"Kak Irana, aku bisa memastikan haid kamu baik-baik saja."Di Desa Persik, tepatnya di halaman depan sebuah tempat yang bernama Helty, Fandy Thio mengangkat tangannya dengan ekspresi tak berdaya.Di depannya ada enam wanita cantik dengan berbagai karakter, bisa dibilang mereka semua sedang antre dengan senyum."Aduh! Fandy, aku benaran merasa nggak enak badan, bagaimana kalau kamu ke kamar untuk membantuku memeriksa secara detail?"Fandy tersenyum pahit. Sejak tiga tahun lalu dia dibawa gurunya ke Desa Persik, dia perlu menghadapi gangguan para kakak seniornya. Sebenarnya dia memang sudah terbiasa, tapi Fandy mana bisa tahan kalau setiap hari diganggu oleh wanita-wanita yang begitu cantik ini."Irana jangan kelewatan.""Benar itu, sekarang giliran aku, minggir kamu! Bisa-bisanya mau masuk ke kamar untuk berbincang dengan Fandy?! Mimpi kamu!"Melihat Kak Gina duduk lagi, Fandy pun meminta ampun."Kakak semuanya, bisakah kalian seperti Kak Bella, Kak Indri dan Kak Eva yang serius latihan
Saat Fandy keluar lagi, keenam seniornya sudah pergi. Mungkin setelah Fandy pergi dari sini, mereka tidak akan tinggal di Desa Persik lagi.Kepikiran akan hal ini, Fandy pun marah. Tiga tahun lalu, guru membawanya kemari, lalu gurunya menghilang begitu saja, bisa dibilang sangat tidak bertanggung jawab.Tok, tok, tok!Terdengar suara pintu, Fandy pun menengadahkan kepalanya, lalu dia melihat ada beberapa orang asing berdiri di depan pintu. Meski pintu terbuka, mereka tidak masuk, bisa dibilang mereka sangat sopan santun.Setelah berjalan ke sana, dia melihat ada beberapa Mercedes Benz G yang diparkir di luar Helty, bisa dipastikan mereka adalah orang kaya."Maaf, apa Master Medis tinggal di sini?"Orang yang memimpin adalah seorang pria paruh baya berkacamata emas, dia terlihat sangat berpendidikan."Master Medis meninggalkan tempat ini sudah tiga tahun."Setelah mendapat jawaban ini, pria paruh baya itu terlihat kecewa. Master Medis adalah legenda di Negara Limas, tapi satu-satunya ha
Meskipun Fitri sangat mencintai kakeknya, bahkan rela menggunakan semua kemampuannya untuk menyembuhkan penyakit kakeknya, sekarang dia malah ingin kakeknya jangan bangun di saat ini, walau ini hal tak berbakti.Ini semua karena Fandy terlalu menyebalkan. Tidak hanya tidak bisa apa-apa, bahkan berani bersikap sombong di depannya, memang tidak berkaca siapa dirinya.Fandy tidak menjawab permintaan yang seperti sedekah itu, melainkan memeriksa denyut nadi kakeknya dan ekspresinya menjadi serius."Ternyata Racun Pir, tak heran bisa begini."Racun Pir? Fitri mengerutkan keningnya."Maksudmu kakekku terkena racun?""Benar! Saat ini, Racun Pir adalah racun terhebat di dunia ini, kalau baru saja kena, aku masih bisa menyembuhkannya. Tapi sudah berlalu setahun, bakal sulit untuk disembuhkan, ditambah aku butuh beberapa obat langka dalam waktu pengobatan! Untungnya keterampilan dokter yang sebelumnya kamu cari cukup baik. Meski nggak bisa menghilangkan racun itu, bisa membuat kakekmu bertahan l
"Tolong Dokter Felix menolong ayahku, aku rela mengorbankan semuanya!"Hugo menjadi cemas. Ayahnya sehat atau tidak, bagi keluarga ini adalah dua situasi yang berbeda. Apalagi sebagai putranya, wajib melakukan apa pun deminya."Ya sudahlah. Awalnya ayahmu nggak bisa bertahan sampai besok pagi. Karena aku sudah datang, kalian masih ada satu pilihan. Aku bisa memperpanjang waktunya sebulan, setuju atau nggak, kalian bahas dulu."Sebelum Hugo berbicara, pria tua yang di tempat tidur tiba-tiba berkata, tapi karena sesak, jadi perkataannya tidak terdengar jelas."Aku ... aku mau."Melihat situasi ini, Hugo tentu saja setuju karena hidup nyaman selama sebulan lebih baik daripada meninggal.Tak ada yang memperhatikan kalau Claire sudah keluar dari kamar, bahkan menunjukkan ekspresi ragu sambil memegang ponsel. Sebenarnya dia juga ingat dengan nomor yang dikatakan Fandy tadi siang. Bukan dia sengaja ingatin, melainkan dia memiliki ingatan yang baik."Kakek, aku rela melakukan apa pun demimu."
