" Apa hanya ini syarat yang kamu inginkan?" Aku mengangguk dengan pertanyaan yang Chael ajukan padaku.
Setelah dua hari aku melakukan pemeriksaan tentang kondisiku sesuai perintah marquess, aku akhirnya membahas apa yang sebelumnya kami sepakati, lebih tepatnya aku hanya menerima permintaan yang terdengar seperti perintah dari Chael.
"Kamu benar-benar hanya memasukkan satu syarat?" lanjutnya, aku kembali mengganguk, sedangkan dia menatapku tidak percaya.
"Faellyn, apapun yang terjadi aku akan melindungimu meski tanpa tertulis didalam kontrak" Aku memiringkan kepalaku bingung dengan perkataannya, bagiku tidak ada yang lebih penting selain keselamatanku, untuk itu aku hanya menuliskan untuk melindungiku.
"Katakan padaku selain syarat itu apa yang kamu inginkan?" Aku terkejut dengan wajahnya yang tiba-tiba mendekat saat ia bertanya padaku seperti itu.
"Yang Mulia?!" Spontanku.
"Panggil namaku, aku tidak akan memaksamu memanggilku Chael tapi kamu harus memanggil namaku. jika kamu menolak aku akan memasukkannya dalam kontrak" Aku menganga tak percaya dengan apa yang barusaja kudengar dari mulutnya.
"Michael?" ia tersenyum puas, padahal aku bersuara sangat lirih mengapa ia memiliki pendengaran yang sangat tajam.
"Bacalah, tanyakan saja jika ada yang tidak kamu mengerti" ucapnya sambil menodongkan selembar kertas padaku. Aku menerima surat yang ia berikan padaku dan membacanya.
aku membelalakkan mataku saat menemukan tulisan.
' pihak pertama (Michael) akan memberikan 1000 Gold setiap bulan kepada pihak kedua (Faellyn), dan akan ditambah dibulan berikutnya sesuai kebutuhan'
"Apa jumlahnya kurang?" Aku terkejut mendengar suaranya, dengan cepat aku mengeleng.
"Tidak , ini sudah cukup bagi saya" sanggahku dengan cepat, dalam novel aslinya dijelaskan kurs gold menjadi uang dunia nyata dimana 1 gold setara dengan 10 USD, jika dia memberiku 1000 gold maka aku akan mendapatkan 10.000 USD setiap satu bulan, ini bahkan melebihi gajiku selama setahun dikehidupanku yang sebelumnya.
"Apa ini tidak terlalu banyak jika diberikan untuk saya?" ia menatapku setelah mendengar pertanyaanku yang mungkin terdengar aneh baginya, aku bahkan hanya mendapatkan 5 perak setelah berkerja dikuil, ah lebih tepatnya Faellyn yang berkerja.
"Tidak, apa sudah selesai?" Tanyanya memastikan, aku menatapnya dan mengangguk.
"Ah saya belum menanda tanganinya" aku langsung menulis namaku disana, namun aku kembali terkejut dengan nama pihak pertamaku, Chael. ia memiliki nama yang sangat panjang meskipun biasanya seorang pangeran memang memiliki empat kata untuk namanya namun ia memiliki lima kata untuk nama meskipun tanpa nama kaisar.
"Michael Lazarius Maverick Ethan Hildegyan, apa kamu melamun karena namaku?" Aku menatapnya, seakan tau apa yang ku pikirkan apa yang ia katakan sangat tepat. Aku mengangguk.
"Nama yang indah" pujiku yang hanya membuatnya terdiam menatapku, aku memiringkan kepalaku.
"Ya anggap saja seperti itu, dan kedepannya sebagai tunanganku kamu harus menghadiri perjamuan para bangsawan jadi belajarlah, masalah debuntatemu biar aku yang mengurusnya bersama Marquess" aku terkejut dengan penjelasannya, padahal aku masih kagum dengan nama yang ia miliki.
"Baiklah" terimaku dan hanya menatap punggungnya yang mulai menjauh tanpa mengikutinya, aku sedikit penasaran apakah lukanya sudah mengering, mengapa ia bisa sekuat itu padahal lukanya sebesar itu?
