Beranda / Romansa / Aku Mau Kamu di Kamarku / Bab 51 Kemajuan atau Perubahan?

Share

Bab 51 Kemajuan atau Perubahan?

Penulis: squidturtle
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Happy reading

***

“Pagi suami!!!”

Teriakan Aluna menjadi pembuka dalam bab ini, berpenampilan santai dengan celana jeans putih, baju polos bewarna peach, dan jelas snekers putih. Aluna sudah sangat siap untuk berangkat bersama Daffin.

“Sudah menunggu lama?” tanya Aluna memberikan senyum, berdiri tepat di depan Daffin yang sudah memberikan tatapan datar.

“Lain kali kalau tahu pagi ini kamu ada kuliah tolong bangunnya lebih awal,” saran dari Daffin yang sangat tidak diterima baik oleh telinga Aluna.

“Yayaya… kamu bilang gitu coba ngaca dulu deh. Semalam siapa yang bikin aku mendesah sampai dini hari?” Aluna menatap Daffin alis terangkat, bertanya dengan nada menantang.

“Sudahlah, sekarang ayo berangkat.”

Membuang napas kasar, Aluna berusaha menahan sabar dengan sikap Daffin yang tidak mau disalahkan. Enak saja memarahi Aluna dan menyuruh bangun pagi, tidak sadar a

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 52 Mas Penjaga Kasir

    Happy reading***Fokus Aluna tidak pernah lepas dari wajah dosen dan papan tulis yang ada di depan kelas. Saat ini sesuai agenda pertamanya setelah libur cuti untuk menikah adalah masuk kuliah. Sangat jauh berbeda mimik wajah Aluna saat bersama orang terdekatnya dan saat berada di ruang kelas. Sangat serius, bahkan saking seriusnya Aluna sampai tidak berani menatap ke arah lain kecuali buku catatan miliknya.“Ah… yang masih menjadi pusat permasalahan antar beberapa negara itu konflik perdagangan,” bisik Aluna mengulang apa yang dikatakan oleh dosen. Tangannya bergerak mencatat beberapa hal penting dari perkataan dosen.“Perbedaan mata uang juga kerap kali manjadi penyebab gagal terjadinya ekspor dan impor,” lagi Aluna berbisik, menganggukkan kepala mengerti dengan apa yang baru saja dia sebutkan.“Right, kelas kita selesai pagi ini, tugas sudah saya upload pada drive, silahkan kalian kerjakan. Terima kasih.&rdq

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 53 Ada Apa Aluna

    Happy reading***“Emang kalau diet itu untungnya apasih?” tanya Aluna membuka percakapan dengan Salina sambil menikmati makanan yang sudah mereka pesan.“Kakak tahu dari mana kalau aku diet?” Salina balik bertanya, seingatnya dia tidak ada memberitahu Alun ajika dia tengah menjalankan program diet.“Cuma nebak aja sih.”Mengangkat bahu santai, Aluna hanya mau membenarkan tebakannya saja. Dia juga penasaran dengan perempuan yang suka diet, ingin tahu saja apa untungnya selain bisa menurunkan berat badan. Maklumi saja, Aluna selama hidup tidak pernah yang namanya melakukan diet, apa pun yang mau dia makan pasti dia lahap. Tidak peduli mau gendut atau tidak, tapi ya syukur Tuhan berbaik hati pada Aluna karena memberikan tubuh yang tetap bagus walau pun makan banyak.“Supaya penampilan aku bagus, itu sih tujuannya,” jawab Salina atas pertanyaan Aluna yang tadi.“Emang penampilan kamu

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 54 Tentang Rumor

    Happy reading *** “Jadi apa? Kamu masih mau membantah?” Aluna berkacak pinggang di depan Daffin yang masih terdiam setelah membaca artikel tentang dirinya. Suami Aluna itu memijit kepalnya, dia tidak habis pikir dengan apa yang sudah dia baca dan juga kenapa foto itu bisa tersebar di internet? “Mau diam terus kamu?” lagi Aluna bertanya, dia berusaha menahan semua rasa marahnya. Masih diam, enggan menjawab. Daffin justru memilih meraih ponsel hitam miliknya. Mengetik beberapa kata yang entah apa isinya. Jelas hal itu membuat Aluna semakin naik pitam, terbukti dengan wajahnya mulai memerah. “Daffin!” “Apa!” Pekikan Aluna dibalas dengan suara tegas dan tajam dari Daffin, keduanya sama-sama menatap penuh dengan urat menegang di leher. “Kamu bisa gak sih hargai kehadiran aku sekali saja?” Tatapan Aluna semakin menajam, dia paling tidak suka ketika berbicara malah dianggap tidak ada oleh lawan bicaranya. “Aku

