AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (85)"Mas, gimana keadaan perempuan yang kamu tabrak itu, Mas? Sudah berhasil ditangani?" tanya Andin begitu Arga masuk ke dalam rumah.Arga mengangguk lalu tersenyum."Alhamdulillah sudah, Sayang. Operasi pemasangan pen di kakinya yang patah sudah berhasil dilakukan. Sekarang tinggal menunggu masa pemulihan saja. Semoga dia bisa segera pulih kembali dan masalah ini cepat selesai ya," jawab Arga dengan nada lemah.Mendengar nada suaranya yang gundah, Andin meraih bahu suaminya lalu berusaha menyalurkan semangat pada laki laki itu."Yang sabar ya, Mas. Namanya juga musibah. Hadapi saja dengan ikhlas. Yang penting sekarang perempuan itu sudah selamat. Jadi kita nggak harus berurusan dengan hukum kan, Mas.""Oh ya, mandi dulu yuk! Terus habis itu makan. Aku sudah sediain makanan kesukaan, Mas," ajak Andin pada suaminya.Arga kembali menganggukkan kepalanya. Lalu bersama sama istrinya masuk ke dalam rumah untuk membersihkan diri dan mengisi perut yang su
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (86)"Eh, ada Mas Arga? Baru datang, Mas?" tanya Yuni sambil tersenyum manis menatap Arga.Arga memaksakan diri membalas senyum perempuan di depannya itu lalu melingkarkan tangannya di pinggang Andin dengan mesra demi membuat Yuni yang disadari Arga sengaja hendak menggoda dan memancing mancing dirinya itu, merasa tahu diri dan mengerti kalau dirinya sudah punya istri dan sangat mencintai serta menyayangi istrinya itu.Tak akan ada perempuan lain selain Andin dalam hatinya.Melihat tangan Arga melingkar di perut Andin, Yuni hanya tersenyum tipis. Dia tahu kalau Arga sangat mencintai dan menyayangi istrinya itu yang ternyata cukup cantik dan berkharisma itu, tapi dia juga yakin kalau dirinya bisa memanfaatkan situasi dan kondisi saat ini di mana mau tak mau Arga harus bertanggung jawab padanya, laki laki itu suatu saat pasti akan menyerah dan jatuh ke dalam pelukannya juga, seperti Purnomo kemarin.Kata orang laki laki tak akan pernah ada puasnya. Go
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (87)Hari ini setelah kurang lebih satu minggu lamanya Yuni dirawat di rumah sakit, akhirnya dokter pun membolehkan perempuan itu untuk pulang ke rumah dan melakukan rawat jalan atas sakit dan cidera yang masih diderita.Arga dan Andin sudah menyiapkan rumah kontrakan dan menyewakan seorang asisten rumah tangga untuk merawat perempuan itu menjelang cidera yang dialami sembuh kembali.Dengan mengendarai mobil yang disopiri oleh Mang Karjo dan ditemani oleh Andin dan Sri, asisten rumah tangga baru yang disewa oleh Arga, Yuni pun dibawa pulang menuju rumah kontrakan.Sepanjang perjalanan, perempuan itu terus menanyakan soal Arga yang tak bisa menemaninya pulang ke rumah. Akan tetapi setelah mendapatkan penjelasan kalau pagi ini Arga harus buru buru ke kantor karena ada urusan mendadak dengan klien, sehingga urusan keluar dari rumah sakit ditangani oleh Andin dan Mang Karjo, walau pun masih merasa tak puas dan kecewa, Yuni pun akhirnya bersedia juga pul
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (88)Mendengar perkataan Andin tersebut, wajah Yuni terlihat kelam dan memerah. Dia bukan tak tahu sindiran tajam Andin yang dialamatkan padanya. Dan dia merasa kesal sekali mendengarnya."Apa kata Ibu? Saya ini batu kerikil di jalan? Sombong sekali Bu Andin! Dengar ya, Bu! Ibu boleh menghina saya, merendahkan saya dan tidak menganggap saya berbahaya. Tapi ingat ya, Bu, yang namanya Yuni tidak akan pernah mundur dan mengalah sedikit pun juga jika sudah punya keinginan! Camkan itu, Bu!" sahut Yuni dengan nada marah dan tak terima.Namun, Andin lagi lagi hanya mengulas senyum tipis mendengar nya lalu berpaling pada Mang Karjo."Mang Karjo, cepat buka pintu kontrakan lalu biarkan perempuan ini istirahat di dalam! Selanjutnya saya akan menyewa perawat dari rumah sakit untuk mengecek kondisi kesehatannya setiap hari! Setelah dia sembuh kembali, antarkan dia ke tempat asalnya! Kalau dia tak punya tempat tinggal di kota ini, antar dia ke kampung halamannya!
