AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (119)"Buka, Pak! Buka mobilnya!" teriak Yuli dengan nada panik saat mobil terus berjalan dan pengemudi tak sedikit pun mengindahkan permintaannya untuk berhenti."Kamu nggak bisa naik dan turun begitu saja! Saya harus tahu kamu siapa? Dan kenapa tiba tiba ada di dalam mobil ini? Saya harus memastikan dulu semua itu karena salah salah saya bisa mendapatkan masalah gara gara kamu!" ujar sang pengemudi."Tapi Bapak mau mengajak saya ke mana? Please, Pak. Saya bukan mata mata atau apa pun yang ada dalam pikiran Bapak! Saya cuma orang yang sedang bingung karena mendapati suami saya tidur dengan kakak kandung saya sehingga saya merasa kalut dan akhirnya tak sengaja masuk ke mobil Bapak! Itu pun saya lakukan sebab saya mengira mobil ini adalah taksi online yang sedang saya tunggu!" jawab Yuli lagi dengan nada memohon.Namun, pengemudi mobil masih juga tak mengindahkan, hingga sesaat kemudian mobil yang dia tumpangi tiba tiba memasuki sebuah rumah mewah de
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (120)"Gimana, Lex? Kamu sudah tahu siapa dia?" tanya Heru saat orang kepercayaannya yang bernama Alex, masuk ke dalam ruangan kerjanya.Alex menggeleng ragu."Saya rasa dia berkata jujur, Bos! Dia memang tidak tahu apa apa. Dia orang biasa yang nggak sengaja masuk mobil Bos karena mengira mobil Bos itu taksi online yang sedang dia tunggu tunggu," jawab Alex.Heru mengangkat sudut bibirnya."Kalau begitu, tanyakan siapa namanya. Dan ke mana dia mau diantar pergi? Aku tak suka dia lama lama di rumah ini, Lex!" kata Heru dengan nada tak senang."Baik, Bos. Tapi kalau dia memaksa tinggal bagaimana? Barusan dia bilang kalau dia ingin tinggal di sini setelah tahu Bos adalah pemilik rumah ini," ujar Alex lagi.Heru mengernyitkan keningnya."Untuk apa dia mau tinggal di sini? Aku tak mau cari penyakit, Lex! Sudah cukup yang harus aku lewati hanya gara gara seorang perempuan! Perempuan murahan yang membuatku kehilangan segalanya. Istri dan anak anak yang sa
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (121)"Mas, jadi kapan kamu mau menikahi aku?" tanya Yuni saat Maruto kembali datang menemuinya. Sudah satu minggu sejak kepergian Yuli dari kediaman yang dibelikan Maruto untuk adiknya itu. Dan sekarang rumah itu otomatis menjadi miliknya."Kmu sudah mendapatkan izin dari Bapak kamu belum? Kalau sudah, maka Mas akan segera mengurus pernikahan kita," jawab Maruto.Yuni menganggukkan kepalanya. Semalam dia memang sudah menelpon bapak dan meminta kesediaan bapaknya untuk memberi restu pada dirinya yang hendak menikah lagi.Hanya saja dia tak berani bilang kalau calon suaminya adalah suami adiknya yang baru saja menjatuhkan talak pada Yuli."Sudah Mas. Jadi besok tinggal telpon Bapak saja supaya bapak memberikan restu dan menyerahkan perwaliannya pada orang yang akan menikahkan kita. Gimana Mas?""Oke, kalau gitu secepatnya mas akan mencari orang yang bisa menikahkan kita. Kamu sabar saja. Yang penting kamu baik baik jadi istri ya. Jangan bikin Mas kec