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 55 Kondisi Kamar Mandi

    Happy reading***“Aluna buka pintunya!”Sudah lima menit Daffin berusaha membujuk Aluna agar membuka pintu kamar, tapi sekali lagi jawaban yang Daffin dapatkan hanya angin kosong.“Jack, get the spere key now! “ perintah Daffin pada Jack. Tidak ada cara lain untuk masuk ke dalam kamar Aluna selain membuka sendiri pintu kamar.Tanpa menunggu lama Jack langsung berlari entah kemana, yang jelas untuk mengambil kunci cadangan sesuai yang Daffin perintahkan. Meninggalkan Daffin yang terdiam dengan tangan kanan memijit kening. Kepalanya sudah dipusingkan dengan urusan kantor, belum lagi berita beredar di internet, dan sekarang Daffin dibuat lebih pusing lagi akan kelakuan Aluna.“Ini mister.” Jack datang dan langsung menyerahkan kunci yang Daffin minta.Daffin langsung mencoba membuka kunci pintu kamar, dan memang Aluna yang terlalu bodoh untuk mencari tempat mengurung diri. Jelas saja kunci pintu kamar

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 56 Pelukan Pertama

    Happy reading***“Kamu kenapa sebenarnya?” lirih Daffin berbicara sendiri.Tatapannya sedari lima menit yang lalu tidak mau pergi dari tubuh Aluna. Melihat besarnya sayatan pada pergelangan tangan Aluna semakin membuat Daffin bertanya-tanya. Untung saja Daffin sedikit tahu cara menghentikan aliran darah sehingga darah tidak terus mengucur dari pergelangan tangan Aluna.Cklek.“Mister, dokter Jian sudah datang.”Daffin menatap pria berpakaian khas dokter yang berdiri di samping Jack, memberikan anggukan pertanda Daffin mempersilahkan.“Silahkan dok.”Bergerak mundur dua langkah, Daffin memberikan akses pada dokter yang sudah dipercayainya sebagai dokter pribadi. Menatap setiap apa yang dokter periksa pada tubuh Aluna. Satu menit Daffin masih biasa saja karena dokter hanya memeriksa detak jantung Aluna beserta suhu tubuhnya. Menit kedua Daffin santai karena dokter membalut luka Aluna dengan be

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 57 Diagnosa Untuk Aluna

    Happy reading***Daffin termenung di depan komputer, sudah satu jam Daffin duduk tanpa melakukan apa pun. Iya semenjak kepergian dokter dari kondominiumnya Daffin tidak mau keluar dari ruang kerjanya. Terus-terusan memandangi layar komputer yang mati.Menarik napas panjang dengan kedua mata serentak tertutup. Daffin menyandarkan kepala pada sandarac kursi kerja, mencoba menghilangkan beberapa pikiran yang belakangan ini membuat kepalanya pusing.‘Saya bukan dokter jiwa atau psikolog Mister, tapi dari pemeriksaan dan pengamatan saya. Istri anda sepertinya mengalami mental illness. Detak jantung yang tidak stabil. Saya tidak tahu pasti tentang gangguan mental, tapi kondisi Miss Aluna dikatakan cukup parah karena sudah berani melukai diri sendiri. Saya rasa anda harus membawa Miss Aluna ke psikolog.’Daffin yang belakangan ini terus berpikir sekarang semakin berpikir berat, antrian masalah di kepalanya begitu panjang dan sialnya semua mas

