Beranda / Rumah Tangga / Aku Tak Membencimu / 92. Nasi Goreng Spesial Untuk Istri

Share

92. Nasi Goreng Spesial Untuk Istri

Penulis: Niniluv
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-08 06:00:38

Setelah cukup lama berada di dapur, Kieran akhirnya bisa menyelesaikan masakannya. Walau dia tak begitu yakin dengan rasa nasi goreng yang sudah dia buat ini.

"Ini pertama kalinya aku memasak. Dan yang akan mencoba masakan pertama kali ku ini adalah Ayyara. Aku harap rasa masakan ini sesuai dengan yang Ayyara harapkan."

Kieran kemudian membawa satu piring nasi goreng buatannya itu ke ruang makan. Di sana, sejak tadi Ayyara sudah menunggunya. Perempuan itu terlihat mulai bosan. Tentu saja, karena ini pertama kalinya memasak, Kieran juga sambil mengikuti cara yang ada di ponselnya. Itu sebabnya dia menyelesaikan masakannya dengan sangat lambat.

Setelah satu piring nasi goreng di hidangkan di hadapannya. Ayyara menghela nafas pelan.

"Kenapa lama sekali? Aku sudah sangat lapar sejak tadi."

"Maaf membuatmu menunggu lama. Sekarang kamu bisa langsung memakannya."

"Apa rasanya enak?" tanya Ayyara memastikan. Dia kemudian memutar piring
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Aku Tak Membencimu   93. Perhatian Secara Tidak Langsung

    "Bukannya tadi kamu juga belum makan mas? Kenapa tidak ikut makan?" tanya Ayyara yang kembali teringat jika suaminya itu sejak tadi sore juga belum makan. "Apa kamu masak nasi goreng hanya satu piring ini saja? Kalau begitu ambil piring lagi, biar aku bagi dua agar kamu juga bisa makan."Kieran segera menggeleng, tak menyetujui saran sang istri. "Tidak perlu Ayyara. Ini kamu habiskan saja. Aku juga sudah kenyang, jadi tidak perlu pikirkan aku.""Kamu yakin sudah kenyang? Tapi dari tadi aku tidak ada melihatmu makan? Dari tadi kamu sangat sibuk dengan pekerjaanmu saja. Ingat mas, sesibuk apapun aku harap kamu jangan sampai melupakan kesehatanmu. Karena jika kamu sakit, siapa yang akan kamu repotkan? Pasti aku, kan? Maka dari itu jaga kesehatanmu, aku tidak mau kamu sakit dan merepotkanku nantinya."Kieran tersenyum, mungkin kalimat Ayyara terdengar kejam. Namun dari kalimat itu Kieran justru melihat Ayyara begitu sangat perhatian padanya. Bahkan p

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-08
  • Aku Tak Membencimu   94. Delapan Bulan

    Delapan bulan kemudian ...Kieran keluar dari mobilnya. Dia kemudian berjalan menuju pintu masuk perusahaannya, tanpa mempedulikan seorang laki-laki yang tengah memberontak saat beberapa satpam melarangnya masuk ke perusahaan itu. "Pak Kieran! Saya ingin bicara dengan anda. Tolong katakan pada satpam-satpam ini untuk tidak menghalangi saya. Saya ingin bicara hal penting pada anda. Tolong dengarkan saya berbicara sampai selesai, kenapa anda tidak pernah memberikan waktu pada saya untuk menjelaskan semuanya?"Orang yang sama, beberapa hari lalu pria tiga tahun lebih tua darinya itu selalu datang ke perusahaannya dan memaksa ingin bicara pada Kieran. Sekali Kieran pernah memberikan waktu pada pria itu untuk bicara padanya. Pria itu adalah salah satu pemilik perusahaan kecil yang saat ini mengalami kebangkrutan, dan meminta Kieran untuk membantu perusahaannya kembali bangkit lagi. Tentu bukan hal mudah untuk bisa Kieran kabulkan. Sebelumnya dia tida

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-08
  • Aku Tak Membencimu   95. Seorang Pria Yang Datang Pada Kieran