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (89)"Mas, aku kok merasa nggak enak hati melihat Yuni ya, Mas? Apa nggak bisa dia dipulangkan saja ke rumah orang tua atau keluarganya dari pada kita tampung dia di kontrakan seperti ini?""Aku merasa dia sudah sangat keterlaluan, Mas! Tanpa malu malu lagi terang terangan menggoda kamu dan tak sedikit pun merasa segan denganku, Mas." "Aku bukan cemburu dan takut, Mas. Hanya saja aku nggak nyaman aja lihat perempuan ganjen dan nggak ada batasan lagi seperti perempuan itu dalam rumah tangga kita, Mas. Dalam keadaan sakit dan terkapar di atas ranjang rumah sakit saja masih sempat sempatnya dandan dan mencoba menggoda suami orang. Apa sih maunya, Mas?" ucap Andin dengan nada sedikit kesal saat akhirnya pulang ke rumah dan pada saat yang sama Arga juga baru saja pulang dari kantor dan keduanya berada di dalam kamar.Mendengar curahan hati dari istrinya itu, Arga pun menghembuskan nafasnya lalu memeluk tubuh istrinya itu dengan penuh kasih sayang."Iya,
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (90)"Apa kata kamu? Kamu itu ya, Sri! Majikan sama pembantu sama aja songongnya! Lihat aja nanti apa yang bisa aku lakukan untuk membuat Pak Arga jatuh ke dalam pelukanku! Jangan panggil aku Yuni kalau aku nggak bisa mengambil hati Pak Arga dan merebut dia dari sisi majikan kamu itu!""Yuni gitu lho! Sudah keahlian aku merayu laki laki! Jadi kalau kamu mau mau, kamu bisa belajar dari aku, Sri! Bukan malah memusuhi aku!""Apa selamanya cita cita kamu cuma jadi pembantu? Pantas seusia kamu ini kamu masih sendiri dan jadi babu, soalnya kamu polos banget sih, Sri! Kalau aku jadi kamu, sudah dari dulu aku dekati Mas Arga dan bikin dia jatuh ke pelukan aku! Bukan kek kamu yang malah menikmati status sebagai babu selamanya! Cih!" cibir Yuni pada Sri.Sri yang dicibir, berkacak pinggang lalu menatap tajam ke arah Yuni."Kamu itu ya, Mbak! Nggak bersyukur banget jadi orang! Sudah ditolong, malah mau menikam dari belakang!""Kalau aku jadi Bu Andin, sudah aku
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (91)"Apa kamu bilang? Kamu merekam pembicaraan kita barusan? Sialan kamu ya, Sri! Kesinikan nggak hape kamu! Hapus rekaman itu sekarang juga! Kalau nggak, Mbak bakalan bikin perhitungan sama kamu!" sergah Yuni sambil berusaha merebut telepon seluler milik Sri yang tengah dipegang oleh gadis itu.Namun, Sri reflek mengelak dan menjauh sehingga Yuni hanya bisa berdecak sebal, tak berdaya untuk merebut benda segi empat tersebut dari tangan pemiliknya. Dia hanya bisa mengumpat kesal saat Sri mencibirkan bibirnya dan mengejeknya dari kejauhan.Kakinya yang masih belum pulih dan masih dalam tahap perawatan pasca operasi tulang yang patah kemarin memang membuat perempuan itu mengalami keterbatasan untuk bergerak sehingga akhirnya hanya mampu memaki kesal saja saat melihat Sri menyeringai puas karena sudah berhasil menjatuhkannya barusan.Sialan! Batin Yuni. Gara gara tak bisa menahan sabar dan terlalu buru buru ingin cepat cepat memiliki Arga dan menjadi