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 58 Dugaan

    Happy reading***Tok. Tok. Tok.Sudah yang kelima kalinya Daffin mengetok pintu kamar Aluna pagi ini tapi tetap nihil, tidak ada balasan dari si pemilik kamar. Semalam mereka berdua seperti keinginan Aluna tidak tidur sekamar, Daffin lebih memilih tidur di ruang kerjanya.“Aluna keluar, sarapan dulu.” Daffin tengah berada dalam mode baik sampai rela menunggu di depan pintu kamar Aluna seperti orang bodoh.“Kamu dari semalam belum makan Aluna.”Berusaha agar Aluna berhenti dalam mode marahnya, iya marah karena semalam Daffin meminta izin pagi ini bertemu dengan anak perempuan perdana Menteri Canada. Percayalah kalian Daffin sedari semalam sudah khawatir pada Aluna, mengingat luka pada tangan wanita itu belum sembuh.“Jangan seperti ini Aluna.”Cklek.Tepat setelah Daffin berucap pintu kamar Aluna terbuka, memperlihatkan wanita yang sedari tadi Daffin panggil namanya. Penampilan Aluna s

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 59 Kejelasan Pelakor

    Happy reading***Aluna entah berapa kali mengubah posisi duduknya. Dia sudah seperti boss yang merasa bosan berada dalam ruang kerja. Hanya duduk membaca majalah, bolak-balik menlihat ponsel, bermain game, mengunyah permen karet, nyemil cemilan dari asisten suami. Sangat membosankan menurut Aluna, tapi ya mau bagaimana lagi itu sudah kemauannya sejak semalam. Menemani suami bekerja agar tidak diganggu pelakor.“Tidak bosan?”Kalimat pertama yang Daffin keluarkan setelah mereka berada dalam ruang kerja duta besar Australia untuk Canada. Pria itu sedari tadi sengaja fokus mengerjakan pekerjaan, ingin melihat sejauh mana Aluna akan bertahan. Daffin cukup dibuat takjub karena Aluna sanggup duduk saja dalam waktu tiga jam lebih, apalagi tanpa bicara.“Hah! Kamu bertanya tidak bosan setelah aku tidak melakukan apa-apa selama tiga jam?” sahut Aluna, masih mempertahankan wajah galaknya.Daffin mengangkat bahu, dia salah lagi

Bab terbaru

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 166 Cerita Kita

    Happy reading***“Saya berterima kasih kepada seluruh tamu undangan, para investor yang telah menyempatkan diri hadir pada acara 12 tahun Royal Group.” Daffin berdiri di atas podium dalam acara ulang tahun perusahaan yang dirinya dan sang Papa rintis.Selesai dengan masa jabatan sebagai duta besar, Daffin benar-benar terjun dalam dunia bisnis dan mengambil alih perusahaan atas permintaan sang Papa. Ada begitu banyak kemajuan yang terjadi selama Daffin menjabat sebagai CEO Royal Group. Satu-persatu investor mulai mendekat dan mengajak kerja sama yang membuat Royal Group melebarkan sayap kesegala bidang. Malam ini sebagai pembuktian, Daffin yang berdiri dengan Aluna dan kedua buah hatinya dihadapan begitu banyak tamu undangan memaparkan keuntungan Royal Group selama satu tahun terakhir.“Tidak etis rasanya jika saya tidak membiarkan dewan direksi sekaligus pemegang saham terbesar di Royal Group hanya diam tanpa memberikan sambutan,” ucap Daffin, menoleh menatap Aluna yang masih terseny

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 165 Happy Aniversary

    Happy reading***“Sayang!”Daffin melambaikan tangan saat dirinya melihat Aluna celingak-celinguk menatap seisi ballroom. Jelas teriakan Daffin yang cukup menggelegar itu membuat banyak pasang mata menatap ke arah Aluna dan Alisia yang tengah berjalan menghampiri suami masing-masing.“Halo anak Papa.” Adnan langsung membawa Haresh ke dalam gendongannya.“Ini acara apa sebenarnya?” tanya Alisia yang masih belum tahu dirinya tengah menghadiri acara apa. “Teman kamu yang mana yang mengundang? Aku kenal mereka? Atau mereka kenal aku tidak?” cecar Alisia membuat suaminya terkekeh.“Bukan acara teman aku,” jawab Adnan, melirik Daffin yang tengah merapikan rambut Aluna. “Tapi acara kita,” lanjutnya.“Ha?” Aluna menatap kakaknya. “Kita?” Jujur Aluna semakin tidak mengerti dengan maksud acara kita.Baru saja Aluna ingin membuka mulut ada sep