Keluarga yang terdiri dari tiga orang menatap Fandy. Wildan sangat bersemangat, tetapi istri dan putrinya memasang wajah meremehkan."Fandy, kamu sudah berkembang setelah pergi selama tiga tahun."Meskipun ucapan Wanda adalah pujian, bahkan orang bodoh pun bisa mendengar penghinaan dalam nada bicaranya."Rolls-Royce? Kak Fandy, kamu luar biasa. Lain kali pasti akan ada helikopter yang menjemputmu."Chaesa bahkan lebih keterlaluan, sama sekali tidak menyembunyikan penghinaan di wajahnya."Paman Wildan, lain kali aku akan datang menemuimu."Menyelamatkan orang itu penting, tetapi Fandy tidak terlalu peduli tentang itu. Bagaimanapun, orang lain memiliki Kartu Kehidupan dan perintah guru sulit untuk didapatkan.Wildan memimpin untuk mengantarnya pergi, jadi Wanda dan Chaesa harus mengikuti. Meskipun ekspresi mereka berubah setelah melihat Rolls-Royce Phantom di pintu masuk halaman, sebenarnya memang seperti itu."Maaf, kamu Tuan Fandy?"Di samping mobil ada seorang pria berjas dan sepatu k
Meskipun Claire dan Hugo tidak mengerti, saat ini Felix sangat ketakutan hingga duduk di atas lantai. Semua kesombongannya tadi telah hilang, jadi dia tentu saja mengerti kalau Fandy memiliki bakat yang nyata."Cabut tiga jarum dalam satu jam dan besok kakekmu akan pulih setelah bangun."Setelah mengatakan ini, Fandy berbalik dan pergi. Dia datang kemari hanya untuk memenuhi Kartu Kehidupan yang ditinggalkan oleh gurunya, tidak ada yang lain."Tiga Jarum Mistis. Ya ampun, aku benar-benar menyaksikan Tiga Jarum Mistis dengan mata kepala sendiri."Hugo yang telah sadar buru-buru mendorong putrinya."Cepat kejar!"Kemudian, dia sendiri membantu Felix berdiri."Apa itu Tiga Jarum Mistis?"Felix tanpa sadar bertanya."Tiga Jarum Mistis adalah salah satu teknik akupunktur ajaib dalam pengobatan tradisional. Kebanyakan penyakit bisa disembuhkan dengan teknik ini. Meski sudah tersebar hingga saat ini, cuma segelintir orang yang benar-benar bisa menggunakannya. Aku telah mempraktikkannya selama
Fandy berbalik dan melihat itu memang Chaesa, benar-benar sial.Awalnya dia tidak ingin memedulikannya. Akan tetapi setelah teringat sesuatu, dia pun akhirnya berkata."Chaesa, tolong jangan khawatirkan tentang apa yang ayahmu katakan. Nggak mungkin kita bisa bersama. Aku akan mencari kesempatan untuk memberi tahu ayahmu paling lama dalam sebulan."Chaesa tersenyum."Haha, kamu agak sadar diri, itu juga menyelamatkanku dari masalah. Sebaiknya kamu menepati janjimu atau kamu akan menyesal kalau benar-benar membiarkanku menggunakan caraku."Lucy yang ada di sebelahnya juga ikut menimpali."Kamu baru saja kembali, jadi mungkin nggak tahu betapa terkenalnya Chaesa-ku. Ada terlalu banyak orang yang mengejarnya. Kalau memilih satu secara acak, kamu nggak akan bisa menandinginya. Belum lagi ada banyak anak muda tuan dari keluarga kaya."Segera, dia melirik ke arah Rolls-Royce Phantom yang lampu belakangnya hampir menghilang."Orang menyewa mobil cuma untuk pamer, sifatnya nggak mungkin beruba
