Share

Bab 8. Dia Bukan Theo!

Penulis: Alhan Ard
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-30 20:56:38

“Kehidupanmu mengerikan sekali, ya?” Theo bermonolog. Kehidupan Javier terlalu menyedihkan. Dibandingkan dengan diri Theo di alam dewa yang memiliki kehidupan yang penuh hormat, diagungkan, Javier justru sebaliknya. Dia diinjak-injak oleh orang yang begitu kuat, dia bukan lagi diagungkan, tetapi direndahkan serendah-rendahnya. Layaknya seekor tikus yang tidak memiliki harga diri sama sekali.

Sebenarnya yang menjadi masalah, Theo Javier, terlalu penakut. Juga teman-teman sekelas Theo, seluruh guru, mereka semuanya terlau penakut. Lagipula kehidupan di sekolah ini layaknya alam liar, juga penuh dengan kehidupan superior. Tidak menurut? Kekayaan bisa membungkam.

Teman-teman sekelas Theo, alias 11 sains memang kaya-kaya. Itu fakta. Tapi dibandingkan dengan kekayaan orang yang berpengaruh di sekolah ini seperti Zhayn Agam, mereka memilih untuk tidak ikut campur urusan anak-anak orang yang lebih kaya dan berpengaruh itu, termasuk apabila anak-anak konglomerat itu mengganggu Theo. Reputasi jauh lebih penting, konglomerat bisa sangat mudah memutus kekayaan orang yang ada di bawahnya.

Beberapa orang mungkin yang tidak memiliki sebutan pengganggu dan justru merupakan turunan konglomerat, mereka juga memilih untuk diam. Bukan karena takut, tetapi orang kaya selalu tidak mau mencampuri urusan lain, selama tidak merugikan mereka. Inilah yang membuat Theo Alknight yang berada di posisi atas di kehidupan sebelumnya mengerti, bahwa beginilah menjadi posisi yang ada di bawah. Ayahnya mungkin benar.

Sekarang dia duduk, bangku tunggal paling belakang dengan penuh coretan seolah menyambutnya. Lirikan teman-teman Theo masih terus bergerak tapi mereka tidak mau memutar kepala mereka. Prinsip mereka, lebih baik mengurus diri sendiri daripada terlibat.

“Ini menyedihkan.” Pikirnya. Tapi dia akan berusaha untuk memperbaiki ini, hidup ini.

..........

Istirahat siang. Theo menghela napas. Tidak ada satupun teman yang peduli kedaannya, atau setidaknya menanyakan bagaimana kondisinya di rumah sakit. Ini benar-benar sangat keterlaluan jika diperhatikan. Namun, Theo sama sekali tidak peduli. Hari-hari dia bersikap Individual, tidak peduli di sini, atau di alam dewa. Hal itu menunjukkan bahwa setidaknya kedua Theo memiliki sifat yang sama, yaitu tidak terlalu suka jika berbaur dengan orang lain, kecuali ada keperluan. Sayangnya, sejatinya Theo Javier tidak pernah memiliki keperluan apapun dengan mereka. Paling tidak jika itu hanya berkaitan dengan tugas sekolah.

“Braak!”

Tidak terlalu santai seseorang masuk ke kelas ini. Pintu ditendang secara kasar. Seluruh siswa dan siswi di kelas ini terkejut. Bahkan beberapa siswa yang ada di depan pintu hampir berteriak karena tidak bisa menahan rasa kaget mereka.

Awalnya mereka protes, tapi setelah tahu, siapa yang datang, mereka diam. Sejatinya di kelas ini tidak ada yang mau berurusan dengan Zhayn. Mereka malas untuk ikut campur walau hanya sekadar membantahnya. Apalagi mereka atau teman sekelas Theo juga tahu, apa tujuan Zhayn kalau bukan Theo?

Zhayn datang. Remaja dengan postur tinggi besar itu membawa setidaknya dua pengikut di belakangnya. Temansekelas Theo memberi jalan, sementara Theo kembali menatap Zhayn. Tenang, tak gentar sedikitpun. Mereka pikir, sekarang dirinya siapa? Apa mereka tidak tahu jika di dalam tubuh Javier bersemayam jiwa dewa yang dihukum? Jika mereka tahu ini mereka pasti akan bersujud.

