Home / Pernikahan / Aku Rela Dimadu! / BAB 29 : Dia Anak Ku

Share

BAB 29 : Dia Anak Ku

Author: DELLINA
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Meletakan termometer pada badan Abel Zahwa mendapati suhu badan bayi itu sudah normal seperti biasa, dan kebetulan hari ini juga Zahwa akan membeli perlengkapan Abel yang belum ia miliki seperti bak mandi, sabun khusus bayi dan lain-lain. "Hari ini kita mau jalan-jalan sayang" ucap Zahwa di sambut senyum lebar Abel membuat nya semakin gemas dengan makhluk mungil tersebut mendaratkan ciuman pada kedua pipinya Zahwa mendapati ponsel nya berdering.

Mendapati Lila yang menghubungi dengan cepat Zahwa mengangkat telfon tersebut.

"Kamu gak ke sekolah lagi Za? kok kamu akhir-akhir ini sering libur mendadak sih? kamu sakit ya?"

Baru saja sambungan telfon terhubung Zahwa langsung mendapatkan begitu banyak pertanyaan dari Lila mengenai ke tidak hadirannya. "Aku gak sakit, hanya ada urusan mendadak saja"

"Urusan apa Za? orang suami mu saja ada di luar kota" Lila tau Bram berada di luar kota karena Zahwa yang memberitahunya beberapa hari lalu dan menjelaskan kalo kini dirinya sudah tidak tinggal d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Aku Rela Dimadu!   BAB 30 : Bertemu Gea

    "Abel mau yang mana sayang? mau yang bebek atau gajah? atau mau aunty aja?" menghabiskan jam pulang dengan bermain bersama Abel membuat Lila sangat bahagia, bayi mungil yang sangat aktif itu sangat menggemaskan di mata Lila. Jika saja Abel boneka sudah di pastikan akan Lila masukan plastik untuk ia bawa pulang saat itu juga.Keluar kamar mandi Zahwa mendapati anak nya tengah tersenyum melihat Lila yang terus mengajak nya bicara. Zahwa yang sempat berfikir jika Lila tidak akan suka dengan Abel menghela nafas lega melihat pemandangan yang membuat hatinya bahagia. "Anak mama lagi bicara apa sama tante Lila?""Za anak kamu gemes in banget pengen aku bungkus bawa pulang""Kalo gemes kenapa kamu tidak nikah aja? nanti juga dapat bonus anak" Lila memutar bola mata malas. "Belum mau nikah aku"Zahwa hanya geleng-geleng kepala mendengar jawaban Lila. Selagi Abel bermain dengan Lila Zahwa merapikan meja kerjanya menyusun buku anak-anak menjadi satu tumpukan, merapikan mainan Abel yang berantak

  • Aku Rela Dimadu!   BAB 31 : Memata-matai

    Gea yang tidak jadi berbelanja memutuskan untuk pulang ke rumah Linda menceritakan semua yang ia lihat pada mama nya dan meminta saran pada wanita itu mengenai langkah apa yang harus ia ambil, cukup lama keduanya bertukar fikiran akhirnya mereka sampai di keputusan akhir dimana mereka akan memata-matai Zahwa seharian ini mencari celah sedikit saja perbuatan Zahwa yang bisa mereka gunakan untuk melakukan rencana selanjutnya.Info terakhir yang Gea dapatkan mengenai Zahwa adalah wanita itu tinggal di apartemen Bram, namun karena apartemen suaminya itu hanya ada dua disini Gea memutuskan untuk mencarinya tau sendiri bio data Zahwa di salah satu apartemen tersebut, sampai akhirnya ia mendapatkan info kalo Zahwa menginap selama satu bulan belakangan ini di apartemen pusat kota.Bersama dengan Linda keduanya memata-matai apartemen tersebut dari dalam mobil. Satu jam, dua jam, tiga jam, sampai mata hari menunjukan sore hari mereka tidak mendapatkan tanda-tanda mengenai Zahwa keluar apartemen