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (122)"Mas, malam ini kamu jatah giliran ke rumahku kan, Mas? Pokoknya malam ini aku akan memberikan servis terbaik kalau kamu ke sini. Ya, Mas?" ujar Yuni saat panggilan telepon darinya pada Maruto akhirnya diangkat oleh pria itu. Yuni mengira dia adalah istri kedua pria itu sehingga menghitung jatah giliran seperti yang dia katakan pada laki-laki itu kemarin."Ya, Sayang. Mas pasti ke sana kok. Kamu tunggu aja ya," jawab Maruto yang saat itu tengah berada di kediaman Sila, istri kedua nya dengan nada tak yakin, sebab sudah tiga malam dia tak pulang ke rumah ini karena sibuk di rumah Yuni, dan dua istri yang lain. Dia tak yakin bisa kembali menginap di rumah istri ke empatnya itu karena malam ini seharusnya adalah jatah malam untuk Sila, setelah semalam dia tidur di rumah istri ketiganya, Mira."Oke, Mas. Kalau gitu aku tunggu ya," balas Yuni dengan senyum lebar di bibir saat mendengar jawaban dari suami barunya itu. Sementara Maruto hanya tersenyum
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (123)"Mas, syukurlah akhirnya kamu datang juga. Aku pikir nggak jadi datang. Masuk yuk, aku barusan masak enak lho buat kamu," ujar Yuni menyambut kedatangan suaminya.Semakin hari kondisi fisik Yuni memang sudah semakin sehat kembali. Kehadiran Maruto dalam hidupnya membuat semangatnya untuk sembuh seperti sedia kala bangkit tanpa bisa dibendung.Maruto sekarang adalah penyemangat hidupnya. Harapan baru dalam hari harinya. Masa depan yang ingin dia perjuangkan. Dia tahu istri pertama Maruto dalam keadaan sakit serius. Kalau dia bisa bertahan hidup di sisi Maruto, bukan tak mungkin suatu saat nanti dia akan jadi Nyonya Maruto satu satunya. Pemilik beberapa usaha besar di kota ini.Maruto menganggukkan kepalanya lalu masuk ke dalam rumah dan langsung berbaring di kamar. Sementara Yuni sibuk menyiapkan makan malam.Setelah selesai, dia pun memanggil Maruto untuk keluar kamar karena hidangan sudah siap. Namun, baru saja hendak berjalan menuju pintu ka
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (124)"Sila?" Maruto teriak tertahan melihat penampakan istri keduanya itu di depan kediaman Yuni ini.Sila yang kedatangan nya ke rumah itu selain hendak mendamprat dan memberi pelajaran pada perempuan yang dia yakini telah merebut dan menggoda suaminya itu, juga hendak mencari keberadaan suaminya, melotot lebar mendengar namanya disebut dan melihat penampakan suaminya itu di sana."Mas Maruto, terlalu kamu ya. Kamu bilang nggak bisa nginap karena Mbak Sinta sakit, kamu mau nemani dia di rumah, ternyata itu alasan kamu aja! Kamu bohong, Mas! Bukannya nemani Mbak Sila kamu malah enak enakan di sini sama perempuan su*dal ini! Kurang ajar kamu ya, Mas!" teriak Sila dengan nada penuh emosi sambil memelintir pergelangan tangan Yuni dengan lebih keras lagi.Gerakannya itu membuat Yuni kembali berteriak kesakitan karena pergelangan tangannya terasa patah akibat dipelintir dengan keras oleh Sila.Mendengar teriakan istri ke empatnya itu, Maruto pun buru bu
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (125)"Sekarang juga bawa pakaian kamu dan segera pergi dari rumah ini!" teriak Sila setelah melepaskan tangan Yuni dan mendorong tubuh perempuan itu hingga terjerembab di atas lantai.Yuni memegangi pergelangan tangannya yang terasa sakit akibat habis dipelintir oleh Sila lalu memandang wanita di depannya itu dengan nanar. Dia masih berharap Sila punya rasa kasihan terhadapnya sehingga membatalkan keinginan hendak mengusirnya dari rumah ini. Namun, tampaknya Sila tak punya perasaan seperti itu. Meski begitu, Yuni tetap berusaha meminta bekas kasihan Sila."Kamu nggak kasihan sama aku, Mbak? Aku baru saja sembuh dari sakit, tapi sekarang kamu tega mengusirku dari rumah ini ... Please, Mbak ... maafkan aku. Tapi beri kesempatan aku untuk tunggal di rumah ini. Aku janji aku nggak akan melayani Mas Maruto lagi, Mbak ... " ujar Yuni mencoba meluluhkan hati istri kedua Maruto itu, tapi dia tak mendapatkan apa apa selain cibiran sinis dari Sila."Memberi