"Haist, ini salahku. Alasan utamanya adalah pria itu masih terlalu muda, jadi sebelum merawat tuan besar dari Keluarga Kintana, aku punya konflik dengannya, jadi aku nggak punya informasi apa pun."Fitri mengerti, ini juga bukan salah Felix. Kalau itu orang lain, siapa yang akan percaya kalau seorang pemuda berani mengatakan keterampilan medisnya lebih baik daripada Felix yang berada di peringkat sepuluh besar di negara ini?"Terima kasih, Dokter Felix. Aku akan meminta bantuan Keluarga Kintana."Tidak peduli bagaimanapun juga, lebih baik memiliki harapan daripada tidak sama sekali. Dibandingkan dengan Master Medis, pemuda ini pastilah orang yang ingin dia perjuangkan.Fandy merasa sangat kenyang ketika keluar dari Gedung Nasar. Harus dikatakan kalau makanan di sini memang enak dan sepadan dengan harganya.Saat ini Wildan menelepon dan sebelum pergi, dia terpaksa meninggalkan informasi kontak baru."Paman Wildan, ada masalah apa?""Dasar bocah nakal, malam ini datang tinggallah di ruma
Saat ini di luar, Heijo datang perlahan dengan senyuman di wajahnya."Bahkan nggak bisa merasakan aura pembunuh yang sengaja kuaktifkan. Orang bernama Fandy ini biasa saja."Heijo ingin mengujinya. Kalau tidak, mustahil bagi siapa pun bisa tahu kedatangan dan kepergiannya dengan yang dia miliki."Kamu Heijo?"Tiba-tiba, seorang wanita muncul di depan dan menghalangi jalan Heijo.Dia menyipitkan mata untuk mengamatinya dan tersenyum."Haha, ini Fitri. Nggak kusangka pertemuan pertama kita di tempat dan waktu seperti ini."Heijo telah melihat foto Fitri berkali-kali. Meskipun setelah ramalan guru dan Fitri sangat jelek, dia akan menikahi serta memperlakukannya dengan baik. Akan tetapi, mana mungkin pria tidak mendambakan wanita cantik?Setelah melihat foto itu, Heijo sangat kagum dan tentu saja sangat bahagia. Jadi pada dasarnya, dia telah memutuskan Fitri adalah kekasihnya."Kamu memang sangat kuat. Aku bisa tahu cuma dari aura pembunuhmu."Saat ini Fitri merasa rumit. Dia tidak pernah
Sesampainya di Komunitas Ruby, Fandy memarkir mobil di tempat parkir depan pintu masuk sebelum memberikan kunci kepada satpam dan memberi tahu Jessy untuk mengutus seseorang mengambilnya.Saat berjalan masuk dan melewati vila Catherine, Fandy melihat Catherine sedang duduk di halaman pada malam seperti ini."Mau masuk dan duduk-duduk?"Setelah keduanya saling memandang, Catherine mengajaknya."Nggak, aku agak capek."Rasa penasaran melintas di mata Catherine. Fandy kembali dari Tentara Markotop dengan selamat? Mustahil untuk mengatakan penangkapan Tentara Markotop adalah kesalahpahaman.Bukankah konyol sekali kalau Tentara Markotop datang menangkap orang tanpa bukti?"Fandy, rahasia apa lagi yang kamu punya?"Setelah bergumam, Catherine mengambil keputusan. Bukankah itu tujuan Nona mengutusnya ke sini? Akan tetapi, sebuah suara bergema di dalam hatinya dan menyuruhnya untuk jangan mencari sisi lain Fandy. Kalau tidak, mungkin akan ada kemungkinan kecil untuk bersama Nona.Begitu memasu
