot matanya menjadi dingin."Dante! Tahu nggak keseriusan masalah ini!?"Dia tidak mengatakan hal yang keterlaluan, tetapi mana mungkin Dante tidak menyadarinya."Aku nggak akan berbohong cuma untuk membunuh seseorang. Ini adalah kebenara
Sepuluh menit kemudian, Fandy menyeka bibirnya tanpa berhenti untuk bertanya."Aku sudah kenyang, sekarang bisakah aku bicara?"Fitri mengangguk."Kakekku sudah pulih dan baru akan bangun dalam beberapa hari ke depan."Fandy sama sekali tidak terkejut dengan hal ini. Bagaimanapun, Fitri adalah seorang seniman bela diri dan akan mengunjungi Tuan Besar Rick setiap hari, jadi tentu saja dia akan tahu apakah kakeknya membaik atau tidak.Lalu mengapa Fandy tidak mengatakan yang sebenarnya? Itu karena sama sekali tidak perlu. Kalau Tuan Besar Rick bisa membebaskannya, kelak dia dan wanita ini tidak akan ada hubungan apa pun. Jadi untuk apa repot-repot?"Baguslah."Fitri agak curiga karena Fandy yang tidak terlalu terkejut, tetapi terlalu memusingkannya. Sejak awal pria ini juga bukan keluarganya, jadi mana mungkin akan ada perasaan yang begitu dalam?"Jadi aku sangat berharap kamu bisa mengakhiri pertunangannya sendiri. Aku nggak mau kakekku menghadapi hal seperti itu setelah bangun!"Fandy
"Yang Kak Irvan katakan itu benar. Aku akan bersulang untuk kalian. Semoga kalian bersenang-senang di Kota Taro. Kalau kalian membutuhkanku, katakan saja."Sebenarnya Roni juga tahu mengapa kedua orang itu muncul ada di sini. Besok mereka pasti menghadiri pernikahannya. Akan tetapi karena ini berada di Klub Burma, tentu saja tidak cocok untuk mengungkit topik ini.Aldo dan Irvan mengangkat gelas mereka, tetapi Fandy duduk di sana dengan acuh tak acuh yang membuat Roni sangat kesal."Entah siapa nama kawan ini?"Roni masih muda dan energik. Dia bisa saja minum dan pergi, tetapi malah bersikeras untuk melampiaskan amarahnya dan melihat orang seperti apa Fandy itu. Ternyata Fandy tidak memberinya muka."Namaku Fandy. Aku bukan orang penting, tapi akan kunasihati kamu. Karena kamu berencana menikah, kamu harus menghormati pasanganmu, bukan?"Hah? Masih menceramahiku dalam melakukan sesuatu?Roni kesal, terutama karena dia belum pernah mendengar orang seperti Fandy.Akan tetapi saat dia hen
Eh? Sherry yang awalnya berencana menyuruh ketiga gadis itu duduk hanya berdiri di sana dengan linglung. Mengapa kalimat ini terdengar seperti eksekusi akhir?Aldo dan Irvan juga memasang wajah jenaka. Tidak masalah merebut orang lain, tetapi itu adalah seseorang dari Keluarga Hubert. Mereka tentu saja tahu apa yang ingin Fandy lakukan di Kota Taro kali ini."Kak, ka ... kamu masih menginginkan Caca?"Fandy yang sedang mengunyah semangka menyilangkan kakinya."Benar, aku cuma mau Caca dan itu nggak mempersulitmu. Katakan pada Tuan Muda Roni itu kalau dia masih punya akal sehat, suruh Caca kemari."Sherry masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi suara dingin Irvan terdengar."Kamu tuli atau kaki nggak bisa digerakkan?""Aku akan pergi sekarang juga!"Lucu, setiap tamu di sini yang bisa dia provokasi dan mereka yang datang pasti orang penting. Manajer sudah lama mengaturnya dengan jelas. Kalau tamu lain marah, bos besar punya cara untuk menyelesaikannya. Akan tetapi, ada beberapa yang past
