Beranda / Romansa / Aku Mau Kamu di Kamarku / Bab 121 Hari Libur Sedunia

Share

Bab 121 Hari Libur Sedunia

Penulis: squidturtle
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Happy reading

***

“Kamu gak pergi kerja?” Aluna menatap heran sang suami yang masih saja betah duduk dengannya di sofa ruang tengah.

Semua orang sudah pergi melakukan aktivitas masing-masing, Salina dan Lisa yang pergi ke kampus, kedua mertuanya yang katanya pergi jalan-jalan sebentar. Menyisakan dirinya dan Daffin, mereka hanya duduk santai sambil menonton televisi. Ah tidak, Aluna koreksi hanya dia yang duduk santai karena Daffin sekarang tengah sibuk dengan ipad miliknya.

“Ini sedang bekerja,” jawab Daffin singkat.

“Maksud aku ke kantor,” koreksi Aluna atas pertanyaannya.

“Tidak, hari ini aku di rumah.”

“Kenapa?”

“Apanya?” Tanya Daffin sedikit bingung, menatap istrinya yang tengah mengkat salah satu alis.

"Hah..." mengembuskan napas kesal, Aluna sedikit ingin mencubit suaminya karena sangat tidak mengerti maksud dari pertanyannya.

“Ya kamu kenapa tidak ke kantor?, tumben banget.” Aluna mengulang pertanyaannya, supaya suaminya yang super tidak peka itu bisa menjawab dengan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 122 Belanja Untuk Bumil

    Happy reading***Happy reading***Habis mulut Aluna terbuka lebar, menganga karena meja ruang tengah yang dipenuhi oleh berbagai macam barang belanjaan. Mendunga menatap kedua mertunya yang masih memilah belanjaan dengan tatapan tak paham.“Mama belanja sebanyak ini untuk apa?” pertanyaan Daffin mewakili Aluna yang sedari menahan gatal untuk berbicara.“Buat Aluna, ini semua keperluan selama masa kehamilan.” Mama meletakkan beberapa kota susu kehadapan Aluna.Mulai dari rasa Vanila, coklat, stroberi, bahkan pisang pun ada. Bukan hanya itu, berbagai macam cemilan organik, per-roti-rotian, sampai baju daster dari beberapa merk rumah fashion terkenal.“Mama gak tahu Aluna suka susu rasa apa, jadi mama beli semuanya. Lagi pula nanti kalau bosan bisa berganti rasa.”Percayalah kalian, Aluna masih dibuat seperti orang yang baru saja mendapat uang kaget karena ulah Mama yang seperti memborong isi minimarket. Bisa Aluna hitung jika ada lima belas kantong besar yang berisi barang belanjaan d

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 123 Big Night

    Happy reading***Cup.Aluna berjengit kaget saat merasa keningnya basah dan merasakan bibir lembut menempel. Suaminya, siapa lagi pria yang dengan berani mencium tiba-tiba dirinya. Daffin yang baru saja menyelesaikan pekerjaan di ruang kerjanya menyusul sang istri ke dalam kamar.“Memikirkan apa hm?” Daffin mengambil tangan Aluna, mengelus pelan mananti sang istri menjawab.“Gak ada, cuma aku gak enak sama mama papa.” Kepala Aluna menyandar pada bahu Daffin.Tersenyum samar, Daffin mengelus kepala Aluna yang sedari duduk melamun di atas ranjang. Dia bertanya karena takut istrinya tengah memikirkan hal berat yang akan membahayakan kondisi calon bayi mereka.“Mereka antusias karena tidak sabar menantikan kehadiran si kecil,” ucap Daffin menenangkan sang istri yang sedari tadi siang terus-terusan merasa tidak enak pada kedua orang tuanya.“Justru karena itu sayang,” keluh Aluna melepas genggaman sang suami, menatap kedua mata Daffin ragu.“Aku takut akan mengecewakan mereka,” lirih Alun