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (92)"Sri, please ... jangan laporin Mbak ke Bu Andin ya! Mbak minta maaf ... Mbak khilaf ... Mbak ngaku salah! Tapi tolong maafkan Mbak ya Sri, please .... ""Apa kamu nggak kasihan lihat Mbak masih sakit begini? Ini jadi tambah sakit gara gara Mbak maksa bangun tadi tapi nggak bisa! Please .... kasihani Mbak, Sri. Jangan laporin Mbak ke Bu Andin dan Pak Arga ya ... ?" ucap Yuni dengan terpaksa mengiba dan memelas pada Sri yang barusan memarahi dan mengancamnya akan memberikan rekaman suaranya tadi pada kedua majikannya.Namun, Sri yang masih merasa jengkel bukan main pada Yuni yang dianggap tak tahu diri dan tak tahu berterima kasih pada orang yang sudah menolongnya, hanya diam saja. Bibir gadis itu masih menyunggingkan seringai tak suka."Halah Mbak ... dah begini aja baru menyesal dan minta maaf! Makanya bibir dan hati itu dijaga, Mbak! Jangan nggak tahu terima kasih sama budi baik orang!""Mbak 'kan sudah ditolong dari kecelakaan! Diobati! Dibaw
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (148)Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Andin pun membalikkan badannya, hendak meninggalkan kamar Yuli dan Sri karena merasa perintahnya sudah sangat jelas dan tegas. Tak ada lagi alasan sedikit pun bagi Yuli untuk menolak perintahnya atau pun pura pura takut menghadap sebab Yuli bisa jadi lebih licik dari yang mereka bayangkan.Namun, Yuli yang memang tak mengira jika rencananya nyaris diambang kegagalan, spontan berusaha mengelak dengan terus berusaha pura pura tak tahu apa yang baru saja terjadi dan apa maksud perkataan Andin sebenarnya."Ma - maksud Mbak Andin apa? Saya orang suruhan? Suruhan siapa Mbak dan untuk apa?" tanya Yuli masih dengan ekspresi pura pura lugu.Mendengar pertanyaan itu, Andin kembali mengulas senyum tipis."Sudahlah Marni. Saya dan Mas Arga sudah tahu siapa kamu sebenarnya! Sri sudah cerita semuanya kalau kamu tak sesuai seperti apa yang kamu ceritakan pada kami kemarin. Apalagi sejak ngobrol sama kamu di taman belakan
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (147)Sementara itu mengetahui jika Sri ternyata telah tahu rahasia tentang dirinya dan membongkar rahasia itu pada Andin, Yuli pun seketika merasa kesal bukan main. Apalagi saat Heru menelponnya dan terang terangan mengatakan jika dirinya baru saja menghubungi anak anak karena tak sabar lagi ingin segera memiliki Andin kembali dengan cara menghancurkan rumah tangga mantan istrinya itu dengan suami barunya dengan menjadikan anak anak sebagai umpan untuk memaksa Andin bercerai dari Arga, Yuli pun makin merasa gundah.Ia merasa rencananya untuk diam diam mengacaukan keluarga kecil Arga dan Andin menjadi berjalan di luar skenario yang telah dia susun semula. Heru bukan saja bersikap seolah olah tak percaya pada kemampuannya untuk memisahkan Arga dengan Andin. Namun juga telah membuat kekacauan yang menjadikan dia jadi serba salah seperti sekarang ini.Sekarang Andin pasti menaruh rasa curiga padanya kalau dia sebenarnya bukanlah wanita yang diusir ole
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (146)Flashback ....Sebelumnya saat masuk ke dalam kamar, Sekar menemukan ponselnya berbunyi. Gadis kecil yang memang diberi mamanya hape sendiri itu lantas menerima panggilan telepon dari nomor tak dikenal tersebut.Ternyata nomor tersebut adalah nomor hape papa kandung mereka yakni Heru yang sebenarnya sudah lama memiliki nomor telepon kedua anak perempuannya tersebut tetapi baru berani menghubungi saat dirinya merasa tak sabar lagi ingin segera