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 164 Hotel

    Happy reading***Aluna sudah kelimpungan mengurus Ara dan Haresh, belum lagi Aziel yang sedari tadi terus merengek. Pagi-pagi kepalanya sudah dibuat pecah, mana Ara susah sekali diatur sejak Haresh datang. Kedua bocah itu hobi sekali berlari-lari membuat Aluna kewalahan untuk memasangkan pakaian.“Sini biar Aziel sama kakak.” Alisia muncul dengan gaun biru dongker miliknya.Mengembuskan napas lega, Aluna menganggukkan kepala lantas berjalan keluar kamar mencari Ara yang belum dikuncir rambutnya. Pagi ini mereka membagi tugas, tapi karena Gail tiba-tiba demam membuat Alisia haru benar-benar mengurus anaknya, jadilah Haresh Aluna yang mengurus.Aluna ingin menyumpah rasanya, tadi Daffin dan Adnan meminta mereka semua berdandan dengan rapi dan akan dijemput pukul sepuluh yang artinya tiga puluh menit lagi. Tidak ada penjelasan Daffin dan Adnan pergi begitu saja, menyerahkan tugas mengurus dan menyiapkan anak-anak pada istri masing-masing.

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 163 Menuju Akhir

    Happy reading***Daffin menahan tawanya saat menatap Aziel berjalan dengan sempoyongan. Bayi yang baru saja menginjak umur dua tahun itu tengah berjalan menghampiri Aluna yang tengah menguncir rambut Ara. Tersenyum lucu menatap putranya yang berjalan tertatih dengan menjaga keseimbangan tubuh. Jujur saja melihat Aziel yang pantatnya masih dilapisi popok dengan langkah sempoyongan membuat perut Daffin tergelitik.“Buahahahahaha…”Tawa Daffin tidak bisa ditahan lagi saat Aziel jatuh terduduk kala kakinya gagal menjaga keseimbangan tubuh. Anak laki-laki itu yang tahu tengah ditertawai langsung menangis kencang.“Hahaha…” bukannya berhenti tertawa Daffin malah menjadi-jadi, terpingkal-pingkal dengan melihat wajah memerah Aziel dengan air mata membanjiri wajah.“Daffin!” Aluna menatap tajam suaminya.“Haha… iya-iya.” Daffin mengangkat tangan, lekas bangun dari duduknya m

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 162 Baby

    Happy reading***Semuanya mengerubungi si tampan yang berada pada ranjang khusus bayi. Anak laki-laki Daffin dan Aluna telah lahir dengan berat normal dan kondisi sehat. Alisia bahkan menangis saat dirinya yang diizinkan menggendong bayi Aluna pertama kali karena Daffin masih dalam kondisi bergetar setelah menemani Aluna melahirkan.“Lihat sayang, adiknya tampan sekali,” tunjuk Lisa yang tengah menggendong Ara. “Mirip banget sama Papa,” lanjutnya dengan senyum mengembang. Kepala Lisa mendunga menatap ke arah Aluna yang tengah istirahat karena tenaganya habis terkuras. Senyum bangga Lisa berikan pada Aluna walau kakaknya itu tidak melihat, Lisa bahagia kakaknya telah melewati rasa sakit saat melahirkan.“Mirip Ara ya adik kecilnya,” girang Ara melihat adiknya yang masih memejamkan mata.“Ih mirip tante tahu, tidak ada tuh mirip Ara sama sekali.” Salina menggelengkan kepala, waktunya menggoda Ara akhir

