Pria paruh baya itu menoleh dan setelah melihat siapa yang menepuk bahunya, wajah marahnya langsung berubah menjadi senyuman menyanjung."Tuan Muda Irvan? Ka ... kamu bercanda? Mana mungkin aku berani mencarimu?"Plak!Irvan yang baru saja muncul langsung menamparnya tanpa mengatakan apa pun."Dasar pecundang! Siapa yang memberimu keberanian untuk berbicara dengan Kak Fandy seperti ini!?"Kak Fandy!Pria paruh baya itu syok dan merasa kulit kepalanya mati rasa. Irvan benar-benar menyebut Fandy dengan sebutan kakak? Akan tetapi, pertanyaannya adalah bagaimana bisa begitu? Bagaimanapun, Fandy adalah teman Claire. Statusnya sangat rendah sehingga dia bahkan tidak layak untuk menyentuh jari kaki Irvan.Akan tetapi, saat ini fakta sudah ada di depan mata. Mana mungkin pria paruh baya itu berani tidak percaya?"Tuan Muda Irvan, maafkan aku. Aku benar-benar nggak tahu."Plak!Tamparan lain mendarat dan Irvan mengayunkan tangan dengan kesal."Enyahlah! Kamu bahkan nggak layak untuk meminta maa
Fandy dan Irvan duduk di baris keempat. Setelah memberi isyarat kepada staf, mereka menyatukan dua sofa."Kamu begitu memujiku? Bagaimana kalau hubunganku dengan Balai Purnama nggak sedekat yang kamu kira?"Tindakan ini membuat Fandy agak penasaran. Bagaimanapun, semua yang datang adalah orang-orang hebat. Tindakan Irvan jelas-jelas memberi tahu orang lain kalau dia memiliki hubungan yang dekat dengan Fandy."Apa yang kamu katakan? Lebih baik untuk menambah satu teman. Aku akan menjelaskan dengan lebih praktis. Suatu saat nanti begitu ada kesulitan, aku bisa minta bantuan darimu. Kalau kamu mampu, nggak akan sungkan untuk membantuku. Kalau nggak mampu, aku juga nggak akan menyalahkanmu. Siapa yang bisa memprediksi segala sesuatu dalam hidup?"Fandy setuju dengan ini dan tersenyum tanpa berkata apa-apa lagi."Junior nggak layak untuk duduk di tiga baris pertama."Menurut ucapan Irvan, dia juga memamerkan statusnya. Junior hanya bisa duduk di baris keempat yang membuktikan status Irvan.
Irvan langsung menyadari ekspresi Fandy dan menepuk bahunya tanpa daya."Mungkin ini sudah takdir. Ikuti saranku, kamu nggak akan bisa bersaing dengan Ratu."Fandy mengerutkan kening dan bertanya."Semua barang dalam Pelelangan Goldilock ini butuh uang?"Kalau memang uang, belum tentu dia bisa melawan Ratu. Dia memiliki status seperti itu di Kota Yujino, mana mungkin akan kekurangan uang? Kecuali properti Guru telah dicairkan untuknya, bisa atau tidak hanya mengandalkan kartu platinum Bank Flag dari kakak seperguruannya akan menjadi pertanyaan."Nggak, semuanya dilelang sesuai dengan persyaratan tuan rumah, tapi sebagian besar adalah uang dan sebagian kecilnya adalah persyaratan acak. Nggak ada yang bisa menebaknya sampai tuan rumah menyebutnya."Setelah mengatakan itu, Irvan merasa pusing."Kak, kamu benar-benar ingin bersaing dengan Ratu?"Fandy tiba-tiba tertawa lagi."Kenapa? Khawatir membuatmu terlibat?"Irvan menggelengkan kepalanya."Nggak begitu. Awalnya lelang adalah hubungan
