Home / Rumah Tangga / Aku Tak Membencimu / 86. Kenapa Harus Dirahasiakan

Share

86. Kenapa Harus Dirahasiakan

Author: Niniluv
last update Last Updated: 2023-06-06 06:00:48

Pukul empat dini hari Kieran terbangun dari tidurnya. Dia melihat ke sampingnya, Ayyara sudah tidak ada. Kieran kemudian beringsut duduk sambil menjernihkan pandangannya, lalu menatap ke sekelilingnya.

"Kemana lagi Ayyara? Sepagi ini sudah tidak ada di kamar. Memangnya jam berapa sekarang?"

Kieran mengarahkan pandanganya ke atas nakas, menatap ponsel miliknya di sana. Dia meraihnya berniat untuk mengambil ponsel itu, namun tak sengaja tangannya justru menyenggol dompet berwana cream di atas sana hingga membuatnya jatuh ke lantai.

Dengan sangat malas, akhirnya kieran turun dari kasur dan mengambil dompet itu. Itu adalah dompet milik istrinya, Kieran mengambilnya dan memasukkan dompet itu ke dalam laci karena barang-barang Ayyara yang lainnya saat ini banyak yang berserakan di atas nakas dan memenuhinya. Mungkin karena Ayyara kemarin terlalu lelah jadi meletakkan barang-barangnya secara asal.

Saat Kieran meletakkan dompet itu di dalam laci, tak s
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Aku Tak Membencimu   87. Dimana Letak Emosi Kieran?

    Kieran terdiam. Pertanyaan Ayyara barusan berhasil membuat Kieran kembali teringat dengan kejadian beberapa bulan lalu. "Sekarang kamu paham kenapa aku mengatakan semua itu barusan padamu? Bisa saja memang anak yang saat ini aku kandung bukan anakmu, tapi darah daging Bagas."Tangan Kieran perlahan mengepal. Hatinya seketika teriris perih. Dia segera menggeleng pelan, tak setuju dengan ucapan Ayyara barusan. "Kenapa kamu bisa yakin jika itu anak Bagas? Bagaimana jika sebaliknya? Kamu tidak memiliki bukti kan jika anak itu adalah darah daging Bagas? Kamu tidak bisa membuktikannya, bukan?"Ayyara mengangguk mengiyakan. Memang itu benar. "Aku memang tidak mempunyai bukti mas. Tapi aku yakin, ini adalah anak Bagas. Jika kamu tidak terima dengan keberadaan buah hatiku dan Bagas ini aku tidak masalah, aku dan Bagas yang akan merawatnya."Kieran tersenyum sakit. Sepertinya Ayyara lebih bahagia jika anak itu adalah darah daging Bagas, bukan dar

    Last Updated : 2023-06-06
  • Aku Tak Membencimu   88. Darah Daging Siapa?

    Bagas berjalan menuju sebuah kafe yang ada berada tak terlalu jauh dari tempat kerjanya. Baru saja pak Ardi berkata padanya jika Kieran saat ini ingin menemuinya, dan sudah menunggunya di sana.Entah kenapa Kieran tiba-tiba ingin bertemu dengannya. Bagas sudah berfirasat buruk. Dia berpikir jika Kieran ingin menemuinya pasti karena ingin membahas kehamilan Ayyara. Bagas tak habis pikir, apa Ayyara juga mengatakan hal sama pada Kieran jika janin yang dikandungnya bisa jadi adalah darah daging Bagas. Tapi kenapa Ayyara harus mengatakan itu juga pada Kieran? Walaupun itu darah daging Bagas, seharusnya Ayyara diam saja dan tak memberitahu yang sebenarnya pada Kieran. Apa Ayyara sama sekali tidak memikirkan nasibnya jika sampai kieran murka?Setelah memasuki kafe itu, pandangan Bagas langsung tertuju pada seorang laki-laki berpakaian rapi sudah duduk di sana. Dengan langkah tergesa Bagas menghampiri. "Selamat pagi pak," sapa Bagas dengan sopan. Namun Kieran sa