“Respon teman sekelasmu benar-benar buruk ya Theo.” Theo berkata pada dirinya sendiri. menatap betapa tercelanya kelas ini. Saling berbisik dan menatap Theo, seolah nasib Theo akan terus buruk lagi. Lakilaki perempuan, mereka semua saja, tidak ada yang peduli hanya karena sebatas reputasi.

“Lihatlah, aku sebenarnya kasihan, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa di depan Zhayn Agam.”

“Ayahku merupakan manager bagian di salah satu perusahaan Agam. Pura-pura buta dan tuli sungguh menyelamatkan reputasi keluarga.”

Ya sungguh, Theo bahkan bisa mendengar perbincangan dua orang siswi yang berbisik keras di pojok sana. begitu juga dengan siswa lainnya. Namun fokusnya, Zhayn sedang duduk di atas bangku Theo sekarang.

“Halo temanku, bagaimana keadaanmu? Bagaimana rasanya tinggal di kasur empuk rumah sakit denganjaminan makan setiap harinya.” Zhayn memulai provokasinya.

Theo menyeringai, jika dia menundukkan kepalanya, gemetar, mereka tertawa, berhasil. Tapi, respon menyenangkan bagi Theo jika dia menatap tajam Zhayn, menyeringai juga. Maka Zhayn akan tersenyum kecut. Itulah yang dia lakukan saat ini.

Siapa yang tidak terkejut? Mata Zhayn bahkan berkedut, teman sekelas Theo yang mengintip terdiam. Tidak pernah Theo seberani itu kecuali hari ini. Ini merupakan berita atau pencapaian yang begitu luar biasa.

Refleks bawahan Zhayn sayangnya buruk. Salah satu dari mereka, yang paling besar ukuran tubuhnya memegang kepala Theo dan hampir menjedotkannya ke meja.

“Apa maksudmu?” Tanyanya.

“Kau sekarang berani ya?” Zhayn menekan kedua pipi Theo. Tatapannya tajam penuh penghinaan.

“Bolehkah aku memukulnya?” Teman Zhayn satunya, gaya rambut sedikit mencolok dengan potongan pinggir. Apa orang modern ini menyebutnya?

Persetan dengan itu, Theo tidak tinggal diam. Dia menendang meja di depan yang diduduki oleh Zhayn. Itu tentu saja membuat Zhayn terseungkur di depan karena tendangan Theo pada meja terlalu keras. Zhayn terkejut, tangan yang menjepit pipi Theo terlepas.

Ini adalah hal yang mengejutkan, paling mengejutkan. Si potongan mulet yang hampir memukul Theo tak menghentikan aksinya. Dia tetap melayangkan pukulan dari belakang, tepat tengkorak belakang. Ya, sayangnya itu tidak kena. Dorongan dari tendangan meja yang dilakukan oleh Theo membuat kursinya terdorong ke belakang, mendorong si potongan mulet.

Pria gemuk mengambil langkah besar, Steve nama dia, namun Theo berdiri ke samping, mengambil kursi yang didudukinya dan memukul si pria besar Steve itu. Braak! Pukulannya terdengar nyaring memukul lengan pria besar. Dia merintih kesakitan, sayang badannya tidak terlalu kuat untuk menjadi perisai dirinya sendiri, padahal dia besar!

Sekarang, tiga vs satu, Theo vs Zhayn, Steve dan satu lagi, orang mengenalnya Jean. Hal yang mengejutkan yang tidak pernah terjadi di sekolah Swasta Saranja ini. Pasti akan menjadi sebuah berita yang mengejutkan.

Theo bahkan setelah memukul Steve itu mengayunkan pukulan dari bawah, tepat pada wajah Zhayn. Hal yang mengejutkan kembali terjadi lagi. Zhayn teprental ke belakang dengan kesadaran penuh. Darah segar mengalir dihidungnya seketika. Dia juga diam, membeku karena hal ini membuatnya tidak percaya.

