Beranda / Pernikahan / Aku Tak Rela Dimadu / Bab 68 - Desakan Calon Mertua

Share

Bab 68 - Desakan Calon Mertua

Penulis: Siez
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-26 12:27:09

“Sayang, kamu mau kan menikah dengan Theo?” tanya Anita lembut kepada Zee dengan penuh harap.

“Sa-saya …” Zee sendiri bingung harus menjawab apa. Ia melihat ke arah Theo seakan meminta bantuan dari orang yang menyebabkan semua kesalahpahaman ini.

“Ma … jangan menodong Zee seperti itu. Theo sendiri belum melamar dan belum pernah membicarakan pernikahan dengan Zee, bagaimana mungkin Zee bisa langsung menjawab pertanyaan Mama,” ucap Theo mencoba membantu Zee yang sedang bingung menjawab pertanyaan dari Anita.

“I-iya begitu, Ma. Kami belum membicarakannya sama sekali,” ucap Zee untuk menambahkan kata-kata dari Theo agar lebih menyakinkan Anita.

“Jangan lama-lama donk, Sayang. Mama sudah tidak bisa menunggu lama lagi,” protes Anita sambil memanyunkan bibirnya.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Ntar ketahuan boongnya gmn tuh ada2 aj si theo
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 69 - Pernyataan Cinta Theo

    “Bisa Kak Theo jelaskan apa maksud semua ini?” tanya Zee memandang Theo dengan kesal. Ia membutuhkan suatu penjelasan yang bisa membuat segalanya masuk akal. “Ma-maaf, Zee. Saya benar-benar minta maaf tentang orang tua saya tadi.” Theo duduk di sofa menutup wajahnya karena sedikit canggung dan merasa bersalah kepada Zee yang telah ia libatkan dalam sandiwara gila ini. “Tolong Kakak jelaskan sekarang!” seru Zee tidak sabaran. Ia langsung duduk di sebelah Theo untuk mendengarkan semua penjelasan bosnya ini. “Ja-jadi begini. Orang tua saya selalu memaksa saya untuk menikah.” Theo berusaha menjelaskan. “Lalu …” “Lalu, saya sudah putus asa untuk menolak semua wanita yang dijodohkan kepada saya. Mereka juga memaksa saya

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-27
  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 70 - Serakah

    Kring! Kring! Kring! Ponsel Zee berdering. Zee melihat caller id pemanggil di ponselnya, tapi nomornya tidak dikenal sama sekali. “Ya, halo,” sapa Zee kepada orang yang menelponnya. “Zee … bisakah kita bicara hari ini?” tanya pria di telepon itu yang ternyata Melvin yang menggunakan nomor ponsel yang baru. “Ada perlu apa?” tanya Zee ketus. Dari suaranya, Zee sudah mengetahui bahwa orang yang meneleponnya adalah Melvin. Ia sudah sangat hafal dengan suara mantan suaminya itu. “Tentang perceraian kita … Ada hal penting yang harus kita bahas,” jawab Melvin. “Besok saja saat kita melakukan mediasi di depan hakim,” tolak Zee. Ia sudah malas melihat wajah Melvin.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-27
  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 71 - Permohonan Rujuk Melvin

    “Hah … bagaimana bisa dia meminta mama uang sebesar itu sementara mama sudah membantu membayar biaya rumah sakit?” Zee tercengang dengan kabar dari Virni. “Entahlah, Zee. Mungkin untuk biaya fisioterapi atau untuk biaya hidup lainnya.” “A-apakah mama akan memberikannya?” “Mama rasa untuk hal seperti itu bukanlah kewajiban mama maupun keluarga kita. Mama rasa untuk kebutuhan hidup dan berobat, seharusnya Melvin yang bertanggung jawab dan istri barunya itu.” “Jadi mama langsung menolaknya?” “Tentu.” Virni menganggukkan kepalanya. Ia bukanlah orang bodoh yang gampang untuk mengeluarkan uang tanpa keperluan yang jelas, terlebih lagi uang itu nominalnya sangat besar. Virni pikir, bantuan hanya untuk biaya rumah sakit robert s

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-28
  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 72 - Kecurigaan Melvin

