Tanpa menjauhkan tangan nya Zahwa mencoba berbicara dengan janin Gea. "Sehat-sehat ya sayang di perut mama Gea""Tentu saja dia akan sehat dia kan anak ku!" ucap Gea menyingkirkan tangan Zahwa merasa tersinggung akan ucapan wanita itu. "Kamu fikir aku tidak bisa menjaganya?""A-aku yakin kamu pasti bisa menjaganya dengan baik""Terus maksud ucapan mu tadi apa?" sudut Gea, terlihat wanita itu sangat tersinggung akan ucapan Zahwa yang di layangkan pada janin nya."A-aku tidak memiliki maksud apapun Ge, percayalah" Zahwa meminta wanita di hadapan nya itu percaya akan ucapan nya yang tidak memiliki maksud apapun dan ucapan nya tadi seratus persen murni untuk berbicara pada janin Gea tanpa menyinggung perasaan nya tapi siapa sangka pertanyaan itu justru menyinggung hati Gea."Ada apa ini?" terlihat wanita paruh baya baru saja turun dari lantai dua menatap bergantian menantunya yang saling berhadapan. Dan yang paling mencolok adalah keberadaan Zahwa yang berada di rumah nya di pagi hari den
Kening Zahwa menimbulkan garis halus mendapati nomor tidak di kenal tertera di layar ponsel nya, berfikir jika itu hanya orang iseng salah sambung Zahwa memilih tidak menghiraukan melangkah masuk ke dalam kamar merebahkan tubuh di atas ranjang menatap langit-langit kamar dengan tatapan datar. Fikiran nya berkelana kesana kemari memikirkan hal yang tidak pasti, memilih untuk mengistirahatkan tubuh dari pada memikirkan yang tidak-tidak mata Zahwa perlahan terpejam.Belum sempat mata nya tertutup sempurna ponsel kembali berbunyi. Dan sama seperti beberapa saat lalu dengan nomor yang sama tertera di layar ponsel Zahwa. "Siapa orang ini"Dengan rasa penasaran akhirnya Zahwa mengangkat telfon tersebut, mendekatkan pada daun telinga."Betul ini nomor Zahwa?" tanya seorang dari sebrang sana.Zahwa yang namanya di panggil pun semakin dibuat bingung dengan siapa orang itu. "Iyah" jawab Zahwa singkat tidak ingin banyak bicara dengan orang yang bahkan Zahwa saja belum tau sepenuhnya."Ini aku Mal
"Apa boleh saya bawa Abel pulang hari ini?"permintaan yang cukup mengejutkan Anik membuat wanita itu menatap Zahwa serius. "Apa keluarga nona sudah memperbolehkan mengadopsi Abel?" dengan penuh kehati-hatian Anik melayangkan pertanyaan yang cukup pribadi pada Zahwa. Pasalnya hari dimana Zahwa menitipkan Abel wanita itu berkata akan meminta izin lebih dulu pada sang suami yang sampai sekarang Anik belum tau apa Bram memperbolehkan nya atau tidak namun jika melihat keseriusan dari sorot mata Zahwa wanita itu ingin sekali mengadopsi Abel menjadi anak nya.Ingin rasanya hari ini juga Zahwa menandatangani dan melalui beberapa proses untuk menjadi mama angkat Abel namun apa dayanya yang harus meyakinkan Bram lebih dulu untuk mengajar Abel menjadi anak mereka, karena bagaimanapun izin Bram sangat penting untuk nya. "Belum, hanya saja saya ingin membawa Abel pulang untuk beberapa hari kedepan agar saya tidak lagi merasa kesepian karena di tinggal mas Bram ke luar kota" jelas Zahwa. Padahal di