  • Aku Rela Dimadu!   BAB 32 : Menimang Abel

    Selesai menyantap hidangan makan malam Zahwa melanjutkan beres-beres rumah yang harus ia lakukan pada malam hari, karena kalo pagi sampai sore hari ia akan di sibukkan dengan kegiatan mengajar dan mengurus Abel belum lagi jika bayi itu tiba-tiba rewel mau tidak mau Zahwa harus mengendong bayi itu seharian sampai Abel kembali tenang.Hampir setiap sudut apartemen Zahwa bersihkan, perhatian nya teralih saat bel apartemen berbunyi di jam yang menunjukan pukul delapan malam membuat Zahwa sedikit takut jika yang menekan bel tersebut adalah orang yang memiliki maksud jahat apa lagi kini ia dirumah seorang diri bersama dengan seorang bayi.Masih memiliki fikiran positif membuat Zahwa akhirnya nekat berjalan ke arah pintu dengan hati yang berdebar. Meremas handle pintu kuat detak jantung Zahwa semakin di uji pasal nya orang di luar sana juga memutar handle pintu namun tidak bisa di buka nya."Tuhan lindungi aku dan Abel" guman Zahwa memejamkan mata sesaat, perlahan tangan nya memutar handle d

  • Aku Rela Dimadu!   BAB 33 : Memberi Waktu Lebih Lama

    Oek...oek...oek...Bram yang mendengar tangis melengking itupun menatap Zahwa dengan tatapan khawatir bahkan tangan yang tadi menepuk paha Abel berhenti berubah menjadi kaku. "Za" panggil Bram lirih."Jangan tegang mas, tetap santai dan jangan panik" Bram yang tidak bisa tenang pun terus menggambarkan kecemasan nya melalui ekpresi wajah. "Dia terus menangis, apa yang harus aku lakukan?""Kuncinya tenang mas, tarik nafas panjang" Zahwa memberikan aba-aba dan hal itu tentunya langsung di lakukan Bram. "Buang, tenang jangan ikut panik jika dia menangis, tetap tepuk paha nya pelan seperti tadi" aba-aba Zahwa untuk kedua kalinya yang langsung di lakukan Bram."Jika bisa gendongan nya sambil di gerakan sedikit, ke kanan...ke kiri...kanan lagi... kiri lagi...Iyah seperti itu" ucap Zahwa terus memberikan aba-aba. Zahwa yang tau jika Abel buang air besar pun tidak langsung mengantikan popok nya namun memanfaatkan situasi itu agar Bram merasakan bagaimana asik nya menjadi orang tua seperti diri

  • Aku Rela Dimadu!   BAB 34 : Adopsi

    Di rasa tangis Zahwa mulai reda Bram memberi ruang antara keduanya, menangkup wajah putih Zahwa di hapus nya jejak air mata wanita itu dengan lembut menggunakan ibu jari. "Kalo kamu mau adopsi Abel, mas izinkan"Zahwa menjeda tangisnya menatap serius kedua bola mata Bram. "Ma-mas serius?" dengan suara serak nya Zahwa bertanya dengan perasaan bahagia. "Mas bolehin Za adopsi Abel?"Bram mengangguk cepat. "Asal kamu tidak menangis lagi mas mengizinkan kamu adopsi Abel"Dengan mandiri Zahwa menghapus air mata yang sempat jatuh kembali dan langsung mengangguk setuju. "Makasih ya mas" ucap Zahwa penuh kebahagiaan. "Za janji Zahwa akan merawat Abel dengan baik, Za janji bayi itu tidak akan membuat mas pusing"Baram meraih pundak Zahwa terlihat pria itu menggeleng kecil. "Kita urus dia sama-sama ya"Seketika tubuh Zahwa diam di tempat tidak ada perkataan yang bisa ia lontarkan selain kontak mata yang masih saling tatap tersebut. Bram yang sempat bersih keras tidak memberikan nya izin merawat

  • Aku Rela Dimadu!   BAB 35 : Kamu Selingkuh?