    “Kak Theo …” Zee sungguh terkejut melihat Theo ada di hadapannya sekarang. “Theo …” Melvin juga kaget melihat Theo ada di rumah Zee. “Hei, Melvin. Sudah lama kita tidak bertemu,” ucap Theo memecah kecanggungan di antara mereka bertiga. “Ada perlu apa kamu dengan Zee?” tanya Melvin curiga. “Oh … tadi aku sedang bertemu orang dan kebetulan berada di sekitar rumah Zee. Jadi sekalian berkunjung,” jawab Theo berkilah. “Apa kalian sangat dekat sehingga bisa saling berkunjung?” selidik Melvin curiga. “Kami berada di dalam satu …,” jelas Theo lagi, tapi Theo melihat ke arah Zee yang seakan memberikan kode kepadanya agar tidak menjawab pertanyaan Melvin dengan benar.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-28
  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 73 - Theo Mencoba Meyakinkan Zee

    “Bantuan apa lagi, Kak?” Zee menatap Melvin malas. Hatinya mulai tidak enak begitu mendengar Theo meminta bantuan darinya.“O-orang tuaku ingin bertemu dengan kamu lagi. Mereka mengajak kamu untuk makan siang bersama nanti,” ucap Theo tergagap. Ia sebenarnya tidak enak menyusahkan Zee dengan situasi yang terjadi kepada dirinya saat ini.“Apa tidak sebaiknya kamu jujur saja kepada mereka? Kasihan jika mereka terlalu berharap kepadaku.”“Tidak bisa sekarang, Zee … Aku tidak mau dijodohkan dengan orang lain. Aku mohon bantuan kamu untuk hal ini,” Theo sendiri pusing dengan keadaan pelik yang ia buat sendiri.“Lalu kapan Kakak bisa jujur kepada mereka?” tanya Zee mulai kesal, “Aku harus menolong kakak s

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-01
  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 74 - Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

    “Tentang rencana pernikahan kita …”“Maaf, Kak. Aku tidak bisa melakukan apapun. Aku rasa rencana pernikahan sandiwara ini harus segera diakhiri secepat mungkin. Aku tidak bisa bersandiwara terus menerus di hadapan orang tuamu.”“Tapi, bolehkah kamu ikut denganku hari ini? Aku mohon …” ucap Theo penuh harap.“Maaf. Aku tidak bisa,” tolak Zee tegas.“Baiklah. Maafkan aku karena melibatkan kamu, Zee. Tapi aku harap kamu berpikir lagi tentang apa yang aku katakan kepada kamu. Aku sungguh-sungguh dan tidak ada niat untuk bercanda sama sekali denganmu. Aku akan buktikan bahwa aku serius.”“Terima kasih, Kak. Aku pamit mau ke dalam terlebih

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-01
  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 75 - Tidak Rela Zee Dekat Pria Lain

    “Nanti ya, Ma. Theo janji, Theo akan menceritakan semuanya kepada Mama. Tapi please, jangan mengganggu Zee …,” pinta Theo penuh harap. Ia tidak mau Anita mendatangi Zee dan menanyakan banyak hal kepada wanita yang sangat ia sukai saat ini. Theo masih mau mencoba mendekati Zee dengan caranya sendiri.“Baiklah. Mama percaya kepada kamu dan tidak akan mengganggu Zee. Tapi kamu harus janji untuk menceritakan semuanya, sejujurnya kepada mama dan papa tentang apa yang terjadi dengan kalian,” ancam Anita.“Terima kasih, Ma. Theo janji,” ucap Theo lega. Ia sangat lega karena Anita berjanji tidak akan mengusik Zee sama sekali.“Ya sudah. Arisan mama sudah mau dimulai. Mama tutup dulu ya, Theo.”“Baik, Ma. Selamat

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-02
  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 76 - Sandiwara Menyedihkan

