Share

Bab 109 - Depresi

Penulis: Siez
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-19 16:17:48

Melvin dan Nina akhirnya keluar dari restaurant milik Ibu Rita menuju ke tempatnya melakukan mediasi. Mereka menaiki angkutan umum ke tempat mediasi itu. Melvin sangat berharap ia bisa bertemu dengan Zee dan juga bisa membuat Zee luluh kembali.

"Bagaimana ini, Mel? Kita sudah dipecat dari restaurant dan bagaimana cara kita mencari uang tambahan untuk hidup?" tanya Nina khawatir.

"Penyebab semua ini adalah mama!" bentak Melvin tiba-tiba. Ia duduk dengan sangat gusar di dalam angkutan umum. Jika saja ia tahu bahwa mamanya akan membuat bencana baru, Melvin tentu saja tidak akan membuat mamanya untuk bekerja di restaurant yang sama dengannya. Penyesalan memang selalu datang di akhir.

"Loh ... penyebab semua ini ya Zee." Nina tidak terima dipersalahkan oleh Melvin.

"Jika mama bisa menutup mulut, tentu saja kita tidak akan dipecat. Jika saja mama bisa mengendalikan diri, tentu kita akan tetap mendapatkan uang dari Ibu Rita. Jika saja mama tidak memaksa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Bisanya nyalahin org lain aj. Ndirinya jg bodoh nurutin omongan ndak bener emak lo
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 110 - Menyesal Datang Belakangan

    Angkutan umum yang Melvin dan Nina tumpangi sudah sampai ke tempat mediasi Melvin dan Zee. Di sepanjang perjalanan, Nina sudah tidak berani mengatakan apapun kepada Melvin. Bibirnya seakan tertutup rapat untuk berbicara karena ia tidak mau memancing kemarahan dari Melvin. Jika Melvin semakin emosi, mungkin kata-kata dan ide Melvin akan semakin gila.Setelah sampai ke tempat mediasi, ternyata Virni, mama dari Zee sudah menunggu di depan ruangan."Hai, Mbak Nina dan Melvin," sapa Virni tersenyum dengan sangat ramah seakan tidak terjadi apapun di antara mereka."Hai, Mbak Virni," sapa Nina tersenyum kaku."Hai, Ma. Zee ada dimana ya?" Melvin sedari tadi tidak melihat batang hidung Zee sama sekali."Hmm ... Zee tidak bisa mengikuti proses mediasi. Katanya ada hal yang sangat mendesak. Jadi aku mewakili Zee sebagai pengacara Zee.""Oh ... baiklah." Melvin tertunduk lemas. Harapannya untuk bertemu dengan Zee hilang sudah. Entahlah ... mungkin Zee

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-19
  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 111 - Hilang Ingatan

    "Ada apa dengan Zee, Ma?" tanya Melvin penasaran karena melihat terkejutnya Virni."Zee kecelakaan. Sekarang ia dilarikan ke rumah sakit," ucap Virni tegang. Ia segera mencari nomor kontak suaminya dan Zidan untuk memberitahukan kabar buruk ini."Bagaimana keadaan Zee sekarang, Ma?" Melvin sangat khawatir."Entah ... Mama tidak tahu. Tadi mama ditelepon oleh pihak rumah sakit yang mengabarkan tentang Zee.""Ya Allah ... semoga Zee baik-baik saja," ucap Nina khawatir dengan keadaan Zee. Walaupun Zee tadi sangat menyebalkan, tentunya Nina tidak mau terjadi hal tidak baik kepada Zee. Ia mau Zee baik-baik saja tanpa kekurangan apapun."Ayo kita pergi ke rumah sakit sekarang, Mel, Mbak Nina" ajak Virni."Baik, Ma."Melvin, Virni dan Nina bersama pergi ke parkiran untuk mencari mobil milik Virni. Mereka bersama-sama pergi ke rumah sakit untuk mengetahui apa yang sedang terjadi kepada Zee dan bagaimana keadaan Zee sekarang.Untungnya

