Home / Pernikahan / Aku Setelah Kau Ceraikan / Bab.4. Putri Pak Baskara.

Share

Bab.4. Putri Pak Baskara.

Author: Sang_Dewi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Ya Allah, Mamah! Bisa nggak Mah bicara lembut sedikit. Aku kaget sekali Mah."

"Kenapa? Kamu nggak suka? Aku peringatkan sama kamu. Jangan mentang-mentang kamu bekerja lantas kamu lupa pekerjaan rumah. Sebelum berangkat kamu sudah harus mengurus semuanya, apa kamu mengerti Nadhira?"

Tak perlu bu Sita mengatakan itu Nadhira sudah tau, bahkan cara berpikirnya sudah lebih jauh darinya. 

Tak biasanya mertuanya itu bangun jam segini, biasanya dia selalu bangun jika sarapan sudah tersaji di atas meja. Bau wangi makanan seolah menuntun dia untuk melangkahkan kakinya ke meja makan, tetapi saat ini bu Sita bangun terlalu pagi hanya untuk mengingatkan Nadhira.

"Iya Mah, aku sudah tau kok. Mamah nggak usah khawatir, sebentar lagi sarapan siap. Aku masak dulu."

Wanita tua itu kembali masuk ke kamarnya yang membuat Nadhira menggelengkan kepalannya, heran dengan sikap mertuanya yang tak pernah suka pada dirinya sebaik apapun dia.

"Alhamdulillah sudah siap. Lebih baik aku panggil Mas Fahri untuk sarapan."

Belum sempat Nadhira memanggil, Fahri sudah terlihat keluar dari kamar mengenakan setelan jas berwarna abu muda lengkap dengan jam tangan dan tas kerja yang dia tenteng. Senyum ceria dia lontarkan pada istrinya yang begitu sabar menghadapi ujian hidup rumah tangganya.

"Hai Sayang, hem baunya harus sekali, hari ini kamu masak apa Sayang?"

"Aku masak Nasi putih, ada ayam goreng, sayur sop, ikan, tempe, tahu juga Mas, kamu mau sarapan sekarang?"

Fahri mengerutkan alisnya karena hari ini istrinya memasak dalam porsi banyak, dia tidak berfikir ke arah dimana siang ini Nadhira tak bisa makan siang di rumah.

"Banyak sekali kamu masak pagi ini, memangnya ini habis untuk kita sarapan, Sayang?"

"Nggak Mas, aku sengaja masak banyak sekalian buat makan siang Mamah, ya kan kamu tau kalau hari ini aku mulai kerja. Aku nggak bisa makan siang di rumah."

Tanpa sengaja bu Sita mendengar obrolan mereka yang menyebutkan namanya. Terang saja dia penasaran apa yang sedang mereka bicarakan. Langkah dia percepat kembali mendekati Fahri dan Nadhira yang sudah mulai sarapan lebih dulu.

"Apa yang sedang kalian bicarakan? Mamah dengar kalian menyebut nama Mamah, ada apa?"

Walau benar iya apa adanya, tetap saja Nadhira merasa takut, kalau saja mertuanya itu tidak sejalan dengan apa yang dia pikirkan.

"Eh, Ma-mamah, anu Mah, em ... "

"Nggak Mah, Nadhira cuma masak banyak sekalian buat Mamah makan siang, karena mulai hari ini dia tidak bisa makan siang di rumah, kan hari ini dia mulai kerja."

Nadhira mengira kalau bu Sita bakal marah mendengarnya tapi ternyata persepsi dia salah, bu Sita justru tersenyum tapi tetap saja ucapannya membuat dia sakit hati.

"Nggak masalah! Mamah bisa makan siang di luar sama Salsa. Kalian berangkatlah! Sebentar lagi Salsa kamari, dia mau ngajak Mamah jalan-jalan."

Dengan bangganya bu Sita menyebut nama Salsa di depan Nadhira, kembali wanita muslimah itu memejamkan mata sambil menarik nafas panjang.