    "Mas gak pulang ke rumah mama?""Mungkin besok, hari ini mas masih mau disini" ucap Bram fokus pada bayi mungil di hadapan nya.Pagi hari sebelum istri dan Abel bangun Bram sudah meminta orang hotel untuk membeli cukup banyak mainan dan di buatkan nya sebuah tempat bermain di apartemen yang sangat luas tersebut agar bayi mungil itu tidak bosan. Tapi jika di lihat-lihat justru Bram yang sangat bersemangat mengajak Abel bermain. Bayi yang masih bisa terlentang itu hanya memperhatikan Bram silih berganti menunjukan mainan di tangan nya."Ini namanya ayah yang main bukan Abel" goda Zahwa.Bram menatap sang istri yang senyam-senyum menatap keduanya. "Nanti kalo Abel besar juga bisa main, tapi sekarang biar ayah dulu yang main""Dasar" Zahwa geleng-geleng kepala di buat nya."Ternyata asik loh Za ternyata main seperti ini""Ini baru mainan nya, mas belum pernah kan merasakan biskuit bayi? rasanya enak banget" refleks Zahwa menutup mulutnya."Kamu pernah makan biskuit bayi?" satu Alis Bram t

  • Aku Rela Dimadu!   BAB 36 : Harapan Besar

    "Gak mas, Zahwa gak mungkin selingkuh" Zahwa mencoba meyakinkan pria di hadapannya itu."Terus kenapa bisa kamu duduk di taman dengan seorang pria?"Zahwa meremas ujung bajunya begitu tatapan sendu Bram terus menatap nya. "Hari itu...""Sudah jangan di jelaskan!" sela Ayu. "Percuma kamu menjelaskan nya, karena mama akan urus perceraian kalian berdua, hari ini!" tekan Ayu pada kalimat terakhirnya.Bram yang mendengar kata cerai pun berbalik. Sedangkan hati serta fikiran Zahwa sudah melayang kemana-mana ia tidak menyangka kejadian di taman hari itu bisa menimbulkan masalah sebenar ini, dan kini Ayu akan mengurus perceraian keduanya? tidak Zahwa tidak ingin hidup sebatang kara di luar sana ia tidak ingin pisah dengan laki-laki yang ia cintai segenap hatinya."Kenapa harus sampai cerai sih ma? masalah ini bisa kita selesaikan baik-baik mendengar penjelasan Zahwa mengenai foto itu" Bram yang juga tidak ingin cerai pun tetap ingin mendengar penjelasan Zahwa dulu."Mama tidak butuh penjelasa

  • Aku Rela Dimadu!   BAB 37 : Ke Cemaskan Ke Dua Nya

    Gea yang ketinggalan lift serta ketinggalan mobil pun semakin kesal dibuatnya. Tidak memiliki cara lain dirinya memutuskan untuk naik taksi mengikuti mobil Bram dari belakang yang lebih dulu melaju di didepan nya. Berhenti di lobi rumah sakit lagi-lagi Gea ketinggalan jejak keduanya yang sangat cepat melangkah masuk."Mereka kemana sih" Gea yang sudah menyusuri lorong rumah sakit pun berhenti merasa kaki nya sudah sangat pegal berjalan kesana keri tidak juga menemukan Bram dan Ayu. Berniat menghubungi Bram ponsel pria itu di angkat karyawan apartemen yang memberitahu ponsel Zahwa dan Bram ketinggalan di sana, beralih menghubungi Ayu wanita itu malah tidak mengangkat ponsel nya. "Baru juga dapat berita yang belum ada kepastian nya aku sudah di abaikan seperti ini, bagaimana jadinya kalo Zahwa benar-benar hamil nanti!""Apa aku celakai saja Zahwa sampai bayi itu keguguran? atau lebih bagus lagi dirinya juga ikut celaka?" ide gila yang terlintas di fikiran Gea membuat wanita itu menggelen

Latest chapter

  • Aku Rela Dimadu!   BAB 46 : Siapa Dia?