Aku pun bangkit dari dudukku dan berjalan kearah balkon kamarku.
"Yah setidaknya aku akan dalam perlindungannya dalam 7 tahun kedepan, dengan kata lain apa aku bisa menghindari kematian Faellyn dinovel aslinya yang mati diumur 20 tahun?" Gumamku.
Aku menoleh kearah pintu karena merasa seseorang mengetuk pintu kamarku.
"Nona, bolehkah saya masuk?" Ucap seorang gadis dari balik pintuku, apa dia seorang pelayan?
"Ya" balasku, saat pintu terbuka seorang gadis berusia 18 tahun menatapku dengan ramah lalu menunduk seakan memberi hormat.
"Nama saya Ann, saya akan menjadi pelayan pribadi anda mulai hari ini nona, Mohon kerjasamanya" Ucapnya sambil tersenyum lebar.
"Mohon kerjasamanya Ann" ucapku sambil tersenyum menatapnya.
"Nona, tuan Marquess ingin bertemu anda, saya akan membantu anda bersiap" Aku mengangguk membalas penawarannya, aku tidak terbiasa dengan seseorang yang membantuku bahkan untuk urusan mandi aku tidak pernah menyentuh tubuhku sendiri, anehnya aku merasa nyaman.
"hari ini adalah hari kembalinya tuan muda dan nyonya dari kediaman Tyra, saya dengar beliau memutuskan untuk segera kembali begitu mendengar Tuan Marquess mengadopsi Nona" Jelasnya sambil menyisir rambutku, Tuan muda Arise dan Marchioness? aku tidak yakin mereka akan dengan senang hati menerimaku yang entah berasal dari mana.
"meskipun saya beru berkerja disini selama 3 tahun, saya tahu bahwa tuan muda sangat menginginkan saudara perempuan sayangnya, Nyonya dinyatakan tidak dapat hamil 2 tahun lalu" lanjutnya, sepertinya ia sangat mengagumi keluarga Arise.
"Sudah selesai , nona lihatlah betapa cantiknya anda" Ucapnya dengan sangat bangga, aku menatap patulan diriku dicermin, gaun mewah yang entah bagaimana terlihat pas dengan tubuhku, rambut yang ditata dengan sangat rapi meskipun tetap digerai, kurasa ini pertama kalinya aku mengerai rambutku, dan bola mata berwarna keemasan, aku tidak terlalu memperhatikan sebelumnya tapi mata Faellyn benar-benar indah.
"Terima kasih Ann, kalau begitu aku akan menemui tuan marquess bisa kamu menuntun jalanku" Mintaku.
"Dengan senang hati nona" balasnya sambil tersenyum dan berjalan didepanku, meskipun aku bersikap biasa saja terhadap wajah ini namun ku akui wajah Faellyn cukup cantik dan memiliki pesonanya sendiri layaknya Antagonis yang mampu bersaing dengan pemeran utama dan pada akhirnya mati juga.
Tak lama kami pun sampai diruang kerja marquess.
"Tuan Marquess, Saya membawa nona Faellyn sesuai permintaan anda" Ucap Ann setelah mengetuk pintu beberapa kali.
"Masuk" Ann pun membuka pintu untukku, setelah mendengarkan suara dari balik pintu setinggi tiga meter tersebut,
"Anda memanggil saya tuan marquess?" Ia menatapku tanpa berkedip setelah mendengarkan sapaanku, lalu tersadar dan bersikap tenang.
"Kamu mirip Efira saat masih remaja" Aku tidak tau yang dia ucapkan adalah pujian atau pernyataan, aku tersenyum, ia menatap keluar jendela lalu kembali menatapku.
"Ayo turun sepertinya mereka akan segera sampai" Ucapnya sambil berdiri dan kemudia berjalan keluar dari ruangan, aku hanya mengangguk dan mengikuti langkah kakinya.
"Oh Faellyn, Aku hampir melupakannya, Yang Mulia Putra Mahkota kembali ke istana karena harus menerima perawatan tentang lukanya dan beliau akan mengunjungimu saat sudah pulih" Jelas marquess sambil menatap ke arahku.