Sedang Fahri kembali menepuk keningnya bingung dengan kedua perempuan di hadapannya kini.

"Em, Sayang, aku sudah selesai sarapan, apa kita mau berangkat bersama?"

Namun sepertinya tidak, jam kerja mereka berbeda, Fahri lebih dulu berangkat ke Kantor sebagai Staf teladan di suatu perusahaan, sedangkan Nadhira sendiri masih banyak hal yang harus dia kerjakan termasuk ganti baju yang berbeda dari baju yang sekarang dia kenakan untuk masak tentu bau asap dapur.

"Mas Fahri berangkat saja dulu, lagian Mas harus ke bengkel juga kan ambil mobil? Aku bisa berangkat naik taksi nanti. ayok Mas, aku antar sampai ke depan."

Masih seperti hari-hari biasanya dimana Nadhira selalu mengantar suaminya sambil membawakan tas kerjanya sampai ke depan rumah, tapi kali ini dia mengantar sedikit jauh sampai di jalan raya, memastikan kalau suaminya sudah naik ke dalam taksi, baru lah Nadhira kembali ke dalam.

Bersiap diri untuk melakukan tugas negara dengan menjadi Dokter ahli kandungan di Rumah sakit Medical Center.

Jas putih yang dia kenakan semakin membuatnya bangga pada dirinya sendiri dimana cita-citanya dari dulu kini menjadi kenyataan. Dengan langkah percaya diri Nadhira keluar kamar sambil membawa tas berisi alat-alat medis yang akan dia gunakan nanti.

"Mah, aku berangkat kerja dulu. Doakan supaya pekerjaanku lancar ya Mah," ucapnya sambil menyalami tangan mertuanya tapi bu Sita hanya memutar bola matanya malas.

Baru beberapa langkah Nadhira menjauh, bu Sita kembali memanggil yang membuat Nadhira terpaksa menghentikan langkahnya sejenak dan menoleh kebelakang.

"Nadhira!"

"Iya Mah, ada apa?"

"Ingat! Jangan pulang terlalu malam, sebelum Fahri kembali, kamu harus sudah menyiapkan makan malam untuknya."

Kenapa mertuanya selalu saja bicara seperti itu. Padahal tanpa bu Sita suruh Nadhira sudah tau apa yang harus dia lakukan sebagai seorang istri. Lagi pula pekerjaannya hanya sampai sore hari, sepulang kerja, dia bisa melanjutkan tugas rumah seperti biasanya, tapi berdebat pun rasanya percuma yang hanya akan membuat dia semakin kesal.

"Iya Mah aku tau itu! Mamah nggak perlu khawatir. Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam." Jawabnya singkat.

Nadhira segera meneruskan langkahnya kembali, memanggil taksi yang akan membawanya ke tempat tujuan.

*****

"Hei Fahri, tumbel lo jam segini udah berangkat. Hem bau wangi lagi," ucap Seno teman kerjanya sesama Staf saat Fahri bari saja sampai di kantor.

"Apaan sih lo, gue biasa aja! Dari dulu juga aku begini."

Mereka berdua memang suka bercanda. Seno terus saja mengikuti Fahri sampai ke meja kerjanya. tiba-tiba salah satu Staf wanita datang menghampirinya sambil membawa beberapa berkas yang harus ditandatangani oleh Fahri.

"Permisi Pak Fahri, ini beberapa berkas yang harus di serahkan kepada Pak Baskara setelah Pak Fahri tanda tangani, silahkan Pak."

"Oh iya, terima kasih Sinta."

Sebagai Staf marketing tentu dia memiliki peran besar dalam pembangunan bisnis milik Pak Baskara. Apalagi otaknya yang cerdas menjadi Staf pilihan oleh Direktur utamanya itu, dalam sekejap Fahri berhasil menyelesaikan tugas yang di berikan oleh Sinta dan kini siap untuk di berikan pada Pak Baskara.

"Alhamdulillah, akhirnya selesai juga. Aku antar ke Pak Baskara saja sekarang."