    Cih..."Setalah apa yang kamu lakukan pada ku, kamu masih berharap kalo aku memiliki rasa rindu dengan manusia berwujud iblis seperti mu?" Gea berdecit menatap jijik wajah Ian."Jangan bilang kamu masih mengingat kejadian itu sampai hari ini?" Ia memijat pelipisnya sebentar sebelum meraih pundak Gea. "Kejadian itu sudah sangat lama, Ge, jadi tidak perlu di ungkit lagi"Dengan mudah Ian mengatakan hal yang telah membuat hidup Gea tidak jelas sampai sekarang, bahkan raut wajah Ian tidak terlihat memperlihatkan seperti orang yang bersalah sedikitpun. Gea menyingkirkan tangan Ian dari pundak nya. "Bagi ku siapun yang telah membuat hidup ku tidak bahagia akan aku ingat sampai aku mati!""Termasuk orang yang kamu cintai ini?" Ian menunjuk dirinya sendiri. "Aku yakin kamu masih memiliki rasa cinta pada ku, karena apa? karena janin yang ada di kandungan mu itu adalah anak ku"Gea membulatkan mata saat Ian mengucapkan perkataan yang membuat nya semakin mematung di tempat. Ucapan yang tidak mau

  • Aku Rela Dimadu!   BAB 45 : Apa Kamu Tidak Merindukan Ku?

    Derap langkah menggema di ruang VIP yang hanya terdapat seorang pria tengah menyesap sebatang tembakau. Tanpa menunggu di persilahkan duduk seorang wanita yang masih terlihat cantik meski perutnya sudah membuncit duduk di sebelah nya."Hai Ge" sapa pria itu mematikan rokok begitu Gea sudah datang."Sudah nunggu lama?" tanya Gea basa-basi."Tidak, baru juga satu jam yang lalu" ucap nya.Gea hanya tersenyum tipis. "Aku ingin menjadi model kembali" ucap Gea to the poin.Nampak pria itu menatap penampilan Gea dari atas sampai bawah, berhenti di perut buncit milik Gea. Gea yang menghubungi nya sejak jam tiga pagi tadi membuat Owen langsung menentukan jam pertemuan keduanya mumpung ia juga berada di negara yang sama dengan Gea. Namun saat bertemu dengan Gea Owen tidak mengira jika wanita itu tengah hamil, dan pertanyaan nya sekarang siapa ayah dari janin mantan model nya itu?. Ya, Gea merupakan salah satu model kesayangan Owen, dulu, bahkan saat wanita itu mengundurkan diri menjadi model Ow

  • Aku Rela Dimadu!   BAB 44 : Butuh Waktu

    "Maksud mu?" perasaan Ayu mulai tidak enak saat tatapan Gea dengan cepat berubah."Bulan depan Gea akan memutuskan untuk lahir prematur agar Gea bisa kembali menjadi model terkenal seperti sebelumnya!"Deg!Jantung ayu berdetak tidak karuan bagiamana bisa menantu yang selama ini ia sayangi, ia rawat bak seorang ratu bisa memiliki fikiran seperti itu? apa hanya karena Bram tidak ingin memberikan nya uang tambahan Gea bisa se nekat itu melahirkan bayi yang belum saat nya keluar?. "Itu bukan jalan keluar yang tepat Ge""Terus mama punya jalan keluar untuk hidup Gea?" tanya Gea. "Gea benar-benar tidak bisa hidup sederhana seperti Zahwa ma, Gea dengan Zahwa itu beda kelas, Zahwa hanyalah seorang guru honorer yang gaji nya saja tidak seberapa kalo tidak di bantu Bram untuk menghidupi anak angkat nya itu mana mungkin Zahwa bisa, sedangkan Gea? Gea model terkenal yang biasa hidup glamor membeli apapun yang Gea mau, keluar masuk salon terkenal untuk memanjakan diri"Ucapan Gea sangat lah benar

  • Aku Rela Dimadu!   BAB 43 : Keterlaluan?

