Fitri mengabaikan Fandy dan langsung masuk bersama Sharon.Jenderal Perang Dominic memberi tahu Karlo bahwa akan ada klinik gratis bernama Klinik Tongka, jadi wajar saja jika Fitri datang.Bukan hanya datang, mereka juga mencari beberapa orang biasa, jadi kemungkinan terpilih tentu saja akan lebih besar. Tentu saja, Fitri tidak berani terlalu terang-terangan, kalau tidak akan mendapat masalah jika Karlo mengetahuinya."Arnold, ada apa?"Setelah berjalan beberapa langkah ke depan, Fandy menyadari bahwa Arnold masih berdiri di sana dengan pandangan kosong."Sial!"Seolah terbangun oleh suara itu, Arnold meraih lengan Fandy dan sangat bersemangat."Apa kamu baru saja melihat wanita itu? Ya Tuhan! Apa memang ada wanita secantik ini di dunia? Aku hanya melihatnya sekali dan merasa jiwaku diambil olehnya."Tentu saja Fandy tahu bahwa temannya sedang membicarakan Fitri. Bukan hanya dia, tapi banyak orang di aula yang melihat ke arahnya."Selain kecantikan, apa lagi yang kamu temukan?"Setelah
Saat ini, seorang pemuda muncul di lobi, mengangkat ponselnya dan memberi isyarat."Sekarang aku mulai mengundi nomornya. Totalnya ada sepuluh nomor. Yang terpilih menunggu nomornya dipanggil untuk menemui dokter, sementara yang lain akan diperiksa Dokter Herman."Setelah melihat pemuda ini, Fandy memasang ekspresi aneh. Bukankah ini pria yang ditemuinya di restoran sayur asam tadi malam?Jika dipikir-pikir, pria tua yang menyelamatkan wanita itu pastilah dokter genius Karlo. Pantas saja keterampilan medisnya begitu hebat. Fandy hanya mengarahkannya, Karlo dengan cepat menjadi paham.Setelah melirik ke arah Arnold yang gugup di sampingnya, Fandy ragu-ragu lagi dan memutuskan untuk pergi ke sana nanti, karena dengan pemeriksaan dari Karlo akan membuat temannya merasa lebih tenang, sekalian mengurus sesuatu.Setelah sepuluh nomor diambil, Arnold tersenyum pahit, Fitri di sana juga sedikit menggelengkan kepalanya."Nggak ada yang terpilih?"Sharon juga tercengang. Sial sekali. Dia, Fitri
Fitri tercengang. Dia jelas tidak terpilih, jadi bagaimana dia bisa diterima oleh Karlo? Ini sangat tidak masuk akal."Terima kasih, kami akan pergi ke sana sekarang juga!"Sharon langsung bereaksi dan menyetujui, kemudian berkata pada Fitri."Nyonya, meskipun ini agak aneh, untuk apa terlalu dipedulikan? Ini menyangkut nyawa kakekmu."Fitri berpikir ini juga ada benarnya, tidak perlu terlalu mengkhawatirkan hal semacam ini.Ketika keduanya hendak masuk, Fandy keluar dari ruangan. Meskipun melewati mereka berdua, dia tidak mengatakan sepatah kata pun."Dia juga dipilih? Beruntung sekali dia."Sharon bergumam dan Fitri masuk tanpa berpikir terlalu banyak."Hormat kepada Dokter Karlo."Karlo duduk di kursi tanpa ada niat untuk bangun dan berkata sambil tersenyum."Dewi Perang nggak perlu sopan. Aku sudah tahu tentang kakekmu. Aku cuma ingin memberitahumu kalau aku akan pergi ke rumahmu setelah aku selesai merawat sepuluh orang di sini."Ini ... meskipun Fitri sangat terkejut, dia tetap m
"Maksudmu, nggak seharusnya dia menyuruh Karlo melihat kakekku?"Sharon melambaikan tangannya dengan ketakutan."Nggak, nggak! Nyonya, kamu tahu bukan itu maksudku.""Nggak ada salahnya kurangi bicara. Nggak peduli bagaimanapun, kali ini Fandy melakukan hal yang baik."Semakin Fitri mengatakan ini, semakin tidak nyaman perasaan Sharon."Tuan, Fandy masih punya motif tersembunyi. Dia melakukan segalanya demi menyelamatkan Tuan Besar Rick apa lagi kalau bukan karena kontrak pernikahan itu? Saat Tuan Besar Rick bangun, kamu pasti akan mendengarkan apa pun yang dia katakan."Sampai Fitri pun terdiam. Sepertinya Sharon benar."Nggak masalah lagi. Aku cuma berharap kakek bisa selamat. Untuk masalah lainnya, kita bicarakan lagi lain kali."Sebenarnya bisa mengatakan ini membuktikan pandangan Fitri terhadap Fandy telah berubah. Dia tidak lagi keras dan tegas seperti sebelumnya, dia sendiri juga tidak menyadarinya.Pada pukul dua siang di rumah Fitri, Karlo perlahan berdiri."Karena kamu sudah
