Tubuh Zahwa maju beberapa centi kedepan saat mobil yang ia tumpangi berhenti mendadak di pinggir jalan yang sepi tapi terasa sejuk karena banyak pepohonan yang rindang disekitarnya. Zahwa menatap Bram yang tiba-tiba terdiam menatap keluar jendela, manik mata pria itu menggambarkan kecemasan yang membuat Zahwa merasa aneh karena tadi setalah perdebatan dengan Ayu Bram langsung mengajaknya bercanda tapi sekarang sikap pria itu benar-benar aneh."Mas" panggil Zahwa menggoyang lengan kekar milik Bram.Masih dengan posisi yang sama Bram membiarkan Zahwa menggoyang lengannya berulang kali, matanya terus tertuju kedepan."Mas kamu kenapa sih? kenapa tiba-tiba kaya gini? mas jawab aku" tak kunjung mendapatkan jawaban Zahwa melepas setbel pada tubuhnya mencondongkan sedikit badan untuk melihat wajah sang suami, baru tangannya akan terulur memalingkan wajah Bram pria itu lebih dahulu memalingkan wajahnya dan terjadi pertemuan dua bibir yang tak direncanakan itu.Cup...Bola mata Zahwa membulat
Sesuai jadwal program bayi tabung Gea hari ini Bram berniat mengantar wanita itu untuk ke rumah sakit melakukan beberapa prosedur yang harus Gea lakukan, meskipun tidak ada cinta untuk wanita itu Bram selalu bersikap profesional mengenai anak yang akan dikandung oleh wanita itu. Menutup pintu kamarnya Bram melihat Gea yang sudah rapi keluar dari kamar berjalan mendekat ke arahnya."Kamu sudah siap?""Sudah" Setelah kejadian dimana Zahwa jatuh di kamar mandi hari itu Gea berfikir Bram tidak akan mengantarnya ke rumah sakit lagi untuk melakukan program bayi tabung,tapi dirinya salah pria itu tiba-tiba menawarkan diri pagi dan mengatakan akan mengantarkannya setiap jadwal program bayi tabung itu dilakukan. "Ya sudah ayo berangkat, jangan membuang waktu disini""Tunggu Bram" cegah Gea menahan tangan Bram dan langsung melepasnya saat tatapan mata Bram mengisyaratkan tak suka."Ada apa?""Ada yang ingin aku bicarakan dengan mu sebelum kita berangkat"Bram melirik arloji yang menunjukan puk
Waktu bergulir dengan begitu cepat membuat wanita cantik di kediaman keluarga Rivaldo sekarang menghela nafas panjang berulang kali, menatap pantulan wajahnya pada cermin kamar mandi, terlihat begitu menyedihkan harus terus bertahan dirumah tangga yang tidak memiliki kemajuan sedikitpun seperti ini, ditambah dua hari lalu Bram lebih memilih tinggal bersama dengan Zahwa tanpa berniat untuk pulang hanya sekedar menanyakan kabar nya.Sesuai dengan ucapan Linda satu bulan yang lalu, hari ini Gea mencoba melakukan tes kehamilan yang tentu saja hasilnya positif. Mengenggam benda pipih itu dengan erat Gea melangkah Keluar dari kamar menemui Ayu meminta mertuanya itu untuk menghubungi sang suami untuk pulang kerumah sekalian mengajak Zahwa. Awalnya ayu tidak setuju dengan ucapan Gea yang meminta Zahwa untuk datang kembali kerumah ini, tapi bukan Gea namanya kalo tidak bisa membuat Ayu mengiyakan permintaannya.Semenjak satu setengah bulan ini juga Ayu mempekerjakan beberapa art untuk mengurus