    "Apa maksud ucapan mu!" Gea yang di katakan seperti binatang liar pun menatap tajam Bram.Menghela nafas pelan Bram membalas tatapan Gea dengan lembut. "Bisakah kamu bersikap lembut? biar setelah anak ku lahir dia memiliki sifat itu""Tidak! sekarang jelaskan apa maksud mu berbicaralah seperti tadi!" ulang Gea."Aku hanya tidak ingin kamu terlalu liar dengan keadaan mu yang sedang hamil, Ge" dengan lembut Bram mencoba menjelaskan. "Apa kamu mau tanggung jawab jika terjadi sesuatu pada nya? atau kamu mau anak mu lahir sebelum waktunya karena ulah mu sendiri?""Kamu mendoakan hal buruk seperti itu?"Lagi dan lagi Gea membatah ucapan Bram yang berbicara lembut padanya sejak tadi. Pantas saja hubungan nya dengan Gea tidak memiliki kemajuan jika saja Gea akan selalu marah karena hal sepele sekalipun. "Tidak, aku akan mendoakan anak ku lahir tepat waktu dengan keadaan sehat" setelah itu Bram berbalik badan berniat masuk ke dalam kamar."Tunggu dulu!" cegah Gea. "Kasih aku yang belanja tamba

  • Aku Rela Dimadu!   BAB 42 : Protes!

    Dengan langkah bahagia Gea membawa tiga buah paper bag di tangan nya yang berisi dua set perhiasan dan satu set skincare. Berjalan ke arah tangga Gea terus mengintip satu persatu barang yang baru saja ia beli. "Aku tidak sabar mencoba nya dengan dress yang kemarin, pasti akan terlihat sangat cantik" guman Gea terus melangkah ke arah tangga.Sampai nya di lantai dua Gea berpapasan dengan Bram yang keluar dari kamar. Dengan senyum merekah Gea menyapa Bram seperti hari-hari kemarin tidak lupa ia juga mencium punggung tangan Bram hal itu ia lakukan agar Bram menganggap nya istri yang berbakti dengan suami."Dari mana jam segini baru pulang?" tanya Bram penuh selidik. Di jam yang menunjuk pukul tujuh malam Bram memergoki Gea baru pulang sedangkan wanita itu pergi sejak pagi tadi."Aku baru saja habis perawatan, dan membeli perhiasan" semakin mendekatkan jarak keduanya Gea mengeluarkan satu set perhiasan, di tunjukan benda tersebut pada Bram. "Bagus bukan? ini hanya ada tiga set di mall dan

  • Aku Rela Dimadu!   BAB 41 : Membatasi

    "Kamu mau kemana Ge?" melihat menantunya begitu rapi Ayu menghampiri Gea. Menatap penampilan Gea dari atas sampai bawah. Usia kehamilan Gea yang sudah memasuki bulan ke tujuh membuat Ayu sedikit bingung pasal nya perut Gea sudah terlihat membesar seperti orang yang tengah mengandung delapan bulan."Gea mau ke salon, mama mau ikut?" ajak Gea."Apa tidak sebaik nya kamu berada di rumah saja?" Lagi-lagi ucapan itu yang menghalangi Gea untuk keluar rumah bahkan segala aktivitas nya terganggu karena Ayu sering kali melarangnya dengan ucapan agar janin di kandungan nya tetap aman sampai lahiran nanti."Gea juga butuh hiburan ma, bukan hanya di rumah diam tanpa melakukan aktivitas apapun, bisa-bisa Gea stres kalo seperti itu"Sifat Gea yang mulai berubah saat kehamilan nya memasuki bulan ke lima membuat Ayu sedikit tidak enak pasal nya selama dua bulan ini Gea selalu melakukan hal yang membuat nya pusing dari keluar secara diam-diam di malam hari, makan-makan yang tidak di khususkan untuk i