    Last Updated : 2023-06-06
  • Aku Tak Membencimu   89. Berubah Dingin

    Setelah bolak-balik berjalan melewati ruang kerja Bagas. Ayyara akhirnya mendapati laki-laki yang sejak tadi dia tunggu itu datang. Bagas yang baru saja kembali ke kantor langsung menghentikan langkahnya tepat di depan ruang kerjanya, saat dia melihat Ayyara juga tengah berdiri di sana. Dia menatap perempuan itu dengan sorot datar. Setelah bertemu dengan Kieran tadi, sekarang suasana hatinya berubah buruk. Apalagi kini dia melihat langsung Ayyara, perempuan yang dia cintai sekaligus yang mendatangkan penderitaan untuknya. Ayyara tersenyum, nyaris menyapa laki-laki yang kini sudah berdiri di hadapannya. Namun belum sempat, Bagas lebih dulu bertanya padanya dengan nada yang begitu dingin."Kenapa kau ada di sini? Ini bukan ruang kerjamu, bisakah kau pergi saja dari sini?"Ayyara diam sesaat, berusaha menahan sakit di hatinya. Baru bertemu saja Bagas sudah menyambutnya dengan begitu dingin. Ayyara bingung kenapa sifat Bagas padanya sekarang beruba

    Last Updated : 2023-06-07
  • Aku Tak Membencimu   90. Mendadak Lapar

    "Apa yang harus aku lakukan agar Bagas kembali seperti dulu? Aku pikir setelah mengatakan jika anak yang ada dalam kandunganku ini adalah anaknya, Bagas mau bertanggung jawab dan kembali memperbaiki hubungannya denganku. Tapi kenapa dia justru semakin menjauh? Secepat itukah Bagas membuang rasa cintanya padaku? Dia menyingkirkanku dari hatinya dengan mudah, tapi kenapa aku sangat sulit melupakanmu, Gas? Ini tidak adil, bukan?"Ayyara memejamkan matanya sesaat. Dia semakin pusing memikirkan cara untuk mendapatkan Bagas kembali. Ayyara masih belum rela jika Bagas pergi begitu saja darinya. Bagaimana dengan nasib anaknya nanti?"Apa benar mas Kieran benar-benar akan merawat anak ini, jika ternyata anak ini bukan darah dagingnya?" Ayyara masih ragu walau Kieran sendiri yang telah mengatakan padanya waktu itu, akan menerima anak itu tanpa peduli darah daging siapa. "Tapi aku tidak ingin bersama mas Kieran. Aku ingin merawatnya dengan Bagas! Aku ingin

    Last Updated : 2023-06-07
  • Aku Tak Membencimu   91. Mengidam

    Suara langkah kaki mendekat berhasil mengalihkan perhatian Kieran dari monitor di depannya. Dia berkedip bingung saat melihat ternyata Ayyara telah memasuki ruang pribadinya. Tumben sekali perempuan itu menghampirinya, bisanya tidak pernah. Bahkan hanya untuk memastikan apa yang tengah Kieran kerjakan di ruangan itu, Ayyara sama sekali tidak pernah mau tau. "Ayyara, kenapa?""Mas ..." Ayyara memanggilnya ragu. Dia kini sudah berdiri di samping Kieran, dan menatap layar laptop suaminya itu untuk memastikan apa Kieran benar masih banyak pekerjaan. "Apa kamu masih sibuk?""Aku hanya membaca ulang file yang baru saja Nasya berikan padaku. Karena tadi di kantor aku tidak sempat membacanya, jadi aku membacanya sekarang di rumah." Kieran kemudian mengernyit. Tentu dia masih bingung dengan sikap Ayyara saat ini. "Kenapa kamu masuk ke sini? Tumben sekali.""Apa kamu tidak suka jika aku masuk ke ruanganmu ini?" tanya Ayyara yang merasa sedikit tersinggung