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-21
  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 112 - Rencana Licik Melvin

    "Dia Melvin dan di samping Melvin, ada Mama Nina," jelas Virni."Aku tidak mengenal mereka. Bolehkah mereka pergi?" usir Zee tidak mau melihat Melvin dan Nina."Hah ... i-iya kami pergi, Zee." Melvin mengajak Nina untuk pergi dari hadapan Zee. Tentu saja Melvin tidak mau membuat Zee semakin sakit.Melvin dan Nina keluar dari ruang UGD dan pergi ke kantin rumah sakit untuk mengisi perut mereka yang sudah mulai berbunyi."Mel, apa yang terjadi kepada Zee? Apakah Zee sangat membenci kita sehingga mengusir kita?" tanya Nina heran dengan perubahan sikap Zee yang seakan tidak mengenal mereka berdua."Sepertinya Zee hilang ingatan akibat kecelakaan itu." Melvin mencoba menarik kesimpulan."Apakah artinya suatu hal yang bagus jika Zee hilang ingatan?""Entahlah, Ma. Bisa menjadi bagus, bisa juga menjadi buruk.""Maksudmu?""Bagus jika dengan hilang ingatan, Mel bisa memiliki kesempatan untuk mendekati Zee lagi. Tapi menjadi buru

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-21
  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 113 - Dia Istriku!

    Theo yang mendengar kabar tentang kecelakaan Zee langsung menemui Zee di rumah sakit. Ia dan Anita bersama pergi karena khawatir terhadap keadaan Zee. Mereka mencari Zee di UGD sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Zidan di telepon kepada Theo."Selamat siang, Tante," sapa Theo kepada Virni yang masih duduk di sebelah Zee. Anita berada di belakang Theo dan hanya tersenyum saja untuk menyapa Virni. Mereka berdua sudah saling mengenal dan sebenarnya Anita tidak menyangka bahwa Zee adalah anak dari Virni, pengacaranya selama ini."Selamat siang." Virni tersenyum kepada Theo dan Anita."Maaf kami baru datang, Tante.""Tidak apa-apa." Virni hanya bisa berdiam diri saja. Ia masih khawatir dengan keadaan Zee yang terus mengeluh sakit kepala, baru saja dokter memberikan obat pereda nyeri kepada Zee untuk mengatasi sakit kepalanya yang berlebihan."Bagaimana keadaan kamu, Zee?" tanya Theo khawatir saat melihat perban yang berada di kepala dan kaki Zee.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-22
  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 114 - Licik Dibalas Licik

    "Dia memang istri kamu secara hukum, tapi secara agama kalian sudah bercerai," ucap Theo tidak terima. Ia tahu bahwa Melvin pasti memiliki rencana yang jahat untuk Zee. Tentu saja Theo tidak akan rela melepas Zee begitu saja untuk masuk lagi ke dalam perangkap Melvin."Setidaknya Zee masih ada kaitannya dengan diriku! Aku masih suami sah Zee secara hukum." Melvin tidak mau mengalah kepada Theo. Statusnya masih lebih jelas daripada Theo. Mereka belum resmi bercerai secara hukum dan negara. Jadi sudah pasti Melvin berada di atas angin dibandingkan dengan Theo."Tapi itu semua tidak akan lama lagi. Karena kamu akan bercerai dari Zee!" ancam Theo dengan mata penuh emosi."Haha ... kamu terlalu percaya diri, Theo. Mungkin perceraian kami secara hukum akan diundurkan atau bahkan dibatalkan karena Zee hilang ingatan," balas Melvin seakan ia berada di atas angin."Kalian masih bisa bercerai walaupun Zee hilang ingatan," ujar Virni kesal. Ia tidak tahan dengan sem

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-22
  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 115 - Hilang Ingatan, Buta dan Lumpuh