  • Aku Rela Dimadu!   BAB 40 : Hampir Lelah

    "Bisa gak kamu jangan bikin masalah lagi? sudah cukup suasana kemarin panas karena masalah ini. Satu lagi kamu jangan asal bicara mengenai orang lain tanpa ada bukti, bagaimana kalo Malik sudah punya istri dan istrinya marah begitu mendengar tuduhan tanpa bukti itu"Dengan santai Gea mengangkat bahu. "Kalo dia sudah memiliki istri seharusnya Zahwa tau, tapi di sini dia tidak menceritakan sedikitpun siapa dan tinggal di mana istri Malik itu""Karena aku baru mengenal nya, tidak pantas rasanya jika aku mengurus kehidupan pribadi orang lain" bela Zahwa."Sekedar bertanya tidak ada salahnya kan?""Sudah cukup!" lerai Ayu memijat pelipisnya yang terasa pusing begitu perdebatan ini tidak ada ujung nya. "Bisakah kalian diam? kepala mama mau pecah mendengar keributan seperti ini"Meja makan kembali hening tidak ada yang saling mengeluarkan suara, Zahwa yang memilih menunduk hanya bisa menumpahkan air matanya, sedangkan Gea dengan santai melahap buah yang ada di tangan nya."Za" panggil Ayu pan

  • Aku Rela Dimadu!   BAB 39 : Penolakan Tes DNA

    "Lantas bagaimana dengan foto tadi? apa kamu juga akan membela Zahwa yang jelas-jelas salah?" ucap Gea yang masih tidak terima Zahwa selamat begitu saja dari kejadian ini kembali menyudutkan Bram."Kita semua belum mendengar penjelasan Zahwa mengenai hal ini jadi kita tidak boleh menyudutkan dia secara sepihak seperti ini"Brak...Zahwa yang berada di balik pintu pun tersentak kaget mendengar suara pukulan dari luar, terlihat Gea memukul meja di hadapannya dengan nafas yang menggebu-gebu. Bram dengan tenang menatap istri keduanya yang sangat marah akan ucapan nya. Ayu mengusap punggung Gea meminta wanita itu agar tetap tenang, ia tidak ingin amarah Gea berakibat pada janin nya."Bahkan di saat Zahwa mencoba menduakan mu kamu masih begitu membela nya, sedangkan aku yang hanya ingin kita akur selama mengandung saja sangat susah untuk kamu kabulkan!" "Kamu fikir aku tidak memiliki rasa iri? aku juga ingin menjalani rumah tangga kita dengan harmonis tapi apa yang kamu lakukan? tidak ada s

  • Aku Rela Dimadu!   BAB 38 : Iri

    "Mama jangan bilang kaya gitu, Gea ikut panik kalo mama bisa berfikiran yang macam-macam" Gea yang semakin panik di buatnya jalan kesana kemari membuat beberapa suster yang melewatinya menatap dengan tatapan bingung."Mama hanya takut""Apa lagi Gea ma, Gea juga lebih takut dari mama. Gea baru saja merasakan hidup enak tanpa harus capek-capek bekerja, masa ia masa itu hilang dengan sangat cepat""Kalo kamu tidak ingin ke hilangan masa-masa itu maka pintar-pintar lah mempermainkan kondisi""Bagaimana caranya"Linda menepuk jidat. "Sudah mama hilang pintar-pintar lah memainkan keadaan, malah tanya bagaimana caranya, ya mana mana tau Ge""Percuma aku telfon mama" Gea memutus sambungan telfon saat tidak menemukan solusi dari masalahnya.Tepat saat sambungan telefon nya berakhir terlihat Bram, Ayu, dan Zahwa keluar dari poli kandungan."Di jaga kandungan nya ya nona, jangan melakukan aktivitas berat atau sampai stres karena itu akan berpengaruh pada janin nya. Dan untuk vitamin nya bisa di

DMCA.com Protection Status