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (126)"Kamu siapa? Kok tahu siapa saya?" tanya Heru heran saat melihat sosok Yuli yang bejalan masuk ruangan mendekati nya.Yuli melempar senyum lalu mengulurkan tangannya."Saya Yuli. To the poin aja. Saya tahu soal mantan istri kamu dan keluarga barunya. Saya lihat kamu masih sendiri saja, apa belum move on?" tanya Yuli tanpa tedeng aling aling, membuat Heru merah mukanya."Jangan bicara lancang kamu, atau saya suruh anak buah saya melempar kamu ke jalanan!" tukas Heru dengan nada marah karena ucapan Yuli mau tak mau sudah membuat dia ingat pada Andin lagi.Ya, jujur dia memang belum bisa move on dari mantan istrinya itu. Sudah sekian lama mereka bercerai tapi dia masih tak bisa melupakan Andin. Lebih lebih dua putri mereka.Andai waktu bisa di putar ulang kembali, mungkin dia tak akan pernah melakukan perselingkuhan dengan Mila yang membuat rumah tangga mereka akhirnya hancur dan dia hidup seorang diri sekarang ini.Yuli tertawa mendengar ucapan
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (148)Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Andin pun membalikkan badannya, hendak meninggalkan kamar Yuli dan Sri karena merasa perintahnya sudah sangat jelas dan tegas. Tak ada lagi alasan sedikit pun bagi Yuli untuk menolak perintahnya atau pun pura pura takut menghadap sebab Yuli bisa jadi lebih licik dari yang mereka bayangkan.Namun, Yuli yang memang tak mengira jika rencananya nyaris diambang kegagalan, spontan berusaha mengelak dengan terus berusaha pura pura tak tahu apa yang baru saja terjadi dan apa maksud perkataan Andin sebenarnya."Ma - maksud Mbak Andin apa? Saya orang suruhan? Suruhan siapa Mbak dan untuk apa?" tanya Yuli masih dengan ekspresi pura pura lugu.Mendengar pertanyaan itu, Andin kembali mengulas senyum tipis."Sudahlah Marni. Saya dan Mas Arga sudah tahu siapa kamu sebenarnya! Sri sudah cerita semuanya kalau kamu tak sesuai seperti apa yang kamu ceritakan pada kami kemarin. Apalagi sejak ngobrol sama kamu di taman belakan
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (147)Sementara itu mengetahui jika Sri ternyata telah tahu rahasia tentang dirinya dan membongkar rahasia itu pada Andin, Yuli pun seketika merasa kesal bukan main. Apalagi saat Heru menelponnya dan terang terangan mengatakan jika dirinya baru saja menghubungi anak anak karena tak sabar lagi ingin segera memiliki Andin kembali dengan cara menghancurkan rumah tangga mantan istrinya itu dengan suami barunya dengan menjadikan anak anak sebagai umpan untuk memaksa Andin bercerai dari Arga, Yuli pun makin merasa gundah.Ia merasa rencananya untuk diam diam mengacaukan keluarga kecil Arga dan Andin menjadi berjalan di luar skenario yang telah dia susun semula. Heru bukan saja bersikap seolah olah tak percaya pada kemampuannya untuk memisahkan Arga dengan Andin. Namun juga telah membuat kekacauan yang menjadikan dia jadi serba salah seperti sekarang ini.Sekarang Andin pasti menaruh rasa curiga padanya kalau dia sebenarnya bukanlah wanita yang diusir ole