"Baik Tuan Marquess" Ia tersenyum dengan jawabanku, namun sepertinya ia masih sedikit kecewa karena aku tidak memanggilnya ayah, meskipun ia tersenyum aku bisa melihat sedikit rasa kecewanya.
Tak lama setelah kami sampai di depan pintu utama mansion, sebuah kereta kuda dengan puluhan kesatria pengawal berkuda tiba dihalaman mansion, Kepala pelayan membukakan pintu kereta kuda dan marquess berjalan kearah pintu seakan ingin menyambut orang didalam kereta kuda.
"Bagaimana perjalananmu Efira?" Tanyanya pada seorang wanita yang keluar dari kereta kuda.
"Ya, aku memiliki perjalanan yang baik Evan, bagaimana dengan sesuatu yang kamu janjikan?" Marquess terkekeh dengan ucapan wanita itu lalu menatapku, aku hanya memiringkan kepalaku karena tidak tau ekspresi apa yang harus kubuat.
"Ya dia mirip dengan mu saat aku pertama kali bertemu denganmu" ucap marquess yang membuat wanita dengan rambut silver tersebut menatapku lalu berjalan kearahku dengan raut wajah yang sendu.
Ia memelukku sangat erat tanpa mengucapkan apapun.
Aku mengalihkan pandanganku pada Marquess, yang entah sejak kapan berdiri dengan seorang pria yang seumuranku, dia putranya bukan? dengan kata lain, orang yang memelukku adalah Marchioness?
"Evan, benar kamu snagat mirip denganku saat masih muda" Ia mencium keningku setelah mengucapkan hal tersebut, aku tidak bisa berkata-kata karena ini terlalu rumit untukku pahami.
"Akhirnya aku menemukanmu"
"Callen jaga Faellyn, kalau begitu selamat bersenang-senang" Marchioness mengecup keningku setelah mengatakan hal tersebut hal tersebut pada kami, aku tersenyum lalau melambaikan tangan ku kearahnya. Aku pernah berekspetasi marchioness dan tuan muda Arise tidak menerimaku layaknya Marquess yang langsung menerimaku dan dan berbaik hati padaku, tapi sebua ekspetasiku hancur hanya dengan bertemu dengan mereka. "Ellyn" Aku menatapnya yang baru saja memanggilku, aku memiringkan kepalaku. "Maaf jadi merepotkanmu untuk datang ke akademi, padahal aku sendiri tidak masalah" Pria dengan rambut dan warna bola mata yang senada itu adalah Callen, kakak angkatku Callen Arise, hari ini adalah hari kelulusannya, namun marquess dan marchioness yang sibuk menyiapkan pesta debutku membuat mereka tidak dapat menghadiri acara kelulusannya. 'Aku merasa bersalah karena datang diwaktu yang kurang tepat' ucapku dalam hati. "Tidak, saya kan juga ingin menemani kak Callen. Saya dengar kak Callen ahli dalam
"Michael!" Spontan Faellyn yang tanpa disadarinya mengundang perhatian semua orang, setelah menyadari bahwa ia menjadi pusat perhatian ia membungkam mulutnya dengan kedua tangannya. "Wah lihat gadis itu memanggil nama putra mahkota" bisik seorang gadis pada gadis lain. "Siapa gadis itu" balas gadis lain "Wah dia gadis yang lumayan" ucap seorang pria kepada temannya "Cobalah untuk menjadi pahlawan yang menyelamatkannya dari serigala itu" balas pria lain. "Yang Mulia?" Ah Suara Callen, dengan nada paniknya karena menurutnya adiknya barusaja membuat kesalahan "Maaf atas ketidaksopanan adik saya" Lanjut Callen, saat Faellyn ingin membantah, Michael mencegahnya ia terkekeh lalu menatap kesekelilingnya. "tidak masalah lagipula dia tunanganku" semua mata terbelalak dengan pengakuan tersebut termasuk Callen dan Carlios yang hanya mematung didepan Michael, Carlios dan Callen sangat mengenal siapa pria tersebut. Seorang pria berusia 16 tahun yang mendapatkan julukan iblis medan perang,
"Kamu gila? Seret dia" tersentak dengan suara yang barusaja ku dengar, suaranya seakan terdengar tidak asing ditelongaku namun juga asing, aku mengintip dari balok tanaman yang tingginya lebih tinggi daripada aku.Aku terkejut kala melihat sumber suara, suara yang terdengar tidak asing namun asing ditelinggaku adalah Michael.Pandangan mata tajam dan merendahkan, berbanding terbalik dengan saat ia menatapku."Nona?" Aku terkejut dengan suara pelayan tersebut, entah sejak kapan ia berada disana, ia tidak melihatku menguping kan?"Ah, bunganya cantik apa aku boleh memetiknya?" elakku."Maaf tapi saya rasa anda tidak bisa memetiknya, ini adalah bunga yang sangat disukai mendiang permaisuri" Pelayan tersebut mendekat padaku sambil menoleh kekanan dan ke kiri."Yang mulia putra mahkota, akan memotong tangan siapapun yang memetik bunga tersebut" bisiknya membuatku merinding."Siapa itu?!" Aku tersadar, itu suara Michael.
