AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (90)"Apa kata kamu? Kamu itu ya, Sri! Majikan sama pembantu sama aja songongnya! Lihat aja nanti apa yang bisa aku lakukan untuk membuat Pak Arga jatuh ke dalam pelukanku! Jangan panggil aku Yuni kalau aku nggak bisa mengambil hati Pak Arga dan merebut dia dari sisi majikan kamu itu!""Yuni gitu lho! Sudah keahlian aku merayu laki laki! Jadi kalau kamu mau mau, kamu bisa belajar dari aku, Sri! Bukan malah memusuhi aku!""Apa selamanya cita cita kamu cuma jadi pembantu? Pantas seusia kamu ini kamu masih sendiri dan jadi babu, soalnya kamu polos banget sih, Sri! Kalau aku jadi kamu, sudah dari dulu aku dekati Mas Arga dan bikin dia jatuh ke pelukan aku! Bukan kek kamu yang malah menikmati status sebagai babu selamanya! Cih!" cibir Yuni pada Sri.Sri yang dicibir, berkacak pinggang lalu menatap tajam ke arah Yuni."Kamu itu ya, Mbak! Nggak bersyukur banget jadi orang! Sudah ditolong, malah mau menikam dari belakang!""Kalau aku jadi Bu Andin, sudah aku
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (91)"Apa kamu bilang? Kamu merekam pembicaraan kita barusan? Sialan kamu ya, Sri! Kesinikan nggak hape kamu! Hapus rekaman itu sekarang juga! Kalau nggak, Mbak bakalan bikin perhitungan sama kamu!" sergah Yuni sambil berusaha merebut telepon seluler milik Sri yang tengah dipegang oleh gadis itu.Namun, Sri reflek mengelak dan menjauh sehingga Yuni hanya bisa berdecak sebal, tak berdaya untuk merebut benda segi empat tersebut dari tangan pemiliknya. Dia hanya bisa mengumpat kesal saat Sri mencibirkan bibirnya dan mengejeknya dari kejauhan.Kakinya yang masih belum pulih dan masih dalam tahap perawatan pasca operasi tulang yang patah kemarin memang membuat perempuan itu mengalami keterbatasan untuk bergerak sehingga akhirnya hanya mampu memaki kesal saja saat melihat Sri menyeringai puas karena sudah berhasil menjatuhkannya barusan.Sialan! Batin Yuni. Gara gara tak bisa menahan sabar dan terlalu buru buru ingin cepat cepat memiliki Arga dan menjadi
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (92)"Sri, please ... jangan laporin Mbak ke Bu Andin ya! Mbak minta maaf ... Mbak khilaf ... Mbak ngaku salah! Tapi tolong maafkan Mbak ya Sri, please .... ""Apa kamu nggak kasihan lihat Mbak masih sakit begini? Ini jadi tambah sakit gara gara Mbak maksa bangun tadi tapi nggak bisa! Please .... kasihani Mbak, Sri. Jangan laporin Mbak ke Bu Andin dan Pak Arga ya ... ?" ucap Yuni dengan terpaksa mengiba dan memelas pada Sri yang barusan memarahi dan mengancamnya akan memberikan rekaman suaranya tadi pada kedua majikannya.Namun, Sri yang masih merasa jengkel bukan main pada Yuni yang dianggap tak tahu diri dan tak tahu berterima kasih pada orang yang sudah menolongnya, hanya diam saja. Bibir gadis itu masih menyunggingkan seringai tak suka."Halah Mbak ... dah begini aja baru menyesal dan minta maaf! Makanya bibir dan hati itu dijaga, Mbak! Jangan nggak tahu terima kasih sama budi baik orang!""Mbak 'kan sudah ditolong dari kecelakaan! Diobati! Dibaw