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (146)Flashback ....Sebelumnya saat masuk ke dalam kamar, Sekar menemukan ponselnya berbunyi. Gadis kecil yang memang diberi mamanya hape sendiri itu lantas menerima panggilan telepon dari nomor tak dikenal tersebut.Ternyata nomor tersebut adalah nomor hape papa kandung mereka yakni Heru yang sebenarnya sudah lama memiliki nomor telepon kedua anak perempuannya tersebut tetapi baru berani menghubungi saat dirinya merasa tak sabar lagi ingin segera bisa memiliki Andin kembali dan dekat dengan kedua putrinya itu apapun aral yang terjadi. Heru merasa tak sabar lagi ingin cepat cepat mewujudkan keinginannya walaupun di rumah Arga dan Andin sekarang sudah ada Marni alias Yuli yang tengah membantunya mewujudkan cita citanya tersebut.Akan tetapi karena mendapatkan kabar dari Yuli yang mengatakan jika Andin sedang berbadan dua, menyebabkan Heru tak mampu lagi untuk menunggu lebih lama. Dia pun berusaha menghubungi kedua putrinya itu untuk menjalin kembali
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (145)Mendengar perkataan Bi Hanun, refleks Andin dan Sri menoleh dengan kening mengernyit.Sekar menangis dan mengamuk? Yang benar saja? Apa penyebabnya?"Apa, Bi? Sekar nangis dan ngamuk ngamuk? Kok bisa?" tanya Andin dengan nada heran dan tak percaya karena seumur umur putrinya itu tak pernah berkelakuan seperti ini.Dia pun gegas berlari ke arah kamar anaknya tersebut. Ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.Benar saja, di dalam kamar terlihat Sekar tengah menangis sesenggukan di atas tempat tidur sembari meremas remas bantal guling dan seprai yang sekarang keadaannya menjadi kacau berantakan.Selama ini tak pernah Andin melihat putrinya itu dalam keadaan demikian. Itu sebabnya wanita cantik itu sempat mematung di depan pintu sebelum akhirnya gegas memburu sosok Sekar yang tengah menangis di atas ranjang. Begitu pun Seruni yang terlihat sedih meski tak sampai menangis keras seperti Sekar."Sekar, kamu kenapa, Sayang? Kenapa nangis?" tanya Andin d
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (144)"Kamu yakin yang kamu lihat itu hape sama skincare, Sri? Kamu nggak salah lihat?" Andin masih mencoba untuk tidak mempercayai perkataan ART nya itu meski dia tahu Sri bukanlah tipe perempuan yang suka menebar fitnah dan kebohongan. Sri bukan gadis seperti itu walaupun gadis itu tegas dalam berbicara dan apa adanya.Sri menggelengkan kepalanya dengan yakin."Nggak, Bu. Saya yakin saya nggak salah lihat. Mbak Marni memang punya hape dan bawa skincare, Bu.""Terus tadi waktu Ibu ngantar Pak Arga di teras depan waktu Pak Arga mau berangkat ke kantor, Mbak Marni juga ngeliatin Pak Arga terus, Bu. Nggak meleng meleng.""Waktu saya ajak sarapan, Mbak Marni ternyata juga sudah tahu kalau nama bapak itu adalah Arga. Coba Ibu pikir, dari mana Mbak Marni tahu nama bapak adalah Arga sedangkan sebelumnya Mbak Marni belum pernah bertemu Bapak?""Wajar kan, Bu, kalau saya jadi curiga, Mbak Marni itu ada niat tersembunyi ke Ibu dan bapak? Ada tujuan yang Sri
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (143)"Kenapa, Bu? Kok Ibu diem aja? Ada masalah ya, Bu?" tanya Sri begitu melihat Andin masuk ke dapur dengan wajah terlihat muram.Sri memang sangat dekat dengan Andin sehingga berani bertanya seperti itu meskipun Andin notabene adalah majikannya.Andi mengulas senyum tipis lalu menghembuskan nafasnya."Tadi anak anak bicara sama Marni. Tapi setelah itu tingkah mereka jadi aneh, Sri. Sama Mas Arga nggak negur lagi. Saya 'kan jadi heran, Sri. Kenapa sikap mereka mendadak jadi aneh begitu," jawab Andin yang benar benar tak mengerti mengapa kedua putrinya itu hanya diam saja saat berpapasan dengan Papa sambung mereka barusan. Papa sambung yang selama ini sudah bersikap baik melebihi Papa kandung sendiri akan tetapi hari ini telah diacuhkan begitu saja oleh kedua putrinya itu."Hmm ... Marni lagi Marni lagi! Bukan apa apa sih, Bu, cuma ....apa Ibu nggak curiga, Mbak Marni mengaku susah karena diusir suaminya, tapi kok wajahnya cantik dan terawat sekal