Catherine, benarkah kamu yang mengingatkanku? Itu sama sekali tidak perlu. Aku belum melupakan janji yang kubuat kepadamu di pesta ulang tahun Pak Burhan hari itu.Meskipun Fandy tidak berani mengungkapkan Catherine adalah kekasihnya, perasaan Catherine terhadapnya sekilas bisa terlihat. Jadi sekarang Fandy tidak bisa memberi wanita ini kehidupan seumur hidup, setidaknya dia bisa membiarkan Catherine memutuskan kebahagiaannya sendiri dan bukan mematuhi kata-kata Ratu.Sesampainya di Kota Taro, matahari baru saja terbenam dan Irvan membawa Fandy ke sebuah klub malam."Kak Fandy, biar kuberitahu kamu. Kota Yujino adalah pusat politik dan beberapa hal harus dihindari, tapi Kota Taro nggak perlu. Itulah sebabnya malam ini aku akan membiarkanmu menikmati apa yang disebut bermain yang sesungguhnya."Sebenarnya Fandy tidak memiliki niat itu, tetapi dia memang sedang senggang, jadi dia hanya ikut untuk menghabiskan waktu."Klub Burma adalah klub malam termewah di Kota Taro. Ia menduduki pering
Setelah membaringkan Levron, Fandy pergi ke ruang tamu dan ragu sejenak sebelum menelepon Kak Eva.Pengalaman melihat pria kekar itu bisa memerintah penduduk Desa Debris sudah sulit untuk Fandy atasi setelah kehilangan keterampilan bela dirinya. Akan tetapi, keselamatan Levron masih harus dijamin, jadi tidak ada cara lain.Tidak lama, panggilan tersambung."Dik, ada apa?"Fandy merasa agak bersalah karena gagal memenuhi kewajibannya. Bagaimanapun, dia sudah berjanji."Kak, ini tanggung jawabku. Inilah yang terjadi. Ini tentang Levron."Setelah mendengarkan, Kak Eva berkata."Namanya Aurora, 'kan? Aku belum pernah mendengar orang itu. Aku akan mencari tahu, kamu nggak perlu khawatir tentang masalah ini. Aku berjanji Aurora tidak akan mencari masalah dengan Levron lagi."Lalu dia menambahkan."Jangan salahkan dirimu sendiri. Saat ini situasimu agak istimewa. Kakak mengerti."Benar! Sangat istimewa.Waktu berlalu dan Fandy menghabiskan hampir dua minggu dengan damai. Setiap hari dia pergi
Ini menunjukkan betapa luar biasanya Keluarga Ritos dari Delapan Keluarga Bela Diri Kuno itu.Setelah mobil dinyalakan, Fandy terdiam sejenak sebelum berkata."Apakah tadi Kepala Desa itu membicarakanku?"Entah mengapa Welly terlihat gelisah dan Levron pingsan, jadi hanya Aditya yang mengangguk."Benar, dia membicarakanmu!"Saat ini keterkejutan Aditya belum mereda. Ternyata kepala Desa Debris yang merupakan keturunan Keluarga Ritos dan seorang Kaisar Bela diri berutang nyawa pada Fandy? Status apa yang dimiliki pria ini?Setelah menerima jawabannya, Fandy tetap diam di tempat sambil mengingat wajah yang ada di pikirannya dengan cermat.Di bawah cahaya api unggun, kulitnya agak kecokelatan dan tidak terlalu tinggi. Dia juga memiliki jenggot tipis."Itu dia!"Tiba-tiba saja Fandy ingat. Itu terjadi beberapa tahun yang lalu, tidak lama setelah dia mulai belajar pengobatan dari gurunya. Saat itu dia harus pergi ke kota untuk menyelamatkan orang. Dalam perjalanan, Fandy pergi untuk mengump
Ekspresi Welly berubah dan sepasang matanya membelalak."D ... dia masih hidup?"Senyuman pria kekar itu semakin lebar."Bajingan, tahukah kamu apa yang kamu katakan? Mana mungkin bosku bisa mati? Kamulah yang telah mengecewakannya! Orang yang mengecewakannya harus menerima akibatnya!"Sambil menunjuk ke arah Fandy dengan tangan kanannya, pria kekar itu melanjutkan."Awalnya bos berencana untuk membius dia dan Levron, membiarkan mereka melakukan beberapa hal yang nggak senonoh di kasur dan direkam untuk kamu tonton, supaya kamu akan frustrasi dulu sebelum mulai menyerangmu. Sayangnya, sepertinya bocah itu adalah seorang dokter pengobatan tradisional dan ketahuan. Makanya aku langsung melakukannya saja."Welly terlihat sangat sedih."Nggak, saat itu aku terus menunggu, tapi dia nggak pernah muncul. Aku nggak bisa menunggu selamanya. Ini bukan salahku!"Mengetahui sekarang bukan waktunya untuk menanyakan hal-hal ini, Fandy segera berkata dengan suara rendah."Ayo pergi!"Sekarang orang s