Irvan bergumam dengan suara rendah dan Fandy juga mengerutkan kening. Memang tidak ada yang menawarkan harga untuk pertama kalinya di seluruh aula. Terlihat kata-kata Irvan sebelumnya sama sekali tidak dibesar-besarkan."60 miliar."Kali ini suara sebelumnya terdengar lagi. Karena telah diubah oleh aplikasi, semua orang mendengar suara elektronik serupa yang tentunya merupakan semacam perlindungan bagi para tamu di ruang pribadi.Juru lelang juga orang yang tahu aturan. Dia tidak menunggu lagi dan langsung mengetuk palu."60 miliar terjual! Selamat!"Ini menunjukkan Ratu adalah orang yang sangat istimewa. Dia bisa saja membeli barang ini hanya dengan beberapa ratus juta, tetapi dia tetap membayar 60 miliar yang menunjukkan sebenarnya dia tidak kekurangan uang."Masih ada harapan untuk barang nomor 18?"Irvan berusaha untuk membujuk Fandy agar jangan terlibat konflik dengan Ratu, tetapi dia tidak mengerti pentingnya Buah Air Mata bagi Fandy."Kita lihat saja nanti. Aku sudah tahu apa ya
Semua orang di barisan belakang bisa melihat tindakan Fandy dengan jelas dan raut wajah mereka berubah. Mereka juga terus mengumpat di dalam hati. Dari mana datangnya si pemuda bodoh ini? Beraninya dia mencuri sesuatu dari Ratu? Pertanyaannya adalah bisakah kamu merebutnya? Benar-benar bodoh.Juru lelang juga melihatnya. Dia telah menjadi pembawa acara Pelelangan Goldilock selama lima atau enam tahun dan ini adalah pertama kalinya dia melihat seseorang yang berani bersaing dengan Ratu."Nona, Fandy mengangkat tangannya."Catherine yang ada di ruang pribadi juga sangat terkejut. Entah apa kekacauan apa yang Fandy lakukan di sini. Kalau masuk sendirian, bisa dimaafkan kalau dia tidak tahu. Akan tetapi setelah duduk di sebelah Irvan, bukankah dia sudah diingatkan?Oh? Ratu menunduk. Dari sudut mata bisa dilihat dia sedang tersenyum."Aku ingin melihat siapa dokter genius yang bisa dia undang."Hanya ada beberapa dokter genius sejati di Negara Limas. Bahkan banyak dari mereka yang disebut
Begitu kata-kata ini terlontarkan, seluruh tempat menjadi gempar. Lelang yang selalu sepi, tiba-tiba mulai riuh."Fandy, di ... dia benar-benar menukar Buah Air Mata dengan Kartu Kehidupan?"Catherine tidak bisa berkomentar. Memang seperti yang Nona katakan, pria ini sangat picik dan berpandangan sempit. Kalau Kartu Kehidupan digunakan dengan baik, imbalannya akan sangat luar biasa.Misalnya, Keluarga Kintana dari Kota Valencia sangat pintar. Mereka melelangnya setelah diumumkan. Lihat, sekarang mereka telah mendekati organisasi penting seperti Balai Purnama. Mereka langsung pergi dari Kota Valencia kecil ke Kota Yujino dan langsung berdiri kokoh.Bagaimana dengan Fandy? Dasar."Kalau nggak ada yang layak untuk dibawa di Kota Valencia, nggak perlu kembali."Nona tiba-tiba membuka mulut dan Catherine bisa merasakan kekesalan dari dirinya. Sejujurnya kalau Kartu Kehidupan ada di tangan Nona, ada banyak hal yang bisa dia lakukan. Sekarang Kartu Kehidupan malah disia-siakan oleh Fandy, jad
Waktu sudah menunjukkan tengah malam saat Fandy kembali ke Kota Valencia. Dia turun dari pesawat dan menyalakan ponsel, lalu menemukan banyak pesan telah dikirimkan kepadanya, semuanya adalah orang-orang yang meneleponnya.Di antara mereka ada Burhan dari Komunitas Ruby dan bahkan Fitri.Fandy tiba-tiba merasa bingung. Mengapa begitu banyak orang meneleponnya pada waktu yang di tengah malam?Setelah ragu sejenak, dia memutuskan untuk menelepon Pak Burhan lebih tulu. Takutnya Pak Burhan sampai menelepon beberapa kali selarut ini karena ada masalah besar."Pak Burhan, aku baru saja turun dari pesawat. Ada masalah apa?""Cepat kembali, ada kebakaran di vilamu. Apinya baru saja padam dan semuanya telah terbakar habis."Vila terbakar? Sosok Jack langsung terlintas di benak Fandy dan dia telah membuat keputusan di dalam hatinya.Setelah tiba di Komunitas Ruby, Fitri berdiri di depan pintu dan vila itu terbakar sampai tidak menyisakan apa pun."Perlu Tentara Markotop untuk campur tangan dalam