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (142)"Tapi, Tante ... apa Mama mau kembali sama Papa lagi? Mereka kan sudah bercerai?" tanya Sekar dengan mimik ragu. Begitu pun Seruni. Wajah keduanya tampak bimbang dan tak menentu."Kalau kalian ingin ketemu Papa lagi dan ingin hidup bersama dengan Papa kalian lagi, maka jalan satu satunya hanyalah dengan membuat Papa Arga pergi dari rumah ini.""Kalau Papa Arga sudah pergi, maka Papa Heru akan kembali dengan Mama kalian lagi. Apa kalian nggak mau hal itu terjadi? Katanya kalian ingin ketemu Papa lagi? Cuma ini satu satunya cara supaya kalian bisa berkumpul lagi dengan Papa Heru.""Papa Arga 'kan hanya Papa tiri kalian. Sedangkan Papa Heru adalah papa kandung kalian. Masa kalian lebih memilih tinggal bersama Papa Arga dari pada dengan Papa Heru?" bujuk Yuli lagi."Tapi, Tan ... " Sekar dan Seruni ragu ragu."Kalian sayang sama Papa kalian kan? Ingat, Papa Heru adalah papa kandung kalian, sementara Papa Arga hanya papa tiri," tandas Yuli kembali
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (141)"Hai, Sekar ... Seruni ... apa kabar?" tanya Yuli dengan nada ramah pada dua gadis kecil yang tengah bermain perosotan tersebut.Sekar menoleh lalu menatap heran saat melihat sosok Yuli yang tengah berjalan mendekati dia dan adiknya."Tante siapa? Kok tahu nama kita?" tanya Sekar dengan tidak mengerti, sebab baru kali ini dia bertemu Yuli tapi Yuli tahu namanya. Tentu saja benak gadis kecil itu merasa heran dan bertanya tanya.Ditanya seperti itu, sesaat Yuli kaget, tapi detik berikutnya cepat cepat dia meralat. Untung saja di dekat mereka saat ini tak ada Sri, Andin atau pun Bi Hanun, andai ada mereka juga pasti heran bagaimana bisa dia tahu nama dua gadis perempuan di depannya itu karena sebelumnya mereka belum pernah bertemu."Hmm ... Tante tahu dong dari Mama kalian dan Mbak Sri. Tapi itu nggak penting. Yang penting Tante membawa pesan penting dari seseorang untuk kalian. Kalian ingin tahu nggak?""Oh ya, sebelumnya kenalkan Tante ini Tant
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (140)"Emang boleh Mbak saya melihat lihat sekeliling sama Mbak Andin? Kalau boleh, saya maulah jalan jalan ke taman," jawab Yuli dengan wajah berbinar.Bagus juga dia keluar dari kamar ini untuk mencari celah dan kesempatan yang kiranya bisa digunakan untuk mewujudkan rencananya, merebut cinta Arga dan memisahkan laki laki itu dari Andin. Apalagi Heru sudah banyak memberinya uang untuk merusak rumah tangga mantan istrinya itu dengan suaminya agar bisa kembali lagi pada Andin. Hal ini membuat Yuli semakin semangat untuk mencari celah dan kesempatan guna mewujudkan niatnya itu."Ya boleh aja sih kalau Mbak mau," jawab Sri lagi merasa senang karena Yuli tampaknya bersedia keluar dari kamar supaya dia bisa segera menggeledah tempat tidur perempuan itu.Itu sebabnya Sri tersenyum lebar saat Yuli menganggukkan kepalanya dengan gembira lalu segera keluar dari kamar setelah mendapat izin darinya.Segera setelah Yuli keluar dari kamar, Sri membuka dan meng