"Fandy, namaku Ronald, aku adalah kapten Tentara Markotop. Kakekku dan Pak Burhan pernah menjadi rekan seperjuangan."Dengan adanya hubungan ini, sikap Fandy tentu saja berbeda. Pak Burhan adalah pahlawan perang, mana mungkin kakek Ronald bisa lebih buruk dari itu?"Haha, ada apa Kak Ronald mencariku?""Begini, Mark adalah keponakanku. Dari apa yang kuketahui tentang apa yang terjadi, masalah di antara kalian berdua nggak terlalu besar. Coba lihat bisa nggak kamu memberiku muka dan membiarkannya meminta maaf kepadamu? Sejujurnya, aku baru mengetahui masalah ini."Fandy menepikan mobilnya dan tertawa."Boleh. Karena Kak Ronald sudah angkat bicara, aku pasti akan memberimu muka."Lagi pula, masalah mereka berdua belum terlalu dalam. Kalau tidak, siapa pun yang mencarinya tidak akan ada gunanya."Kalau begitu, terima kasih banyak. Aku akan menyuruh adikku untuk mendisiplinkan Mark dengan baik."Karena sudah seperti ini, Fandy tentu saja pulang ke rumah.Jessy yang juga duduk di dalam mobi
Reaksi Ronald membuat Mark tertegun sejenak, lalu dia tertawa."Fandy, temanku ...."Sebelum menyelesaikan ucapannya, Ronald tiba-tiba menatap Mark dan suaranya agak meninggi."Katakan sejujurnya, yang mau mencari tahu tentang Fandy itu kamu atau temanmu?"Mana mungkin dia tidak mengenal keponakan ini si tuan dari Keluarga Westly yang paling pintar membuat onar? Sebagai kapten Tentara Markotop, orang berbahaya dan licik seperti apa yang belum pernah dia tangani? Mana mungkin dia tidak bisa melihat apakah ucapan yang seseorang lontarkan itu kebohongan atau bukan?Saat ini semua orang juga melihat ke arah mereka, terutama Harjono yang berdiri dan berkata dengan tegas."Katakan yang sebenarnya pada pamanmu!"Mana mungkin seseorang yang berpengalaman tidak bisa melihat keseriusan Ronald?Meskipun Mark ragu, dia masih buru-buru berkata."Paman, benar, akulah yang ingin mencari tahu. Aku dan Fandy ini punya masalah, tapi itu nggak penting lagi. Aku melihatnya dibawa pergi oleh anggota Tentar
Akhirnya, Jessy memikirkannya."Sudahlah! Aku belum pernah bertaruh sekali pun seumur hidupku, jadi kali ini aku akan menemanimu untuk menggila bersama!"Tepat setelah dia mengatakan ini, tiga mobil tiba-tiba muncul di depan yang berhenti secara menyamping dari depan dan belakang sampai membuat Jessy terpaksa menginjak rem."Mau memberontak? Beraninya menghentikan mobilku?"Akan tetapi saat berikutnya, dia melihat plat nomornya dengan jelas dan langsung membeku."Gawat, ini mobil ayahku."Benar saja, pintu Rolls-Royce yang berhenti di depan terbuka dan seorang pria paruh baya muncul. Adik Jessy yang bernama Hilman juga berada di sampingnya."Hilman sialan, pasti dia yang mengadu."Setelah menoleh, Jessy terlihat menyedihkan."Kak Fandy, bisakah kamu turun denganku? Kalau nggak, kali ini ayahku pasti akan membunuhku. Tolong bantu aku."Fandy merasa tidak berdaya, tetapi bagaimanapun juga, Jessy juga telah membantunya dalam mendapatkan Bunga Alea. Jadi bantuan kecil ini bukanlah masalah.