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 124 Rencana Makan Siang

    Happy reading ***Hari-hari berlalu membuat perut Aluna semakin membuncit. Semakin terlihat aura keibuannya, memakai baju terusan dengan sendal jepit menjadi pelengkat. Aluna menjalani hari-harinya dengan emosi yang masih bisa di kontrol. Selama empat bulan kehamilan, paling parah Aluna hanya sebatas mengomel karena kelakuan kedua adiknya dan sikap datar sang suami. Sama seperti hari ini, pagi-pagi Aluna sudah dibuat mengomel oleh Salina dan Lisa karena menyalakan music keras-keras.“Bisa gak sih kalau mau nyanyi atau nari itu suara musiknya kecilin sedikit?” kesal Aluna menatap heran kedua adiknya yang setiap hari minggu selalu melakukan aktivitas gila mereka.“Ini namanya bukan menari kak, tapi dance modern,” sahut Salina mengoreksi ucapan Aluna.“What ever, yang jelas music keras jedak jeduk kalian merusak gendang telingaku.” Aluna berkacak pinggang di depan kedua adiknya.“Iya kak volumenya dikecilin,” sahut Lisa sedikit menurut. Gadis itu mengecilkan volume dari pengeras suara,

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 125 Ada Apa Salina?

    Happy reading***Tatapan Aluna tidak lepas dari gadis yang tengah mengenakan dress selutut berwarna peach. Rambut yang di biarkan terurai dengan pitah mini sebagai hiasan. Agaknya Aluna sedikit curiga dengan sikap Salina yang sedikit berubah. No! bukan sedikit tapi sangat banyak.“Ini kita sebenarnya hanya ingin makan siang atau ingin mengadakan pesat makanya kamu berpkaian cantik begitu,” gatal bibir Aluna untuk mengomentari adik iparnya.“Gak tau tuh kak Salina, aneh banget tiba-tiba pake dress,” komen Lisa yang ikut heran.Bukannya menjelaskan Salina justru hanya menyengir sebentar setelahnya kembali fokus menatap makanan yang tadi sudah mereka masak bertiga. Bukan bertiga tapi berempat dengan bantuan Daffin yang cukup membantu masakan mereka agar tidak beracun.“Dia sudah seperti gadis yang ingin bertemu dengan pacar setelah lima tahun tak jumpa,” bisik Aluna di telinga Lisa yang membuat adiknya itu mengangguk setuju.“Bahkan aku mengira style kak Salina sekarang sudah seperti or

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 126 Penolakan Daffin

    Happy reading***“Sejauh ini kondisi Aluna dari segi fisik dan mental baik-baik saja.” Raynold menutup semua alat-alat pemeriksaannya. Matanya menatap ke arah Daffin setelah selesai membereskan barang-barang.“Kenapa?” bingung Aluna saat melihat suaminya dan Raynold saling menatap dalam diam.“Tidak ada, aku hanya penasaran kenapa suami kamu tidak membawa kamu ke dokter kandungan," jawab Raynold. Kalimat yang sudah dari lama ingin dirinya tanyakan pada pasangan itu.“Aku yang tidak mau.” Aluna sedikit melirik suaminya.Satu alis Raynold terangkat, dia ingin bertanya tapi sangat tahu jika pasangan di depannya tidak suka membagi hal pribadi. Apalagi Daffin, pria itu sangat menutup kehidupan pribadinya pada orang luar. Tidak ingin saja orang lain tahu masalah yang tengah dialami.“Hanya tidak mau saja, cukup aku tau dari kamu kalau aku sehat ya sudah. Lagi pula vitamin yang kamu berikan sudah cukup,” ungkap Aluna yang mengerti arti tatapan kepo Raynold.Bibir Raynold hanya ber-oh ria ta

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 127 What Is This?