    Panggilan diakhiri begitu saja, membuat Kieran seketika menghela nafas pasrah. "Baiklah kalau begitu. Lebih baik aku segera pulang daripada Ayyara nekat melakukan hal yang membahayakan."Dengan segera, Kieran langsung kembali ke luar ruangannya. Namun sampai luar ruangan langkahnya kembali di hentikan oleh Nasya."Pak Kieran mau kemana? Kenapa terlihat terburu-buru?""Saya harus kembali pulang sebentar lalu saya akan kembali lagi ke sini,"jelas Kieran. Pandangannya kini terarah pada sebuah kertas undangan yang dipegang oleh Nasya. "Itu apa?""Oh iya, saya tadi lupa. Ini undangan dari salah satu rekan kerja pak Kieran, yaitu pak Bayu. Beliau menitipkan ini pada saya untuk pak Kieran. Beliau ingin meresmikan cabang perusahaan pertamanya, jadi beliau ingin mengundang semua orang-orang penting yang telah membantunya, termasuk pak Kieran. Beliau juga mengatakan sangat berharap besar pak Kieran bisa datang bersama istri pak Kieran ke acara per

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-09
  • Aku Tak Membencimu   96. Membuat Kieran Panik

    "Ah lama sekali." Kesal Ayyara. Sejak tadi dirinya menunggu Kieran pulang, namun laki-laki itu sampai sekarang belum juga datang. "Apa mas Kieran tidak peduli jika aku keluar rumah lewat jendela?"Pandangan Ayyara kini mengarah pada sebuah jendela kaca yang tak terlalu jauh darinya. Jendela itu memang bisa dibuka, tapi tetap saja mana mungkin Ayyara bisa keluar lewat sana. Dia kemudian menatap perut buncitnya sambil diusapnya pelan. "Jika aku loncat dari jendela itu bagaimana dengan kondisi bayi di dalam sini?"Mendadak sebuah suara pagar terbuka terdengar dari luar. Ayyara sangat yakin, pasti itu adalah Kieran. Dengan segera dia langsung berdiri dan menghampiri jendela yang sejak tadi dia tatap, lalu membukanya."Setelah mas Kieran masuk rumah nanti. Aku akan berpura-pura terlihat ingin loncat dari jendela ini. Siapa suruh dia berani mengunciku di dalam rumah. Dia pikir aku tidak akan berani melakukan hal nekat seperti ini?"Tak lama se

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-09
  • Aku Tak Membencimu   97. Sesuai Rencana Kieran

    "Jika kamu tidak mau ikut denganku, aku juga tidak akan memaksa. Tapi aku tetap tidak bisa datang sendiri ke sana, aku harus mempunyai pasangan. Jika istriku tidak bisa, maka sepertinya aku akan mengajak Nasya sebagai pendampingku malam nanti."Mata Ayyara melebar, menatap Kieran dengan sorot geram. "Apa katamu? Kenapa harus mengajak Nasya?""Karena dia sekertarisku. Sebelum menikah denganmu, aku juga sering datang ke acara seperti itu bersama Nasya.""Tidak! Aku tidak akan mengizinkanmu datang ke acara itu bersama Nasya. Baiklah aku akan ikut denganmu," jawab Ayyara pasrah. "Kamu sudah mempunyai istri, bisa-bisanya berpikir ingin mengajak perempuan lain untuk datang ke acara seperti itu."Kieran tersenyum puas. Akhirnya dia berhasil juga membuat Ayyara mau ikut dengannya. Walau tidak pernah mengatakan cinta pada Kieran, Kieran selalu merasa jika istrinya itu pasti akan terlihat cemburu jika membahas perempuan lain apalagi tentang Nasya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-09
  • Aku Tak Membencimu   98. Tetap Ingin Bertemu Bagas

    Setelah mencoba beberapa dress dan ditujukannya pada Kieran, laki-laki itu selalu menolak dress yang dipakai Ayyara. Membuat Ayyara semakin kesal harus beberapa kali berganti baju. Kali ini dia menghampiri sang suami menggunakan sebuah mini dress berwarna hitam dengan bagian perut yang sangat longgar, sehingga membuat Ayyara nyaman memakainya dengan perut buncit seperti itu. Di bagian luar mini dress itu terdapat lace panjang hingga lutut dan backless di bagian punggung. Dengan wajah kesal Ayyara berdiri di hadapan sang suami. Jika kali ini Kieran menolaknya lagi, entah apa yang akan Ayyara lakukan pada sang suami. Dia sudah sangat lelah bolak-balik berganti pakaian.Kieran tersenyum takjub melihat penampilan sang istri kali ini. Dia kemudian berdiri dari duduknya, dan menghampiri Ayyara."Bagaimana pak?" tanya karyawan butik itu meminta pendapat dari laki-laki di hadapannya. Dia sudah berusaha memilihkan dress cantik untuk istrinya, namun beberapa kali K

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-10
  • Aku Tak Membencimu   99. Ternyata Mereka