“Sialan!” Si potongan aneh, Jean, itu naik pitam. Tangan kanan melayang kuat pada Theo, tatapan penuh amarah dan rasa tidak percaya melihat bahwa Theo seberani ini. Namun bagaimanapun juga, Theo tetap Theo, tidak dapat dipungkiri bahwa Theo bisa bertarung. Jadi Jean tetap memandang remeh Theo dan menganggap bahwa tindakan berani dan perlawanan itu hanya kebetulan saja.

Tapi siapa yang menyangka Theo menahan pukulan tersebut, tangan kiri ikut melayang tapi tak pada kepala Jean, Theo mengincar lehernya. Ini jauh lebih vital dibandingkan dengan kepala Jean. Paling tidak setelah terpukul bagian leher, dia akan kesulitan untuk bernapas, itu jika pukulan Theo tepat pada aliran pernapasannya.

Pukulan Theo juga cepat, sangat cepat. Jean bahkan hampir tidak menyadari jika pukulan Theo bisa secepat itu. Pukulannya berhasil hingga Jean terpental ke samping. Lehernya menjadi kaku.

Tidak berhenti, Theo juga berbalik badan, mendorong Zhayn ke depan. Ini akan menjadi momok yang menakutkan bagi Zhayn, dimana Theo tak menghentikan pukulannya. Bahkan Zhayn belum sempat melawn karena tidak mengerti mengapa Theo bisa sekuat ini? ataupun jika Steve, si pria besar itu mengambil inisiatif untuk mengambil kursi dan memukulkannya dari arah belakang, Theo seolah tiba-tiba memiliki insting yang begitu kuat. Tendangan kakinya sungguh panjang hingga mengenai wajah Steve sebelum kursi itu melayang.

Bab terkait

  • Aku Menjadi Dewa yang Menjalani Hukuman di Dunia Modern   Bab 9. Dia Sungguh Bukan Theo

    Perkelahian ini jauh menjadi lebih intensif, tidak ada yang menduga hal ini. Semua teman sekelas Theo keuar dengan wajah yang buruk, terkejut, tidak menyangka, dan paling buruk adalah membuka mulut mereka. Theo tidak pernah sebrutal ini sebelumnya.Paling tidak, mereka mengerti sesuatu, bahwa Theo adalah siswa aneh, lemah dan gampang sekali ditindas. Dan itu sudah mengakar di pikiran mereka bahwa Theo orang yang seperti itu. Namun kondis hari ini benar-benar berubah 180 derajat, berubah drastis. Dimulai dari kedatangan Theo saat mengangkat kepalanya, hingga hal yang mengejutkan seperti memukuli Zhayn dan anteknya.Sekarang kelas ini menjadi ajang singa yang akan menerkam mangsanya, bahkan kondisi bangku sekolah mawut dan tidak dalam kondisi seperti semula. Kondisi Zhayn sangat mendominasi. Zhayn bahkan dipukuli tiada ampun, hingga dia terbaring lemas di sela kosongnya kelas ini. Paling kuat Steve mungkin, bahkan dia kewalahan menghadapi Theo. Sudah berapa kai dia terkena pukulan telak

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-02
  • Aku Menjadi Dewa yang Menjalani Hukuman di Dunia Modern   Bab 10. Flash Back

    Viona berdiri di depan pintu yang mana dia diam mematung dan tidak bergerak sama sekali. Tangannya bergetar, bibirnya berkedut saat memperhatikan bahwa Theo duduk dengan tenang tanpa ada rasa takut sediktpun setelah dia melakukan apa yang dia takutkan. Biasanya pun, Theo tidak akan pernah untuk mengangkat kepalanya, dia selalu menunduk dan tidak memiliki wibawa sama sekali. Jarang-jarang juga para pria di sekolah ini menyebutkan sebagai seorang laki-laki femboy. Atau paling tidak para wanita akan menggodanya untuk menjatuhkan harga diri si Theo ini. Yang paling parah ketika Viona menjadikan Theo pacar bukan karena rasa suka, itu karena agar menjatuhkan harga diri Theo sejatuh-jatuhnya. Orang-orang se sekolahan akan mengolok-ngoloknya. Selain itu, karena tingkah Theo yang seolah seperti seorang perempuan, maka Viona juga tidak peduli apakah perbuatannya bisa menggodanya atau tidak. Tapi itu cukup membuat Theo tidak punya harga diri. Namun setelah kejadiian ini, keberadaan Theo yang s