Bram menghela nafas kasar berjalan menjauh dari hadapan Gea, sesaat keheningan tercipta dikamar milik Gea yang masih menunggu jawaban dari Bram."Aku punya jalan tengah untuk masalah ini""Jalan tengah? maksud mu?" perasaan Gea mulai tak enak saat Bram berbalik badan perasaan gelisah mulai menyelimuti tubuh dan fikiran nya sekarang."Kita akan bercerai setelah anak yang ada dikandung mu itu lahir"Deg!Ucapan itu tidak pernah terlintas di pikiran Gea saat menyampaikan kabar bahagia ini pada pria yang ia cintai itu, yang ada justru ia berfikir dengan adanya janin ini hubungan nya dengan Bram akan membaik seperti di film-film yang pernah ia bintangi sebelumnya mendapatkan perlakukan romantis dari sang suami, bukannya kata perpisahan yang pria itu lontarkan."Cerai? apa aku tidak salah dengar?"Bram menggeleng cepat. "Itu jalan yang terbaik buat kita semua Ge""Iyah itu jalan yang terbaik untuk mu dan juga Zahwa! kalian memanfaaatkan ku hanya agar kalian memiliki anak, setalah aku melahirk
Malam harinya teman, sahabat, bahkan beberapa rekan bisnis Bram datang di acara syukuran atas kehamilan Gea. Zahwa yang memutuskan untuk tidak pulang ke apartemen membantu ayu mengawasi setiap dekor bahkan ketring untuk para tamu. Setelah memastikan semuanya siap dan sesuai keinginan ayu, Zahwa menyambut satu persatu tamu dan mengarahkan nya pada meja yang sudah tersedia.Saat Zahwa sedang sibuk menyambut tamu yang semakin banyak datang beda hal nya dengan Bram yang duduk termenung di pinggir ranjang, pria itu terlalu banyak melamun setelah kejadian tadi siang membuat pikiran dan hatinya tak bisa berfikir sejalan."Bram!" panggil Gea untuk kesekian kalinya saat sang suami malah diam saja tanpa merespon panggilannya. Menyadarkan kesadaran Bram menatap Gea yang sudah siap. "Kamu di panggil malah nglamun""Ada apa?""Mama meminta kita untuk turun" jawab Gea saat Ayu meminta keduanya untuk segara turun, karena sudah banyak tamu yang menanyakan keduanya."Kamu duluan saja, aku mau ke kamar
"Mulai hari ini aku akan berada dirumah Zahwa tiga hari dan dirumah Gea empat hari. Dan aku harap kamu gak keberatan soal ini Za, karena sekarang Gea sedang hamil dan sangat membutuhkan ku disampingnya"Zahwa termenung dimeja mengajarnya setelah memberikan soal pada murid-muridnya, memikirkan keputusan yang diambil sang suami tadi malam membuat keraguan yang sempat hilang kembali datang dengan rasa yang lebih besar. Mau tidak mau Zahwa harus terbiasa dan memaklumi semua yang akan terjadi kedepannya,atau mungkin waktu tiga hari nya dengan sang suami akan tersita secara mendadak."Kamu pasti bisa Za" batin Zahwa menenangkan diri sendiri."Bu guru" panggil anak usia delapan tahun menggoyangkan tangan Zahwa."Iyah, ada apa?""Bu guru nglamun ya?" tanya anak bernama Bintang.Zahwa menggeleng meraih buku tulis yang ada ditangan anak laki-laki itu. Keningnya menimbulkan garis halus saat tidak ada satu jawaban dari soal yang sudah ia berikan. Menatap bintang yang tengah tersenyum kuda. "Kenapa
Hari ini jadwal Bram berada dirumah Zahwa membuat wanita cantik itu mondar mandi kesana kemari di dapur memasak semua makanan kesukaan Bram, meskipun apapun yang akan Zahwa masak pasti akan disantap habis oleh sang suami.Sesekali Zahwa melirik jam yang hampir menunjukan pukul lima sore, mulai menata semua makanan yang sudah jadi diatas meja dengan tersenyum senang. Kini Zahwa tinggal menunggu sang suami datang dan langsung mengajaknya makan.Masih memiliki waktu Zahwa berlaku ke kamar membersihkan diri menghilangkan bau masakan dari badannya. Selesai menyegarkan diri Zahwa berdiri di depan cermin menatap pantulan wajahnya yang terlihat sangat segar.Mendengar bel dipencet seseorang membuat Zahwa semakin mengembang senyum yakin jika itu sang suami. Melangkah keluar kamar dengan bahagia, Zahwa membuka pintu dengan senyum mengembang. "Mas" sambut nya meraih tas kerja dari tangan Bram.Bram mendaratkan ciuman pada kening Zahwa berjalan masuk kedalam apartemen mencium aroma makanan yang m