"Halo Za..."Oek...Oek...Oek..."Kok ada suara bayi? itu bayi siapa?" tanya Malik dari sebarang sana, niat hati ingin mengajak Zahwa makan malam di luar Malik malah di buat bingung akan tangis bayi yang tidak kunjung reda."Ponakan aku mas" Jawab Zahwa membuat Malik mengerutkan kening di sebarang sana. "Ada apa mas Malik telfon?" mengalihkan pembicaraan Zahwa tidak ingin keberadaan Abel terlalu banyak di ketahui oleh orang, dan yang harus mengetahui hal ini pertama kali adalah Bram suaminya karena tidak ada yang lebih penting dari posisi Bram sebagai suaminya sekarang."Aku ingin mengajak mu makan malam, apa kamu bisa?"Menatap jam di kamar yang menunjukkan setengah enam malam Zahwa sampai lupa memasak untuk dirinya sendiri karena harus mengurus Abel yang masih menangis sampai sekarang. "Maaf mas aku gak bisa""Kenapa?"Zahwa menggigit bibir bawahnya ia tidak terbiasa menolak tawaran seseorang seperti ini namun bagaimana lagi keadaan yang membuat Zahwa harus melakukan itu, apa lagi d
Meletakan termometer pada badan Abel Zahwa mendapati suhu badan bayi itu sudah normal seperti biasa, dan kebetulan hari ini juga Zahwa akan membeli perlengkapan Abel yang belum ia miliki seperti bak mandi, sabun khusus bayi dan lain-lain. "Hari ini kita mau jalan-jalan sayang" ucap Zahwa di sambut senyum lebar Abel membuat nya semakin gemas dengan makhluk mungil tersebut mendaratkan ciuman pada kedua pipinya Zahwa mendapati ponsel nya berdering.Mendapati Lila yang menghubungi dengan cepat Zahwa mengangkat telfon tersebut."Kamu gak ke sekolah lagi Za? kok kamu akhir-akhir ini sering libur mendadak sih? kamu sakit ya?"Baru saja sambungan telfon terhubung Zahwa langsung mendapatkan begitu banyak pertanyaan dari Lila mengenai ke tidak hadirannya. "Aku gak sakit, hanya ada urusan mendadak saja""Urusan apa Za? orang suami mu saja ada di luar kota" Lila tau Bram berada di luar kota karena Zahwa yang memberitahunya beberapa hari lalu dan menjelaskan kalo kini dirinya sudah tidak tinggal d
"Abel mau yang mana sayang? mau yang bebek atau gajah? atau mau aunty aja?" menghabiskan jam pulang dengan bermain bersama Abel membuat Lila sangat bahagia, bayi mungil yang sangat aktif itu sangat menggemaskan di mata Lila. Jika saja Abel boneka sudah di pastikan akan Lila masukan plastik untuk ia bawa pulang saat itu juga.Keluar kamar mandi Zahwa mendapati anak nya tengah tersenyum melihat Lila yang terus mengajak nya bicara. Zahwa yang sempat berfikir jika Lila tidak akan suka dengan Abel menghela nafas lega melihat pemandangan yang membuat hatinya bahagia. "Anak mama lagi bicara apa sama tante Lila?""Za anak kamu gemes in banget pengen aku bungkus bawa pulang""Kalo gemes kenapa kamu tidak nikah aja? nanti juga dapat bonus anak" Lila memutar bola mata malas. "Belum mau nikah aku"Zahwa hanya geleng-geleng kepala mendengar jawaban Lila. Selagi Abel bermain dengan Lila Zahwa merapikan meja kerjanya menyusun buku anak-anak menjadi satu tumpukan, merapikan mainan Abel yang berantak
Gea yang tidak jadi berbelanja memutuskan untuk pulang ke rumah Linda menceritakan semua yang ia lihat pada mama nya dan meminta saran pada wanita itu mengenai langkah apa yang harus ia ambil, cukup lama keduanya bertukar fikiran akhirnya mereka sampai di keputusan akhir dimana mereka akan memata-matai Zahwa seharian ini mencari celah sedikit saja perbuatan Zahwa yang bisa mereka gunakan untuk melakukan rencana selanjutnya.Info terakhir yang Gea dapatkan mengenai Zahwa adalah wanita itu tinggal di apartemen Bram, namun karena apartemen suaminya itu hanya ada dua disini Gea memutuskan untuk mencarinya tau sendiri bio data Zahwa di salah satu apartemen tersebut, sampai akhirnya ia mendapatkan info kalo Zahwa menginap selama satu bulan belakangan ini di apartemen pusat kota.Bersama dengan Linda keduanya memata-matai apartemen tersebut dari dalam mobil. Satu jam, dua jam, tiga jam, sampai mata hari menunjukan sore hari mereka tidak mendapatkan tanda-tanda mengenai Zahwa keluar apartemen