"Cepat biarkan dia masuk!"Setelah memastikan ingatannya, Dante buru-buru memberi perintah dan mengejutkan semua orang, orang lain muncul di aula setelah kalimat itu terlontarkan.Mereka yang hadir tidak menyadari bagaimana orang ini bisa masuk.Dia terlihat muda, cukup tampan dan tabiatnya sangat unik. Meskipun berdiri di tengah kerumunan ratusan atau ribuan orang, dia adalah tipe orang yang langsung terlihat sekilas."Ketua Dante, Tetua Kesembilan dari Sekte Benji memberi salam."Heijo tersenyum dan menangkupkan tangannya.Ini jelas masalah besar dalam senioritas, tetapi Dante tidak berpikir demikian. Sebaliknya, dia bergegas mendekat dengan penuh semangat tanpa berani untuk terus duduk di ujung meja."Sungguh suatu kehormatan bagi kami bisa menerimamu di sekte kami."Setelah keduanya duduk bersama, Heijo berkata."Hari ini aku datang untuk Fitri, murid Ketua Dante. Kamu pasti sudah ingat apa yang guruku katakan delapan tahun lalu, 'kan?"Dante mengangguk."Kukira saat itu cuma canda
Irana bertanya setelah mengedipkan matanya yang besar beberapa kali."Cuma itu? Apa kamu yakin bukan karena belakangan ini terlalu tertekan dan butuh aku untuk menghiburmu?"Fandy tersenyum getir."Benar cuma ini. Kuharap kakak bisa membantu.""Oke, aku mengerti. Benar-benar membosankan. Kalau tahu lebih awal, aku nggak akan membantumu memancing Kak Gina pergi."Pada saat yang sama, Sekte Yukaro sangat muram. Bagaimanapun, Tetua Tertinggi yang dianggap sebagai pelindung sekte tersebut telah meninggal. Siapa yang bisa merasa senang?"Ketua! Benarkah itu?"Beberapa hari telah berlalu. Mereka berkumpul di aula dewan setiap hari, tetapi tidak ada yang mengucapkan sepatah kata pun sepanjang waktu. Saat ini wakil ketua memelototi mereka dan yang lain jelas tidak bisa menahan napas.Dante melihat ke sekeliling dan berkata dengan nada dingin."Kalau nggak, bagaimana? Bahkan Tetua Tertinggi pun tewas tersambar petir. Mungkinkah kita masih bisa membunuh Fandy?"Semua orang diam. Benar, meskipun
Raut wajah Fandy berubah. Kak Gina juga datang? Satu Kak Irana sudah cukup memusingkan. Kalau Kak Gina juga muncul, dia benar-benar tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi."Tapi aku sudah mengalihkan perhatian Kak Gina. Kalau nanti kamu bekerja sama denganku dan nggak melawan, aku nggak cuma akan membantumu, tapi kujamin Kak Gina nggak akan datang kepadamu untuk sementara waktu."Meskipun ucapan selanjutnya membuat Fandy lega, mungkin apa yang disebut kerja sama Kak Irana tidak sesederhana itu.Benar saja. Setelah Irana mendekat, Arnold yang memasang wajah berseri-seri melihatnya duduk tepat di samping Fandy, lalu mencium pipi Fandy."Sayang, maaf terlambat."Apa!?Arnold memegang kursi dengan tangan kanannya dan tubuhnya menggigil sampai nyaris jatuh.Akan tetapi, semua pria biasa yang melihat adegan ini seolah mendengar suara hati mereka hancur. Ternyata ada pria kampungan yang begitu disayangi wanita cantik seperti ini?Jujur saja, Fandy sangat kesal dan menertawakan reaksi s
"Benar, ada apa?"Setelah mendapatkan kepastian, Arnold memasang raut wajah aneh."Dua jam yang lalu, Wildan mengajukan permohonan untuk mengundurkan diri dari rencana pengembangan Grup Bintang. Menurut kontrak, dia harus membayar ganti rugi yang tinggi yang nggak akan bisa dia bayar meskipun menjual perusahaannya. Pada akhirnya, Wildan cuma mengatakan satu hal padaku. Kalau ada pertanyaan, carilah Fandy."Berhenti? Fandy menghela napas tanpa berkata apa-apa, kemudian mengambil cangkir teh dan menghabiskan semuanya dalam satu tegukan. Mana mungkin dia tidak tahu alasan Wildan mengundurkan diri? Takutnya keluarga yang terdiri dari tiga orang itu harus meninggalkan Kota Valencia.Meski Fandy diam saja, Arnold melanjutkan."Hal semacam ini, toh aku baru menjabat dan ini masalah besar, jadi aku bertanya kepada presdir. Nggak disangka dia setuju. Nggak cuma nggak perlu bayar ganti rugi, tapi kuota kerja sama juga akan disediakan untukmu."Karena sudah bertemu dengan Catherine, Arnold tentu