Share

Bab 134 Tumbang

Penulis: squidturtle
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Happy reading

***

Tatapan mata Lisa menatap lekat pintu kamar Aluna, lima menit dia berdiri mematung dan melihat tidak ada tanda-tanda Aluna akan keluar membuat Lisa secepat mungkin membuka pintu kamar tempat Daffin berada. Dia membawa makan malam untuk Daffin permintaan dari Alisia yang khawatir pada Daffin karena belum memakan apa pun sejak pagi. Bisa Lisa lihat dengan jelas jika Daffin tengah tertidur lelap di atas ranjangnya. Sedikit tidak enak hati Lisa ingin membangunkan kakak iparnya karena melihat wajah kelelahan Daffin, tapi disatu sisi juga Daffin harus mengisi perut agar tidak sakit.

“Kak Daffin,” panggil Lisa pelan, dia tidak mau suaranya terdengar sampai luar. Pesan Adnan adalah jangan sampai Aluna tahu jika Daffin menginap, takut jika Aluna akan mengamuk karena belum ingin bertemu dengan suaminya.

“Kak,” lagi Lisa memanggil Daffin karena tidak mendapat jawaban.

Nihil, Lisa tidak mendapat balasan apa pun dari Daffin. Suami kakaknya itu tetap tidak bergeming dari tidurnya,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 135 Khawatir

    Happy reading***Kedua bola mata Daffin bergerak tak nyaman, perlahan kelopak matanya terbuka secara perlahan, menyipit menyesuaikan cahaya. Dinding kamar bewarna cream langsung tertangkap netra mata Daffin kala kedua kelopak matanya telah terbuka lebar. Mengembuskan napas pelan, jam dinding yang terpajang pada dinding kamar di depan Daffin menunjukkan pukul sepuluh pagi. Oh shit! Daffin terlalu berleha-leha dalam mimpinya sampai lupa akan kondisi Aluna yang harus dirinya pantau.“Shht,” desis Daffin kala merasa perih pada telapak tangan kirinya. Menatap datar jarum infus yang menamcap dan memperlihatkan darah keluar dalam selang infus. Daffin tidak tahu jika tubuhnya akan selemah ini sampai harus diinfus.Menarik napas dalam-dalam, secara perlahan Daffin mencabut selang infus. Berdiri dengan pelan, strike! Kepalanya berdenyut kencang. “Ayolah Daffin, jangan lemah seperti ini,” bisik Daffin memaki tubuhnya yang tiba-tiba ingin amb

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 136 Kehilangan

    Happy reading***Dokter kandungan yang menangani Aluna menatap diam Daffin yang sedari tadi terdiam. Dokter itu sudah memberitahu apa yang terjadi pada Aluna secara rinci. Tidak ada tanggapan dari Daffin, suami Aluna itu hanya bisa diam dalam bisu. Entah kemana semua kosa kata yang ada pada mulut Daffin, melayang dibawa angin.“Kami sudah melakukan yang terbaik mister tapi memang hal itu tidak bisa kami atasi,” sekali lagi dokter berbicara, mencoba mengajak Daffin mengobrol. Sebagai dokter kandungan yang setiap menghadapi suami dengan kejadian seperti Daffin sangat wajar jika hanya bisa diam bahkan termenung.“Lantas bagaimana keadaan istri saya dok?” hanya itu yang sanggup terucap dari bibir Daffin. Dia tidak sanggup menanyakan hal lain selain kondisi Aluna saat ini.“Kondisi nyonya Aluna saat ini baik karena telah melewati fase kritis, kita hanya perlu menunggu nyonya Aluna bangun dari pingsannya,” jelas dokte

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 137 Empty

    Happy reading***Daffin tidak pernah melepas atau jauh dari Aluna barang sebentar, dia terus berada disisi sang istri. Melihat kondisi Aluna yang seperti orang kehilangan arah membuat Daffin semakin khawatir. Sehari telah berlalu sejak dokter mangatakan jika mereka kehilangan calon buah hati dan Aluna belum diperbolehkan pulang karena kondisinya yang masih lemah.Mengembuskan napas berat, Daffin menatap nakas di samping ranjang istrinya. Aluna sama sekali belum menyentuh makanannya sejak pagi dan sekarang sudah menunjukkan pukul lima sore. Tolong katakana pada Daffin bagaimana dia harus membujuk Aluna untuk makan, melihat kondisi Aluna masih lemas membuat Daffin juga ikut lemas.“Sayang makan dulu ya, tiga sendok saja,” pinta Daffin dengan penuh harap Aluna sudi menatap dirinya.Sekali lagi gelengan yang Daffin dapatkan dari ucapannya. Ini sudah yang kedelapan kali Daffin meminta Aluna makan dan selalu ditolak. “Kalau begitu kamu minum susu ya supaya perutnya bisa terisi sedikit.” Da