    "Argh! Kepalaku sakit!" teriak Zee histeris. Ia sekarang sudah dipindahkan ke dalam ruang perawatan VIP.Theo, Anita, Melvin dan Nina menjadi panik karena teriakan Zee.Theo langsung memencet bel untuk memanggil suster sementara Melvin langsung memeluk Zee. Tapi Zee berusaha melepaskan pelukan Melvin."Lepas!" teriak Zee lebih histeris."Ada apa Zee? Mana yang sakit?" Melvin mengelus kepala Zee."Pergi kamu! Kamu siapa? Jangan sentuh aku!" balas Zee dengan menjerit lebih keras lagi."Aku Melvin, Zee. Aku suami kamu." Melvin mencoba memeluk Zee lagi tapi langsung ditampar oleh Zee yang terlihat sangat emosi dan kesakitan."Jangan mengada-ngada! Aku belum menikah dan kamu jangan berpura-pura!" teriak Zee lebih histeris, "Aduh kakiku .... Kenapa mati rasa?" jerit Zee lagi lebih histeris."Argh! Pergi!" usir Zee kepada Melvin.Suasana di dalam ruang VIP menjadi sangat tegang. Mereka semua tidak tahu apa yang harus dilakukan

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-22
  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 116 - Perubahan Rencana

    "Aku yang akan menjaga anakku sendiri, Melvin!" ujar Virni sedikit kesal karena Melvin masih mempermasalahkan hal yang itu-itu saja."Tapi, Ma. Zee itu kewajibannya Melvin. Jadi memang sudah seharusnya Melvin yang merawat Zee," ucap Melvin membela diri."Benar itu, Virni. Status Melvin masih suami sah dari Zee. Jadi wajar saja jika Melvin yang merawat Zee," sahut Nina mencoba mendukung Melvin."Ini bukan masalah wajar atau wajib, Mbak Nina. Di rumah kalian masih ada Robert yang harus diurus. Ia juga membutuhkan perhatian kalian, jadi sebaiknya kalian fokus merawat Robert. Sementara Zee, aku masih bisa merawatnya.""Robert sudah bisa merawat dirinya sendiri," sanggah Nina seakan tidak terima oleh perkataan dari Virni."Maaf, Mbak Nina. Bukannya tidak percaya dengan Mbak Nina dan keluarga. Aku hanya tidak mau menambahkan beban saja kepada keluarga kalian. Zee yang sakit seperti ini pastinya membutuhkan perawatan ekstra," tolak Virni dengan halus.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-22
  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 117 - Asumsi dan Logika Melvin

    "Ma ... kenapa kita tidak jadi merawat Zee?" protes Melvin kesal karena Nina menariknya langsung sewaktu di rumah sakit. Sekarang mereka sudah berada di halte bus dekat rumah sakit, seharusnya aman bagi Nina untuk bercerita kepada Melvin."Itu ... keluarga Zee sedang mengalami krisis keuangan," jelas Nina pelan. Ia tidak mau ada orang lain yang mendengarkan pembicaraannya dengan Melvin."Hah ... serius? Lantas bagaimana?" Alangkah terkejutnya Melvin mendengar berita baru dari Nina."Tadi Virni mengatakan bahwa Theo mengancam jika Zee dirawat oleh kita, maka semua tagihan biaya rumah sakit harus kita yang membayarnya," tambah Nina lagi."What? Memangnya Theo yang membayar biaya rumah sakit Zee?""Begitulah kata Virni tadi. Jadi tentu saja mama tidak mau membayar tagihan rumah sakit Zee.""Memang berapa sih tagihan rumah sakit Zee sekarang?""Sudah mencapai lima puluh juta, Mel. Dan karena Zee masuk ke dalam kamar VIP, biaya per harinya