Fitri melihat Tetua Keenam mengeluarkan sebuah kotak. Setelah membukanya, aroma aneh tercium."Ini apel reddel. Aku bisa meminjamkannya kepadamu dulu supaya semua bawahanmu bisa menciumnya. Mungkin saja akan ada keuntungan."Fitri tidak mengambilnya karena dia merasa aromanya tidak asing dan dia pasti pernah menciumnya pada seseorang sebelumnya."Kenapa? Kamu ingat sesuatu?"Sadar oleh kata-kata Tetua Keenam, Fitri buru-buru berkata."Belum. Tetua Keenam tenang saja, aku akan mengutus lebih banyak orang untuk menyelidiki masalah ini.""Oke, maaf sudah merepotkanmu, Fitri. Bagaimanapun juga, kamu adalah muridku dan ini juga melibatkan reputasi sekte kita. Intinya harus ada penjelasannya."Setelah Tetua Keenam pergi, Fitri tiba-tiba membeku di tempat karena dia ingat mengapa bau ini tidak begitu asing, karena dia menciumnya di tubuh Fandy.Tadi malam dia dan Fandy tidur di kasur yang sama dan masih penasaran apakah semua pria harum? Setelah itu, dia menganggap Fandy menggunakan parfum pr
Benar saja, Arnold menatap Fandy dan terlihat jelas berusaha keras untuk menekan amarahnya."Fandy! Aku sudah sadar, wanita seperti ini nggak layak untuk dipertahankan."Fandy mengangguk sambil mengeluarkan ponselnya, sementara Denada masih mencibir."Eh? Dari nadamu itu, kamu masih ingin membalas dendam padaku? Pertanyaannya adalah apakah sekarang kamu layak? Pria terpuruk yang diusir telah membuatku tertipu dan datang ke Kota Valencia, masih berani bicara dengan begitu sombong?"Pria itu juga mengancam."Benar-benar nggak tahu diri!"Saat ini panggilan Fandy juga terhubung dan tentu saja itu adalah Catherine. Meskipun hubungannya dengan wanita ini masih tidak jelas, dia tahu Catherine tidak akan menolak selama dia membuka mulut."Fandy, ada apa?""Bantu aku memecat dua orang dari kantormu di Kota Valencia. Yang satu Denada dan yang lainnya pacarnya.""Oke!"Setelah mengakhiri panggilan, Fandy menepuk bahu Arnold."Ayo pergi, sudah beres."Arnold langsung merasa nyaman dan pergi bersa
Fandy memasang wajah aneh dan memiliki pemikiran yang sama dengan manajer. Apakah Tentara Markotop begitu menganggur atau ada sesuatu yang tidak dia ketahui?"Kak, apa-apaan ini? Ini pertama kalinya aku mendengar Tentara Markotop juga mengurus hal ini?"Kedua gadis itu bergegas pergi dan Arnold menatap Fandy dengan mata terbelalak, seolah ingin mendapat jawaban darinya."Duduklah, mungkin mereka menggunakan cara ini untuk menangkap buronan."Arnold juga percaya pada analisis ini. Kalau tidak, pasti akan sulit untuk dijelaskan."Oh iya, apa pendapatmu tentang Mia? Sampai sekarang aku masih nggak percaya bisa melihat siswi tercantik yang polos di sini."Mata Fandy terkulai dan dia juga tidak bisa memercayainya. Bagaimanapun, dia berpacaran dengan Mia saat masih muda dan telah bersama selama dua tahun.Meskipun saat itu semuanya sangat polos, ciuman sudah merupakan batasan dan mustahil sampai naik ke atas kasur atau semacamnya. Akan tetapi, kenangan yang tertinggal tetap sangat indah.Mia