"Nona, anda terlihat sangat cocok dengan gaun tersebut, anda juga sangat menawan" aku penatap pantulan diriku dicermin, karena kurasa pujian itu tidak cocok untukku.Namun, wajah Faellyn yang dirias dengan sederhara dan tidak terlalu menor membuatnya tampak cantik."Ah yang mulia putra mahkota?" Aku menatap pintu yang terbuka, dengan sosok yang sangat ku kenal berdiri dengan nafas yang tak beraturan.'Apa yang membuatnya berlari?' pikirku"Fae?" ia berjalan kearahku, sambil memberi kode para pelayan untuk keluar dari ruangan, dan menyisakan kami berdua saja."Fae, bolehkah aku memelukmu" Aku menatapnya, mata merah itu bergetar hebat. Aku mengangguk membuatnya langsung mendekapku dengan sangat erat."Apa terjadi sesuatu?" cemasku, nafasnya terasa panas saat menyentuh kulitku, ia seperti seseorang yang terkena demam.ia tak mengatakan apapun, sepertinya ia tak ingin aku tau apa yang sedang ia rasakan, kalau begitu aku akan
"Terimakasih" Aku tersenyum dan melambaikan tanganku melepas kepergian para bangsawan yang datang menjengukku."Hah, aku lelah" Rasanya aku ingin kembali ke Arise secepat mungkin dan melanjutkan tidurku.tuk tukAku menoleh ketika mendengar sesuatu mengetuk jendela kamarku."El?" Ah ada surat, mungkin misi dari ketua?Setelah membuka jendela dan mengambil kertas dikaki El, aku membacanya. Aku berharap kali ini adalah misi."Penculikan?" Aku meremas kertas kecil tersebut, sebuah penculikan terjadi dengan koordinat yang berdekatan dengan panti asuhan dan kuil."Ketua sangat tahu tentangku" Gumamku sambil menyisir rambutku ke belakang dengan jari-jariku.Tak berbeda dengan Faellyn asli yang bergantung dengan kekuatan matanya, yang akhirnya terbukti bahwa hal itu itu adalah kebohongan belaka, setelah mengatakan itu kemarin sepertinya Michael akan menganggapku aneh.Setidaknya dia tidak aka
"Selamat datang, Lily. Lama tidak bertemu, bagaimana dengan kehidupanmu di Arise?" Faellyn menatapnya, lalu menghela nafasnya dengan kasar. "Rumit" ketusnya, yang membuat sang ketua tertawa dibuatnya. "Apa kamu tidak memegang pedang di Arise?" ia mengeleng dengan pertanyaan yang diajukan, sang ketua. "ya, aku hanya memegang cangkir teh dan jarum sulam" keluhnya. "Tetaplah berlatih, padahal sebentar agi kamu bisa membuat kontrak dengan pedang apa kamu ingin berhenti?" Ia menatap sang ketua dengan tatapan penasaran. "ketua, ini bahkan belum setahun sejak aku mulai belajar apa maksudmu kontrak dengan pedang?" ujarnya sambil memegang erat pedang ditangannya. "panggil aku Cal, kita akan dalam misi yang sama" ia mengabaikan perkataan sang ketua dan memakai topeng rubahnya. "Ayo pergi" lanjut Cal dan mereka pun ber teleport dengan sihir Cal. berbeda dengan misi-misinya yang biasa ia jalankan saat malam hari, ha