Selesai menyantap hidangan makan malam Zahwa melanjutkan beres-beres rumah yang harus ia lakukan pada malam hari, karena kalo pagi sampai sore hari ia akan di sibukkan dengan kegiatan mengajar dan mengurus Abel belum lagi jika bayi itu tiba-tiba rewel mau tidak mau Zahwa harus mengendong bayi itu seharian sampai Abel kembali tenang.Hampir setiap sudut apartemen Zahwa bersihkan, perhatian nya teralih saat bel apartemen berbunyi di jam yang menunjukan pukul delapan malam membuat Zahwa sedikit takut jika yang menekan bel tersebut adalah orang yang memiliki maksud jahat apa lagi kini ia dirumah seorang diri bersama dengan seorang bayi.Masih memiliki fikiran positif membuat Zahwa akhirnya nekat berjalan ke arah pintu dengan hati yang berdebar. Meremas handle pintu kuat detak jantung Zahwa semakin di uji pasal nya orang di luar sana juga memutar handle pintu namun tidak bisa di buka nya."Tuhan lindungi aku dan Abel" guman Zahwa memejamkan mata sesaat, perlahan tangan nya memutar handle d
Cih..."Setalah apa yang kamu lakukan pada ku, kamu masih berharap kalo aku memiliki rasa rindu dengan manusia berwujud iblis seperti mu?" Gea berdecit menatap jijik wajah Ian."Jangan bilang kamu masih mengingat kejadian itu sampai hari ini?" Ia memijat pelipisnya sebentar sebelum meraih pundak Gea. "Kejadian itu sudah sangat lama, Ge, jadi tidak perlu di ungkit lagi"Dengan mudah Ian mengatakan hal yang telah membuat hidup Gea tidak jelas sampai sekarang, bahkan raut wajah Ian tidak terlihat memperlihatkan seperti orang yang bersalah sedikitpun. Gea menyingkirkan tangan Ian dari pundak nya. "Bagi ku siapun yang telah membuat hidup ku tidak bahagia akan aku ingat sampai aku mati!""Termasuk orang yang kamu cintai ini?" Ian menunjuk dirinya sendiri. "Aku yakin kamu masih memiliki rasa cinta pada ku, karena apa? karena janin yang ada di kandungan mu itu adalah anak ku"Gea membulatkan mata saat Ian mengucapkan perkataan yang membuat nya semakin mematung di tempat. Ucapan yang tidak mau
Derap langkah menggema di ruang VIP yang hanya terdapat seorang pria tengah menyesap sebatang tembakau. Tanpa menunggu di persilahkan duduk seorang wanita yang masih terlihat cantik meski perutnya sudah membuncit duduk di sebelah nya."Hai Ge" sapa pria itu mematikan rokok begitu Gea sudah datang."Sudah nunggu lama?" tanya Gea basa-basi."Tidak, baru juga satu jam yang lalu" ucap nya.Gea hanya tersenyum tipis. "Aku ingin menjadi model kembali" ucap Gea to the poin.Nampak pria itu menatap penampilan Gea dari atas sampai bawah, berhenti di perut buncit milik Gea. Gea yang menghubungi nya sejak jam tiga pagi tadi membuat Owen langsung menentukan jam pertemuan keduanya mumpung ia juga berada di negara yang sama dengan Gea. Namun saat bertemu dengan Gea Owen tidak mengira jika wanita itu tengah hamil, dan pertanyaan nya sekarang siapa ayah dari janin mantan model nya itu?. Ya, Gea merupakan salah satu model kesayangan Owen, dulu, bahkan saat wanita itu mengundurkan diri menjadi model Ow
