Share

Bab 33 Hana dan Jefri Merasa Gagal Jadi Orangtua

“Kau terimalah hidupmu terus dibebani anak-anakmu!”

Jefri dan Hana menoleh ke arah pusat suara itu. Ternyata suara itu datang dari Painem yang berjalan hendak menuju toilet.

“Apa maksud ibu ngomong kayak gitu?” tanya Hana ketus. Tak ada balasan apapun darinya. Ia hanya terus berjalan diiringi irama tongkat alumunium yang diberikan nazir masjid saat ada pembagian zakat untuk kaum fakir dan lansia.

“Aku lama-lama nengok ibumu ini mau kuhaj*r aja, Han!” Jefri sangat geram melihat sikap ibu mertuanya yang telah pikun itu.

“Udahlah, Bang. Gak usah ditanggapi. Lagian, kan, ibu udah pikun, abaikan aja. Mending kita bahas mengenai rencana pesta si Pita. Dari sebulan yang lalu dia asyik nanya kapan kita punya duit,” ucap Hana.

“Loh, kenapa kita pula yang harus nyiapkan duit untuk pestanya?”

“Iya, masalahnya, pacarnya itu kerjanya gak tetap, cuman kuli serabutan di grosir pasar.”

“Astaga, Pita ... Pita. Kuliah tinggi-tinggi tapi masih gobl*k juga! Heran kali aku nengok Pita itu, gak pande nyari
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status