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (93)"Mas, coba lihat dan dengar ini, Mas? Astaghfirullah ... nggak habis pikir ada apa sama perempuan itu," ujar Andin dengan nada mendesah sembari memperlihatkan video kiriman Sri yang barusan dia buka ke hadapan Arga.Telunjuk Andin mengklik tombol putar kembali sehingga suaminya itu bisa ikut mendengar apa yang barusan diucapkan Yuni pada Sri, tentang rencana rencana jahatnya terhadap dirinya dengan hendak mencoba mengganggu rumah tangga mereka.Dan demi mendengar itu, Arga pun ikut mendesah dan menggeleng gelengkan kepalanya tak mengerti."Benar benar keterlaluan si Yuni. Ini nggak bisa dibiarkan, Sayang! Secepatnya kalau dia sudah bisa jalan sendiri, Mas akan suruh dia pergi dari kontrakan!"" ... atau sekarang aja Mas antarkan dia ke kampungnya ya? Sebab Mas juga nggak mau memelihara musuh dalam selimut seperti ini, Sayang.""Mas khawatir dia berbuat nekad dan ingin mencelakai kamu karena niat buruknya yang hendak mengganggu Mas itu! Mas nggak
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (94)"Mbak Yuni! Kamu siap siap ya, karena barusan Bu Andin bilang kalau Mbak secepatnya akan diantar pulang kembali ke kampung halaman Mbak di Jawa!""Ayo kalau mau mandi dulu saya bantuin! Alhamdulillah kalau Mbak sudah balik lagi ke kampung halaman Mbak, aku kan bisa balik lagi ke rumah Bu Andin, dan ngurusin Sekar dan Seruni lagi seperti kemarin! Nggak kek Mbak yang rese dan banyak omong!" ujar Sri dengan nada ketus saat diberitahu oleh Andin jika sebentar lagi suaminya akan meminta anak buahnya untuk mengantarkan Yuni ke kampung halamannya di Jawa Tengah.Mendengar perkataannya, sontak Yuni tercengang. Meski tahu kalau akibat kelancangannya dalam berbicara pasti akan membuat Andin merasa kesal dan cemburu padanya tapi dia tak mengira bila Andin akan memutuskan untuk mengantarkan dia pulang ke kampung halamannya tanpa menunggu lagi kesembuhannya.Sementara dia sendiri masih memiliki hasrat yang begitu besar untuk bisa memiliki Arga. Sosok yang be
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (95)"Sri, lepasin! Mbak nggak mau pulang kampung! Mbak mau di sini aja!" seru Yuni menolak keras ajakan Sri untuk masuk kamar mandi.Yuni terus mengelak meski Sri juga terus memaksa hingga akhirnya Mang Karjo muncul di depan pintu kontrakan dan memandang bingung pada dua orang perempuan yang sedang bertengkar itu."Eh, Sri? Neng Yuni? Ada apa? Kok kalian malah bertengkar? Ada apa? Apa yang terjadi?" tanya Mang Karjo sambil menatap heran keduanya.Tanpa melepaskan pegangan tangannya di tubuh Yuni, Sri membuka mulutnya."Ini Mang, kata Bu Andin dan Pak Arga barusan, Mbak Yuni kan mau diantar pulang ke kampung halamannya. Tapi dia nggak mau dan memaksa tetap berada di sini. Makanya saya tarik supaya cepat mandi dan siap siap agar bisa secepatnya diantar ke kampung halamannya, tapi Mbak Yuni nya nggak mau, makanya saya paksa, Mang!" jawab Sri dengan nada kesal.Mendengar perkataan Sri, Yuni mengibaskan tangannya."Iyalah, wong saya nggak mau pulang! Ena
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (96)"Tapi, Mas ... .""Nggak ada tapi tapi, Yuni! Sekarang terserah kamu! Kalau kamu mau pulang kampung, akan saya antar sekarang juga, tapi kalau kamu masih ingin tinggal di sini, silahkan urus biaya hidup dan keperluan kamu sendiri karena saya tidak akan mau membiayai semua itu lagi! Oke!" pintas Arga sekali lagi."Tapi, Mas .... ""Sudah Mang Karjo! Sri! Kita pulang sekarang! Saya masih punya banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan daripada mengurus orang yang tidak tahu dan tidak bisa berterima kasih atas kebaikan orang lain seperti Yuni ini! Ayo Mang, Sri, kita pulang sekarang!" ucap Arga sambil memberi isyarat pada sopir dan ART -nya untuk pergi dari kontrakan itu, tapi lagi lagi Yuni tak terima."Mas Arga ... jangan begitu, Mas ... tolong maafin saya. Saya janji nggak akan mengulanginya lagi ...""Mang Karjo ... apa tawaran kemarin dari Mamang masih berlaku? Mau menikahi saya dan menjadikan saya istri?""Sekarang saya mau dong, Mang dijad