    Last Updated : 2023-06-07
  • Aku Tak Membencimu   92. Nasi Goreng Spesial Untuk Istri

    Setelah cukup lama berada di dapur, Kieran akhirnya bisa menyelesaikan masakannya. Walau dia tak begitu yakin dengan rasa nasi goreng yang sudah dia buat ini."Ini pertama kalinya aku memasak. Dan yang akan mencoba masakan pertama kali ku ini adalah Ayyara. Aku harap rasa masakan ini sesuai dengan yang Ayyara harapkan."Kieran kemudian membawa satu piring nasi goreng buatannya itu ke ruang makan. Di sana, sejak tadi Ayyara sudah menunggunya. Perempuan itu terlihat mulai bosan. Tentu saja, karena ini pertama kalinya memasak, Kieran juga sambil mengikuti cara yang ada di ponselnya. Itu sebabnya dia menyelesaikan masakannya dengan sangat lambat. Setelah satu piring nasi goreng di hidangkan di hadapannya. Ayyara menghela nafas pelan. "Kenapa lama sekali? Aku sudah sangat lapar sejak tadi.""Maaf membuatmu menunggu lama. Sekarang kamu bisa langsung memakannya.""Apa rasanya enak?" tanya Ayyara memastikan. Dia kemudian memutar piring

    Last Updated : 2023-06-08
  • Aku Tak Membencimu   93. Perhatian Secara Tidak Langsung

    "Bukannya tadi kamu juga belum makan mas? Kenapa tidak ikut makan?" tanya Ayyara yang kembali teringat jika suaminya itu sejak tadi sore juga belum makan. "Apa kamu masak nasi goreng hanya satu piring ini saja? Kalau begitu ambil piring lagi, biar aku bagi dua agar kamu juga bisa makan."Kieran segera menggeleng, tak menyetujui saran sang istri. "Tidak perlu Ayyara. Ini kamu habiskan saja. Aku juga sudah kenyang, jadi tidak perlu pikirkan aku.""Kamu yakin sudah kenyang? Tapi dari tadi aku tidak ada melihatmu makan? Dari tadi kamu sangat sibuk dengan pekerjaanmu saja. Ingat mas, sesibuk apapun aku harap kamu jangan sampai melupakan kesehatanmu. Karena jika kamu sakit, siapa yang akan kamu repotkan? Pasti aku, kan? Maka dari itu jaga kesehatanmu, aku tidak mau kamu sakit dan merepotkanku nantinya."Kieran tersenyum, mungkin kalimat Ayyara terdengar kejam. Namun dari kalimat itu Kieran justru melihat Ayyara begitu sangat perhatian padanya. Bahkan p

    Last Updated : 2023-06-08
  • Aku Tak Membencimu   94. Delapan Bulan

    Delapan bulan kemudian ...Kieran keluar dari mobilnya. Dia kemudian berjalan menuju pintu masuk perusahaannya, tanpa mempedulikan seorang laki-laki yang tengah memberontak saat beberapa satpam melarangnya masuk ke perusahaan itu. "Pak Kieran! Saya ingin bicara dengan anda. Tolong katakan pada satpam-satpam ini untuk tidak menghalangi saya. Saya ingin bicara hal penting pada anda. Tolong dengarkan saya berbicara sampai selesai, kenapa anda tidak pernah memberikan waktu pada saya untuk menjelaskan semuanya?"Orang yang sama, beberapa hari lalu pria tiga tahun lebih tua darinya itu selalu datang ke perusahaannya dan memaksa ingin bicara pada Kieran. Sekali Kieran pernah memberikan waktu pada pria itu untuk bicara padanya. Pria itu adalah salah satu pemilik perusahaan kecil yang saat ini mengalami kebangkrutan, dan meminta Kieran untuk membantu perusahaannya kembali bangkit lagi. Tentu bukan hal mudah untuk bisa Kieran kabulkan. Sebelumnya dia tida