Tok!

Tok!

"Permisi Pak."

"Masuk." Suara Pak Baskara dari dalam ruang kerjanya.

"Fahri, ada apa?" sambung Pak Baskara sambil melepas kaca matanya.

"Selamat siang Pak, ini berkas-berkas yang harus Bapak tanda tangani, semuanya sudah aku cek sebaik mungkin."

"Ah iya, terima kasih Fahri, duduk lah, tunggu sampai aku selesai tanda tangan."

Satu persatu berkas mulai Pak Baskara tanda tangani, sementara Fahri sendiri duduk menunggu di kursi yang berhadapan dengan Pak Baskara.

Suasana sedang hening, tidak ada suara dari mereka, baik dari Fahri maupun dari Pak Baskara yang sedang fokus dengan berkas itu. tiba-tiba saja seseorang membuat mereka kaget dengan membuka pintu itu dengan senangnya...

BERSAMBUNG.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mom's Reyva
ternyata temen e fahri anak bossnya fahri... huft...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Aku Setelah Kau Ceraikan   Bab.5. Kepala Rumah Sakit

    "Alhamdulillah, akhirnya aku sampai juga di sini, Bismillah hari ini aku mulai bekerja."Dengan penuh keyakinan Nadhira mulai memasuki Medical Center. Beberapa perawat mengucapkan salam kepadanya, begitu juga dengan beberapa Dokter yang lain juga turut mendekati. Kedatangannya di sini serasa membuat semuanya bersemangat, tak sedikit pula yang merasa ingin jadi temannya."Selamat siang, kamu Dokter Nadhira kan? Perkenalkan aku Siska.""Dan aku Anita," ujar mereka berdua sambil mengulurkan tangan, mengajak Nadhira bersalaman."Eh, iya aku Nadhira! Senang berkenalan dengan kalian, Siska, Anita."Kedua perawat itu memang sangat ramah, bukan hanya pada Nadhira saja, tetapi pada siapa saja yang baru datang meraka selalu mengajaknya berkenalan.baru beberapa menit mengenal mereka, Nadhira sudah merasa sudah cocok, bahkan merasa sangat dekat seperti bertahun-tahun mengenal.Sikap mereka yang suka bercanda dan terlihat santai membuat ketiga perempuan itu terlihat begitu akrab."Eh Nad, kamu pa

  • Aku Setelah Kau Ceraikan   Bab.6. Susah Komunikasi.

    "Papah! Aku datang!"Fahri dan Pak Baskara spontan menoleh pada suara wanita yang begitu ceria sambil membuka pintu. "Hei Sayang! Syukurlah kamu datang ke sini anak Papah?"Tapi beda halnya dengan Pak Baskara, Fahri dan Salsa justru saling pandang satu sama lain, mereka tak menyangka kalau akan di pertemukan kembali di perusahaan ini. "Salsa? Papah? Jadi ... !" gumam Fahri dalam hati. Dia tak tau kalau Pak Baskara kini sedang mengamati tingkah lakunya sekarang."Kamu kenapa Fahri? Sepertinya ada yang sedang kamu pikirkan?" ujar Pak Baskara yang melihat Fahri sontak termenung, dia mengira kalau Stafnya itu terpesona dengan putri kesayangannya.Secara fisik memang Salsa sangat menarik, tak salah jika siapa saja mengagumi kecantikannya seperti yang di bayangkan oleh Pak Baskara saat ini pada Fahri."Eh, nggak! Nggak apa-apa Pak. Maaf, aku ... !""Ini Salsabila, putri saya, dia baru pulang dari Amerika kemaren. Salsa, perkenalkan ini Staf terbaik Papah, Fahri."Senyum merekah dari bibir

  • Aku Setelah Kau Ceraikan   Bab.7. Ekspresi Dokter Dingin.