"Maksud mu?" perasaan Ayu mulai tidak enak saat tatapan Gea dengan cepat berubah."Bulan depan Gea akan memutuskan untuk lahir prematur agar Gea bisa kembali menjadi model terkenal seperti sebelumnya!"Deg!Jantung ayu berdetak tidak karuan bagiamana bisa menantu yang selama ini ia sayangi, ia rawat bak seorang ratu bisa memiliki fikiran seperti itu? apa hanya karena Bram tidak ingin memberikan nya uang tambahan Gea bisa se nekat itu melahirkan bayi yang belum saat nya keluar?. "Itu bukan jalan keluar yang tepat Ge""Terus mama punya jalan keluar untuk hidup Gea?" tanya Gea. "Gea benar-benar tidak bisa hidup sederhana seperti Zahwa ma, Gea dengan Zahwa itu beda kelas, Zahwa hanyalah seorang guru honorer yang gaji nya saja tidak seberapa kalo tidak di bantu Bram untuk menghidupi anak angkat nya itu mana mungkin Zahwa bisa, sedangkan Gea? Gea model terkenal yang biasa hidup glamor membeli apapun yang Gea mau, keluar masuk salon terkenal untuk memanjakan diri"Ucapan Gea sangat lah benar
"Apa maksud ucapan mu!" Gea yang di katakan seperti binatang liar pun menatap tajam Bram.Menghela nafas pelan Bram membalas tatapan Gea dengan lembut. "Bisakah kamu bersikap lembut? biar setelah anak ku lahir dia memiliki sifat itu""Tidak! sekarang jelaskan apa maksud mu berbicaralah seperti tadi!" ulang Gea."Aku hanya tidak ingin kamu terlalu liar dengan keadaan mu yang sedang hamil, Ge" dengan lembut Bram mencoba menjelaskan. "Apa kamu mau tanggung jawab jika terjadi sesuatu pada nya? atau kamu mau anak mu lahir sebelum waktunya karena ulah mu sendiri?""Kamu mendoakan hal buruk seperti itu?"Lagi dan lagi Gea membatah ucapan Bram yang berbicara lembut padanya sejak tadi. Pantas saja hubungan nya dengan Gea tidak memiliki kemajuan jika saja Gea akan selalu marah karena hal sepele sekalipun. "Tidak, aku akan mendoakan anak ku lahir tepat waktu dengan keadaan sehat" setelah itu Bram berbalik badan berniat masuk ke dalam kamar."Tunggu dulu!" cegah Gea. "Kasih aku yang belanja tamba
Dengan langkah bahagia Gea membawa tiga buah paper bag di tangan nya yang berisi dua set perhiasan dan satu set skincare. Berjalan ke arah tangga Gea terus mengintip satu persatu barang yang baru saja ia beli. "Aku tidak sabar mencoba nya dengan dress yang kemarin, pasti akan terlihat sangat cantik" guman Gea terus melangkah ke arah tangga.Sampai nya di lantai dua Gea berpapasan dengan Bram yang keluar dari kamar. Dengan senyum merekah Gea menyapa Bram seperti hari-hari kemarin tidak lupa ia juga mencium punggung tangan Bram hal itu ia lakukan agar Bram menganggap nya istri yang berbakti dengan suami."Dari mana jam segini baru pulang?" tanya Bram penuh selidik. Di jam yang menunjuk pukul tujuh malam Bram memergoki Gea baru pulang sedangkan wanita itu pergi sejak pagi tadi."Aku baru saja habis perawatan, dan membeli perhiasan" semakin mendekatkan jarak keduanya Gea mengeluarkan satu set perhiasan, di tunjukan benda tersebut pada Bram. "Bagus bukan? ini hanya ada tiga set di mall dan
"Kamu mau kemana Ge?" melihat menantunya begitu rapi Ayu menghampiri Gea. Menatap penampilan Gea dari atas sampai bawah. Usia kehamilan Gea yang sudah memasuki bulan ke tujuh membuat Ayu sedikit bingung pasal nya perut Gea sudah terlihat membesar seperti orang yang tengah mengandung delapan bulan."Gea mau ke salon, mama mau ikut?" ajak Gea."Apa tidak sebaik nya kamu berada di rumah saja?" Lagi-lagi ucapan itu yang menghalangi Gea untuk keluar rumah bahkan segala aktivitas nya terganggu karena Ayu sering kali melarangnya dengan ucapan agar janin di kandungan nya tetap aman sampai lahiran nanti."Gea juga butuh hiburan ma, bukan hanya di rumah diam tanpa melakukan aktivitas apapun, bisa-bisa Gea stres kalo seperti itu"Sifat Gea yang mulai berubah saat kehamilan nya memasuki bulan ke lima membuat Ayu sedikit tidak enak pasal nya selama dua bulan ini Gea selalu melakukan hal yang membuat nya pusing dari keluar secara diam-diam di malam hari, makan-makan yang tidak di khususkan untuk i