"Hari ini aku akan keluar kota" ucap Bram memasukan barang-barang kedalam koper tanpa dibantu Gea yang malah mematung dibelakang tubuhnya."Aku ikut ya?" cicit Gea."Tidak usah, jika terjadi apa-apa dengan mu disana aku belum tentu bisa langsung menolong mu karena aku harus kesana kemari untuk meninjau proyek"Gea yang tadi sangat antusias mendengar Bram akan keluar kota merasa kesal tak mendapatkan izin, apa lagi yang Gea tau tempat proyek Bram tersebut terletak di daerah puncak yang pasti memiliki pemandangan yang sangat indah di pagi dan siang harinya."Tapi aku bisa jaga diri" ucap Gea masih kekeh untuk ikut. "Kamu tidak usah khawatirkan aku, aku pasti akan baik-baik saja. Kalo tidak kita ajak sekalian Zahwa untuk menemani ku, jadi kalo aku butuh apa-apa dan kenapa-kenapa Zahwa ada disana"Bram membalikan badan mendengar ucapan bodoh Gea. Wanita itu malah tersenyum penuh permohonan membuat Bram geram akan setiap ucapan yang terlontar dari mulut Gea yang tidak ada satupun yang benar
Cih..."Setalah apa yang kamu lakukan pada ku, kamu masih berharap kalo aku memiliki rasa rindu dengan manusia berwujud iblis seperti mu?" Gea berdecit menatap jijik wajah Ian."Jangan bilang kamu masih mengingat kejadian itu sampai hari ini?" Ia memijat pelipisnya sebentar sebelum meraih pundak Gea. "Kejadian itu sudah sangat lama, Ge, jadi tidak perlu di ungkit lagi"Dengan mudah Ian mengatakan hal yang telah membuat hidup Gea tidak jelas sampai sekarang, bahkan raut wajah Ian tidak terlihat memperlihatkan seperti orang yang bersalah sedikitpun. Gea menyingkirkan tangan Ian dari pundak nya. "Bagi ku siapun yang telah membuat hidup ku tidak bahagia akan aku ingat sampai aku mati!""Termasuk orang yang kamu cintai ini?" Ian menunjuk dirinya sendiri. "Aku yakin kamu masih memiliki rasa cinta pada ku, karena apa? karena janin yang ada di kandungan mu itu adalah anak ku"Gea membulatkan mata saat Ian mengucapkan perkataan yang membuat nya semakin mematung di tempat. Ucapan yang tidak mau
Derap langkah menggema di ruang VIP yang hanya terdapat seorang pria tengah menyesap sebatang tembakau. Tanpa menunggu di persilahkan duduk seorang wanita yang masih terlihat cantik meski perutnya sudah membuncit duduk di sebelah nya."Hai Ge" sapa pria itu mematikan rokok begitu Gea sudah datang."Sudah nunggu lama?" tanya Gea basa-basi."Tidak, baru juga satu jam yang lalu" ucap nya.Gea hanya tersenyum tipis. "Aku ingin menjadi model kembali" ucap Gea to the poin.Nampak pria itu menatap penampilan Gea dari atas sampai bawah, berhenti di perut buncit milik Gea. Gea yang menghubungi nya sejak jam tiga pagi tadi membuat Owen langsung menentukan jam pertemuan keduanya mumpung ia juga berada di negara yang sama dengan Gea. Namun saat bertemu dengan Gea Owen tidak mengira jika wanita itu tengah hamil, dan pertanyaan nya sekarang siapa ayah dari janin mantan model nya itu?. Ya, Gea merupakan salah satu model kesayangan Owen, dulu, bahkan saat wanita itu mengundurkan diri menjadi model Ow