Tinggal sepanjang hari? Fitri memasang wajah sinis. Mengira bisa membuatku terkesan dengan cara ini? Benar-benar konyol. Sekalipun kamu tinggal bersama kakekku setiap hari, mana mungkin dia bisa bangun?Tanpa berpikir panjang lagi, Fitri berdiri di halaman setelah keluar sambil melihat ke luar seolah sedang menunggu seseorang.Sekitar setengah jam kemudian, sebuah mobil muncul dan Heijo keluar."Fitri, aku sudah mengundang Dokter Riko."Benar sekali, Fitri sangat ingin kembali ke Kota Valencia karena Heijo menelepon dan bilang dia telah mengundang Riko, dokter genius peringkat ketiga di Negara Limas.Meskipun peringkatnya hanya setingkat lebih tinggi dari Karlo, kesenjangan antara keterampilan medis keduanya sangat besar. Di antara para dokter genius, mereka yang bisa menempati peringkat tiga besar adalah orang yang memang hebat.Bahkan Fitri tidak layak mengundang Riko, jadi dia tidak menyangka Heijo benar-benar melakukannya.Entahlah, kemungkinan besar kali ini kakeknya akan sembuh.
"Yang Kak Irvan katakan itu benar. Aku akan bersulang untuk kalian. Semoga kalian bersenang-senang di Kota Taro. Kalau kalian membutuhkanku, katakan saja."Sebenarnya Roni juga tahu mengapa kedua orang itu muncul ada di sini. Besok mereka pasti menghadiri pernikahannya. Akan tetapi karena ini berada di Klub Burma, tentu saja tidak cocok untuk mengungkit topik ini.Aldo dan Irvan mengangkat gelas mereka, tetapi Fandy duduk di sana dengan acuh tak acuh yang membuat Roni sangat kesal."Entah siapa nama kawan ini?"Roni masih muda dan energik. Dia bisa saja minum dan pergi, tetapi malah bersikeras untuk melampiaskan amarahnya dan melihat orang seperti apa Fandy itu. Ternyata Fandy tidak memberinya muka."Namaku Fandy. Aku bukan orang penting, tapi akan kunasihati kamu. Karena kamu berencana menikah, kamu harus menghormati pasanganmu, bukan?"Hah? Masih menceramahiku dalam melakukan sesuatu?Roni kesal, terutama karena dia belum pernah mendengar orang seperti Fandy.Akan tetapi saat dia hen
Eh? Sherry yang awalnya berencana menyuruh ketiga gadis itu duduk hanya berdiri di sana dengan linglung. Mengapa kalimat ini terdengar seperti eksekusi akhir?Aldo dan Irvan juga memasang wajah jenaka. Tidak masalah merebut orang lain, tetapi itu adalah seseorang dari Keluarga Hubert. Mereka tentu saja tahu apa yang ingin Fandy lakukan di Kota Taro kali ini."Kak, ka ... kamu masih menginginkan Caca?"Fandy yang sedang mengunyah semangka menyilangkan kakinya."Benar, aku cuma mau Caca dan itu nggak mempersulitmu. Katakan pada Tuan Muda Roni itu kalau dia masih punya akal sehat, suruh Caca kemari."Sherry masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi suara dingin Irvan terdengar."Kamu tuli atau kaki nggak bisa digerakkan?""Aku akan pergi sekarang juga!"Lucu, setiap tamu di sini yang bisa dia provokasi dan mereka yang datang pasti orang penting. Manajer sudah lama mengaturnya dengan jelas. Kalau tamu lain marah, bos besar punya cara untuk menyelesaikannya. Akan tetapi, ada beberapa yang past