    "Lakukan Lab, nanti hasilnya berikan padaku, Anita." "Baik Dokter." "Aduh, ini udah sore, lebih baik aku pulang sekarang," sambung Nadhira sambil melihat benda bulat melingkar di pergelangan tangannya. Bisa di bayangkan bagaimana jika dia sampai terlambat sampai di rumah, mertuanya akan semakin gemas mengejeknya memperalat profesinya untuk menjatuhkan dia di hadapan suaminya. Tak perduli apakah Anita dan Siska sudah selesai mencacat semua keluhan pasien, Nadhira bergegas pergi. Berjalan begitu cepat sampai tak sadar kalau di depan ada orang yang sedang berjalan berlawanan arah dengannya. Sama halnya dengan Nadhira, Dokter Nathan pun berjalan sambil melihat proposal yang di tunjukan oleh Asistennya sampai mereka tak sengaja bertabrakan. "Aduh!" Pria dingin itu hanya melihat sesaat pada wanita yang meringis sambil menyentuh bahunya. "Dokter Nathan! Eh, maaf Dok, saya tidak sengaja." Berharap kalau Dokter itu membalas dengan kata yang sama namun ternyata tidak. Dia hanya pergi t

  • Aku Setelah Kau Ceraikan   Bab.8. Ada Apa Dengan Mas Fahri.

    "Kenapa Mas Fahri terlihat diam, apa ada sesuatu yang dia sembunyikan dari aku."Di sela-sela makan malamnya Fahri tak sadar kalau Nadhira sedang memperhatikannya, secara diam-diam dia melirik Fahri yang makan sambil memainkan ponselnya, tak seperti biasa suaminya seperti ini. Fahri tak pernah membawa ponsel sebelumnya saat mereka makan bersama.Merasa penasaran maka Nadhira memberanikan diri untuk bertanya apa yang membuat dia sedikit berubah malam ini. Lalu apakah Fahri akan jujur menjawab pertanyaan Nadhira, atau justru berbohong karena tak ingin membuat istrinya itu cemburu."Kamu kenapa Mas? Sibuk? Kok makan sambil main hand pone?""Eh, kenapa Sayang? Nggak! Ini cuma ada meeting penting besok."Jawaban Fahri terlihat sangat gelagapan, mana mungkin dia baik-baik saja, pasti ada sesuatu yang di sembunyikan dari Nadhira sekarang."Terus kenapa kamu terlihat berbeda hari ini? Ada apa, cerita sama aku?"Bukan Fahri yang menjawab tapi justru bu Sita lah yang kembali bersuara. Tak menem

  • Aku Setelah Kau Ceraikan   Bab.9. Sangat Mengkhawatirkan.

    "Malam ini Ibu senang sekali Salsa, kita bisa jalan-jalan ke luar. Makasih yah kamu udah belikan Tante banyak barang belanjaan seperti ini." Fahri dan Nadhira yang masih duduk santai di depan ruang televisi di buat tercengang dengan kepulangan bu Sita dan Salsa yang membawa barang belanjaan begitu banyak. Sepertinya sengaja Salsa lakukan itu agar bu Sita senang karena dia tau bagaimana caranya membuat wanita tua itu semakin terkesan dengannya. Dengan membelikan apa yang bu Sita mau dia akan semakin mudah untuk mendekati putranya. "Fahri lihat apa yang Mamah bawa! Nak Salsa belikan Mamah barang sebanyak ini!" Dengan bangganya bu Sita memperlihatkan beberapa tas kertas berisi barang mewah yang Salsa belikan untuknya. Bahkan Salsa juga membelikan sesuatu untuk Fahri tapi sengaja tak di berikan di depan istrinya. "Fahri kenapa kamu nggak datang, padahal aku tadi kirim pesan ke nomer kamu loh. Aku pikir kamu akan datang dan kita bisa belanja sama-sama." Dari sini Nadhira teringat bun

  • Aku Setelah Kau Ceraikan   Bab.10. Bayangan Hitam.