bisa memiliki Andin kembali dan dekat dengan kedua putrinya itu apapun aral yang terjadi. Heru merasa tak sabar lagi ingin cepat cepat mewujudkan keinginannya walaupun di rumah Arga dan Andin sekarang sudah ada Marni alias Yuli yang tengah membantunya mewujudkan cita citanya tersebut.Akan tetapi karena mendapatkan kabar dari Yuli yang mengatakan jika Andin sedang berbadan dua, menyebabkan Heru tak mampu lagi untuk menunggu lebih lama. Dia pun berusaha menghubungi kedua putrinya itu untuk menjalin kembali
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (145)Mendengar perkataan Bi Hanun, refleks Andin dan Sri menoleh dengan kening mengernyit.Sekar menangis dan mengamuk? Yang benar saja? Apa penyebabnya?"Apa, Bi? Sekar nangis dan ngamuk ngamuk? Kok bisa?" tanya Andin dengan nada heran dan tak percaya karena seumur umur putrinya itu tak pernah berkelakuan seperti ini.Dia pun gegas berlari ke arah kamar anaknya tersebut. Ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.Benar saja, di dalam kamar terlihat Sekar tengah menangis sesenggukan di atas tempat tidur sembari meremas remas bantal guling dan seprai yang sekarang keadaannya menjadi kacau berantakan.Selama ini tak pernah Andin melihat putrinya itu dalam keadaan demikian. Itu sebabnya wanita cantik itu sempat mematung di depan pintu sebelum akhirnya gegas memburu sosok Sekar yang tengah menangis di atas ranjang. Begitu pun Seruni yang terlihat sedih meski tak sampai menangis keras seperti Sekar."Sekar, kamu kenapa, Sayang? Kenapa nangis?" tanya Andin d
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (144)"Kamu yakin yang kamu lihat itu hape sama skincare, Sri? Kamu nggak salah lihat?" Andin masih mencoba untuk tidak mempercayai perkataan ART nya itu meski dia tahu Sri bukanlah tipe perempuan yang suka menebar fitnah dan kebohongan. Sri bukan gadis seperti itu walaupun gadis itu tegas dalam berbicara dan apa adanya.Sri menggelengkan kepalanya dengan yakin."Nggak, Bu. Saya yakin saya nggak salah lihat. Mbak Marni memang punya hape dan bawa skincare, Bu.""Terus tadi waktu Ibu ngantar Pak Arga di teras depan waktu Pak Arga mau berangkat ke kantor, Mbak Marni juga ngeliatin Pak Arga terus, Bu. Nggak meleng meleng.""Waktu saya ajak sarapan, Mbak Marni ternyata juga sudah tahu kalau nama bapak itu adalah Arga. Coba Ibu pikir, dari mana Mbak Marni tahu nama bapak adalah Arga sedangkan sebelumnya Mbak Marni belum pernah bertemu Bapak?""Wajar kan, Bu, kalau saya jadi curiga, Mbak Marni itu ada niat tersembunyi ke Ibu dan bapak? Ada tujuan yang Sri
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (143)"Kenapa, Bu? Kok Ibu diem aja? Ada masalah ya, Bu?" tanya Sri begitu melihat Andin masuk ke dapur dengan wajah terlihat muram.Sri memang sangat dekat dengan Andin sehingga berani bertanya seperti itu meskipun Andin notabene adalah majikannya.Andi mengulas senyum tipis lalu menghembuskan nafasnya."Tadi anak anak bicara sama Marni. Tapi setelah itu tingkah mereka jadi aneh, Sri. Sama Mas Arga nggak negur lagi. Saya 'kan jadi heran, Sri. Kenapa sikap mereka mendadak jadi aneh begitu," jawab Andin yang benar benar tak mengerti mengapa kedua putrinya itu hanya diam saja saat berpapasan dengan Papa sambung mereka barusan. Papa sambung yang selama ini sudah bersikap baik melebihi Papa kandung sendiri akan tetapi hari ini telah diacuhkan begitu saja oleh kedua putrinya itu."Hmm ... Marni lagi Marni lagi! Bukan apa apa sih, Bu, cuma ....apa Ibu nggak curiga, Mbak Marni mengaku susah karena diusir suaminya, tapi kok wajahnya cantik dan terawat sekal