Setelah keluar dari bar, para anggota Aula Anora dari Balai Tim Drag sudah menunggu. Sinta baru saja kembali ke markas Balai Tim Drag beberapa jam yang lalu untuk menangani beberapa urusan penting. Semua anggota Aula Anora ini adalah mereka yang menjaga Restoran Rusi dan tentu saja saat ini mereka diutus kemari.Saat mobil terus melaju, Aditya yang sedang mengemudi tiba-tiba berbicara."Aku ingat. Pantas saja Desa Debris terdengar nggak begitu asing."Eh? Fandy bertanya."Apa maksudmu?"Alamat yang ditinggalkan oleh orang kekar itu adalah Desa Debris dan nama desa tersebut memberikan orang kesan yang sangat aneh."Desa Debris adalah desa anak perusahaan Keluarga Ritos, kita benar-benar harus waspada."Tanpa perlu menatap Aditya, orang lain bisa mendengar rasa takut terhadap Keluarga Ritos ini dari suaranya."Keluarga Ritos itu menakutkan?"Aditya melirik ke arah Fandy dan merasa sangat aneh. Apakah orang ini benar-benar sosok yang bisa membuat seluruh Balai Tim Drag turun tangan? Ini p
Fandy berdiri di sana dan menyaksikan pria itu membawa pergi Levron yang tidak berdaya.Bukannya Fandy tidak mau menyerang, hanya saja dia tidak mampu karena merasa tertekan oleh aura pria kekar itu.Sekitar satu menit kemudian, raut wajahnya baru berubah."Sial!"Saat bertemu Nenek Hera, Fandy tidak merasa sedih sampai sejauh ini. Akan tetapi kali ini saat menghadapi pria kekar itu, ini memang perasaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.Apalagi kali ini melibatkan Levron. Kalau sesuatu benar-benar terjadi, Fandy tidak akan punya muka untuk bertemu dengan Kak Eva lagi.Setengah jam kemudian, bar telah dibersihkan dan bahkan para pelayan pun sudah pergi. Hanya ada Fandy yang sedang duduk seorang diri.Saat ini Janson bergegas masuk dengan seorang pemuda yang sangat tampan."Tuan Fandy."Setelah mengatakan itu, Janson menendang pemuda di sebelahnya ke lantai dengan bibir bergetar karena marah."Bajingan! Jelaskan pada Tuan Fandy bagaimana kamu menindas Levron!?"Pemuda itu adalah putr
Alex tertawa."Haha, boleh juga cari tahunya. Bahkan tahu adikku akan menikah! Tapi Fandy, kamu terlalu takabur. Apa kamu pikir aku cuma tong kosong nyaring bunyinya? Aku sudah mengancammu beberapa kali tanpa melakukan apa pun."Sambil melangkah ke depan, sorot mata Alex penuh dengan penghinaan."Itu karena Fitri bilang kalau sesuatu terjadi padamu terlepas ada bukti atau nggak, akulah yang melakukannya. Dia nggak akan pernah memberiku kesempatan untuk mengejarnya lagi. Kalau nggak, apa kamu pikir bisa aman sampai sekarang?"Fandy menyipitkan matanya. Sebenarnya dia selalu penasaran dengan masalah ini. Dengan Keluarga Hubert dari Kota Taro sebagai pendukung Alex, mana mungkin dia hanya berbicara tanpa melakukan apa pun? Ternyata Fitri yang telah membuka suara."Oke! Karena kamu berani membual, aku akan memberimu satu kesempatan terakhir. Kalau kamu benar-benar bisa membuatku berlutut di depanmu dan meminta maaf di hari pernikahan adik, semuanya tentu saja akan berakhir! Tapi kalau ngga