"Kakak, saya datang!!" Callen menatap sumber suara."Ellyn?" ia berdiri lalu menghampiri Faellyn yang berdiri tak jauh darinya.Faellyn memiringkan kepalanya, ia melihat seorang gadis yang tengah bersama sang kakak.'Anita Reis' Teriaknya tanpa suara."Ah, maafkan saya karena tidak menyadari kakak tengah menyambut tamu" Paniknya."Saya akan pergi silahkan lanjutkan" lanjutnya lalu berlari meninggalkan tempat tersebut."Nona!" teriak seoarang pelayan yang melihatnya berlari."Ah, bertingkahlah layaknya bangsawan" monolognya, lalu berbalik badan menatap kepala pelayan yang barusaja menghentikan langkahnya."Mohon bersikaplah layaknya bangsawan" Ia tersenyum dengan perkataan kepala pelayan yang entah sudah berapa kali memberikannya peringatan.Melihat kepala pelayan pergi dengan rasa kesalnya ia mengelus dadanya dengan hembusan nafas kasarnya."Callen dan Anita?" Gumamnya sambil berjalan menjauhi
"Wakil ketua?!" Faellyn sedikit terkejut dengan suara salah satu anggotanya.'Kematian gadis berambut hitam akan menghancurkan kekaisaran' kalimat tersebut terus terngiang dalam kepalanya."Itu, Ketua memanggil anda" Faellyn hanya mengangguk, hari ini ia kehilangan fokusnya karena perkataan Michael, ia ingin beristirahat namun tiba-tiba sebuah misi datang padanya."Cal, saya datang" Ucapnya sambil menutup kembali pintu ruangan tersebut."Lily? apa kamu baik-baik saja? kamu terlihat tidak baik?" Cemas Cal lalu berjalan mendekat kearahnya."Bukankah anda terlalu peka?" Cal hanya tersenyum mendengar keluhan Faellyn."Aku sudah memperbaiki topengmu lain kali jangan pecahkan lagi, topengmu agak rumit diperbaiki.Faellyn melihat dengan teliti, topeng yang diberikan Cal padanya.Topeng yang sebelumnya terbelah menjadi 3 bagian kini utuh kembali."Apa kita pergi sekarang?" Cal menatapnya."Apa kamu yak
"Yang mulia putra mahkota!" Teriak seorang kesatria begitu melihat Michael berjalan dengan wajah tertunduk dan seorang wanita ditangannya. "Panggil Callisto Andreash!" Perintahnya. mendengar hal tersebut Ruth, langsung mengangguk dan melaksanakan perintah sang tuan tanpa pentanyaan lebih lanjut. "Semuanya keluar!" perintah Michael bigut memasukki kamarnya. ia meletakkan Faellyn di kasur dengan hati-hati. "Akting anda cukup bagus Chael" Wajah kaku Michael melunak begitu mendengar suara Faellyn."Apa itu pujian?" Tanya Michael memastikan, Faellyn mengangguk pelan sambil tersenyum."Ellyn! " Faellyn menatap ke arah pintu. "Oh halo kak Call" Callisto dan Ruth yang semula berlari dengan sekuat tenaga kini mematung tidak percaya melihat Faellyn yang baik-baik saja tanpa luka sedikitpun. "Apa-apaan ini? " tanya Callisto yang tidak memahami situasi."Emm... sebuah permainan peran" ujar faellyn sambil tersenyum ke arah sang kakak yang dalam kondisi berantakan."Hahaha... " Tawa Callisto
"Ronald" bisik Faellyn tepat didepan Liontin yang dipegangnya didepan mulutnya, sekilas liontin tersebut terlihat sama dengan liontin yang diberikan Call padanya namun ada perbedaan diantara mereka. Liontin yang Call berikan kala itu mengandung kekuatan suci dan kini liontin itu kembali pada pemiliknya untuk membantu Call menekan kutukan Cranos sedang kan liontin ini mengandung kekuatan sihir yang memungkinkan penggunanya untuk memanggil siapa saja yang barada dikediaman Andreash yang sengaja dibuat Asrahan untuk melindungi Faellyn. "Senang bertemu anda kakak" Sapannya dengan sopan, Ronald yang sempat mengubah warna rambutnya kini kembali dengan rambut merah muda yang senada dengan warna bola matanya setelah mendapatkan ijin dari Faellyn. "Ronald, kenalkan beliau adalah putra mahkota Michael, dan Chael kenalkan ini adalah Ronald" Chael menatap tajam anak kecil didepannya, rasanya aneh menatap seorang anak berusia 15 tahun yang lebih dekat dengan Faellyn