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS (97)"Tolonglah, Mang, nikahi saya! Kalau bukan Mang Karjo, siapa lagi yang bisa saya harapkan untuk bersedia menikahi perempuan cacat seperti saya? Tolong ya, Mang, nikahi saya dan bantu saya mengurus diri saya supaya bisa sembuh kembali. Tolong Mang ..." iba Yuni kembali.Tapi lagi dan lagi, Mang Karjo menggelengkan kepalanya."Makanya Neng, jadi orang itu jangan yang aneh aneh. Udah ditolong baik baik, diurus baik baik, Neng malah banyak tingkah. Sekarang Pak Arga sudah nggak mau lagi ngurusin Neng, baru Neng Yuni kelabakan!""Maafkan Mamang, Neng. Tapi Mamang beneran nggak bisa menikahi Neng sebab nggak mungkin Mamang mau mengkhianati orang yang sudah menolong Mamang dan mengangkat derajat keluarga Mamang seperti sekarang ini.""Jadi Neng pulang kampung aja ya dari pada di sini Neng kaga ada yang ngurus!" jawab Mang Karjo dengan nada tegas tanpa sedikit pun terpengaruh akan rayuan dan iba hati dari Yuni.Mendengar jawaban laki laki paruh baya itu,
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (148)Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Andin pun membalikkan badannya, hendak meninggalkan kamar Yuli dan Sri karena merasa perintahnya sudah sangat jelas dan tegas. Tak ada lagi alasan sedikit pun bagi Yuli untuk menolak perintahnya atau pun pura pura takut menghadap sebab Yuli bisa jadi lebih licik dari yang mereka bayangkan.Namun, Yuli yang memang tak mengira jika rencananya nyaris diambang kegagalan, spontan berusaha mengelak dengan terus berusaha pura pura tak tahu apa yang baru saja terjadi dan apa maksud perkataan Andin sebenarnya."Ma - maksud Mbak Andin apa? Saya orang suruhan? Suruhan siapa Mbak dan untuk apa?" tanya Yuli masih dengan ekspresi pura pura lugu.Mendengar pertanyaan itu, Andin kembali mengulas senyum tipis."Sudahlah Marni. Saya dan Mas Arga sudah tahu siapa kamu sebenarnya! Sri sudah cerita semuanya kalau kamu tak sesuai seperti apa yang kamu ceritakan pada kami kemarin. Apalagi sejak ngobrol sama kamu di taman belakan
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (147)Sementara itu mengetahui jika Sri ternyata telah tahu rahasia tentang dirinya dan membongkar rahasia itu pada Andin, Yuli pun seketika merasa kesal bukan main. Apalagi saat Heru menelponnya dan terang terangan mengatakan jika dirinya baru saja menghubungi anak anak karena tak sabar lagi ingin segera memiliki Andin kembali dengan cara menghancurkan rumah tangga mantan istrinya itu dengan suami barunya dengan menjadikan anak anak sebagai umpan untuk memaksa Andin bercerai dari Arga, Yuli pun makin merasa gundah.Ia merasa rencananya untuk diam diam mengacaukan keluarga kecil Arga dan Andin menjadi berjalan di luar skenario yang telah dia susun semula. Heru bukan saja bersikap seolah olah tak percaya pada kemampuannya untuk memisahkan Arga dengan Andin. Namun juga telah membuat kekacauan yang menjadikan dia jadi serba salah seperti sekarang ini.Sekarang Andin pasti menaruh rasa curiga padanya kalau dia sebenarnya bukanlah wanita yang diusir ole