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-23

Bab terbaru

  • Aku Tak Rela Dimadu   Extra Part 2

    Setiap pagi wajah Theo datang dengan cerah. Wajahnya berbahagia. Kali ini ponsel di tangannya masih aktif. Kakinya menapaki lantai dari lift menuju ruangannya melewati receptionis. "Sayang, aku sudah sampai Kantor. Aku akan pulang jam 5 sore. Kita makan malam ya? Aku tak sabar menunggu malam lagi" Theo terkekeh. Semenjak bersama Zee, jiwa romantisnya seakan tidak ada habisnya saja. Setiap hari, Theo selalu ingin cepat pulang dan bertemu dengan Zee.Theo mendengar jawaban lawan bicara di ponselnya, ia yakni Zee sedang mengecup mesra di ponselnya walau hanya kecupan di udara sambil mengatakan "Zee, aku sangat mencintaimu." Zee juga bahagia, "Terima kasih Kak Theo untuk semua hal yang indah sejak kamu menjadi suamiku. Aku juga mencintaimu.""Bye, Sayangku. I love you."Theo tak menyadari Vivi berada di belakangnya juga keluar dari lift. Hati Vivi tersayat. Vivi tahu bahwa Theo akan selalu menelepon istrinya dengan ucapan yang sangat manja dan penuh cinta sementara dulu Theo bukanlah o

  • Aku Tak Rela Dimadu   Extra Part 1

    Vivi merenung masih memikirkan Theo. Mamanya Melani masuk ke kamarnya. "Waktunya bagimu meninggalkan perusahaan Theo. Dia tidak mencintaimu. Kita punya perusahaan, Sayang. Kau harus belajar memimpin perusahaan ayahmu."Vivi menggeleng. "Aku lebih suka masak, Ma. Aku tidak berminat pada usaha Papa.""Hfff..." Melani menarik nafas berat. Vivi anaknya memang keras kepala. "Maksudmu? tetap menjadi sekretaris Theo, seorang bawahan. Diperintah sana dan sini?" Melani kecewa pada putrinya. "Mama mendampingi Papamu agar perusahaan kita maju. Kami berharap Kamu juga berjuang bersama kami agar kita tetap sejahtera.""Mama masih mengerti dengan bisnis Choco chipmu yang kini punya banyak cabang di mall-mall. Iseng-iseng untuk belajar memulai bisnis besar. Mama masih mengerti kamu melamar pekerjaan sekretaris padahal lulisan Hardvard. Untuk mengejar Theo orang yang sudah lama kamu sukai."Vivi acuh mendenagar omelan Mamanya. Melani menarik nafasnya kesal. "Tetapi tolong sudahi main-mainnya kamu

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 213 - Kesempurnaan ( Ending )

    Virny dan Alex menyambut haru kedatangan Zee. Virny menangis memeluk putrinya. Jangan pergi lagi sayang, Mama rindu" "Zee juga rindu, Ma. Zee baik-baik saja, Ma. Jangan menangis." Zee memang merindukan Mamanya. Alex juga memeluk putrinya. Zidan menaruh semua tas di kamar Zee. Semua berbahagia untuk kedatangan Zee.Zee melihat pada Theo. Virny tersenyum pada Theo, "Bagaimana kamu bisa menemukan tempat persembunyian Zee, Theo?""Selama ini selalu bilang baik-baik saja. Tidak mau memberi alamatnya dengan alasan ingin menenangkan diri?" Virny penasaran."Setahun lebih mencari Zee, Tante. Terombang ambing tak menentu, Theo tidak ingin lagi kehilangan dia."Semua tersenyum, memandang dua sejoli ini. "Sebenarnya Zee hanya memintamu menyelesaikan masalahmu dengan Vivian. Itu langkah yang tepat, lihatlah kasusmu usai kita bisa berkumpul lagi." ujar Alex mengerti jalan pikiran Zee."Om, Tante perkenankan Theo tidak membuang waktu terlalu lama. Theo meminta restu kalian berdua. Theo ingin mel