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-05
  • Aku Menjadi Dewa yang Menjalani Hukuman di Dunia Modern   Bab 11. Emosional

    Sudah cukup membuktikan bahwa Theo tidak memiliki rasa takut sama sekali, percaya diri dan tidak segan untuk menghantam siapapun lawannya. Yang paling emosinal ketika satu kelas social menghadang Theo, Theo tetap mau untuk berdiri dan akan bertarung dengan mereka.“Jika tubuh ini memiliki postur yang jauh lebih kuat, menghadapi lima belas siswa tadi bukanlah masalah. Theo Javier tidak pernah berolahraga yang membuat dia tidak akan pernah bisa menang melawan pertarungan.” Theo membatin.Sekarang dia berniat keluar dari sekolah. Biarlah urusan ini diselesaikan di sekolah ini dahulu. Paling tidak, dia tidak ingin membuat orang-orang takut kepadanya. Namun pertunjukan itu sudah menunjukkan bahwa Theo bukanlah orang yang kemarin.“Theo, tunggu! Kepalamu berdarah.”Theo berhenti ketika mendengar ada suara yang memanggilnya. Dia menoleh ke samping saat ada seorang wanita, berkacamat dengan rambut dikepang menghampirinya, membawakan sebuah sapu tangan untuk Theo. Ini adalah hal yang mengejutk

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Aku Menjadi Dewa yang Menjalani Hukuman di Dunia Modern   Bab 12. Kebencian Eric Agam

    “Itu kurang ajar! Aku akan membantumu melakukan visum! Aku akan melakukan apapun agar kamu diberikan sebuah keadilan yang sepadan. Agam hanyalah keluarga rendahan di depan Winata, itu adalah hal yang sepele. Kenapa kau tidak bilang sebelumnya?” Lyra menggenggam erat setir mobil miliknya. Dia merasa geram sekarang.Theo membalasnya dengan cepat sambil menggelengkan kepalanya. “Itu sia-sia. Aku baru saja balas dendam, Zhayn sekarang masuk ke rumah sakit dan justru akulah yang bermasalah sekarang. Aku pernah mendengar keluarga Agam tidak pernah menggunakan jalur kepolisian untuk menghancurkan lawannya, tetapi ada mafia dibaliknya. Nah, masalah mafia aku sama sekali tidak peduli jika aku dikejar, tapi masalahnya jika itu dikeluarkan dari sekolah akan sangat pasti.”“Tidak peduli jika kau dikejar? Theo! Kau dalam masalah besar! Itu bukan hal yang sepele seperti kau mengalahkan perampok itu dan juga bocah Agam itu.” Lyra naik pitam mendengar demikian. Dia kemudian melanjutkan ucapannya, “Te

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Aku Menjadi Dewa yang Menjalani Hukuman di Dunia Modern   Bab. 13 Tigers

    Theo sempat berpikir, mereka pasti akan ragu hal ini. Theo juga berpikir bahwa Lyra melakukan hal ini karena agar Theo bisa dilindungi oleh mafia yang ada di balik keluarga Agam sekalipun. Lyra tahu caranya mengucapkan terimakasih, jadi dia akan melindungi orang seperti Theo yang pernah menjadi penolongnya.Tidak peduli apakah Theo sangatlah lemah dibandingkan dengan mereka, tujuan Lyra hanyalah melindungi Theo.Sebenarnya Sahal dan lainnya ingin tertawa. Lyra tampak seperti memberikan sebuah lelucon. Tapi demi menghormati keluarga Winata, mereka menahan ucapan ucapan yang merendahkan. Sebagai gantinya, Sahal berkata,“Nona, sepertinya aku perlu melihat seberapa tangguh anak ini ketika Anda menaruhnya di sini. Tetapi apabila kemampuan anak ini dibawah rata-rata, mohon maaf nona, kami tidak bisa menerimanya.”“Tapi ....” Lyra berkata dengan ragu, Theo memotong ucapan Lyra.“Tidak apa-apa.” Theo sedikit percaya diri sekarang.Sahal merasa bahwa Theo terlihat membicarakan omong kosong. M