    Last Updated : 2023-06-08

Latest chapter

  • Aku Tak Membencimu   194. Akhir Yang Menyakitkan

    Pemakaman selesai, seorang perempuan berpakaian serba hitam masih setia duduk di samping makam tersebut. Tangannya tak berhenti mengusap pelan nisan yang bertulis nama Kieran Bimantara.Kini Ayyara tak bisa melihat suaminya lagi, kini Ayyara tak bisa memeluk tubuh Kieran lagi. Terakhir dia melihat Kieran hanya di rumah sakit, setelah dibawa pulang dia tak diijinkan lagi melihat jasad suaminya. Proses pemakaman pun juga terlaksana cukup tertutup, tak ada yang bisa melihat wajah Kieran terakhir kalinya kecuali Raymond dan beberapa orang suruhan Raymond. Entah kenapa, Ayyara juga tak paham. "Ayyara. Ayo kita pulang," bisik Daria yang sejak tadi masih berada di samping sang menantu tersebut. Namun Ayyara menggeleng pelan, menandakan bahwa dirinya tak mau pergi dari sana."Ayyara ingin tetap di sini ma." Mata sembabnya kini menatap gundukan tanah yang masih basah di hadapannya, dia lalu tersenyum sedih. "Dulu, mas Kieran pernah berjanji pada Ayyara.

  • Aku Tak Membencimu   193. Penyesalan

    Di depan sebuah ruang IGD, seorang perempuan terisak. Dia berjongkok sambil memeluk seorang anak laki-laki. Rasa bersalah dan takut bercampur menjadi satu. Bara yang sejak tadi berada di pelukan sang mama hanya bisa diam, tak peduli bau amis darah begitu menusuk ke penciumannya dan akan ikut mengotori seragam sekolahnya. Dia tak bisa menenangkan tangisan sang mama.Jujur, Bara sendiri juga masih shock melihat papanya tertabrak di hadapannya. Tapi dia tak bisa menangis, dia hanya bisa menahan rasa khawatir di pelukan mamanya. "Papa enggak apa-apa kan ma?"Akhirnya Bara bersuara, namun Ayyara tak sanggup untuk menjawabnya."Ayyara!"Bara menoleh, dari arah kejauhan sepasang suami istri menghampiri keberadaan Ayyara dan Bara. Mereka adalah Raymond dan Daria. Tampak jelas kekhawatiran di raut keduanya. Daria langsung berjongkok di hadapan sang menantu, memegang bahu Ayyara. Menyadarkan Ayyara bahwa mereka sudah datang.

  • Aku Tak Membencimu   192. Takdir Yang Begitu Kejam

    Setelah Bagas dan Viona melangkah pergi, mata Ayyara mulai menggenang. Hatinya benar-benar sakit dan hancur, Bagas tidak seperti dulu lagi. Ayyara telah kehilangan laki-laki yang dia cintai.Dia terpaksa menikah dengan laki-laki yang tak dia cintai, melahirkan anak dari laki-laki yang dia benci, ibunya kini meninggal, dan sekarang Ayyara benar-benar dilupakan oleh seseorang yang sangat dia sayangi. Sepahit itukah kehidupannya? Kenapa takdir begitu sangat kejam?"Jika tidak ada kebahagiaan dalam hidupku, kenapa aku harus dilahirkan?" Satu tetes air mata akhirnya terjatuh. Ayyara mulai berjalan gontai memasuki mobilnya kembali, dengan air mata yang semakin mengalir deras. Mobil berwarna merah itu mulai melaju kencang, menyusuri jalanan yang ramai. Ayyara seakan tak peduli dengan keselamatannya maupun sekitarnya. Tatapannya kosong, pikirannya kembali mengingat rantai kehidupannya sejak pertama dia menikah dengan Kieran. Dia sudah tak mempunyai kebahagiaan, bahkan tak tau lagi tujuan unt