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 212 - Pulang Ke Jakarta

    Siang ini sepertinya semua bunga dibumi ini tumbuh hanya untuk Theo, dipetik dan dicurahkan begitu saja untuk hatinya. Kehadiran Zee siang ini memasak makananya tak diperkenankan olehnya. "Aku akan memasak untuk Kak Theo" ujar Zee bersiap ke dapur. Dipikirannya di kulkas ada banyak bahan untuk dimasak."Jangan Zee kita pesan makanan on line saja, aku tak mau kamu meninggalkanku bahkan hanya ke dapur. Aku takut Zee"Zee tertawa tak percaya, Theo seperti anak kecil yang takut ibunya pergi, Theo tak perduli. Ia tetap mengenggam tangan Zee. Bahkan Zee kesulitan untuk menggapai ponselnya. Zee membalas genggaman Theo. Memandang Theo. "Kak aku berjanji padamu, bersedia menjadi istrimu. Besok kita kerumah orang tuaku. Maafkan aku pernah meninggalkanmu. Tolong percayai aku." kedua netra mereka beradu. Theo melihat kesungguhan dan tatapan kerinduan pada netra Zee yang indah itu. Theo tersenyum. "Maafkan aku, Zee. Kamu benar, aku percaya padamu, Zee. Kita pesan on line dan makan berdua ya, Z

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 211 - Pertemuan Zee dan Theo

    Theo hari ini merekah. Hatinya bak dilingkari pelangi. Ia tak dapat menangisi Zee lagi, Robin telah menemukan keberadaan Zee."Bos, Aku berhasil menemukan Zee." Robin sumringah menyampaikan laporannya. "HAH? Jangan bohongi aku. Aku butuh buktinya." tantang Theo tak percaya."Buka file yang kukirim. Ini Zee yang Bos maksud kan?"Theo membuka email, dan melihat file pdf yang terkirim dengan hati berdebar . Tampaklah gambar seorang wanita. 'Zee?' wajahnya cantik natural seperti biasanya tanpa make up berlebih, berbulu mata lentik, putih, rambutnya kini panjang kecoklatan. Zee mengecat rambutnya. Zee semakin cantik. Theo tak sanggup berkata, menyentuh gambar itu dengan hati berdebar. 'Zee.... Kamu cantik, sayang. Aku suka menatapmu dan mengetahui kamu baik-baik saja.' Batinnya bergemuruh."Katakan dimana foto ini diambil, Robin?" Suara Theo bergetar menahan sesuatu yang hangat yang seakan ingin tumpah dari matanya. Theo tak dapat mengendalikan perasaannya."Ada apa Bos? Dia Zee, atau Ze

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 210 - Tidak Ada Wanita Lain Selain Zee

    "Melvin bangu...un, buka matamu. Bangun nak!! Lihat Mama!" Teriak Nina mengguncang bahu anaknya. Dokter Adrian menggeleng lemah. "Ikhlaskan Nyonya," kata Dokter itu iba melihat histetis Nina. Robert mencoba meraih tangan istrinya.Nina menggeleng. "Pa, dokter ini bohong. Kita jangan mau percaya." Tangan Nina melepas tangan Robert yang berusaha menggengamnya. Wajah Melvin ditutup kain putih oleh Suster."Tidaaaak .... Hiks. Anakku, tidak. Apa yang kalian lakukan? Kamu pikr dia mati? Dia memang bersalah, tapi dia anakku, dia berhak mendapat maaf dari siapapun percayalah dia anak baik, Suster!" tegas Nina. Vina memeluk anaknya. Metadang dan mengamuk pada siapa saja. "Ma... Tenanglah Ma, jangan seperti ini." Rio menenangkan Nina. Wajahnya juga sendu.Vina membiarkan Suster itu melaksanakan tugasnya. Menutup wajah Pasien "Vina, apa ini maksudnya?" tanya Nina pada anak perempuannya. Vina menangis. Terisak menjawab, "Kak Melvin tiada, Ma." Rio mengangguk meyakinkan Mamanya lagi. "Hu ...