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Aku Menjadi Dewa yang Menjalani Hukuman di Dunia Modern   Bab 14. Tigers (2)

    “Huh melelahkan.”“Ada apa Lyra? Kau terlihat bahagia sekali hari ini?” Ibu Lyra, Helen, angkat bicara melihat putrinya pulang dalam keadaan tersenyum sambil duduk di atas sofa. Secara bersamaan, William juga datang dan melihat cucunya pulang.“Anak yang bernama Theo itu, aku bertemu lagi.”“Oh, dan kau sudah mengucapkan terimakasih?” William ikut duduk di atas sofa.“Sudah. Tapi, dia mendapatkan masalah besar sekarang. Aku benar-benar sangat kasihan.” Wanita berumur 22 tahun itu menundukkan wajahnya. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana jika dia berada di posisi Theo, maka dia tidak akan bisa tenang dalam hidupnya. Masalahnya Theo hanya ingin membalas dendam dari apa yang orang lain perbuat padanya, tapi justru orang itu mengincarnya sekarang.“Ada apa?” William bertanya.Lyra kemudian menceritakan situasinya. Dimana tentang mengapa tadi Theo pulang lebih awal yang Lyra kira Theo sedang membolos sekolah. Kemudian Theo menunjukkan kepalanya yang menunjukkan luka bekas jahitan yang ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14
  • Aku Menjadi Dewa yang Menjalani Hukuman di Dunia Modern   Nyaris

    Theo berjalan dipinggir jalan untuk menuju rumahnya. Sudah banyak kejadian dia hari ini yang menjadikan pengalaman barunya untuk mendapati hukuman di dunia modern. Ayahnya sepertinya benar, walau baru beberapa hari saja, dia sudah dapat mengetahui bahwa kekuasaan tidak seharusnya dilakukan dengan semena-mena. Dan sombong menjadi momok yang menyakitkan karena tidak selamanya seseorang berada di atas.Tapi, sampai kapan dirinya akan menjalani hukuman di sini? Ini yang membuat Theo sedih.Saat dia berada di pinggir jalan, kendaraan berlalu lalang lewat sangat normal. Pejalan kaki juga banyak yang berseliweran melewati atau bersinggungan dengan Theo. Namun saat itu, perasaan Theo sedikit kacau. Sehingga dia berhenti, mengamati keadaan disekitar dan mengerutkan dahinya.Sorot matanya melihat sebuah truk yang berhenti dipinggir jalan jauh di belakangnya. Dia mengerutkan dahinya. Tapi dia segera acuh tak acuh dan menganggap tidak akan ada apa-apa. Bahkan melihat seorang nenek-nenek berhenti

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-27
  • Aku Menjadi Dewa yang Menjalani Hukuman di Dunia Modern   Masalah

    “Itu......” Theo tersenyum kecut sambil menggarukkan kepalanya yang tidak gatal. Dia tidak tahu bagaimana menjelaskan kepada ayahnya bahwa situasinya benar-benar sangat terbalik 180 derajat? Sekarang justru Theo lah yang membawa Zuan masuk rumah sakit, dan bukan dirinya yang masuk rumah sakit. Meski begitu, ini juga menjadi sebuah masalah yang begitu besar. Beberapa ancaman akan ada padanya atau bahkan ayahnya yang membuat Theo tidak tahu bagaimana unuk bercerita. “Aman, mereka tidak mengganggu ku kok.” Katanya sambil Theo cengar cengir.“Baiklah jika memang begitu. Kamu tahu, ayah benar-benar sangat khawatir Theo. Perbuatan Zhayn itu tidak bisa dimaafkan. Sebenarnya, ayah bisa membuat Zhayn bermasalah, tapi agaknya sangat sulit dan ini akan membuat perkara jadi lebar. Satu-satunya yang ayah bisa adalah memindahkanmu.”“Apa engkau sudah memiliki opsi?”“Tentu saja.”Theo menghela napas. Percuma jika dirinya dipindahkan, ini akan menjadi sebuah perkara yang begitu sulit. Dia sudah dic