  • Aku Tak Membencimu   191. Menerima Kenyataan

    Kieran yang masih menemani anaknya bermain di ruang tengah, sejak tadi tak bisa tenang setelah tahu istrinya ternyata meninggalkan rumah secara diam-diam. Apalagi berita tentang dirinya dan Ayyara terus saja semakin menyebar. Kieran takut akan terjadi sesuatu pada sang istri di luar sana.Namun tak beberapa lama, terdengar suara pintu utama terbuka. Kieran segera beringsut berdiri tanpa mempedulikan anaknya, dan langsung menghampiri ke arah pintu utama. Melihat Ayyara berjalan gontai sambil menghapus bekas air mata di pipinya yang masih basah, membuat Kieran seketika khawatir. "Apa yang terjadi padamu Ayyara?"Langkah Ayyara terhenti, tepat di samping Kieran. Pertanyaan laki-laki itu justru membuat air matanya mengalir deras, Ayyara mulai terisak.Kieran semakin bingung, istrinya sedikit pun tak mau menjelaskan. Dia ingin memeluk tubuh Ayyara untuk memberi ketenangan, namun tertunda saat Bara datang dan langung menggenggam salah satu ta

  • Aku Tak Membencimu   190. Pilihan Terbaik

    Saat ini Bagas tertunduk, merasa frustasi dengan apa yang baru saja terjadi padanya. Dia berada di sebuah kafe, bersama Kieran dan juga Nasya. Bagas sudah menceritakan semuanya apa yang terjadi pada Kieran maupun Nasya. Karena Bagas tak punya siapa-siapa lagi untuk meminta bantuan selain pada mereka. "Sebenarnya saya tidak masalah jika harus menikahi Viona, walau karena kesalahpahaman ini. Tapi masalahnya, ayah Viona meminta saya untuk melunasi hutangnya pada pak Raymond sebelum pernikahan berlangsung. Jika saya tidak mau melunasi dan tidak mau melunasi hutangnya, ayah Viona akan melaporkan saya ke polisi karena telah melecehkan Viona. Saya yakin polisi juga tidak akan menyalahkan saya karena tidak ada bukti yang kuat jika saya telah melecehkan Viona, tapi Viona bilang jika saya tidak mengikuti keinginan ayahnya kemungkinan Viona yang akan dalam masalah."Nasya mengangguk paham. "Walau hanya melihatnya sekali saja, tapi saya tahu bagaimana sifat ayah Viona. Saya s

  • Aku Tak Membencimu   189. Sebuah Jebakan

    Seminggu setelah pemakaman Mira. Ayyara tak pernah lagi bertemu ataupun berniat untuk menemui sang kakak, Ayuma. Agra, yang saat ini sudah masuk di bangku SMP, Kieran yang membiayai sekolahnya di luar kota. Sesuai permintaan Ayyara, yang tak mau jika sang adik sampai diurus oleh sang kakak. Sampai saat ini kematian Mira membuat Ayyara berpikiran buruk pada sang kakak. Dari sifatnya Ayyara sudah tau, mana mungkin Ayuma mau mengurus adiknya. Bahkan Ayyara masih berpikiran, mungkin saja penyakit ibunya semakin parah hingga menyebabkan kematian pasti karena Ayuma yang tak merawat ibunya dengan baik.Sebenarnya Ayyara ingin menginterogasi Ayuma atas kematian ibunya, namun dicegah oleh Kieran. Dengan alasan, tak mau Ayyara semakin mendapat masalah di saat masalahnya bersama Kieran kini belum juga usai."Apa yang dikatakan mas Kieran memang benar. Kak Ayuma bisa saja balik menuduhku, menyalahkanku karena sudah sangat tak menjenguk ibu. Tapi aku kan mel

  • Aku Tak Membencimu   188. Apa Ini Salah Ayyara?