Mana mungkin Fandy tidak tahu? Tatapan itu seolah mengatakan, "Apakah kamu punya bukti?""Nggak kenal ya nggak kenal, untuk apa aku melihatnya lebih cermat?"Fitri mencibir sambil menunjuk dan berkata."Ada aroma apel reddel di tubuhmu. Tadi malam aku menciumnya dan sekarang juga masih tercium! Orang di foto itu pernah ke tempat apel reddel, jadi aku punya alasan untuk curiga kalau kamulah tersangka utama dalam kematiannya!"Fandy perlahan bersandar di sofa sambil menyilangkan kaki, penampilannya sangat acuh tidak acuh."Aroma? Menarik. Kalau seorang wanita meninggal dan kamu mencium parfum yang sama pada wanita lain, terus kamu bisa menuduhnya sebagai pembunuh? Logika apa itu!?"Fitri sangat marah. Sebenarnya dia tahu akan seperti ini, tetapi tidak disangka Fandy telah menjadi bajingan seperti ini. Dia tahu persis keterampilan seperti apa yang dimiliki murid Tetua Keenam, mustahil bagi orang biasa untuk membunuhnya meskipun membawa senjata."Kalau begini, kamu bisa melapor ke Tentara
Saat ini siapa yang tidak terpikat dengan aura yang Fandy tunjukkan, apalagi saat sedang berbicara dengan seorang wanita?Catherine juga sama, tetapi dia tidak melupakan beberapa fakta yang ada."Fandy, dengarkan baik-baik! Kalau kamu berani muncul di hari pernikahanku, kamu akan menjadi orang yang paling kubenci dalam hidupku."Catherine pergi setelah mengatakan ini. Hatinya sangat sedih, siapa yang tidak menginginkan kebahagiaannya sendiri? Tidak semua orang memiliki hak itu.Meskipun sepertinya ucapan berani Fandy datang dari hati, jangankan Ratu. Keluarga Hubert dari Kota Taro saja bukanlah sesuatu yang bisa dilawan oleh Fandy saat ini.Daripada pergi ke ujung dunia bersama-sama, dia lebih suka melihat orang yang dia cintai menjalani hidup ini dengan damai.Setelah mengatakan semua yang harus dikatakan, Fandy tidak mengejarnya. Pada hari pernikahan Catherine, dia akan memenuhi janjinya.Tidak lama setelah keluar, Fandy dihentikan oleh seseorang. Ternyata itu adalah Jessica dan Alex
"Fandy!"Alhasil saat membalikkan tubuh, kebetulan saja Burhan melihat Fandy dan langsung memanggilnya.Karena tidak ada pilihan lain, Fandy terpaksa menahan diri dan menghampiri.Benar saja, Fitri mengerutkan kening dan segera berkata."Pak Burhan, aku akan pergi ke tempat lain dulu."Fandy dan Pak Burhan adalah tetangga saat berada di Kota Valencia. Setelah mengetahui keterampilan medis Fandy, Fitri juga bisa menebak malam ini pria itu pasti akan hadir di pesta ulang tahun.Burhan tidak terlalu memusingkannya dan menatap Fandy yang baru saja menghampiri sambil tersenyum."Fandy, biar kuperkenalkan padamu. Dia adalah putraku, ayah Lusiana."Rega berada di puncak karirnya dan wajahnya agung. Meskipun dia berbicara kepada Burhan dengan hormat, sorot matanya langsung menjadi sangat tajam saat menoleh untuk melihat Fandy."Dasar bajingan, apa kamu menginterogasi tahanan?"Saat berikutnya, Burhan menghardiknya yang membuat mata Rega berkilat dengan pasrah.Anak ini telah membuat putriku te
Akhirnya Fandy tiba di markas Pasukan Serigala Ganas. Dia memang agak ragu dan bahkan tidak tahu alasannya.Mengikuti Stira sampai ke ruangan tertentu di bawah tanah, ternyata Fitri sudah ada di sana, sementara Kenzo dikurung di dalam sangkar. Dari penampilannya yang menyedihkan itu, bisa dilihat kalau dia sudah sangat menderita. Akan tetapi, semua itu bukanlah apa-apa bagi seorang master seperti Kenzo."Kenzo, aku sudah datang. Sekarang kamu bisa bicara."Hati Fitri menjadi rumit karena akan segera mengetahui kebenarannya. Akhirnya apakah ada rencana tersembunyi atau Fandy hanya takut mati akan terungkap.Sambil tersenyum, Kenzo berdiri dan perlahan menghampiri pagar besi sambil menatap Fandy."Sudah datang, ya."Seketika tawa histeris Kenzo menyebar ke seluruh ruang bawah tanah ini."Haha! Ternyata kamu datang, wanita ini memang sangat penting bagimu! Tapi terus kenapa kalau kamu datang? Aku cuma mempermainkanmu. Kamu pernah mempermainkanku sekali, jadi sekarang kita dianggap impas."