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-27

Bab terbaru

  • Aku Menjadi Dewa yang Menjalani Hukuman di Dunia Modern   Ini Musim Panas

    Tapi siapa yang berpikir bahwa orang yang membaca koran tersebut melipat korannya dan langsung menghadap ke arah perginya Theo. Pada akhirnya, pria itu mengikuti kemana perginya Theo.Theo mempercepat langkahnya dan segera berjalan ke tempat yang cukup sepi, gelap atau dicelak-celah bangunan. Dia berpura-pura panik hingga membuat penguntit itu tersenyum lebar. Dan tetap mengikuti kemana perginya Theo.Saat Theo berbelok ke sebuah gang buntu, penguntit itu mengikutinya. Tapi dia terkejut saat Theo dari balik tembok langsung menarik kerah orang tersebut. Reflekspun, orang itu mengayunkan pukulannya dari bawah.Tapi refleks Theo jauh lebih bagus, dimana dia langsung mengangkap pukulannya dengan bagus. Tatapan tajam dari Theo membuat lawannya merasa sangat terintimidasi.“Bagaimana kamu bisa mengetahuinya?” Tanya orang tersebut.“Hah? Orang gila mana yang menggunakan baju musim dingin pada musim panas?”Orang itu kemudian menyeringai, alih-alih merasa ketakutan, orang itu memiliki suatu h

  • Aku Menjadi Dewa yang Menjalani Hukuman di Dunia Modern   Tak Lagi Sekolah

    Saat kakinya ditangkap dengan cepat dia memutar tubuhnya, kaki kirinya juga bergerak dengan tenaga penuh hingga berhasil menendang kepala orang kedua hingga terjatuh.Tidak berhenti, dia masih harus berhadapan dengan orang pertama. Poisi tangannya masih terkepal dan langsung dia dorong cepat dari kiri. Orang pertama bisa menghindar dengan baik, namun dia juga melayangkan tendangan lurus ke depan dengan target dagu Theo. Tapi, tidak semudah itu. Theo menarik wajahnya ke belakang dengan jarak beberapa inchi dai kaki lawannya.Dan dari kiri bergerak sangat cepat, orang kedua memasang posisi mendorong sebuah siku tepat di kiri wajah Theo. Ini sangat merepotkan, Theo menggertakkan giginya dan langsung menangkap sikut orang itu dengan tangan kosong, tangan kiri Theo melakukan uppercut, hingga mengenai dagu orang kedua hingga dia terdorong ke belakang.Theo mundur menghela napas, tapi orang pertama melompat ke depan, melakukan putaran dan menendang dengan kaki-kakinya selama hampir lima meni

  • Aku Menjadi Dewa yang Menjalani Hukuman di Dunia Modern   Masalah

    “Itu......” Theo tersenyum kecut sambil menggarukkan kepalanya yang tidak gatal. Dia tidak tahu bagaimana menjelaskan kepada ayahnya bahwa situasinya benar-benar sangat terbalik 180 derajat? Sekarang justru Theo lah yang membawa Zuan masuk rumah sakit, dan bukan dirinya yang masuk rumah sakit. Meski begitu, ini juga menjadi sebuah masalah yang begitu besar. Beberapa ancaman akan ada padanya atau bahkan ayahnya yang membuat Theo tidak tahu bagaimana unuk bercerita. “Aman, mereka tidak mengganggu ku kok.” Katanya sambil Theo cengar cengir.“Baiklah jika memang begitu. Kamu tahu, ayah benar-benar sangat khawatir Theo. Perbuatan Zhayn itu tidak bisa dimaafkan. Sebenarnya, ayah bisa membuat Zhayn bermasalah, tapi agaknya sangat sulit dan ini akan membuat perkara jadi lebar. Satu-satunya yang ayah bisa adalah memindahkanmu.”“Apa engkau sudah memiliki opsi?”“Tentu saja.”Theo menghela napas. Percuma jika dirinya dipindahkan, ini akan menjadi sebuah perkara yang begitu sulit. Dia sudah dic