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (146)Flashback ....Sebelumnya saat masuk ke dalam kamar, Sekar menemukan ponselnya berbunyi. Gadis kecil yang memang diberi mamanya hape sendiri itu lantas menerima panggilan telepon dari nomor tak dikenal tersebut.Ternyata nomor tersebut adalah nomor hape papa kandung mereka yakni Heru yang sebenarnya sudah lama memiliki nomor telepon kedua anak perempuannya tersebut tetapi baru berani menghubungi saat dirinya merasa tak sabar lagi ingin segera bisa memiliki Andin kembali dan dekat dengan kedua putrinya itu apapun aral yang terjadi. Heru merasa tak sabar lagi ingin cepat cepat mewujudkan keinginannya walaupun di rumah Arga dan Andin sekarang sudah ada Marni alias Yuli yang tengah membantunya mewujudkan cita citanya tersebut.Akan tetapi karena mendapatkan kabar dari Yuli yang mengatakan jika Andin sedang berbadan dua, menyebabkan Heru tak mampu lagi untuk menunggu lebih lama. Dia pun berusaha menghubungi kedua putrinya itu untuk menjalin kembali
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (145)Mendengar perkataan Bi Hanun, refleks Andin dan Sri menoleh dengan kening mengernyit.Sekar menangis dan mengamuk? Yang benar saja? Apa penyebabnya?"Apa, Bi? Sekar nangis dan ngamuk ngamuk? Kok bisa?" tanya Andin dengan nada heran dan tak percaya karena seumur umur putrinya itu tak pernah berkelakuan seperti ini.Dia pun gegas berlari ke arah kamar anaknya tersebut. Ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.Benar saja, di dalam kamar terlihat Sekar tengah menangis sesenggukan di atas tempat tidur sembari meremas remas bantal guling dan seprai yang sekarang keadaannya menjadi kacau berantakan.Selama ini tak pernah Andin melihat putrinya itu dalam keadaan demikian. Itu sebabnya wanita cantik itu sempat mematung di depan pintu sebelum akhirnya gegas memburu sosok Sekar yang tengah menangis di atas ranjang. Begitu pun Seruni yang terlihat sedih meski tak sampai menangis keras seperti Sekar."Sekar, kamu kenapa, Sayang? Kenapa nangis?" tanya Andin d
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (144)"Kamu yakin yang kamu lihat itu hape sama skincare, Sri? Kamu nggak salah lihat?" Andin masih mencoba untuk tidak mempercayai perkataan ART nya itu meski dia tahu Sri bukanlah tipe perempuan yang suka menebar fitnah dan kebohongan. Sri bukan gadis seperti itu walaupun gadis itu tegas dalam berbicara dan apa adanya.Sri menggelengkan kepalanya dengan yakin."Nggak, Bu. Saya yakin saya nggak salah lihat. Mbak Marni memang punya hape dan bawa skincare, Bu.""Terus tadi waktu Ibu ngantar Pak Arga di teras depan waktu Pak Arga mau berangkat ke kantor, Mbak Marni juga ngeliatin Pak Arga terus, Bu. Nggak meleng meleng.""Waktu saya ajak sarapan, Mbak Marni ternyata juga sudah tahu kalau nama bapak itu adalah Arga. Coba Ibu pikir, dari mana Mbak Marni tahu nama bapak adalah Arga sedangkan sebelumnya Mbak Marni belum pernah bertemu Bapak?""Wajar kan, Bu, kalau saya jadi curiga, Mbak Marni itu ada niat tersembunyi ke Ibu dan bapak? Ada tujuan yang Sri
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (143)"Kenapa, Bu? Kok Ibu diem aja? Ada masalah ya, Bu?" tanya Sri begitu melihat Andin masuk ke dapur dengan wajah terlihat muram.Sri memang sangat dekat dengan Andin sehingga berani bertanya seperti itu meskipun Andin notabene adalah majikannya.Andi mengulas senyum tipis lalu menghembuskan nafasnya."Tadi anak anak bicara sama Marni. Tapi setelah itu tingkah mereka jadi aneh, Sri. Sama Mas Arga nggak negur lagi. Saya 'kan jadi heran, Sri. Kenapa sikap mereka mendadak jadi aneh begitu," jawab Andin yang benar benar tak mengerti mengapa kedua putrinya itu hanya diam saja saat berpapasan dengan Papa sambung mereka barusan. Papa sambung yang selama ini sudah bersikap baik melebihi Papa kandung sendiri akan tetapi hari ini telah diacuhkan begitu saja oleh kedua putrinya itu."Hmm ... Marni lagi Marni lagi! Bukan apa apa sih, Bu, cuma ....apa Ibu nggak curiga, Mbak Marni mengaku susah karena diusir suaminya, tapi kok wajahnya cantik dan terawat sekal