Setelah menatap Fandy dengan aneh, Arnold tertawa dan mengumpat."Apa lagi yang bisa kupikirkan? Kamu membuat hubunganku dengan manajer sampai ke titik beku. Karena sekarang ada kesempatan, aku pasti akan melarikan diri."Jevinca yang ada di samping tidak bisa berkata-kata. Dia tahu Fandy jelas bukan orang biasa, mungkin hanya Arnold yang berani bicara seperti itu."Jangan lupa dengan pesta pertunangan Nana besok lusa, dia menyuruhku untuk mengingatkanmu lagi.""Aku sudah berjanji padanya, jadi aku pasti akan pergi."Memurnikan Tulang Naga Sejati adalah prioritas utama, masalah lainnya harus dikesampingkan. Akan tetapi, perjalanan ke Kota Yujino tidak menunda banyak hal. Pergi pada pukul empat pagi dan mulai pemurnian pada malam hari, kemudian kembali keesokan harinya juga tidak masalah.Setelah kembali dari kamar mandi, tiba-tiba Arnold menarik Jevinca."Fandy, maaf, kami harus pergi dulu."Fandy bingung."Perlu kubantu?"Setelah sepakat untuk datang dan minum bersama, lalu tiba-tiba
Hati Claire berbunga-bunga, apakah dia dan Fandy cukup cocok? Bahkan orang luar pun bisa tahu.Alhasil dia menyadari keseriusan masalahnya hanya setelah menyadari raut wajah pemuda yang berdiri di seberangnya terlihat muram."Dia bukan pacarku. Nanti kalau perlu, dia akan pergi melihatnya sendiri.""Baiklah, Nona Claire."Pemuda itu mendekat dengan tatapan jahat."Pacar? Claire, apa kamu pikir aku bisa dipermainkan begitu saja?"Claire mengerutkan kening."Tuan Muda Freddy, entah apa yang membuatmu kesal, tapi sepertinya aku punya pacar atau nggak itu bukan urusanmu, 'kan?""Kamu!"Setelah mengambil napas dalam-dalam, Freddy mencibir."Oke, itu bukan urusanku, 'kan? Bisnis keluarga kita berakhir di sini. Ini adalah akibat yang harus kamu tanggung karena berani berbohong padaku."Sebenarnya Freddy ini cukup baik dalam segala aspek. Kalau benar-benar berpacaran, itu juga dianggap cocok. Hanya saja sayangnya dia adalah seorang pemain wanita sampai tahap di mana tidak bisa hidup tanpa wani
Di ibu kota provinsi, Fandy yang telah memurnikan Tulang Naga Sejati selama empat jam baru saja mengemudikan Range Rover beberapa saat sebelum tiba-tiba dihentikan oleh Rolls Royce Cullinan.Dua orang turun dari mobil, yang satu adalah Jessica si sepupu Fitri dan yang lain adalah pemuda yang belum pernah ditemui sebelumnya. Dia cukup tampan, tabiatnya juga sangat luar biasa."Fandy, turun!"Jessica memberi isyarat. Melihat Fandy mengabaikannya, dia terpaksa berjalan dan mengetuk jendela mobil.Melihat wanita ini masih akan terus mengacau, Fandy menurunkan jendela mobil."Masih belum selesai?"Sambil menatapnya dengan dingin, Jessica berkata."Fandy kamu ini pria bukan? Omongannya penuh dengan kebohongan? Kamu bilang nggak punya hubungan dengan sepupuku lagi, terus kenapa kamu masih bertemu dengannya?"Fandy bahkan merasa konyol. Ternyata Jessica yang begitu sombong itu akan menguntit Dewi Perang saat ini?"Itu yang terakhir."Saat ini pemuda di sebelahnya angkat bicara."Namaku Alex, p