Catherine, benarkah kamu yang mengingatkanku? Itu sama sekali tidak perlu. Aku belum melupakan janji yang kubuat kepadamu di pesta ulang tahun Pak Burhan hari itu.Meskipun Fandy tidak berani mengungkapkan Catherine adalah kekasihnya, perasaan Catherine terhadapnya sekilas bisa terlihat. Jadi sekarang Fandy tidak bisa memberi wanita ini kehidupan seumur hidup, setidaknya dia bisa membiarkan Catherine memutuskan kebahagiaannya sendiri dan bukan mematuhi kata-kata Ratu.Sesampainya di Kota Taro, matahari baru saja terbenam dan Irvan membawa Fandy ke sebuah klub malam."Kak Fandy, biar kuberitahu kamu. Kota Yujino adalah pusat politik dan beberapa hal harus dihindari, tapi Kota Taro nggak perlu. Itulah sebabnya malam ini aku akan membiarkanmu menikmati apa yang disebut bermain yang sesungguhnya."Sebenarnya Fandy tidak memiliki niat itu, tetapi dia memang sedang senggang, jadi dia hanya ikut untuk menghabiskan waktu."Klub Burma adalah klub malam termewah di Kota Taro. Ia menduduki pering
Setelah membaringkan Levron, Fandy pergi ke ruang tamu dan ragu sejenak sebelum menelepon Kak Eva.Pengalaman melihat pria kekar itu bisa memerintah penduduk Desa Debris sudah sulit untuk Fandy atasi setelah kehilangan keterampilan bela dirinya. Akan tetapi, keselamatan Levron masih harus dijamin, jadi tidak ada cara lain.Tidak lama, panggilan tersambung."Dik, ada apa?"Fandy merasa agak bersalah karena gagal memenuhi kewajibannya. Bagaimanapun, dia sudah berjanji."Kak, ini tanggung jawabku. Inilah yang terjadi. Ini tentang Levron."Setelah mendengarkan, Kak Eva berkata."Namanya Aurora, 'kan? Aku belum pernah mendengar orang itu. Aku akan mencari tahu, kamu nggak perlu khawatir tentang masalah ini. Aku berjanji Aurora tidak akan mencari masalah dengan Levron lagi."Lalu dia menambahkan."Jangan salahkan dirimu sendiri. Saat ini situasimu agak istimewa. Kakak mengerti."Benar! Sangat istimewa.Waktu berlalu dan Fandy menghabiskan hampir dua minggu dengan damai. Setiap hari dia pergi
Ini menunjukkan betapa luar biasanya Keluarga Ritos dari Delapan Keluarga Bela Diri Kuno itu.Setelah mobil dinyalakan, Fandy terdiam sejenak sebelum berkata."Apakah tadi Kepala Desa itu membicarakanku?"Entah mengapa Welly terlihat gelisah dan Levron pingsan, jadi hanya Aditya yang mengangguk."Benar, dia membicarakanmu!"Saat ini keterkejutan Aditya belum mereda. Ternyata kepala Desa Debris yang merupakan keturunan Keluarga Ritos dan seorang Kaisar Bela diri berutang nyawa pada Fandy? Status apa yang dimiliki pria ini?Setelah menerima jawabannya, Fandy tetap diam di tempat sambil mengingat wajah yang ada di pikirannya dengan cermat.Di bawah cahaya api unggun, kulitnya agak kecokelatan dan tidak terlalu tinggi. Dia juga memiliki jenggot tipis."Itu dia!"Tiba-tiba saja Fandy ingat. Itu terjadi beberapa tahun yang lalu, tidak lama setelah dia mulai belajar pengobatan dari gurunya. Saat itu dia harus pergi ke kota untuk menyelamatkan orang. Dalam perjalanan, Fandy pergi untuk mengump
Ekspresi Welly berubah dan sepasang matanya membelalak."D ... dia masih hidup?"Senyuman pria kekar itu semakin lebar."Bajingan, tahukah kamu apa yang kamu katakan? Mana mungkin bosku bisa mati? Kamulah yang telah mengecewakannya! Orang yang mengecewakannya harus menerima akibatnya!"Sambil menunjuk ke arah Fandy dengan tangan kanannya, pria kekar itu melanjutkan."Awalnya bos berencana untuk membius dia dan Levron, membiarkan mereka melakukan beberapa hal yang nggak senonoh di kasur dan direkam untuk kamu tonton, supaya kamu akan frustrasi dulu sebelum mulai menyerangmu. Sayangnya, sepertinya bocah itu adalah seorang dokter pengobatan tradisional dan ketahuan. Makanya aku langsung melakukannya saja."Welly terlihat sangat sedih."Nggak, saat itu aku terus menunggu, tapi dia nggak pernah muncul. Aku nggak bisa menunggu selamanya. Ini bukan salahku!"Mengetahui sekarang bukan waktunya untuk menanyakan hal-hal ini, Fandy segera berkata dengan suara rendah."Ayo pergi!"Sekarang orang s