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 138 Kembali Pulang

    Happy reading***Daffin tidak pernah mau melepas tatapannya dari Aluna sejak mereka berbaikan dan menerima beberapa kejadian menyakitkan dengan lapang dada. Mereka sudah saling memaafkan satu sama lain, menerima kesalahan yang pernah dibuat, dan damai dengan masa lalu. Hal itu jelas sukses membuat kondisi Aluna semakin membaik, terbukti dua hari setelahnya Aluna sudah bisa berjalan bolak-balik ke kamar mandi. Hasilnya hari ini Aluna sudah diperbolehkan pulang oleh dokter setelah tadi pagi melakukan pemeriksaan terakhir.“Sudah tidak pusing?” tanya Daffin saat melihat istrinya selesai berganti pakaian di kamar mandi.“Pusingnya sih sudah tidak lagi, tapi tubuh aku suka tiba-tiba lemas,” jawab Aluna memberitahukan kondisi tubuhnya.“Kata dokter itu hal wajar pasca melakukan kuret, kamu hanya perlu banyak istirahat,” ucap Daffin meraih tangan istrinya, menuntun Aluna untuk duduk pada ranjang pasien.Semua pakaian atau barang-barang Aluna ternyata sudah Daffin masukkan ke dalam tas jinji

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 139 Hug

    Happy reading***Kaki Salina bergetar kala mendengar jika kedua kakaknya akan pulang dari rumah sakit. Mereka sudah menyiapkan semua makanan untuk menyambut kedatangan Aluna dan Salina ikut serta membantu asisten rumah tangga. Hanya saja Salina sedikit takut jika Aluna masih menyimpan rasa marah padanya. Saat Lisa memberitahunya sekitar lima menit lagi kedua kakaknya sampai, Salina hanya bisa duduk mematung di ruang keluarga. Sudah ada kedua orang tuanya yang datang dari Australia karena khawatir kondisi Aluna, ada juga Lisa, dan kedua kakak Aluna.“Kamu kenapa?” tanya Alisia yang duduk di samping Salina.“Takut kak,” bisik Salina, menggenggam tangan Alisia yang terulur padanya.“Aluna emang gitu kalau marah dan stress, tapi kalau sudah baikan dia akan melupakan masalahnya dengan orang lain, percaya deh,” ucap Alisia dengan tatapan meyakinkan.Salina hanya bisa mengembuskan napas pelan, dia berharap apa yang diucapkan Alisia benar adanya. Jujur Salina sangat takut jika Aluna membenci

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 140 Can Say

    Happy reading***“Mama dan Papa kenapa tidak menginap saja, masih banyak kamar kosong,” pinta Aluna agar kedua agar kedua mertuanya tetap menetap di rumah.Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam, kedua kakak Aluna sudah pamit pulang sejak sore, sementara Raynold langsung pamit pulang setelah selesai makan siang. Tersisa kedua mertua Aluna yang akan kembali menuju hotel yang telah mereka sewa.“Biasanya Mama dan Papa kalau ke sini selalu menginap tidak pernah menyewa hotel,” desak Aluna.“Papa ada urusan dan lokasinya lebih dekat dari hotel, Mama minta maaf ya, besok pagi Mama akan main ke sini.” Mama mengelus lengan kanan Aluna, tidak tega melihat menantunya yang sedari tadi memohon untuk dia dan sang suami tetap diam.“Tidak bisa menginap saja Pa.” Aluna menatap Papa mertuanya penuh harap.“Sayang,” panggil Daffin mencoba menghentikan Aluna.Daffin sangat tahu kalau Aluna sangat ingin kedua orang taunya menginap, tapi mau bagaimana lagi jika kedua orang tuanya memiliki urusan