"Maksud mu?" perasaan Ayu mulai tidak enak saat tatapan Gea dengan cepat berubah."Bulan depan Gea akan memutuskan untuk lahir prematur agar Gea bisa kembali menjadi model terkenal seperti sebelumnya!"Deg!Jantung ayu berdetak tidak karuan bagiamana bisa menantu yang selama ini ia sayangi, ia rawat bak seorang ratu bisa memiliki fikiran seperti itu? apa hanya karena Bram tidak ingin memberikan nya uang tambahan Gea bisa se nekat itu melahirkan bayi yang belum saat nya keluar?. "Itu bukan jalan keluar yang tepat Ge""Terus mama punya jalan keluar untuk hidup Gea?" tanya Gea. "Gea benar-benar tidak bisa hidup sederhana seperti Zahwa ma, Gea dengan Zahwa itu beda kelas, Zahwa hanyalah seorang guru honorer yang gaji nya saja tidak seberapa kalo tidak di bantu Bram untuk menghidupi anak angkat nya itu mana mungkin Zahwa bisa, sedangkan Gea? Gea model terkenal yang biasa hidup glamor membeli apapun yang Gea mau, keluar masuk salon terkenal untuk memanjakan diri"Ucapan Gea sangat lah benar
"Apa maksud ucapan mu!" Gea yang di katakan seperti binatang liar pun menatap tajam Bram.Menghela nafas pelan Bram membalas tatapan Gea dengan lembut. "Bisakah kamu bersikap lembut? biar setelah anak ku lahir dia memiliki sifat itu""Tidak! sekarang jelaskan apa maksud mu berbicaralah seperti tadi!" ulang Gea."Aku hanya tidak ingin kamu terlalu liar dengan keadaan mu yang sedang hamil, Ge" dengan lembut Bram mencoba menjelaskan. "Apa kamu mau tanggung jawab jika terjadi sesuatu pada nya? atau kamu mau anak mu lahir sebelum waktunya karena ulah mu sendiri?""Kamu mendoakan hal buruk seperti itu?"Lagi dan lagi Gea membatah ucapan Bram yang berbicara lembut padanya sejak tadi. Pantas saja hubungan nya dengan Gea tidak memiliki kemajuan jika saja Gea akan selalu marah karena hal sepele sekalipun. "Tidak, aku akan mendoakan anak ku lahir tepat waktu dengan keadaan sehat" setelah itu Bram berbalik badan berniat masuk ke dalam kamar."Tunggu dulu!" cegah Gea. "Kasih aku yang belanja tamba
Dengan langkah bahagia Gea membawa tiga buah paper bag di tangan nya yang berisi dua set perhiasan dan satu set skincare. Berjalan ke arah tangga Gea terus mengintip satu persatu barang yang baru saja ia beli. "Aku tidak sabar mencoba nya dengan dress yang kemarin, pasti akan terlihat sangat cantik" guman Gea terus melangkah ke arah tangga.Sampai nya di lantai dua Gea berpapasan dengan Bram yang keluar dari kamar. Dengan senyum merekah Gea menyapa Bram seperti hari-hari kemarin tidak lupa ia juga mencium punggung tangan Bram hal itu ia lakukan agar Bram menganggap nya istri yang berbakti dengan suami."Dari mana jam segini baru pulang?" tanya Bram penuh selidik. Di jam yang menunjuk pukul tujuh malam Bram memergoki Gea baru pulang sedangkan wanita itu pergi sejak pagi tadi."Aku baru saja habis perawatan, dan membeli perhiasan" semakin mendekatkan jarak keduanya Gea mengeluarkan satu set perhiasan, di tunjukan benda tersebut pada Bram. "Bagus bukan? ini hanya ada tiga set di mall dan
"Kamu mau kemana Ge?" melihat menantunya begitu rapi Ayu menghampiri Gea. Menatap penampilan Gea dari atas sampai bawah. Usia kehamilan Gea yang sudah memasuki bulan ke tujuh membuat Ayu sedikit bingung pasal nya perut Gea sudah terlihat membesar seperti orang yang tengah mengandung delapan bulan."Gea mau ke salon, mama mau ikut?" ajak Gea."Apa tidak sebaik nya kamu berada di rumah saja?" Lagi-lagi ucapan itu yang menghalangi Gea untuk keluar rumah bahkan segala aktivitas nya terganggu karena Ayu sering kali melarangnya dengan ucapan agar janin di kandungan nya tetap aman sampai lahiran nanti."Gea juga butuh hiburan ma, bukan hanya di rumah diam tanpa melakukan aktivitas apapun, bisa-bisa Gea stres kalo seperti itu"Sifat Gea yang mulai berubah saat kehamilan nya memasuki bulan ke lima membuat Ayu sedikit tidak enak pasal nya selama dua bulan ini Gea selalu melakukan hal yang membuat nya pusing dari keluar secara diam-diam di malam hari, makan-makan yang tidak di khususkan untuk i