    "Eh Fahri, ini aku Salsa. Maaf kalau membuatmu kaget, Fahri."Setelah tau kalau bayang hitam itu ternyata Salsa, Fahri segera menyalakan lampu. "Salsa, kamu sedang apa malam-malam seperti ini?""Maaf Fahri, tadi aku kebelet jadi aku ke sini. Ya sudah aku kembali ke kamar sekarang."Di saat Salsa melintas di depan Fahri, kakinya yang sengaja tersandung keset yang membuatnya hampir saja terjatuh.Dengan spontan Fahri menangkap pinggang ramping gadis berambut coklat itu, tanpa sadar mata mereka saling beradu pandang untuk beberapa detik sebelum Fahri sadar kalau wanita yang dia pegang bukanlah muhrimnya."Aduh!""Eh maaf Fahri, aku tak sengaja!"Tatapan itu serasa ada yang berbeda, darah Fahri berdesir kalau menghirup aroma wangi tubuh Salsa yang dia kenal sejak dulu.Rasanya masih sama seperti saat Salsa belum pergi ke Amerika untuk kuliah di sana. "Lain kali hati-hati.""Iya Fahri, kalau aku ke sana sekarang."*****"Pagi Mas, bangun ini udah pagi. Kita Sholat subuh dulu Mas.""Hem!"

  • Aku Setelah Kau Ceraikan   Bab.11. Dokter Misterius.

    "Pagi Pak Fahri," sapa sesama Staf pada saat Fahri sampai di kantor. Suasana masih lumayan sepi, baru ada beberapa Staf yang datang. "Weh kamu udah sampai bro! Gimana apa kerjaan lo lancar?" Tiba-tiba saja Seno mengagetkan Fahri dari belakang, laki-laki itu memang sangat usil, suka ganggu temannya apa lagi teman wanita pun banyak yang dia dekati walau hanya sekedar merayu saja. "Apaan sih lo! Ya beres lah, apanya yang nggak beres!" Malas rasanya Fahri meladeni manusia seperti Seno, hanya membuang waktu saja. Lebih baik waktu dia gunakan untuk mengecek pekerjaan di maja kerjanya. "Pagi Pak Baskara." Semua Staf berdiri, termasuk Fahri dan memberi hormat pada atasan mereka saat Pak Baskara sampai di susul seorang wanita cantik di belakangnya. Dengan memakai kaca mata hitam, Salsa mulai memasuki kantor dengan gayanya yang berkelas, tanpa banyak basa-basi dia hanya melemparkan senyuman pada para Staf yang menyambutnya. "Fahri kamu datang ke ruangan saya," ujar Pak Baskara memerintah.

  • Aku Setelah Kau Ceraikan   Bab.12. Mulai Berbeda.

    "Astaga Dokter Nathan. Sis jadi kita di sini dengan Dokter Nathan juga!" Begitu bersemangatnya ke dua perawat itu saat melihat Dokter Nathan sudah berada di dalam ruang operasi, mengenakan pakaian khusus serta penutup kepala khusus untuk melakukan operasi. Dokter dingin itu melirik sesaat sambil memakai sarung tangan yang terbuat dari karet melihat dua perawat yang begitu lucu terhadapnya. "Dokter Nathan, jadi kali ini Dokter lah yang menjadi partnerku Dok?" "Hem!" Jawabnya singkat. Tanpa banyak basa basi mereka mulai memeriksa pasien, Dokter Nathan menghadap ke belakang saat pasien duduk hendak di berikan suntikan pati rasa di punggungnya. Nadhira memandang sesaat pada Dokter dingin itu seraya berkata-kata kenapa Dokter Nathan tak mau melihat pasien tersebut saat di suntik?. "Kita mulai sekarang!" "Bismillahirrahmanirrahim!" Tangan mereka berlumuran darah melakukan tindakan, mengangkat seorang bayi lewat operasi sesar yang di lakukan oleh Dokter Nadhira dan Dokter Nathan. Sesek

Latest chapter

  • Aku Setelah Kau Ceraikan   Bab. 173. Kepulangan Ratna.