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 141 Morning

    Happy reading***Aluna menatap pantulan tubuhnya pada cermin, perutnya yang dulu membuncit sekarang sudah datar. Sedih? Rasa itu belum menghilang dalam diri Aluna, bahkan semalam saat tidur saja air matanya masih mengalir. Tidak ada sosok ibu yang akan rela ditinggal oleh anak yang bahkan belum sempat disentuh. Jangan pernah posisikan diri kalian sebagai Aluna, rasanya tidak akan pernah sama. Tidak pernah ada orang yang memiliki rasa empati yang sama, setiap orang memiliki perasaan berbeda. Bohong jika ada orang yang tengah mengalami duka dan ada orang yang bisa mengerti rasanya. Bulshit! Rasa itu tidak akan pernah sama jika kalian tidak mengalami hal serupa.Tidak ada harapan lain dalam hidup Aluna selain Tuhan memberikan angin sejuk atas kehilangannya. Aluna akan mencoba ikhlas atas kehilangan calon anaknya. Masih ada Daffin dan keluarga besarnya yang tidak boleh Aluna kecewakan karena rasa sedih yang berlarut-larut.”"Kamu bisa Aluna,” bisik lirih Aluna. Memasang senyum selebar mu

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 142 Halaman Baru

    Happy reading***Ara nama gadis kecil yang sukses membuat tubuh Aluna menegang kaku. Perkenalan mereka telah terjadi secara singkat dan itu sukses membuat semua orang menampilkan senyum lega. Setidaknya Aluna tidak kabur atau marah saat Daffin memperkenalkan malaikat kecilnya.“Beauty sist sudah makan?” tanya Ara pada Aluna, tatapan mereka masih bertemu.Tidak tahu harus menjawab apa, Aluna hanya bisa diam sampai matanya bertemu tatap dengan Daffin. Suaminya itu tersenyum disertai anggukan, bisa Aluna pahami maksud suaminya. Daffin ingin dirinya dan Ara berkenalan, bukan sekedar bertukar nama melainkan berkenalan dalam maksud jenjang lebih dalam.“Rencana mau makan,” jawab Aluna setelah berpikir beberapa saat.“Ara boleh ikut? Tadi Papa tidak mau mengajak sarapan dan sekarang perut Ara kelaparan,” cerita Ara dengan mimic dibuat sepolos mungkin, memohon pada Aluna agar mau mengajak dirinya.“Daffin.” Mama menatap anak laki-lakinya dengan tajam, bisa-bisanya sebagai Papa Daffin lupa me

Bab terbaru

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 166 Cerita Kita

    Happy reading***“Saya berterima kasih kepada seluruh tamu undangan, para investor yang telah menyempatkan diri hadir pada acara 12 tahun Royal Group.” Daffin berdiri di atas podium dalam acara ulang tahun perusahaan yang dirinya dan sang Papa rintis.Selesai dengan masa jabatan sebagai duta besar, Daffin benar-benar terjun dalam dunia bisnis dan mengambil alih perusahaan atas permintaan sang Papa. Ada begitu banyak kemajuan yang terjadi selama Daffin menjabat sebagai CEO Royal Group. Satu-persatu investor mulai mendekat dan mengajak kerja sama yang membuat Royal Group melebarkan sayap kesegala bidang. Malam ini sebagai pembuktian, Daffin yang berdiri dengan Aluna dan kedua buah hatinya dihadapan begitu banyak tamu undangan memaparkan keuntungan Royal Group selama satu tahun terakhir.“Tidak etis rasanya jika saya tidak membiarkan dewan direksi sekaligus pemegang saham terbesar di Royal Group hanya diam tanpa memberikan sambutan,” ucap Daffin, menoleh menatap Aluna yang masih terseny

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 165 Happy Aniversary

    Happy reading***“Sayang!”Daffin melambaikan tangan saat dirinya melihat Aluna celingak-celinguk menatap seisi ballroom. Jelas teriakan Daffin yang cukup menggelegar itu membuat banyak pasang mata menatap ke arah Aluna dan Alisia yang tengah berjalan menghampiri suami masing-masing.“Halo anak Papa.” Adnan langsung membawa Haresh ke dalam gendongannya.“Ini acara apa sebenarnya?” tanya Alisia yang masih belum tahu dirinya tengah menghadiri acara apa. “Teman kamu yang mana yang mengundang? Aku kenal mereka? Atau mereka kenal aku tidak?” cecar Alisia membuat suaminya terkekeh.“Bukan acara teman aku,” jawab Adnan, melirik Daffin yang tengah merapikan rambut Aluna. “Tapi acara kita,” lanjutnya.“Ha?” Aluna menatap kakaknya. “Kita?” Jujur Aluna semakin tidak mengerti dengan maksud acara kita.Baru saja Aluna ingin membuka mulut ada sep