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (142)"Tapi, Tante ... apa Mama mau kembali sama Papa lagi? Mereka kan sudah bercerai?" tanya Sekar dengan mimik ragu. Begitu pun Seruni. Wajah keduanya tampak bimbang dan tak menentu."Kalau kalian ingin ketemu Papa lagi dan ingin hidup bersama dengan Papa kalian lagi, maka jalan satu satunya hanyalah dengan membuat Papa Arga pergi dari rumah ini.""Kalau Papa Arga sudah pergi, maka Papa Heru akan kembali dengan Mama kalian lagi. Apa kalian nggak mau hal itu terjadi? Katanya kalian ingin ketemu Papa lagi? Cuma ini satu satunya cara supaya kalian bisa berkumpul lagi dengan Papa Heru.""Papa Arga 'kan hanya Papa tiri kalian. Sedangkan Papa Heru adalah papa kandung kalian. Masa kalian lebih memilih tinggal bersama Papa Arga dari pada dengan Papa Heru?" bujuk Yuli lagi."Tapi, Tan ... " Sekar dan Seruni ragu ragu."Kalian sayang sama Papa kalian kan? Ingat, Papa Heru adalah papa kandung kalian, sementara Papa Arga hanya papa tiri," tandas Yuli kembali
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (141)"Hai, Sekar ... Seruni ... apa kabar?" tanya Yuli dengan nada ramah pada dua gadis kecil yang tengah bermain perosotan tersebut.Sekar menoleh lalu menatap heran saat melihat sosok Yuli yang tengah berjalan mendekati dia dan adiknya."Tante siapa? Kok tahu nama kita?" tanya Sekar dengan tidak mengerti, sebab baru kali ini dia bertemu Yuli tapi Yuli tahu namanya. Tentu saja benak gadis kecil itu merasa heran dan bertanya tanya.Ditanya seperti itu, sesaat Yuli kaget, tapi detik berikutnya cepat cepat dia meralat. Untung saja di dekat mereka saat ini tak ada Sri, Andin atau pun Bi Hanun, andai ada mereka juga pasti heran bagaimana bisa dia tahu nama dua gadis perempuan di depannya itu karena sebelumnya mereka belum pernah bertemu."Hmm ... Tante tahu dong dari Mama kalian dan Mbak Sri. Tapi itu nggak penting. Yang penting Tante membawa pesan penting dari seseorang untuk kalian. Kalian ingin tahu nggak?""Oh ya, sebelumnya kenalkan Tante ini Tant
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (140)"Emang boleh Mbak saya melihat lihat sekeliling sama Mbak Andin? Kalau boleh, saya maulah jalan jalan ke taman," jawab Yuli dengan wajah berbinar.Bagus juga dia keluar dari kamar ini untuk mencari celah dan kesempatan yang kiranya bisa digunakan untuk mewujudkan rencananya, merebut cinta Arga dan memisahkan laki laki itu dari Andin. Apalagi Heru sudah banyak memberinya uang untuk merusak rumah tangga mantan istrinya itu dengan suaminya agar bisa kembali lagi pada Andin. Hal ini membuat Yuli semakin semangat untuk mencari celah dan kesempatan guna mewujudkan niatnya itu."Ya boleh aja sih kalau Mbak mau," jawab Sri lagi merasa senang karena Yuli tampaknya bersedia keluar dari kamar supaya dia bisa segera menggeledah tempat tidur perempuan itu.Itu sebabnya Sri tersenyum lebar saat Yuli menganggukkan kepalanya dengan gembira lalu segera keluar dari kamar setelah mendapat izin darinya.Segera setelah Yuli keluar dari kamar, Sri membuka dan meng