    "Ratna, ya Allah kamu pulang Dek? Mah, Ratna pulang Mah."Fahri berteriak memanggil bu Sita setelah membuka pintu dan ternyata adiknya yang pulang dari kota Turki.Mendengar dari sosial media kalau kakaknya telah lepas dari wanita bernama Salsabila Baskara membuat gadis yang sebenarnya sudah lama rindu dengan keluarganya memutuskan untuk pulang.Cukup lama Ratna mencari-cari keberadaan kakak dan ibunya dalam satu rumah yang lama di tinggalin, rumah kenangan pada waktu Fahri masih menjadi suami dari Nadhira tetapi rumah itu sudah berbeda penghuni.Justru orang lain dan mengatakan kalau rumah itu sudah di belinya dan pindah ke rumah lain dari informasi yang pernah dia dengar kalau Fahri tinggal di rumah Salsa pun Ratna mendatangi ruma itu ternyata kosong tanpa penghuni.Tapi Ratna tak putus asa terus mencari dan akhirnya dia menemukan di rumah kontrakan sederhana ini."Iya kak, aku pulang Mamah mana kak.""Ratna, ya Allah Nak kamu pulang."Mereka berpelukan satu sama lain melepas rindu s

  • Aku Setelah Kau Ceraikan   Bab. 172. Naik Jabatan.

    Semua staf di suruh kumpul di meja rapat oleh Nia Manager di perusahaan milik pak Atmaja.Mereka bertanya-tanya, pasalnya sebelumnya tidak ada tanda-tanda kalau atasan mereka ingin membicarakan sesuatu.Setelah mereka berkumpul kini pak Atmaja datang sendiri ke kantornya di temani oleh Nathan yang membuat semua staf menunduk memberi hormat pada direktur utama mereka.Jarang sekali, bahkan hampir bisa di bilang pak Atmaja datang sendiri ke kantor ini setelah bertahun-tahun lamanya."Selamat pagi semuanya, senang berjumpa dengan kalian lagi disini," sapa pak Atmaja begitu ramah."Selamat pagi Pak," jawab semua Staf serentak."Kalian pasti bertanya-tanya kenapa saya menyuruh untuk kumpul sekarang ini? Ada yang mau saya bicarakan dengan kalian."Semuanya diam siap menyimak apa yang pak Atmaja akan katakan, terkecuali dengan Nathan yang sesekali melirik Fahri dan di balas lirikan itu dengan hati bertanya-tanya."Sengaja saya datang sendiri kesini karena saya mau mengatakan sesuatu, setelah

  • Aku Setelah Kau Ceraikan   Bab. 171. Hadiah Untuk Fahri.

    Satu bulan berlalu Fahri bekerja di kantor milik Pak Atmaja kini ekonominya perlahan mulai tertata dan mulai terisi sedikit demi sedikit tabungan di rekening pribadinya.Dia sudah mulai merencanakan kehidupannya untuk masa depan agar lebih baik lagi. Pengalaman menjadi guru paling berharga untuknya.Fahri lebih hati-hati dalam mengerjakan sesuatu yang akan membuat dia kembali hancur seperti yang sudah pernah dia rasakan kemaren."Ternyata kinerja teman kamu itu bagus Nathan, perusahaan kita semakin maju pesat," ujar Pak Atmaja sambil melihat-lihat lembaran kertas putih berisi laporan keuangan perusahaannya.Pak Atmaja puas dengan hasil kinerja Fahri yang tidak main-main dan menunjukan kecerdasannya dalam berbisnis."Aku juga merasakan hal yang sama Pah, dia memang cerdas, memang nggak salah jika Pak Baskara memilihnya untuk mengurus perusahaan dia.""Sepertinya Papah mau memberi dia hadiah, ya mungkin dengan cara mengangkat jabatan dia di kantor, Nathan apa kamu setuju?"Nathan terdia

  • Aku Setelah Kau Ceraikan   Bab. 170. Hari Pertama Kerja Fahri.