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 164 Hotel

    Happy reading***Aluna sudah kelimpungan mengurus Ara dan Haresh, belum lagi Aziel yang sedari tadi terus merengek. Pagi-pagi kepalanya sudah dibuat pecah, mana Ara susah sekali diatur sejak Haresh datang. Kedua bocah itu hobi sekali berlari-lari membuat Aluna kewalahan untuk memasangkan pakaian.“Sini biar Aziel sama kakak.” Alisia muncul dengan gaun biru dongker miliknya.Mengembuskan napas lega, Aluna menganggukkan kepala lantas berjalan keluar kamar mencari Ara yang belum dikuncir rambutnya. Pagi ini mereka membagi tugas, tapi karena Gail tiba-tiba demam membuat Alisia haru benar-benar mengurus anaknya, jadilah Haresh Aluna yang mengurus.Aluna ingin menyumpah rasanya, tadi Daffin dan Adnan meminta mereka semua berdandan dengan rapi dan akan dijemput pukul sepuluh yang artinya tiga puluh menit lagi. Tidak ada penjelasan Daffin dan Adnan pergi begitu saja, menyerahkan tugas mengurus dan menyiapkan anak-anak pada istri masing-masing.

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 163 Menuju Akhir

    Happy reading***Daffin menahan tawanya saat menatap Aziel berjalan dengan sempoyongan. Bayi yang baru saja menginjak umur dua tahun itu tengah berjalan menghampiri Aluna yang tengah menguncir rambut Ara. Tersenyum lucu menatap putranya yang berjalan tertatih dengan menjaga keseimbangan tubuh. Jujur saja melihat Aziel yang pantatnya masih dilapisi popok dengan langkah sempoyongan membuat perut Daffin tergelitik.“Buahahahahaha…”Tawa Daffin tidak bisa ditahan lagi saat Aziel jatuh terduduk kala kakinya gagal menjaga keseimbangan tubuh. Anak laki-laki itu yang tahu tengah ditertawai langsung menangis kencang.“Hahaha…” bukannya berhenti tertawa Daffin malah menjadi-jadi, terpingkal-pingkal dengan melihat wajah memerah Aziel dengan air mata membanjiri wajah.“Daffin!” Aluna menatap tajam suaminya.“Haha… iya-iya.” Daffin mengangkat tangan, lekas bangun dari duduknya m

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 162 Baby

    Happy reading***Semuanya mengerubungi si tampan yang berada pada ranjang khusus bayi. Anak laki-laki Daffin dan Aluna telah lahir dengan berat normal dan kondisi sehat. Alisia bahkan menangis saat dirinya yang diizinkan menggendong bayi Aluna pertama kali karena Daffin masih dalam kondisi bergetar setelah menemani Aluna melahirkan.“Lihat sayang, adiknya tampan sekali,” tunjuk Lisa yang tengah menggendong Ara. “Mirip banget sama Papa,” lanjutnya dengan senyum mengembang. Kepala Lisa mendunga menatap ke arah Aluna yang tengah istirahat karena tenaganya habis terkuras. Senyum bangga Lisa berikan pada Aluna walau kakaknya itu tidak melihat, Lisa bahagia kakaknya telah melewati rasa sakit saat melahirkan.“Mirip Ara ya adik kecilnya,” girang Ara melihat adiknya yang masih memejamkan mata.“Ih mirip tante tahu, tidak ada tuh mirip Ara sama sekali.” Salina menggelengkan kepala, waktunya menggoda Ara akhir