    “Melvin, Apa yang terjadi dengan istrimu?” tanya Ibu Rita penasaran. Ia masih ingat ada masalah dengan kandungan istri Melvin dan Melvin membutuhkan banyak uang untuk operasi anaknya itu. Ibu Rita menjadi sedikit khawatir.“Me-mereka meninggal, Bu,” ucap Melvin dengan pandangan sendu. Ia menunduk lemas, tidak berani memandang wajah Ibu Rita.“Innalillahi wa inna ilaihi raji un … Saya turut berduka cita, Melvin. Kapan mereka meninggal?” tanya Ibu Rita bersimpati.“Kemarin, waktu saya tidak masuk kerja, Bu. Saya benar-benar panik sampai tidak bisa mengabarkan kepada Ibu. Maafkan saya ya, Bu.” Melvin menunduk terus. Ia tidak berani memandang Ibu Rita.Melvin dengan sadar sudah berbohong kepada

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-02

Bab terbaru

  • Aku Tak Rela Dimadu   Extra Part 2

    Setiap pagi wajah Theo datang dengan cerah. Wajahnya berbahagia. Kali ini ponsel di tangannya masih aktif. Kakinya menapaki lantai dari lift menuju ruangannya melewati receptionis. "Sayang, aku sudah sampai Kantor. Aku akan pulang jam 5 sore. Kita makan malam ya? Aku tak sabar menunggu malam lagi" Theo terkekeh. Semenjak bersama Zee, jiwa romantisnya seakan tidak ada habisnya saja. Setiap hari, Theo selalu ingin cepat pulang dan bertemu dengan Zee.Theo mendengar jawaban lawan bicara di ponselnya, ia yakni Zee sedang mengecup mesra di ponselnya walau hanya kecupan di udara sambil mengatakan "Zee, aku sangat mencintaimu." Zee juga bahagia, "Terima kasih Kak Theo untuk semua hal yang indah sejak kamu menjadi suamiku. Aku juga mencintaimu.""Bye, Sayangku. I love you."Theo tak menyadari Vivi berada di belakangnya juga keluar dari lift. Hati Vivi tersayat. Vivi tahu bahwa Theo akan selalu menelepon istrinya dengan ucapan yang sangat manja dan penuh cinta sementara dulu Theo bukanlah o

  • Aku Tak Rela Dimadu   Extra Part 1

    Vivi merenung masih memikirkan Theo. Mamanya Melani masuk ke kamarnya. "Waktunya bagimu meninggalkan perusahaan Theo. Dia tidak mencintaimu. Kita punya perusahaan, Sayang. Kau harus belajar memimpin perusahaan ayahmu."Vivi menggeleng. "Aku lebih suka masak, Ma. Aku tidak berminat pada usaha Papa.""Hfff..." Melani menarik nafas berat. Vivi anaknya memang keras kepala. "Maksudmu? tetap menjadi sekretaris Theo, seorang bawahan. Diperintah sana dan sini?" Melani kecewa pada putrinya. "Mama mendampingi Papamu agar perusahaan kita maju. Kami berharap Kamu juga berjuang bersama kami agar kita tetap sejahtera.""Mama masih mengerti dengan bisnis Choco chipmu yang kini punya banyak cabang di mall-mall. Iseng-iseng untuk belajar memulai bisnis besar. Mama masih mengerti kamu melamar pekerjaan sekretaris padahal lulisan Hardvard. Untuk mengejar Theo orang yang sudah lama kamu sukai."Vivi acuh mendenagar omelan Mamanya. Melani menarik nafasnya kesal. "Tetapi tolong sudahi main-mainnya kamu

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 213 - Kesempurnaan ( Ending )

    Virny dan Alex menyambut haru kedatangan Zee. Virny menangis memeluk putrinya. Jangan pergi lagi sayang, Mama rindu" "Zee juga rindu, Ma. Zee baik-baik saja, Ma. Jangan menangis." Zee memang merindukan Mamanya. Alex juga memeluk putrinya. Zidan menaruh semua tas di kamar Zee. Semua berbahagia untuk kedatangan Zee.Zee melihat pada Theo. Virny tersenyum pada Theo, "Bagaimana kamu bisa menemukan tempat persembunyian Zee, Theo?""Selama ini selalu bilang baik-baik saja. Tidak mau memberi alamatnya dengan alasan ingin menenangkan diri?" Virny penasaran."Setahun lebih mencari Zee, Tante. Terombang ambing tak menentu, Theo tidak ingin lagi kehilangan dia."Semua tersenyum, memandang dua sejoli ini. "Sebenarnya Zee hanya memintamu menyelesaikan masalahmu dengan Vivian. Itu langkah yang tepat, lihatlah kasusmu usai kita bisa berkumpul lagi." ujar Alex mengerti jalan pikiran Zee."Om, Tante perkenankan Theo tidak membuang waktu terlalu lama. Theo meminta restu kalian berdua. Theo ingin mel