    Seketika Kieran menghela nafas kesal saat pandangannya menatap seorang pria yang terlihat tak asing baginya baru saja turun dari ojek dan langsung menghampirinya. Kieran berpikir sesaat, apa pria itu sejak tadi mengikutinya?"Pak Kieran," panggil pria itu sekali lagi saat sampai di hadapan Kieran. Dia sesekali mengatur nafasnya yang terengah-engah. "Saya mengikuti anda sejak anda pergi dari perusahaan tadi. Tapi saya kehilangan jejak anda, dan untung sekali saya menemui anda lagi di sini.""Saya tidak ingin bicara dengan anda, jadi sebaiknya anda pergi saja.""Pak Kieran, saya mohon sekali lagi pada pak Kieran untuk membantu saya. Saya sangat mem -""Sayang!"Ucapan pria itu terhenti, pandangan mereka seketika terarah pada seorang perempuan yang tengah menggendong anak berusia satu tahun baru saja turun dari taksi. Perempuan itu kemudian menghampiri pria di hadapan Kieran.Kieran menatap perempuan itu dengan seksama. Entah hanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-10
  • Aku Tak Membencimu   100. Kejahatan Dibalas Kejahatan

    Mendengar perkataan Ayyara barusan, tentu saja Ayuma tak terima. Keberadaan Ayyara di sana justru membuatnya dan suaminya semakin sulit untuk membujuk Kieran. "Ayyara, kamu tega melihat kakakmu seperti ini? Lihat keponakanmu, kamu tidak kasihan padanya?""Kasihan?" Ayyara tersenyum sinis. Pandangannya menatap Ayuma dan kakak iparnya itu dengan sorot tak percaya. "Selama ini kakak juga tidak kasihan padaku, bukan? Kakak tidak kasihan pada ibu, bahkan juga Agra! Lantas sekarang kenapa Ayyara harus kasihan pada kakak?"Ayuma semakin geram mendengar jawaban sang adik. Pandangannya kini mengarah pada perut Ayyara, dia baru sadar ternyata adiknya itu tengah mengandung. "Kamu sedang hamil? Seharusnya perempuan hamil itu banyak-banyak berbuat baik kepada orang, apalagi kepada saudaranya sendiri. Jangan sampai banyak orang yang mendoakanmu tidak selamat saat melahirkan, hanya karena perkataanmu yang menyakitkan."Kieran mengernyit marah, dia tak

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-10

Bab terbaru

  • Aku Tak Membencimu   194. Akhir Yang Menyakitkan

    Pemakaman selesai, seorang perempuan berpakaian serba hitam masih setia duduk di samping makam tersebut. Tangannya tak berhenti mengusap pelan nisan yang bertulis nama Kieran Bimantara.Kini Ayyara tak bisa melihat suaminya lagi, kini Ayyara tak bisa memeluk tubuh Kieran lagi. Terakhir dia melihat Kieran hanya di rumah sakit, setelah dibawa pulang dia tak diijinkan lagi melihat jasad suaminya. Proses pemakaman pun juga terlaksana cukup tertutup, tak ada yang bisa melihat wajah Kieran terakhir kalinya kecuali Raymond dan beberapa orang suruhan Raymond. Entah kenapa, Ayyara juga tak paham. "Ayyara. Ayo kita pulang," bisik Daria yang sejak tadi masih berada di samping sang menantu tersebut. Namun Ayyara menggeleng pelan, menandakan bahwa dirinya tak mau pergi dari sana."Ayyara ingin tetap di sini ma." Mata sembabnya kini menatap gundukan tanah yang masih basah di hadapannya, dia lalu tersenyum sedih. "Dulu, mas Kieran pernah berjanji pada Ayyara.

  • Aku Tak Membencimu   193. Penyesalan

    Di depan sebuah ruang IGD, seorang perempuan terisak. Dia berjongkok sambil memeluk seorang anak laki-laki. Rasa bersalah dan takut bercampur menjadi satu. Bara yang sejak tadi berada di pelukan sang mama hanya bisa diam, tak peduli bau amis darah begitu menusuk ke penciumannya dan akan ikut mengotori seragam sekolahnya. Dia tak bisa menenangkan tangisan sang mama.Jujur, Bara sendiri juga masih shock melihat papanya tertabrak di hadapannya. Tapi dia tak bisa menangis, dia hanya bisa menahan rasa khawatir di pelukan mamanya. "Papa enggak apa-apa kan ma?"Akhirnya Bara bersuara, namun Ayyara tak sanggup untuk menjawabnya."Ayyara!"Bara menoleh, dari arah kejauhan sepasang suami istri menghampiri keberadaan Ayyara dan Bara. Mereka adalah Raymond dan Daria. Tampak jelas kekhawatiran di raut keduanya. Daria langsung berjongkok di hadapan sang menantu, memegang bahu Ayyara. Menyadarkan Ayyara bahwa mereka sudah datang.