    Happy reading***Jujur saja Aluna sudah merasa sangat bosan mendekam di rumah tanpa ada kerjaan. Ingin membantu asisten rumah tangga mengurus rumah tapi malah dimarahi Daffin. Suaminya itu over protective setelah dia hamil, apa-apa tidak boleh.“Mau keliling rumah juga bosen, yang dilihat itu terus,” misuh Aluna. Saat ini dia tengah mengelilingi taman belakang, maybe sudah lima kali saking bosannya.“Hah…” mengembuskan napas berat, Aluna bisa mati muda kalau begini terus. Aluna akui dia sedikit menyesal mengambil keputusan untuk berhenti kuliah, setidaknya sekaranga ada kesibukan yang dia kerjakan.“Apa main ke butik kak Alisia aja kali ya?” ide Aluna muncul tapi tidak sampai lima detik wanita itu langsung menggeleng. Dia malas keluar rumah siang-siang begini, apalagi menyusuri mall yang pasti tengah dikerumi banyak orang karena masuk jam makan siang.“Hah…”Entah sudah yang keberapa kalinya Aluna menghembuskan napas berat, dia sudah sangat-sangat bosan. Daffin tadi pagi sudah izin a

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 128 Kondisi Kehamilan

    Happy reading***Malam hari menjadi latar belakang saat Salina dan Lisa mendudukkan bokong mereka pada sofa ruang tengah. Kedua gadis itu tampak sedikit kelelahan setelah seharian menghabiskan waktu di luar rumah.“Tapi kak serius deh, tadi pertandingannya seru banget,” girang Lisa membuka galeri ponselnya. Tadi sore dia dan Salina pergi menonton pertandingan kampus mereka melawan kampus lain, dan itu untuk pertama kali bagi Lisa.“Apa aku bilang, nonton basket itu seru. Lebih seru dari tebalnya buku anatomi punya kamu itu.” Salina menunjuk buku anatomi kedokteran milik Lisa yang jujur saja membuat dirinya ingin muntah.“Iya seru, tapi nanti jangan ditinggalin lagi dong kalau ketemu sama mas pacar,” sindir Lisa dengan kedua bola mata memutar malas.Kalian bayangkan saja, saat pertandingan basket tengah dijeda karena istirahat, tiba-tiba saja ada salah seorang pemain basket dari kampus mereka yang berjalan ke tribun penonton. Jelas hal itu membuat beberapa histeris, ya bisa Lisa tebak

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 129 Feeling

    Happy reading***Betah duduk selama dua jam tanpa bergerak sedikit pun Daffin lakukan untuk menjaga istrinya. Pria itu bahkan tidak peduli dengan suara dengkuran tiga manusia yang saling menyahuti pada sofa ruang inap. Daffin tidak sedikit pun melepas pandangannya dari Aluna, wajah pucat istrinya jujur membuat Daffin jantungan setengah mampus. Hal yang ingin Daffin ketahui adalah alasan kenapa Aluna bisa seperti ini. Seingat Daffin tadi pagi saat dia meninggalkan sang istri untuk bekerja, Aluna bahkan masih berlari kecil menyusulnya ke garasi mobil untuk memberikan kiss.“Kenapa kamu bisa seperti ini?” bisik Daffin menanyakan hal yang sama terus menerus.Tap.Daffin yang memasang wajah kusut tiba-tiba terkesiap saat jari kelingking Aluna menyentak pelan punggung tangannya. Oh God! Istrinya membuka kedua mata dengan sangat lemah, bahkan tatapan sayu Aluna membuat Daffin sedikit bernapas lega. Cepat-cepat pria itu berdiri dan mendorong wajahnya untuk memposisikan agar lebih dekat denga

Bab terbaru

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 166 Cerita Kita

    Happy reading***“Saya berterima kasih kepada seluruh tamu undangan, para investor yang telah menyempatkan diri hadir pada acara 12 tahun Royal Group.” Daffin berdiri di atas podium dalam acara ulang tahun perusahaan yang dirinya dan sang Papa rintis.Selesai dengan masa jabatan sebagai duta besar, Daffin benar-benar terjun dalam dunia bisnis dan mengambil alih perusahaan atas permintaan sang Papa. Ada begitu banyak kemajuan yang terjadi selama Daffin menjabat sebagai CEO Royal Group. Satu-persatu investor mulai mendekat dan mengajak kerja sama yang membuat Royal Group melebarkan sayap kesegala bidang. Malam ini sebagai pembuktian, Daffin yang berdiri dengan Aluna dan kedua buah hatinya dihadapan begitu banyak tamu undangan memaparkan keuntungan Royal Group selama satu tahun terakhir.“Tidak etis rasanya jika saya tidak membiarkan dewan direksi sekaligus pemegang saham terbesar di Royal Group hanya diam tanpa memberikan sambutan,” ucap Daffin, menoleh menatap Aluna yang masih terseny