"Bisa gak kamu jangan bikin masalah lagi? sudah cukup suasana kemarin panas karena masalah ini. Satu lagi kamu jangan asal bicara mengenai orang lain tanpa ada bukti, bagaimana kalo Malik sudah punya istri dan istrinya marah begitu mendengar tuduhan tanpa bukti itu"Dengan santai Gea mengangkat bahu. "Kalo dia sudah memiliki istri seharusnya Zahwa tau, tapi di sini dia tidak menceritakan sedikitpun siapa dan tinggal di mana istri Malik itu""Karena aku baru mengenal nya, tidak pantas rasanya jika aku mengurus kehidupan pribadi orang lain" bela Zahwa."Sekedar bertanya tidak ada salahnya kan?""Sudah cukup!" lerai Ayu memijat pelipisnya yang terasa pusing begitu perdebatan ini tidak ada ujung nya. "Bisakah kalian diam? kepala mama mau pecah mendengar keributan seperti ini"Meja makan kembali hening tidak ada yang saling mengeluarkan suara, Zahwa yang memilih menunduk hanya bisa menumpahkan air matanya, sedangkan Gea dengan santai melahap buah yang ada di tangan nya."Za" panggil Ayu pan
"Lantas bagaimana dengan foto tadi? apa kamu juga akan membela Zahwa yang jelas-jelas salah?" ucap Gea yang masih tidak terima Zahwa selamat begitu saja dari kejadian ini kembali menyudutkan Bram."Kita semua belum mendengar penjelasan Zahwa mengenai hal ini jadi kita tidak boleh menyudutkan dia secara sepihak seperti ini"Brak...Zahwa yang berada di balik pintu pun tersentak kaget mendengar suara pukulan dari luar, terlihat Gea memukul meja di hadapannya dengan nafas yang menggebu-gebu. Bram dengan tenang menatap istri keduanya yang sangat marah akan ucapan nya. Ayu mengusap punggung Gea meminta wanita itu agar tetap tenang, ia tidak ingin amarah Gea berakibat pada janin nya."Bahkan di saat Zahwa mencoba menduakan mu kamu masih begitu membela nya, sedangkan aku yang hanya ingin kita akur selama mengandung saja sangat susah untuk kamu kabulkan!" "Kamu fikir aku tidak memiliki rasa iri? aku juga ingin menjalani rumah tangga kita dengan harmonis tapi apa yang kamu lakukan? tidak ada s
"Mama jangan bilang kaya gitu, Gea ikut panik kalo mama bisa berfikiran yang macam-macam" Gea yang semakin panik di buatnya jalan kesana kemari membuat beberapa suster yang melewatinya menatap dengan tatapan bingung."Mama hanya takut""Apa lagi Gea ma, Gea juga lebih takut dari mama. Gea baru saja merasakan hidup enak tanpa harus capek-capek bekerja, masa ia masa itu hilang dengan sangat cepat""Kalo kamu tidak ingin ke hilangan masa-masa itu maka pintar-pintar lah mempermainkan kondisi""Bagaimana caranya"Linda menepuk jidat. "Sudah mama hilang pintar-pintar lah memainkan keadaan, malah tanya bagaimana caranya, ya mana mana tau Ge""Percuma aku telfon mama" Gea memutus sambungan telfon saat tidak menemukan solusi dari masalahnya.Tepat saat sambungan telefon nya berakhir terlihat Bram, Ayu, dan Zahwa keluar dari poli kandungan."Di jaga kandungan nya ya nona, jangan melakukan aktivitas berat atau sampai stres karena itu akan berpengaruh pada janin nya. Dan untuk vitamin nya bisa di