    Pagi itu, Kieran akhirnya membawa istri dan anaknya ke rumah Mira. Namun sampai sana rumah ibu mertuanya itu terlihat sangat sepi, padahal yang Ayyara katakan Ayuma juga berada di sana."Sepertinya tidak ada orang?" ucap Ayyara menebak. Tapi dia juga tak yakin, mengingat ibunya itu tidak suka meninggalkan rumah terlalu lama. "Tapi kita tunggu di teras saja, mungkin ibu sedang keluar ke suatu tempat dan akan segera pulang."Kieran mengangguk mengikuti saran sang istri. Mereka kemudian keluar dari mobil, Kieran menuntun Bara dan mengikuti Ayyara yang mulai berjalan menuju teras rumah Mira.Karena penasaran apakah di rumah benar tidak ada orang, Ayyara akhirnya memutuskan untuk membuka pintu utama tersebut. Dan anehnya pintu ternyata tidak dikunci, membuat Ayyara mengernyit bingung. "Jika di dalam rumah tidak ada orang, kenapa pintunya tidak dikunci?" Firasat Ayyara berubah buruk. Dia memutuskan untuk masuk ke rumah itu begitu saja, Kieran yang masi

  • Aku Tak Membencimu   187. Luka Yang Terus Disembunyikan

    Pukul lima pagi, Kieran terbangun dari tidurnya. Dia mengedipkan matanya sesaat lalu mengedarkan pandangannya. Dia sadar saat ini telah tertidur di sofa karena Ayyara mengusirnya dari kamar tadi malam. Padahal di rumahnya juga masih banyak kamar yang tidak terpakai, namun Kieran memilih untuk tidur di sana saja.Dia mulai beringsut duduk, membuat selimut tebal berwarna cokelat yang tadinya menutupi tubuhnya kini merosot turun. Kieran mengernyit bingung. "Seingatku, tadi malam aku tidak membawa selimut. Apa Ayyara yang memakaikannya padaku?""Bibi yang memakaikan selimut itu untuk tuan," sahut seorang wanita dari kejauhan yang sudah sadar jika sang tuan telah bangun. Kieran kini menatap ke arahnya, tampak kecewa dengan ucapan wanita itu barusan, namun Kieran menutupinya dengan senyuman tipis. Bi Sarah mulai menghampiri. "Terimakasih bi.""Tuan kenapa tidur di sini? Apa nyonya yang menyuruh tuan untuk tidur di sini?" Bi Sarah memasang raut khawatir

  • Aku Tak Membencimu   186. Hanya Orang Baru

    "Sebenarnya aku tidak apa-apa, maaf telah merepotkan kalian. Seharusnya kalian tidak perlu mendengarkan perkataan ayahku." Viona menunduk bersalah. Melihat hal itu Bagas tak tega. "Tidak Viona, ini sama sekali tidak merepotkan kami." Bagas kemudian menoleh ke arah Nasya yang juga masih bersama mereka. "Benarkan Nasya?"Nasya mengangguk menyetujui pertanyaan Bagas "Benar Viona, tidak perlu terlalu dipikirkan seperti itu."Viona tersenyum, setidaknya dia harus bersyukur karena bertemu dengan orang sebaik Bagas dan Nasya. Andai orang lain yang akan menabraknya tadi, pasti tentu akan marah saat Darka memintanya pertanggung jawaban padahal Viona nyaris tertabrak karena ulah ayahnya sendiri."Oh ya Bagas, Viona. Kalian tunggu di sini sebentar ya, biar aku yang menebus obatnya di apotek."Bagas dan Viona mengangguk mengizinkan, Nasya kemudian melangkah pergi meninggalkan mereka yang masih duduk di kursi tunggu yang ada di rumah sakit itu.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status