Catherine yang ikut juga jauh lebih bingung. Seharusnya Ratu tidak akan peduli dengan hal semacam ini. Terlepas apakah ada pelamar baru atau siapa yang keluar dari barisan, itu tidak masalah.Akan tetapi, kali ini tidak disangka Ratu sendiri akan datang untuk menanyainya.Aldo juga sama terkejutnya. Bagaimanapun, ini adalah hal yang mustahil dilakukan Ratu seolah dia si pelamar ini sangat penting."Kenapa kamu tertarik dengan alasanku berhenti?"Irvan juga menatapnya dengan penasaran, ini memang terjadi untuk pertama kali di dunia."Kenapa? Nggak bisakah aku tertarik? Kamu cukup memberitahuku saja."Aldo berkata sambil mengernyitkan dahi."Nggak ada alasan, aku capek. Toh ada banyak orang yang lebih baik dariku, peluangku juga sangat rendah, jadi wajar saja untuk berhenti."Dia tidak berani berbicara terlalu banyak tentang status Fandy sebagai murid dari Master Medis. Kalau sampai hal ini saja dia tidak tahu, percuma saja memiliki otak.Mengenai jawaban ini, setidaknya bisa dilihat Rat
Karena semuanya sudah sampai pada titik ini, Burhan tidak bisa berkata apa-apa lagi, jadi Fandy hanya bisa membuat keputusan sendiri."Oke! Tetua Ganos, aku janji nggak akan berhubungan dengan Jenifer lagi dan nggak akan mengobrol saat bertemu."Ganos terlihat lega dan berdiri."Terima kasih, kuharap kamu bisa ingat apa yang kamu katakan hari ini. Pak Burhan juga salah satu saksinya."Terlalu banyak pertanyaan yang muncul di dalam pikiran, tetapi sayangnya, Fandy tahu dia tidak akan mendapatkan jawabannya meskipun dia bertanya.Akan tetapi bagaimanapun juga, dia berutang pada Jenifer lagi. Kalau Jenifer meminta, dia jelas harus membalasnya dan ini jelas tidak dianggap mengingkari janjinya dengan Ganos.Sementara Fandy pergi ke Restoran Rusi untuk memurnikan Tulang Naga Sejati, sebuah peristiwa besar terjadi di Kota Yujino.Kalangan atas telah menerima kabar ternyata Aldo sebagai salah satu dari lima pesaing kuat dalam mengejar Ratu telah berhenti atas kemauannya sendiri.Aldo telah men
Saat berikutnya, sebuah suara dari luar terdengar oleh semua orang."Pak Burhan, Ganos datang berkunjung tanpa diundang. Mohon dimaafkan."Burhan melirik ke arah Wisnu."Kamu nggak akrab dengan aura Ganos? Benar-benar mengejutkan."Wisnu tersenyum pahit, tetap saja dia harus memastikannya dulu dan tidak bisa menahan diri untuk mengeluh saat pergi ke pintu."Ganos selalu datang seperti ini, nggak ada orang lain lagi."Karena itu pengingat palsu, Fandy juga pergi dari meja makan. Bagaimanapun, Ganos adalah seorang senior dan telah menyelamatkannya terakhir kali, jadi dia harus bersikap sopan.Dengan status Pak Burhan, wajar saja kalau dia kenal Ganos.Setelah Ganos masuk, dia melihat Fandy ada di sana dan matanya yang tidak ditutupi oleh topeng berkilat terkejut."Kok tumben ada waktu untuk menemuiku? Sudah makan belum? Ayo makan bersama."Baru setelah Burhan berbicara, Ganos berbicara."Sudah makan, aku datang menemuimu untuk mendiskusikan sesuatu. Apa kamu ada waktu?""Ayo pergi."Kedu