  • Aku Tak Membencimu   192. Takdir Yang Begitu Kejam

    Setelah Bagas dan Viona melangkah pergi, mata Ayyara mulai menggenang. Hatinya benar-benar sakit dan hancur, Bagas tidak seperti dulu lagi. Ayyara telah kehilangan laki-laki yang dia cintai.Dia terpaksa menikah dengan laki-laki yang tak dia cintai, melahirkan anak dari laki-laki yang dia benci, ibunya kini meninggal, dan sekarang Ayyara benar-benar dilupakan oleh seseorang yang sangat dia sayangi. Sepahit itukah kehidupannya? Kenapa takdir begitu sangat kejam?"Jika tidak ada kebahagiaan dalam hidupku, kenapa aku harus dilahirkan?" Satu tetes air mata akhirnya terjatuh. Ayyara mulai berjalan gontai memasuki mobilnya kembali, dengan air mata yang semakin mengalir deras. Mobil berwarna merah itu mulai melaju kencang, menyusuri jalanan yang ramai. Ayyara seakan tak peduli dengan keselamatannya maupun sekitarnya. Tatapannya kosong, pikirannya kembali mengingat rantai kehidupannya sejak pertama dia menikah dengan Kieran. Dia sudah tak mempunyai kebahagiaan, bahkan tak tau lagi tujuan unt

  • Aku Tak Membencimu   191. Menerima Kenyataan

    Kieran yang masih menemani anaknya bermain di ruang tengah, sejak tadi tak bisa tenang setelah tahu istrinya ternyata meninggalkan rumah secara diam-diam. Apalagi berita tentang dirinya dan Ayyara terus saja semakin menyebar. Kieran takut akan terjadi sesuatu pada sang istri di luar sana.Namun tak beberapa lama, terdengar suara pintu utama terbuka. Kieran segera beringsut berdiri tanpa mempedulikan anaknya, dan langsung menghampiri ke arah pintu utama. Melihat Ayyara berjalan gontai sambil menghapus bekas air mata di pipinya yang masih basah, membuat Kieran seketika khawatir. "Apa yang terjadi padamu Ayyara?"Langkah Ayyara terhenti, tepat di samping Kieran. Pertanyaan laki-laki itu justru membuat air matanya mengalir deras, Ayyara mulai terisak.Kieran semakin bingung, istrinya sedikit pun tak mau menjelaskan. Dia ingin memeluk tubuh Ayyara untuk memberi ketenangan, namun tertunda saat Bara datang dan langung menggenggam salah satu ta

  • Aku Tak Membencimu   190. Pilihan Terbaik

    Saat ini Bagas tertunduk, merasa frustasi dengan apa yang baru saja terjadi padanya. Dia berada di sebuah kafe, bersama Kieran dan juga Nasya. Bagas sudah menceritakan semuanya apa yang terjadi pada Kieran maupun Nasya. Karena Bagas tak punya siapa-siapa lagi untuk meminta bantuan selain pada mereka. "Sebenarnya saya tidak masalah jika harus menikahi Viona, walau karena kesalahpahaman ini. Tapi masalahnya, ayah Viona meminta saya untuk melunasi hutangnya pada pak Raymond sebelum pernikahan berlangsung. Jika saya tidak mau melunasi dan tidak mau melunasi hutangnya, ayah Viona akan melaporkan saya ke polisi karena telah melecehkan Viona. Saya yakin polisi juga tidak akan menyalahkan saya karena tidak ada bukti yang kuat jika saya telah melecehkan Viona, tapi Viona bilang jika saya tidak mengikuti keinginan ayahnya kemungkinan Viona yang akan dalam masalah."Nasya mengangguk paham. "Walau hanya melihatnya sekali saja, tapi saya tahu bagaimana sifat ayah Viona. Saya s