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 209 - Akhir Vivian dan Melvin

    Sudah 3 kali sidang dilakukan untuk pembacaan tuntutan dan pengumpulan bukti. Lelah terus-menerus hadir dan ingin segera mendengar putusan hakim. Itulah yang dirasakan semua tersangka, yakni Melvin, Vivian, Devan, Entis pada kasus Video porno ini. Vivian sudah dua kali ijin sakit untuk sekedar menghirup udara diluar penjara. Om Bram pengacaranya, sudah tak bisa membantunya lagi karena itu sudah batas maksimal ijin sakit. Vivian nanti dianggap belum dipenjara sudah sering melarikan diri dengan banyak alasan. Vivian mendengus kesal, ia tak suka Sel, tak suka jeruji hitam, lantai penjara bahkan semua hal tentang penjara. Sebanyak apapun ia membayar sipir agar bisa memabawa ponsel, laptop, dan semua kemudahan-kemudahan lain, penjara tetaplah penjara. Tak akan jadi istana. Vivian kini menyesali nasibnya. Berungkali Mama dan Papa menengoknya dan semua makin berat buat Vivian. Vivian ingin bebas. Air matanya menetes tak henti. Rasanya hidupnya pengap tetap disini. Ketika Bu Ivony, salah

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 208 - Tersangka

    Penangkapan Melvin di sebuah desa terpencil menjadi trending topic informasi di dunia maya, dan televisi. Kepolisian seakan menunjukkan bahwa mereka masih punya kinerja terbaik. Para warganet dan rakyat penyimak berita cukup puas dengan hasil kinerja kepolisian mereka menyanjung kepolisian yang sanggup mengungkap kasus ini dengan cepat.Bram Sirait selaku orang yang sudah menyinggung Bripka Anggara dalam suatu kesempatan bahwa kepolisian tidak akan bisa maksimal mencecar Vivian karena mereka juga punya kesalahan tidak bisa menangkap pelaku utama sampai saat ini kini hanya bisa diam menunduk kesal dan menyusun rencana terbaik untuk seluruh anggota timnya agar Vivian tidak mendapat hukuman penjara maksimal. "Om Bram, Vian sudah lelah dipenjara kok sekarang malah Melvin tertangkap aku takut Om, hiks.""Ah, Vian, jangan nangis gitu. Nanti Papamu akan marah sama Om. Om bisa usahakan supaya kamu dirawat di rumah sakit, dengan alasan sakit nanti kita atur itu, lumayan bisa seminggu sampe 10

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 207 - Melvin Tertangkap

    Sementara guru mengaji Celine dan Vivian disisi Celine yang terisak. Celine berusaha memegangi tangan anaknya, padahal disisi kanan kiri anaknya ada dua polisi. Tiba-tiba Mereka terhenti sejenak dan terperangah... Didepan pintu rumah mereka ratusan wartawan menutup jalan hingga polisi harus berhenti.Flash... Flash.. Flash... Suara kamera dan cahaya silaunya keluar tak terhenti menyorot Vivian. "Vivian... Vivian sejak kapan anda berhijab?""Vivian... Vivian... Vivian...""Vivian, apa komentar anda?"Semua wartawan berebut, mengambil gambar Vivian. Mengabadikan tangan Vivian yang di borgol, hijab Vivian yang menggetarkan dan paduan busana dan wajah Vivian yang memang cantik. Vivian menutup wajahnya. Bram Sirait langsung membuat pagar untuk Vivian agar tak ada tangan iseng yang menarik, memaksa memotret dan sebagainya untuk Vivian."No Comment, tak ada komentar." ucap Bram Sirait menghalau mike dan pertanyaan-pertanyaan. Dua Bodyguard di sisi Vivian, Vivian diam menunduk justru pengaca

DMCA.com Protection Status