"Bisa gak kamu jangan bikin masalah lagi? sudah cukup suasana kemarin panas karena masalah ini. Satu lagi kamu jangan asal bicara mengenai orang lain tanpa ada bukti, bagaimana kalo Malik sudah punya istri dan istrinya marah begitu mendengar tuduhan tanpa bukti itu"Dengan santai Gea mengangkat bahu. "Kalo dia sudah memiliki istri seharusnya Zahwa tau, tapi di sini dia tidak menceritakan sedikitpun siapa dan tinggal di mana istri Malik itu""Karena aku baru mengenal nya, tidak pantas rasanya jika aku mengurus kehidupan pribadi orang lain" bela Zahwa."Sekedar bertanya tidak ada salahnya kan?""Sudah cukup!" lerai Ayu memijat pelipisnya yang terasa pusing begitu perdebatan ini tidak ada ujung nya. "Bisakah kalian diam? kepala mama mau pecah mendengar keributan seperti ini"Meja makan kembali hening tidak ada yang saling mengeluarkan suara, Zahwa yang memilih menunduk hanya bisa menumpahkan air matanya, sedangkan Gea dengan santai melahap buah yang ada di tangan nya."Za" panggil Ayu pan
"Lantas bagaimana dengan foto tadi? apa kamu juga akan membela Zahwa yang jelas-jelas salah?" ucap Gea yang masih tidak terima Zahwa selamat begitu saja dari kejadian ini kembali menyudutkan Bram."Kita semua belum mendengar penjelasan Zahwa mengenai hal ini jadi kita tidak boleh menyudutkan dia secara sepihak seperti ini"Brak...Zahwa yang berada di balik pintu pun tersentak kaget mendengar suara pukulan dari luar, terlihat Gea memukul meja di hadapannya dengan nafas yang menggebu-gebu. Bram dengan tenang menatap istri keduanya yang sangat marah akan ucapan nya. Ayu mengusap punggung Gea meminta wanita itu agar tetap tenang, ia tidak ingin amarah Gea berakibat pada janin nya."Bahkan di saat Zahwa mencoba menduakan mu kamu masih begitu membela nya, sedangkan aku yang hanya ingin kita akur selama mengandung saja sangat susah untuk kamu kabulkan!" "Kamu fikir aku tidak memiliki rasa iri? aku juga ingin menjalani rumah tangga kita dengan harmonis tapi apa yang kamu lakukan? tidak ada s
"Mama jangan bilang kaya gitu, Gea ikut panik kalo mama bisa berfikiran yang macam-macam" Gea yang semakin panik di buatnya jalan kesana kemari membuat beberapa suster yang melewatinya menatap dengan tatapan bingung."Mama hanya takut""Apa lagi Gea ma, Gea juga lebih takut dari mama. Gea baru saja merasakan hidup enak tanpa harus capek-capek bekerja, masa ia masa itu hilang dengan sangat cepat""Kalo kamu tidak ingin ke hilangan masa-masa itu maka pintar-pintar lah mempermainkan kondisi""Bagaimana caranya"Linda menepuk jidat. "Sudah mama hilang pintar-pintar lah memainkan keadaan, malah tanya bagaimana caranya, ya mana mana tau Ge""Percuma aku telfon mama" Gea memutus sambungan telfon saat tidak menemukan solusi dari masalahnya.Tepat saat sambungan telefon nya berakhir terlihat Bram, Ayu, dan Zahwa keluar dari poli kandungan."Di jaga kandungan nya ya nona, jangan melakukan aktivitas berat atau sampai stres karena itu akan berpengaruh pada janin nya. Dan untuk vitamin nya bisa di