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 212 - Pulang Ke Jakarta

    Siang ini sepertinya semua bunga dibumi ini tumbuh hanya untuk Theo, dipetik dan dicurahkan begitu saja untuk hatinya. Kehadiran Zee siang ini memasak makananya tak diperkenankan olehnya. "Aku akan memasak untuk Kak Theo" ujar Zee bersiap ke dapur. Dipikirannya di kulkas ada banyak bahan untuk dimasak."Jangan Zee kita pesan makanan on line saja, aku tak mau kamu meninggalkanku bahkan hanya ke dapur. Aku takut Zee"Zee tertawa tak percaya, Theo seperti anak kecil yang takut ibunya pergi, Theo tak perduli. Ia tetap mengenggam tangan Zee. Bahkan Zee kesulitan untuk menggapai ponselnya. Zee membalas genggaman Theo. Memandang Theo. "Kak aku berjanji padamu, bersedia menjadi istrimu. Besok kita kerumah orang tuaku. Maafkan aku pernah meninggalkanmu. Tolong percayai aku." kedua netra mereka beradu. Theo melihat kesungguhan dan tatapan kerinduan pada netra Zee yang indah itu. Theo tersenyum. "Maafkan aku, Zee. Kamu benar, aku percaya padamu, Zee. Kita pesan on line dan makan berdua ya, Z

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 211 - Pertemuan Zee dan Theo

    Theo hari ini merekah. Hatinya bak dilingkari pelangi. Ia tak dapat menangisi Zee lagi, Robin telah menemukan keberadaan Zee."Bos, Aku berhasil menemukan Zee." Robin sumringah menyampaikan laporannya. "HAH? Jangan bohongi aku. Aku butuh buktinya." tantang Theo tak percaya."Buka file yang kukirim. Ini Zee yang Bos maksud kan?"Theo membuka email, dan melihat file pdf yang terkirim dengan hati berdebar . Tampaklah gambar seorang wanita. 'Zee?' wajahnya cantik natural seperti biasanya tanpa make up berlebih, berbulu mata lentik, putih, rambutnya kini panjang kecoklatan. Zee mengecat rambutnya. Zee semakin cantik. Theo tak sanggup berkata, menyentuh gambar itu dengan hati berdebar. 'Zee.... Kamu cantik, sayang. Aku suka menatapmu dan mengetahui kamu baik-baik saja.' Batinnya bergemuruh."Katakan dimana foto ini diambil, Robin?" Suara Theo bergetar menahan sesuatu yang hangat yang seakan ingin tumpah dari matanya. Theo tak dapat mengendalikan perasaannya."Ada apa Bos? Dia Zee, atau Ze

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 210 - Tidak Ada Wanita Lain Selain Zee

    "Melvin bangu...un, buka matamu. Bangun nak!! Lihat Mama!" Teriak Nina mengguncang bahu anaknya. Dokter Adrian menggeleng lemah. "Ikhlaskan Nyonya," kata Dokter itu iba melihat histetis Nina. Robert mencoba meraih tangan istrinya.Nina menggeleng. "Pa, dokter ini bohong. Kita jangan mau percaya." Tangan Nina melepas tangan Robert yang berusaha menggengamnya. Wajah Melvin ditutup kain putih oleh Suster."Tidaaaak .... Hiks. Anakku, tidak. Apa yang kalian lakukan? Kamu pikr dia mati? Dia memang bersalah, tapi dia anakku, dia berhak mendapat maaf dari siapapun percayalah dia anak baik, Suster!" tegas Nina. Vina memeluk anaknya. Metadang dan mengamuk pada siapa saja. "Ma... Tenanglah Ma, jangan seperti ini." Rio menenangkan Nina. Wajahnya juga sendu.Vina membiarkan Suster itu melaksanakan tugasnya. Menutup wajah Pasien "Vina, apa ini maksudnya?" tanya Nina pada anak perempuannya. Vina menangis. Terisak menjawab, "Kak Melvin tiada, Ma." Rio mengangguk meyakinkan Mamanya lagi. "Hu ...