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 161 Final Day

    Happy reading***Alisia menggandeng Haresh dengan langkah terburu-buru melewati lorong rumah sakit, dibelakangnya ada Adnan dengan wajah panik. Suami Alisia itu sibuk menghubungi nomor telpon Daffin sejak sampai di rumah sakit. Sialnya, Daffin justru tidak mengangkat satu pun panggilan darinya.“Anak ini kemana sebenarnya,” gerutu Adnan, sudah ada puluhan panggilan hanya untuk Daffin saja tapi tak satu pun diangkat.“Gimana? Daffin ada angkat telpon?” tanya Alisia saat mereka sudah berada di depan salah satu ruangan VVIP rumah sakit.Adnan menggelengkan kepala. “Buru-buru diangkat, operator yang jawab terus,” ujarnya dengan napas berembus kasar. “Kita masuk saja dulu,” pinta Adnan. Menarik gagang pintu dan mendorong pelan.Pertama kali yang terlihat adalah Aluna yang meringis di atas ranjang rumah sakit, disamping Aluna ada kedua orang tua Daffin yang sudah terbang dari Australia ke Canada sej

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 160 Double Check

    Happy reading***Daffin dan Adnan berjalan masuk ke dalam kediaman baru milik Daffin dan Aluna. Semenjak masa jabatan Daffin sebagai duta besar berakhir, dia beserta semua keluarganya pindah dari kondominium, membeli rumah yang jaraknya cukup jauh dari rumah awal mereka. Walau tidak sebesar kondominium tapi rumah yang dibeli Daffin bisa dibilang cukup besar karena memiliki fasilitas yang lengkap. Rumah yang Daffin dan keluarganya tinggali sekarang adalah hasil dari bantuan dari Adnan yang mencarikan mereka rumah.“Aku suka rumah ini,” ujar Adnan saat melihat kolam renang yang mereka lewati untuk sampai ke ruang keluarga. “Untung saja kemarin kamu mau membeli rumah ini, jika tidak aku yang ambil,” canda Adnan yang dibalas kekehan oleh Daffin.“Terima kasih yang ke seratus kali,” ucap Daffin mengingat dia dan Aluna berterima kasih berkali-kali pada Adnan yang membantu mereka mencari rumah, dan mendapat harga diskon karen

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 159 7PM

    Happy reading***Tepat seperti judul untuk bab ini, jam tujuh pagi Aluna dan Alisia tengah menikmati usapan lembut angin yang menerpa kulit mereka. Jalan-jalan pagi sekitaran komplek mereka memang menyenangkan, tak lupa juga dengan Haresh dan Ara yang menemani. Agenda mereka hari ini adalah piknik di taman komplek, hanya mereka berempat karena Daffin dan Adnan tengah keluar karena ada urusan bisnis.“Kandungan kamu gimana? Sehat kan?” Alisia mengusap perut Aluna yang sudah membuncit memasuki umur delapan bulan.“Sejauh ini kata dokter aku dan si kecil sehat-sehat saja,” jawab Aluna. “Semoga saja tidak ada hal buruk terjadi sampai satu bulan kedepan,” harap Aluna.Selama masa kehamilannya Aluna benar-benar menjaga dirinya dengan baik. Dia sama sekali tidak pernah mengerjakan hal berat, pekerjaan rumah pun hanya mencuci piring saja, selebihnya Aluna serahkan pada ART. Aluna terus memikirkan hal positif agar tidak

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 158 Gift

    Happy reading***Tatapan tajam Alisia membuat Adnan sudah seperti buruh upah yang bekerja tiada henti, sejak pagi buta Adnan seperti setrikaan bolak balik mengangkat barang. Ingin rasanya Adnan mengeluh pada istrinya, tapi Alisia malah acuh dan lebih fokus bermain dengan Haresh. Memang nasib melawan istri, tidak ada yang akan membela apalagi kata-kata Alisia.“Ini itu buat adik kamu.” Adnan sih langsung angkat tangan.“Ini mau ditaruh di mana sayang?” tanya Adnan saat mendorong tempat tidur bayi yang memiliki roda.Alisia menatap seluruh isi kamar yang kata Daffin menjadi kamar sementara anak Daffin dan Aluna. “Di mana ya?” bingung Alisia saat tidak menemukan space yang tepat.Adnan mengembuskan napas, setidaknya dia bisa istirahat sebentar selama istrinya berpikir. “Kamu sih, banyak banget belinya,” ucap Adnan. No! Dia tidak mengeluh karena pengeluaran sang istri yang diluar nalar demi membel

DMCA.com Protection Status