  • Aku Menjadi Dewa yang Menjalani Hukuman di Dunia Modern   Nyaris

    Theo berjalan dipinggir jalan untuk menuju rumahnya. Sudah banyak kejadian dia hari ini yang menjadikan pengalaman barunya untuk mendapati hukuman di dunia modern. Ayahnya sepertinya benar, walau baru beberapa hari saja, dia sudah dapat mengetahui bahwa kekuasaan tidak seharusnya dilakukan dengan semena-mena. Dan sombong menjadi momok yang menyakitkan karena tidak selamanya seseorang berada di atas.Tapi, sampai kapan dirinya akan menjalani hukuman di sini? Ini yang membuat Theo sedih.Saat dia berada di pinggir jalan, kendaraan berlalu lalang lewat sangat normal. Pejalan kaki juga banyak yang berseliweran melewati atau bersinggungan dengan Theo. Namun saat itu, perasaan Theo sedikit kacau. Sehingga dia berhenti, mengamati keadaan disekitar dan mengerutkan dahinya.Sorot matanya melihat sebuah truk yang berhenti dipinggir jalan jauh di belakangnya. Dia mengerutkan dahinya. Tapi dia segera acuh tak acuh dan menganggap tidak akan ada apa-apa. Bahkan melihat seorang nenek-nenek berhenti

  • Aku Menjadi Dewa yang Menjalani Hukuman di Dunia Modern   Bab 14. Tigers (2)

    “Huh melelahkan.”“Ada apa Lyra? Kau terlihat bahagia sekali hari ini?” Ibu Lyra, Helen, angkat bicara melihat putrinya pulang dalam keadaan tersenyum sambil duduk di atas sofa. Secara bersamaan, William juga datang dan melihat cucunya pulang.“Anak yang bernama Theo itu, aku bertemu lagi.”“Oh, dan kau sudah mengucapkan terimakasih?” William ikut duduk di atas sofa.“Sudah. Tapi, dia mendapatkan masalah besar sekarang. Aku benar-benar sangat kasihan.” Wanita berumur 22 tahun itu menundukkan wajahnya. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana jika dia berada di posisi Theo, maka dia tidak akan bisa tenang dalam hidupnya. Masalahnya Theo hanya ingin membalas dendam dari apa yang orang lain perbuat padanya, tapi justru orang itu mengincarnya sekarang.“Ada apa?” William bertanya.Lyra kemudian menceritakan situasinya. Dimana tentang mengapa tadi Theo pulang lebih awal yang Lyra kira Theo sedang membolos sekolah. Kemudian Theo menunjukkan kepalanya yang menunjukkan luka bekas jahitan yang ma

  • Aku Menjadi Dewa yang Menjalani Hukuman di Dunia Modern   Bab. 13 Tigers

    Theo sempat berpikir, mereka pasti akan ragu hal ini. Theo juga berpikir bahwa Lyra melakukan hal ini karena agar Theo bisa dilindungi oleh mafia yang ada di balik keluarga Agam sekalipun. Lyra tahu caranya mengucapkan terimakasih, jadi dia akan melindungi orang seperti Theo yang pernah menjadi penolongnya.Tidak peduli apakah Theo sangatlah lemah dibandingkan dengan mereka, tujuan Lyra hanyalah melindungi Theo.Sebenarnya Sahal dan lainnya ingin tertawa. Lyra tampak seperti memberikan sebuah lelucon. Tapi demi menghormati keluarga Winata, mereka menahan ucapan ucapan yang merendahkan. Sebagai gantinya, Sahal berkata,“Nona, sepertinya aku perlu melihat seberapa tangguh anak ini ketika Anda menaruhnya di sini. Tetapi apabila kemampuan anak ini dibawah rata-rata, mohon maaf nona, kami tidak bisa menerimanya.”“Tapi ....” Lyra berkata dengan ragu, Theo memotong ucapan Lyra.“Tidak apa-apa.” Theo sedikit percaya diri sekarang.Sahal merasa bahwa Theo terlihat membicarakan omong kosong. M