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 165 Happy Aniversary

    Happy reading***“Sayang!”Daffin melambaikan tangan saat dirinya melihat Aluna celingak-celinguk menatap seisi ballroom. Jelas teriakan Daffin yang cukup menggelegar itu membuat banyak pasang mata menatap ke arah Aluna dan Alisia yang tengah berjalan menghampiri suami masing-masing.“Halo anak Papa.” Adnan langsung membawa Haresh ke dalam gendongannya.“Ini acara apa sebenarnya?” tanya Alisia yang masih belum tahu dirinya tengah menghadiri acara apa. “Teman kamu yang mana yang mengundang? Aku kenal mereka? Atau mereka kenal aku tidak?” cecar Alisia membuat suaminya terkekeh.“Bukan acara teman aku,” jawab Adnan, melirik Daffin yang tengah merapikan rambut Aluna. “Tapi acara kita,” lanjutnya.“Ha?” Aluna menatap kakaknya. “Kita?” Jujur Aluna semakin tidak mengerti dengan maksud acara kita.Baru saja Aluna ingin membuka mulut ada sep

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 164 Hotel

    Happy reading***Aluna sudah kelimpungan mengurus Ara dan Haresh, belum lagi Aziel yang sedari tadi terus merengek. Pagi-pagi kepalanya sudah dibuat pecah, mana Ara susah sekali diatur sejak Haresh datang. Kedua bocah itu hobi sekali berlari-lari membuat Aluna kewalahan untuk memasangkan pakaian.“Sini biar Aziel sama kakak.” Alisia muncul dengan gaun biru dongker miliknya.Mengembuskan napas lega, Aluna menganggukkan kepala lantas berjalan keluar kamar mencari Ara yang belum dikuncir rambutnya. Pagi ini mereka membagi tugas, tapi karena Gail tiba-tiba demam membuat Alisia haru benar-benar mengurus anaknya, jadilah Haresh Aluna yang mengurus.Aluna ingin menyumpah rasanya, tadi Daffin dan Adnan meminta mereka semua berdandan dengan rapi dan akan dijemput pukul sepuluh yang artinya tiga puluh menit lagi. Tidak ada penjelasan Daffin dan Adnan pergi begitu saja, menyerahkan tugas mengurus dan menyiapkan anak-anak pada istri masing-masing.

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 163 Menuju Akhir

    Happy reading***Daffin menahan tawanya saat menatap Aziel berjalan dengan sempoyongan. Bayi yang baru saja menginjak umur dua tahun itu tengah berjalan menghampiri Aluna yang tengah menguncir rambut Ara. Tersenyum lucu menatap putranya yang berjalan tertatih dengan menjaga keseimbangan tubuh. Jujur saja melihat Aziel yang pantatnya masih dilapisi popok dengan langkah sempoyongan membuat perut Daffin tergelitik.“Buahahahahaha…”Tawa Daffin tidak bisa ditahan lagi saat Aziel jatuh terduduk kala kakinya gagal menjaga keseimbangan tubuh. Anak laki-laki itu yang tahu tengah ditertawai langsung menangis kencang.“Hahaha…” bukannya berhenti tertawa Daffin malah menjadi-jadi, terpingkal-pingkal dengan melihat wajah memerah Aziel dengan air mata membanjiri wajah.“Daffin!” Aluna menatap tajam suaminya.“Haha… iya-iya.” Daffin mengangkat tangan, lekas bangun dari duduknya m