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (142)"Tapi, Tante ... apa Mama mau kembali sama Papa lagi? Mereka kan sudah bercerai?" tanya Sekar dengan mimik ragu. Begitu pun Seruni. Wajah keduanya tampak bimbang dan tak menentu."Kalau kalian ingin ketemu Papa lagi dan ingin hidup bersama dengan Papa kalian lagi, maka jalan satu satunya hanyalah dengan membuat Papa Arga pergi dari rumah ini.""Kalau Papa Arga sudah pergi, maka Papa Heru akan kembali dengan Mama kalian lagi. Apa kalian nggak mau hal itu terjadi? Katanya kalian ingin ketemu Papa lagi? Cuma ini satu satunya cara supaya kalian bisa berkumpul lagi dengan Papa Heru.""Papa Arga 'kan hanya Papa tiri kalian. Sedangkan Papa Heru adalah papa kandung kalian. Masa kalian lebih memilih tinggal bersama Papa Arga dari pada dengan Papa Heru?" bujuk Yuli lagi."Tapi, Tan ... " Sekar dan Seruni ragu ragu."Kalian sayang sama Papa kalian kan? Ingat, Papa Heru adalah papa kandung kalian, sementara Papa Arga hanya papa tiri," tandas Yuli kembali
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (141)"Hai, Sekar ... Seruni ... apa kabar?" tanya Yuli dengan nada ramah pada dua gadis kecil yang tengah bermain perosotan tersebut.Sekar menoleh lalu menatap heran saat melihat sosok Yuli yang tengah berjalan mendekati dia dan adiknya."Tante siapa? Kok tahu nama kita?" tanya Sekar dengan tidak mengerti, sebab baru kali ini dia bertemu Yuli tapi Yuli tahu namanya. Tentu saja benak gadis kecil itu merasa heran dan bertanya tanya.Ditanya seperti itu, sesaat Yuli kaget, tapi detik berikutnya cepat cepat dia meralat. Untung saja di dekat mereka saat ini tak ada Sri, Andin atau pun Bi Hanun, andai ada mereka juga pasti heran bagaimana bisa dia tahu nama dua gadis perempuan di depannya itu karena sebelumnya mereka belum pernah bertemu."Hmm ... Tante tahu dong dari Mama kalian dan Mbak Sri. Tapi itu nggak penting. Yang penting Tante membawa pesan penting dari seseorang untuk kalian. Kalian ingin tahu nggak?""Oh ya, sebelumnya kenalkan Tante ini Tant
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (140)"Emang boleh Mbak saya melihat lihat sekeliling sama Mbak Andin? Kalau boleh, saya maulah jalan jalan ke taman," jawab Yuli dengan wajah berbinar.Bagus juga dia keluar dari kamar ini untuk mencari celah dan kesempatan yang kiranya bisa digunakan untuk mewujudkan rencananya, merebut cinta Arga dan memisahkan laki laki itu dari Andin. Apalagi Heru sudah banyak memberinya uang untuk merusak rumah tangga mantan istrinya itu dengan suaminya agar bisa kembali lagi pada Andin. Hal ini membuat Yuli semakin semangat untuk mencari celah dan kesempatan guna mewujudkan niatnya itu."Ya boleh aja sih kalau Mbak mau," jawab Sri lagi merasa senang karena Yuli tampaknya bersedia keluar dari kamar supaya dia bisa segera menggeledah tempat tidur perempuan itu.Itu sebabnya Sri tersenyum lebar saat Yuli menganggukkan kepalanya dengan gembira lalu segera keluar dari kamar setelah mendapat izin darinya.Segera setelah Yuli keluar dari kamar, Sri membuka dan meng