  • Aku Tak Membencimu   189. Sebuah Jebakan

    Seminggu setelah pemakaman Mira. Ayyara tak pernah lagi bertemu ataupun berniat untuk menemui sang kakak, Ayuma. Agra, yang saat ini sudah masuk di bangku SMP, Kieran yang membiayai sekolahnya di luar kota. Sesuai permintaan Ayyara, yang tak mau jika sang adik sampai diurus oleh sang kakak. Sampai saat ini kematian Mira membuat Ayyara berpikiran buruk pada sang kakak. Dari sifatnya Ayyara sudah tau, mana mungkin Ayuma mau mengurus adiknya. Bahkan Ayyara masih berpikiran, mungkin saja penyakit ibunya semakin parah hingga menyebabkan kematian pasti karena Ayuma yang tak merawat ibunya dengan baik.Sebenarnya Ayyara ingin menginterogasi Ayuma atas kematian ibunya, namun dicegah oleh Kieran. Dengan alasan, tak mau Ayyara semakin mendapat masalah di saat masalahnya bersama Kieran kini belum juga usai."Apa yang dikatakan mas Kieran memang benar. Kak Ayuma bisa saja balik menuduhku, menyalahkanku karena sudah sangat tak menjenguk ibu. Tapi aku kan mel

  • Aku Tak Membencimu   188. Apa Ini Salah Ayyara?

    Pagi itu, Kieran akhirnya membawa istri dan anaknya ke rumah Mira. Namun sampai sana rumah ibu mertuanya itu terlihat sangat sepi, padahal yang Ayyara katakan Ayuma juga berada di sana."Sepertinya tidak ada orang?" ucap Ayyara menebak. Tapi dia juga tak yakin, mengingat ibunya itu tidak suka meninggalkan rumah terlalu lama. "Tapi kita tunggu di teras saja, mungkin ibu sedang keluar ke suatu tempat dan akan segera pulang."Kieran mengangguk mengikuti saran sang istri. Mereka kemudian keluar dari mobil, Kieran menuntun Bara dan mengikuti Ayyara yang mulai berjalan menuju teras rumah Mira.Karena penasaran apakah di rumah benar tidak ada orang, Ayyara akhirnya memutuskan untuk membuka pintu utama tersebut. Dan anehnya pintu ternyata tidak dikunci, membuat Ayyara mengernyit bingung. "Jika di dalam rumah tidak ada orang, kenapa pintunya tidak dikunci?" Firasat Ayyara berubah buruk. Dia memutuskan untuk masuk ke rumah itu begitu saja, Kieran yang masi

  • Aku Tak Membencimu   187. Luka Yang Terus Disembunyikan

    Pukul lima pagi, Kieran terbangun dari tidurnya. Dia mengedipkan matanya sesaat lalu mengedarkan pandangannya. Dia sadar saat ini telah tertidur di sofa karena Ayyara mengusirnya dari kamar tadi malam. Padahal di rumahnya juga masih banyak kamar yang tidak terpakai, namun Kieran memilih untuk tidur di sana saja.Dia mulai beringsut duduk, membuat selimut tebal berwarna cokelat yang tadinya menutupi tubuhnya kini merosot turun. Kieran mengernyit bingung. "Seingatku, tadi malam aku tidak membawa selimut. Apa Ayyara yang memakaikannya padaku?""Bibi yang memakaikan selimut itu untuk tuan," sahut seorang wanita dari kejauhan yang sudah sadar jika sang tuan telah bangun. Kieran kini menatap ke arahnya, tampak kecewa dengan ucapan wanita itu barusan, namun Kieran menutupinya dengan senyuman tipis. Bi Sarah mulai menghampiri. "Terimakasih bi.""Tuan kenapa tidur di sini? Apa nyonya yang menyuruh tuan untuk tidur di sini?" Bi Sarah memasang raut khawatir

  • Aku Tak Membencimu   186. Hanya Orang Baru

    "Sebenarnya aku tidak apa-apa, maaf telah merepotkan kalian. Seharusnya kalian tidak perlu mendengarkan perkataan ayahku." Viona menunduk bersalah. Melihat hal itu Bagas tak tega. "Tidak Viona, ini sama sekali tidak merepotkan kami." Bagas kemudian menoleh ke arah Nasya yang juga masih bersama mereka. "Benarkan Nasya?"Nasya mengangguk menyetujui pertanyaan Bagas "Benar Viona, tidak perlu terlalu dipikirkan seperti itu."Viona tersenyum, setidaknya dia harus bersyukur karena bertemu dengan orang sebaik Bagas dan Nasya. Andai orang lain yang akan menabraknya tadi, pasti tentu akan marah saat Darka memintanya pertanggung jawaban padahal Viona nyaris tertabrak karena ulah ayahnya sendiri."Oh ya Bagas, Viona. Kalian tunggu di sini sebentar ya, biar aku yang menebus obatnya di apotek."Bagas dan Viona mengangguk mengizinkan, Nasya kemudian melangkah pergi meninggalkan mereka yang masih duduk di kursi tunggu yang ada di rumah sakit itu.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status