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 209 - Akhir Vivian dan Melvin

    Sudah 3 kali sidang dilakukan untuk pembacaan tuntutan dan pengumpulan bukti. Lelah terus-menerus hadir dan ingin segera mendengar putusan hakim. Itulah yang dirasakan semua tersangka, yakni Melvin, Vivian, Devan, Entis pada kasus Video porno ini. Vivian sudah dua kali ijin sakit untuk sekedar menghirup udara diluar penjara. Om Bram pengacaranya, sudah tak bisa membantunya lagi karena itu sudah batas maksimal ijin sakit. Vivian nanti dianggap belum dipenjara sudah sering melarikan diri dengan banyak alasan. Vivian mendengus kesal, ia tak suka Sel, tak suka jeruji hitam, lantai penjara bahkan semua hal tentang penjara. Sebanyak apapun ia membayar sipir agar bisa memabawa ponsel, laptop, dan semua kemudahan-kemudahan lain, penjara tetaplah penjara. Tak akan jadi istana. Vivian kini menyesali nasibnya. Berungkali Mama dan Papa menengoknya dan semua makin berat buat Vivian. Vivian ingin bebas. Air matanya menetes tak henti. Rasanya hidupnya pengap tetap disini. Ketika Bu Ivony, salah

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 208 - Tersangka

    Penangkapan Melvin di sebuah desa terpencil menjadi trending topic informasi di dunia maya, dan televisi. Kepolisian seakan menunjukkan bahwa mereka masih punya kinerja terbaik. Para warganet dan rakyat penyimak berita cukup puas dengan hasil kinerja kepolisian mereka menyanjung kepolisian yang sanggup mengungkap kasus ini dengan cepat.Bram Sirait selaku orang yang sudah menyinggung Bripka Anggara dalam suatu kesempatan bahwa kepolisian tidak akan bisa maksimal mencecar Vivian karena mereka juga punya kesalahan tidak bisa menangkap pelaku utama sampai saat ini kini hanya bisa diam menunduk kesal dan menyusun rencana terbaik untuk seluruh anggota timnya agar Vivian tidak mendapat hukuman penjara maksimal. "Om Bram, Vian sudah lelah dipenjara kok sekarang malah Melvin tertangkap aku takut Om, hiks.""Ah, Vian, jangan nangis gitu. Nanti Papamu akan marah sama Om. Om bisa usahakan supaya kamu dirawat di rumah sakit, dengan alasan sakit nanti kita atur itu, lumayan bisa seminggu sampe 10

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 207 - Melvin Tertangkap

    Sementara guru mengaji Celine dan Vivian disisi Celine yang terisak. Celine berusaha memegangi tangan anaknya, padahal disisi kanan kiri anaknya ada dua polisi. Tiba-tiba Mereka terhenti sejenak dan terperangah... Didepan pintu rumah mereka ratusan wartawan menutup jalan hingga polisi harus berhenti.Flash... Flash.. Flash... Suara kamera dan cahaya silaunya keluar tak terhenti menyorot Vivian. "Vivian... Vivian sejak kapan anda berhijab?""Vivian... Vivian... Vivian...""Vivian, apa komentar anda?"Semua wartawan berebut, mengambil gambar Vivian. Mengabadikan tangan Vivian yang di borgol, hijab Vivian yang menggetarkan dan paduan busana dan wajah Vivian yang memang cantik. Vivian menutup wajahnya. Bram Sirait langsung membuat pagar untuk Vivian agar tak ada tangan iseng yang menarik, memaksa memotret dan sebagainya untuk Vivian."No Comment, tak ada komentar." ucap Bram Sirait menghalau mike dan pertanyaan-pertanyaan. Dua Bodyguard di sisi Vivian, Vivian diam menunduk justru pengaca

DMCA.com Protection Status