Setelah keluar dari bar, para anggota Aula Anora dari Balai Tim Drag sudah menunggu. Sinta baru saja kembali ke markas Balai Tim Drag beberapa jam yang lalu untuk menangani beberapa urusan penting. Semua anggota Aula Anora ini adalah mereka yang menjaga Restoran Rusi dan tentu saja saat ini mereka diutus kemari.Saat mobil terus melaju, Aditya yang sedang mengemudi tiba-tiba berbicara."Aku ingat. Pantas saja Desa Debris terdengar nggak begitu asing."Eh? Fandy bertanya."Apa maksudmu?"Alamat yang ditinggalkan oleh orang kekar itu adalah Desa Debris dan nama desa tersebut memberikan orang kesan yang sangat aneh."Desa Debris adalah desa anak perusahaan Keluarga Ritos, kita benar-benar harus waspada."Tanpa perlu menatap Aditya, orang lain bisa mendengar rasa takut terhadap Keluarga Ritos ini dari suaranya."Keluarga Ritos itu menakutkan?"Aditya melirik ke arah Fandy dan merasa sangat aneh. Apakah orang ini benar-benar sosok yang bisa membuat seluruh Balai Tim Drag turun tangan? Ini p
Fandy berdiri di sana dan menyaksikan pria itu membawa pergi Levron yang tidak berdaya.Bukannya Fandy tidak mau menyerang, hanya saja dia tidak mampu karena merasa tertekan oleh aura pria kekar itu.Sekitar satu menit kemudian, raut wajahnya baru berubah."Sial!"Saat bertemu Nenek Hera, Fandy tidak merasa sedih sampai sejauh ini. Akan tetapi kali ini saat menghadapi pria kekar itu, ini memang perasaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.Apalagi kali ini melibatkan Levron. Kalau sesuatu benar-benar terjadi, Fandy tidak akan punya muka untuk bertemu dengan Kak Eva lagi.Setengah jam kemudian, bar telah dibersihkan dan bahkan para pelayan pun sudah pergi. Hanya ada Fandy yang sedang duduk seorang diri.Saat ini Janson bergegas masuk dengan seorang pemuda yang sangat tampan."Tuan Fandy."Setelah mengatakan itu, Janson menendang pemuda di sebelahnya ke lantai dengan bibir bergetar karena marah."Bajingan! Jelaskan pada Tuan Fandy bagaimana kamu menindas Levron!?"Pemuda itu adalah putr
Alex tertawa."Haha, boleh juga cari tahunya. Bahkan tahu adikku akan menikah! Tapi Fandy, kamu terlalu takabur. Apa kamu pikir aku cuma tong kosong nyaring bunyinya? Aku sudah mengancammu beberapa kali tanpa melakukan apa pun."Sambil melangkah ke depan, sorot mata Alex penuh dengan penghinaan."Itu karena Fitri bilang kalau sesuatu terjadi padamu terlepas ada bukti atau nggak, akulah yang melakukannya. Dia nggak akan pernah memberiku kesempatan untuk mengejarnya lagi. Kalau nggak, apa kamu pikir bisa aman sampai sekarang?"Fandy menyipitkan matanya. Sebenarnya dia selalu penasaran dengan masalah ini. Dengan Keluarga Hubert dari Kota Taro sebagai pendukung Alex, mana mungkin dia hanya berbicara tanpa melakukan apa pun? Ternyata Fitri yang telah membuka suara."Oke! Karena kamu berani membual, aku akan memberimu satu kesempatan terakhir. Kalau kamu benar-benar bisa membuatku berlutut di depanmu dan meminta maaf di hari pernikahan adik, semuanya tentu saja akan berakhir! Tapi kalau ngga