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 161 Final Day

    Happy reading***Alisia menggandeng Haresh dengan langkah terburu-buru melewati lorong rumah sakit, dibelakangnya ada Adnan dengan wajah panik. Suami Alisia itu sibuk menghubungi nomor telpon Daffin sejak sampai di rumah sakit. Sialnya, Daffin justru tidak mengangkat satu pun panggilan darinya.“Anak ini kemana sebenarnya,” gerutu Adnan, sudah ada puluhan panggilan hanya untuk Daffin saja tapi tak satu pun diangkat.“Gimana? Daffin ada angkat telpon?” tanya Alisia saat mereka sudah berada di depan salah satu ruangan VVIP rumah sakit.Adnan menggelengkan kepala. “Buru-buru diangkat, operator yang jawab terus,” ujarnya dengan napas berembus kasar. “Kita masuk saja dulu,” pinta Adnan. Menarik gagang pintu dan mendorong pelan.Pertama kali yang terlihat adalah Aluna yang meringis di atas ranjang rumah sakit, disamping Aluna ada kedua orang tua Daffin yang sudah terbang dari Australia ke Canada sej

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 160 Double Check

    Happy reading***Daffin dan Adnan berjalan masuk ke dalam kediaman baru milik Daffin dan Aluna. Semenjak masa jabatan Daffin sebagai duta besar berakhir, dia beserta semua keluarganya pindah dari kondominium, membeli rumah yang jaraknya cukup jauh dari rumah awal mereka. Walau tidak sebesar kondominium tapi rumah yang dibeli Daffin bisa dibilang cukup besar karena memiliki fasilitas yang lengkap. Rumah yang Daffin dan keluarganya tinggali sekarang adalah hasil dari bantuan dari Adnan yang mencarikan mereka rumah.“Aku suka rumah ini,” ujar Adnan saat melihat kolam renang yang mereka lewati untuk sampai ke ruang keluarga. “Untung saja kemarin kamu mau membeli rumah ini, jika tidak aku yang ambil,” canda Adnan yang dibalas kekehan oleh Daffin.“Terima kasih yang ke seratus kali,” ucap Daffin mengingat dia dan Aluna berterima kasih berkali-kali pada Adnan yang membantu mereka mencari rumah, dan mendapat harga diskon karen

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 159 7PM

    Happy reading***Tepat seperti judul untuk bab ini, jam tujuh pagi Aluna dan Alisia tengah menikmati usapan lembut angin yang menerpa kulit mereka. Jalan-jalan pagi sekitaran komplek mereka memang menyenangkan, tak lupa juga dengan Haresh dan Ara yang menemani. Agenda mereka hari ini adalah piknik di taman komplek, hanya mereka berempat karena Daffin dan Adnan tengah keluar karena ada urusan bisnis.“Kandungan kamu gimana? Sehat kan?” Alisia mengusap perut Aluna yang sudah membuncit memasuki umur delapan bulan.“Sejauh ini kata dokter aku dan si kecil sehat-sehat saja,” jawab Aluna. “Semoga saja tidak ada hal buruk terjadi sampai satu bulan kedepan,” harap Aluna.Selama masa kehamilannya Aluna benar-benar menjaga dirinya dengan baik. Dia sama sekali tidak pernah mengerjakan hal berat, pekerjaan rumah pun hanya mencuci piring saja, selebihnya Aluna serahkan pada ART. Aluna terus memikirkan hal positif agar tidak

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 158 Gift

    Happy reading***Tatapan tajam Alisia membuat Adnan sudah seperti buruh upah yang bekerja tiada henti, sejak pagi buta Adnan seperti setrikaan bolak balik mengangkat barang. Ingin rasanya Adnan mengeluh pada istrinya, tapi Alisia malah acuh dan lebih fokus bermain dengan Haresh. Memang nasib melawan istri, tidak ada yang akan membela apalagi kata-kata Alisia.“Ini itu buat adik kamu.” Adnan sih langsung angkat tangan.“Ini mau ditaruh di mana sayang?” tanya Adnan saat mendorong tempat tidur bayi yang memiliki roda.Alisia menatap seluruh isi kamar yang kata Daffin menjadi kamar sementara anak Daffin dan Aluna. “Di mana ya?” bingung Alisia saat tidak menemukan space yang tepat.Adnan mengembuskan napas, setidaknya dia bisa istirahat sebentar selama istrinya berpikir. “Kamu sih, banyak banget belinya,” ucap Adnan. No! Dia tidak mengeluh karena pengeluaran sang istri yang diluar nalar demi membel

DMCA.com Protection Status