"Yang mulia putra mahkota, Nona saintes meminta untuk menghadap anda, beliau menunggu anda diruang tamu" Michael sedikit tersentak, pasalnya ia tidak pernah mengundang sang saintes ke pesta apalagi keruang pribadinya."Apa kamu gila? Faellyn sudah menungguku kenapa kamu membiarkannya masuk seenaknya" Omel Michael pada Ruth, padahal Ruth sejak awal berada disamping Michael yang dapat dikatakan bahwa Ruth juga tidak mengetahui sejak kapan sang saintes berada diruang tamu. "Beliau mengatakan bahwa ini sangat penting berkaitan dengan Yang mulia putri mahkota" Michael menatap tajam sang penjaga yang mengatakan hal tersebut padanya, lalu menatap Ruth secara bergantian. Ruth mengangkat kedua pundaknya membuat, Michael sangat ingin menebas pundak tersebut."Ini pemaksaan" Keluh Michael, lalu berjalan keruang tamunya. "Saya menyapa yang mulia putra mahkota, semoga berkat Lorelia menyertai anda" Michael duduk tepat didepan sang saintes.
"Benar" Suasana menjadi hening, aku tidak pernah menyangka akan mendapatkan fakta semudah ini."Kenapa?" Ia hanya terdiam tanpa bereaksi apapun. "Ellyn apa kamu tau, aku tidak bisa merasakan perasaan manusia, meskipun ayah mengajariku sekalipun tidak ada yang berubah sama sekali, karena ayah... ", "Ayah tidak bisa merasakan perasaan manusia karena kutukan" potongku. "Ah, kamu sudah tau ya?" Benar itu yang tertulis dalam buku yang tak berjudul itu."Ellyn, mari temui ayah sekali lagi" Aku menatapnya tanpa bereaksi apapun. "Apa ayah menyegel ingatan saya seperti ayah menyegel kekuatan sihir Call?" ia mengeleng kecil. "Ayah menyegel ingatan semua orang" apa dia gila, menyegel ingatan semua orang apa dia dewa? "Sebenarnya ayah tidak perlu menyegel ingatan semua orang, karena saat kamu mengingat seluruh potongan ingatanmu ingatan semua orang tentang kehidupan yang berulang akan otomatis tersegel, namun ayah tidak ingin k
"Saya baik-baik saja, karena ada Chael disamping saya"~"Saya baik-baik saja, karena ada Chael disamping saya"~"Saya baik-baik saja, karena ada Chael disamping saya"Michael meneguk Sampanye ditangannya dalam sekali tegukan, suara Faellyn terus terngiang-ngiang dipikirannya sampai rasanya seperti orang gila yang langsung tersenyum kala mengingat satu kalimat itu. Namun ia cukup kesal karena kakak beradik Andreash itu kini tengah menjadi pusat perhatian karena melakukan dansa kedua bersamaan, meskipun dansa pertama Faellyn tetap milik Michael namun ia merasa tidak terima karena Sibling Andreash lebih menarik perhatian bangsawan daripada Putra mahkota dan tunangannya. "Kapan lagunya berhenti?!" Ruth menatap sang putra mahkota yang terlihat sangat siap untuk membunuh seseorang yang telah mencuri tunangannya."Yang mulia ini belum sampai satu menit sejak putri berdansa dengan Tuan muda Andreash" Jelas Ruth berdasarkan fakta secara real time.