  • Aku Menjadi Dewa yang Menjalani Hukuman di Dunia Modern   Bab 12. Kebencian Eric Agam

    “Itu kurang ajar! Aku akan membantumu melakukan visum! Aku akan melakukan apapun agar kamu diberikan sebuah keadilan yang sepadan. Agam hanyalah keluarga rendahan di depan Winata, itu adalah hal yang sepele. Kenapa kau tidak bilang sebelumnya?” Lyra menggenggam erat setir mobil miliknya. Dia merasa geram sekarang.Theo membalasnya dengan cepat sambil menggelengkan kepalanya. “Itu sia-sia. Aku baru saja balas dendam, Zhayn sekarang masuk ke rumah sakit dan justru akulah yang bermasalah sekarang. Aku pernah mendengar keluarga Agam tidak pernah menggunakan jalur kepolisian untuk menghancurkan lawannya, tetapi ada mafia dibaliknya. Nah, masalah mafia aku sama sekali tidak peduli jika aku dikejar, tapi masalahnya jika itu dikeluarkan dari sekolah akan sangat pasti.”“Tidak peduli jika kau dikejar? Theo! Kau dalam masalah besar! Itu bukan hal yang sepele seperti kau mengalahkan perampok itu dan juga bocah Agam itu.” Lyra naik pitam mendengar demikian. Dia kemudian melanjutkan ucapannya, “Te

  • Aku Menjadi Dewa yang Menjalani Hukuman di Dunia Modern   Bab 11. Emosional

    Sudah cukup membuktikan bahwa Theo tidak memiliki rasa takut sama sekali, percaya diri dan tidak segan untuk menghantam siapapun lawannya. Yang paling emosinal ketika satu kelas social menghadang Theo, Theo tetap mau untuk berdiri dan akan bertarung dengan mereka.“Jika tubuh ini memiliki postur yang jauh lebih kuat, menghadapi lima belas siswa tadi bukanlah masalah. Theo Javier tidak pernah berolahraga yang membuat dia tidak akan pernah bisa menang melawan pertarungan.” Theo membatin.Sekarang dia berniat keluar dari sekolah. Biarlah urusan ini diselesaikan di sekolah ini dahulu. Paling tidak, dia tidak ingin membuat orang-orang takut kepadanya. Namun pertunjukan itu sudah menunjukkan bahwa Theo bukanlah orang yang kemarin.“Theo, tunggu! Kepalamu berdarah.”Theo berhenti ketika mendengar ada suara yang memanggilnya. Dia menoleh ke samping saat ada seorang wanita, berkacamat dengan rambut dikepang menghampirinya, membawakan sebuah sapu tangan untuk Theo. Ini adalah hal yang mengejutk

  • Aku Menjadi Dewa yang Menjalani Hukuman di Dunia Modern   Bab 10. Flash Back

    Viona berdiri di depan pintu yang mana dia diam mematung dan tidak bergerak sama sekali. Tangannya bergetar, bibirnya berkedut saat memperhatikan bahwa Theo duduk dengan tenang tanpa ada rasa takut sediktpun setelah dia melakukan apa yang dia takutkan. Biasanya pun, Theo tidak akan pernah untuk mengangkat kepalanya, dia selalu menunduk dan tidak memiliki wibawa sama sekali. Jarang-jarang juga para pria di sekolah ini menyebutkan sebagai seorang laki-laki femboy. Atau paling tidak para wanita akan menggodanya untuk menjatuhkan harga diri si Theo ini. Yang paling parah ketika Viona menjadikan Theo pacar bukan karena rasa suka, itu karena agar menjatuhkan harga diri Theo sejatuh-jatuhnya. Orang-orang se sekolahan akan mengolok-ngoloknya. Selain itu, karena tingkah Theo yang seolah seperti seorang perempuan, maka Viona juga tidak peduli apakah perbuatannya bisa menggodanya atau tidak. Tapi itu cukup membuat Theo tidak punya harga diri. Namun setelah kejadiian ini, keberadaan Theo yang s

DMCA.com Protection Status