    "Jadi hari ini kamu mulai bekerja di perusahaan itu Fah?"Pagi-pagi Fahri sudah berdandan rapi mengenakan atasan Hem berwarna putih lengkap dengan dasi yang berwarna biru Dongker.Dia menghampiri bu Sita yang sedang menyiapkan sarapan di dapur kontrakan yang sangat sederhana."Iya Mah, semoga ini awal yang baik di kehidupan kita ya Mah! Fahri janji akan memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik mungkin.""Aamiin, Mamah doakan semoga kamu betah bekerja di sana ya Nak."Selesai sarapan Fahri berpamitan dan bergegas ke perusahaan milik Pak Atmaja. Tanpa mempunyai kendaraan, Fahri berangkat dengan taksi online yang dia pesan sebelumnya.*****"Selamat pagi Pak, maaf ada yang bisa saya bantu?" ucap Nia si Manager saat Fahri sampai dan menghampirinya.Semula dia menoleh ke kiri dan ke kanan, menelisik ke segala arah kantor mencari dimana Nathan berada karena dia memang berjanji untuk bertemu di kantor. Tetapi sampai sekarang ini dia belum terlihat sosoknya."Maaf Mba, saya mau ketemu sama

  • Aku Setelah Kau Ceraikan   Bab. 169. Pandangan Sendu Bu Sita.

    "Mas Fahri apa kabar? Sudah lama kita tidak bertemu, bagaimana keadaan Ibu saat ini?""Em, kami Alhamdulillah baik Nad, Ibu juga baik! Kamu sendiri bagaimana? Kelihatannya rumah tangga kalian sangat bahagia?""Alhamdulillah kami baik Mas, rumah tangga kami juga baik-baik saja. Ya seperti yang kamu lihat sekarang, Mas Nathan sangat menyayangi aku dan juga Ryan."Fahri tersenyum kecut mendengar ucapan dari Nadhira, sedikit banyaknya dia sadar kalau dia memang tidak sepenuhnya memberi kebahagiaan pada wanita ini sejak dulu sewaktu masih menjadi istrinya.Profesi yang berbeda dari Nathan, membuat Fahri tak bisa memberikan kemewahan seperti yang dia rasakan saat ini karena saat Fahri menjadi suaminya, dia hanya mempunyai jabatan sebagai seorang staf di kantor.Fahri sendiri tau kalau nada bicara Nadhira sengaja menunjukan betapa bahagia rumah tangganya yang sekarang lengkap dengan hadirnya seorang anak di tengah-tengah mereka."Begini Sayang, kinerja Fahri sangat bagus di perusahaan, dari

  • Aku Setelah Kau Ceraikan   Bab. 168. Mengajak Fahri Pulang.

    "Assalamualaikum, Sayang aku pulang."Tetapi tidak ada jawaban dari Nadhira, justru pak Atmaja dan bu Faridalah yang muncul menyambut kepulangan Nathan dari proyek itu.Mereka berdua terlihat lega melihat anaknya pulang dengan keadaan baik-baik saja."Nathan, kamu sudah pulang? Bagaimana proyek ya, apa semuanya baik-baik saja?""Alhamdulillah baik Pah, aku juga sudah keliling proyek dengan Pak Zaki tadi siang! Oh iya Pah, Mah, perkenalkan ini Fahri, teman Nathan."Sedangkan pak Atmaja dan bu Farida tak tau kalau Fahri adalah mantan suami dari menantunya kini.Dia mengira kelau Fahri murni hanya teman Nathan dari kenalan atau dari pekerjaannya.Betapa tersentuhnya hati Fahri ketika Nathan menganggapnya sebagai teman di depan kedua orang tuanya, padahal apa masih pantas dia disebut dengan teman setelah apa yang dia lakukan selama ini.Rasanya panggilan itu tak pantas dia dapatkan tetapi Fahri menganggap kalau ini awal yang baik untuk perkenalan mereka."Selamat sore Om, Tante, saya Fahr

  • Aku Setelah Kau Ceraikan   Bab. 167. Nasib Fahri Saat Ini.