"itu terjadi sekitar 16 tahun yang lalu ..." tundukku, aku tidak berani menatap mata emas Faellyn secara langsung. Aku tersesat saat mengikuti Duke ronan yang tengah berburu, Michel yang sakit-sakitan tidak pernah menghadiri perburuan sebagai gantinya aku yang menghadiri setiap undangan perjamuan maupun perburuan yang mengundang Michel. Saat itu hari semakin malam, aku yang berusia 4 tahun sangat takut berada ditempat yang sangat asing bagiku, aku yang ketakutan menangis berharap ada seseorang yang mendengar tangisanku dan menemukanku. Namun yang datang bukanlah seseorang yang ingin menjemputku melainkan binatang buas yang siap memangsaku. Aku berlari sambil terus berteriak meminta tolong, cukup lama aku berlari, sampai pada akhirnya aku tiba diujung jurang. Aku terpojok dan ibumu menyelamatkan" aku menjeda ceritaku. "ibumu menitipkan bayi kecil berusia 1 tahun padaku, beliau juga memberi perlindungan kekuatan suci dan menu
"Ayah apa anda tidak akan ikut dalam parade?" Callisto menatap sang ayah yang kini mengarahkan kudadanya untuk menjauh dari rute parade. "Tidak, jangan kembali sendiri"~terjemah (Jangan kembali sendiri tanpa adikmu, apapun yang terjadi kamu harus membawa adikmu kembali bersamamu) Callisto tersenyum masam."Saya akan berusaha" sanggupnya sambil melihat kuda yang ditunggangi Asrahan yang kian menjauh."Callisto Andreash!" Ia terkejut lalu menoleh ke sisi lain. "Putra mahkota? " spontannya lirih. "Apa grand duke... ", "Ayah sedikit lelah karena terlalu lama menahan barier" Tegasnya memotong pertanyaan sang putra mahkota lalu memacu kudanya melewati putra mahkota.Meskipun itu sebuah kebohongan karena sebenarnya Asrahan hanya malas memperlihatkan dirinya didepan publik, apalagi bangsawan. Michael menatap Asrahan yang memacu kudanya menjauh dari rute parade. "Begitu ya... Beliau berusaha sangat keras"
"Kamu sudah berkerja keras" Aku tersenyum formal dengan pujian yang kaisar berikan padaku. Seminggu berlalu semenjak prosesi pemakaman Michel, istana kekaisaran kembali disibukkan dengan perkerjaan yang membuat setiap orang tidak dapat bersedih berkepanjangan."Anda terlalu memuji baginda, kalau begitu saya akan kembali" Pamitku dengan hormat. Nani, Michel, Michael benar-benar kehilangan orang-orang disampingnya. Tentang makam Nani, aku sudah memperbaikinya dan soal nama Chael yang ditulis mendiang Michel akan dijelaskan baginda saat Chael sampai dan itu sekitar besok pagi menjelang siang hari. Ah lalu, aku tidak mendapat jawaban dari ayah tentang ijin pernikahanku dengan Michael. "Fae?" Ah, aku mematung. Apa aku gila? bagimana mungkin aku mendengar suara Chael sekarang?"Fae? apa kamu tidak merindukan ku? " Ah. Tangan?"Chael?" ia mendekapku sangat erat, entah mengapa aku merasa senang ia kembali
"Kakak ipar?" Aku sedikit tertegun. Gambaran aneh saat Kaisar menyentuh pundakku adalah kematian kaisar, kematian yang sama dengan karya aslinya. "Kalau begitu saya akan kembali ke istana saya" Pamitku, aku keluar tanpa menunggu jawaban Carlios, entah sejak kapan aku mulai terbiasa dengan sikap kurang ajarku terhadap Carlios. "Surat yang kaisar berikan padaku, membuatku sangat penasaran namun sebelum itu ada hal yang harus ku lakukan. "Tania, apa kita bisa memasuki hutan terlarang?" Tania menatapku sejenak. "Saya bisa memasukinya putri, apa perintah anda" Bagus, orang-orang Andreash memang tidak mengecewakan. "Pergilah saat malam hari tanpa ketauan, cari makam bernama 'Nani' apa kamu mengerti?" Tania mengangguk paham dengan apa yang ku bisikkan padanya. "Adel, Layani Putri mahkota" Sinis Tania lalu keluar dari kamarku."Keluarlah, bawalah buku-buku ini padaku" aku memberikan kertas padanya. "Bai