    "Nathan kamu sudah siap? Nanti kamu temui saja Zaki di sana! Papah udah bilang sama dia kalau anak Papah hari ini datang kesana."Pak Atmaja menemui Nathan yang sudah bersiap untuk meninjau proyek miliknya. Di temani oleh istri yang menggendong baby Ryan sambil sesekali Nadhira mengajak Baby Ryan bicara menunjukan sekeliling rumahnya mereka benar-benar seperti keluarga yang sangat harmonis."Iya Pah, yang penting Zaki udah tau kalau aku mau kesana, kalau gitu aku berangkat dulu Pah.""Sayang aku berangkat dulu, jaga Ryan baik-baik.""Iya Mas, kamu juga hati-hati di jalan. Kabari kita kalau udah sampai disana."Tak lupa Nadhira menyalami tangan suaminya sebelum pergi seperti biasanya.Lambaian tangan dari Pak Atmaja dan Nadhira mengiringi kepergian Nathan menuju tengah kota untuk melihat progres disana.Hanya memerlukan waktu kurang lebih satu jam Nathan telah sampai di tempat di mana Zaki sebagai Manager berjalan menghampiri dengan helm yang di pakai di kepalanya.Manager itu terlihat

  • Aku Setelah Kau Ceraikan   Bab. 166. Kuli Bangunan.

    Bekerja di proyek pembangunan berjalan selama satu Minggu tanpa bu Sita tau apa pekerjaan Fahri yang sesungguhnya.Fahri memang sengaja berbohong dengan mengatakan kalau dia kerja di suatu perusahaan besar agar bu Sita senang, padahal setelah jam pulang dia harus berkemas merapikan diri agar terlihat seperti bekerja di perusahaan sungguhan, berangkat pun dia sengaja mengenakan pakaian formal dan menggantinya di tempat kerja dengan pakaian biasa."Alhamdulillah ya Fah, semenjak kamu bekerja, Mamah sudah bisa menabung sedikit demi sedikit! Semoga kita bisa membeli rumah sendiri nantinya.""Aamiin Mah, yang penting Mamah terus doakan Fahri yang terbaik, supaya Fahri bisa dapat kerjaan yang lebih layak!""Loh yang lebih layak, maksud kamu Fah?"Dia tidak sadar kalau ucapannya justru membuat bu Sita curiga, kenapa Fahri mengatakan yang lebih layak, bukankan sebagai Staf di kantor sudah merupakan pekerjaan yang layak?.Secepat mungkin Fahri mencari alasan yang cocok dengan ucapannya itu"Eh

  • Aku Setelah Kau Ceraikan   Bab. 165. Apapun Pekerjaan Itu.

    Ternyata uang 20rb itu Fahri gunakan untuk membeli bensin supaya mobilnya dapat berjalan tetapi bukan kepergian hari itu Fahri untuk mencari pekerjaan melainkan pada sebuah Show room untuk menjual mobilnya.Fahri tidak punya pilihan lain saat ini, di sisi lain dia harus punya uang untuk menyambung hidup dengan ibunya, dan juga untuk membayar kontrakan yang sudah ditagih oleh si pemilik rumah.Harta berharga satu-satunya dia jual dan berfikir secara optimis bahwa suatu saat nanti dia bisa membelinya dengan yang lebih bagus lagi."Ini Pak Fahri uangnya, mobil ini resmi menjadi milik saya sekarang.""Terima kasih Pak, kalau begitu saya permisi dulu," ujarnya sambil membawa sebuah amplop coklat berisi segepok uang hasil jual mobilnya.Secepat mungkin dia kembali ke rumah sebelum bu Sita kebingungan dari mana dia mendapatkan belanjaan untuk makan mereka.Sesampainya di rumah bu Sita membelalakkan matanya saat Fahri memberikan amplop itu kepadanya, wajahnya terlihat sangat bahagia tanpa sad

DMCA.com Protection Status