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 162 Baby

    Happy reading***Semuanya mengerubungi si tampan yang berada pada ranjang khusus bayi. Anak laki-laki Daffin dan Aluna telah lahir dengan berat normal dan kondisi sehat. Alisia bahkan menangis saat dirinya yang diizinkan menggendong bayi Aluna pertama kali karena Daffin masih dalam kondisi bergetar setelah menemani Aluna melahirkan.“Lihat sayang, adiknya tampan sekali,” tunjuk Lisa yang tengah menggendong Ara. “Mirip banget sama Papa,” lanjutnya dengan senyum mengembang. Kepala Lisa mendunga menatap ke arah Aluna yang tengah istirahat karena tenaganya habis terkuras. Senyum bangga Lisa berikan pada Aluna walau kakaknya itu tidak melihat, Lisa bahagia kakaknya telah melewati rasa sakit saat melahirkan.“Mirip Ara ya adik kecilnya,” girang Ara melihat adiknya yang masih memejamkan mata.“Ih mirip tante tahu, tidak ada tuh mirip Ara sama sekali.” Salina menggelengkan kepala, waktunya menggoda Ara akhir

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 161 Final Day

    Happy reading***Alisia menggandeng Haresh dengan langkah terburu-buru melewati lorong rumah sakit, dibelakangnya ada Adnan dengan wajah panik. Suami Alisia itu sibuk menghubungi nomor telpon Daffin sejak sampai di rumah sakit. Sialnya, Daffin justru tidak mengangkat satu pun panggilan darinya.“Anak ini kemana sebenarnya,” gerutu Adnan, sudah ada puluhan panggilan hanya untuk Daffin saja tapi tak satu pun diangkat.“Gimana? Daffin ada angkat telpon?” tanya Alisia saat mereka sudah berada di depan salah satu ruangan VVIP rumah sakit.Adnan menggelengkan kepala. “Buru-buru diangkat, operator yang jawab terus,” ujarnya dengan napas berembus kasar. “Kita masuk saja dulu,” pinta Adnan. Menarik gagang pintu dan mendorong pelan.Pertama kali yang terlihat adalah Aluna yang meringis di atas ranjang rumah sakit, disamping Aluna ada kedua orang tua Daffin yang sudah terbang dari Australia ke Canada sej

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 160 Double Check

    Happy reading***Daffin dan Adnan berjalan masuk ke dalam kediaman baru milik Daffin dan Aluna. Semenjak masa jabatan Daffin sebagai duta besar berakhir, dia beserta semua keluarganya pindah dari kondominium, membeli rumah yang jaraknya cukup jauh dari rumah awal mereka. Walau tidak sebesar kondominium tapi rumah yang dibeli Daffin bisa dibilang cukup besar karena memiliki fasilitas yang lengkap. Rumah yang Daffin dan keluarganya tinggali sekarang adalah hasil dari bantuan dari Adnan yang mencarikan mereka rumah.“Aku suka rumah ini,” ujar Adnan saat melihat kolam renang yang mereka lewati untuk sampai ke ruang keluarga. “Untung saja kemarin kamu mau membeli rumah ini, jika tidak aku yang ambil,” canda Adnan yang dibalas kekehan oleh Daffin.“Terima kasih yang ke seratus kali,” ucap Daffin mengingat dia dan Aluna berterima kasih berkali-kali pada Adnan yang membantu mereka mencari rumah, dan mendapat harga diskon karen

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 159 7PM

    Happy reading***Tepat seperti judul untuk bab ini, jam tujuh pagi Aluna dan Alisia tengah menikmati usapan lembut angin yang menerpa kulit mereka. Jalan-jalan pagi sekitaran komplek mereka memang menyenangkan, tak lupa juga dengan Haresh dan Ara yang menemani. Agenda mereka hari ini adalah piknik di taman komplek, hanya mereka berempat karena Daffin dan Adnan tengah keluar karena ada urusan bisnis.“Kandungan kamu gimana? Sehat kan?” Alisia mengusap perut Aluna yang sudah membuncit memasuki umur delapan bulan.“Sejauh ini kata dokter aku dan si kecil sehat-sehat saja,” jawab Aluna. “Semoga saja tidak ada hal buruk terjadi sampai satu bulan kedepan,” harap Aluna.Selama masa kehamilannya Aluna benar-benar menjaga dirinya dengan baik. Dia sama sekali tidak pernah mengerjakan hal berat, pekerjaan rumah pun hanya mencuci piring saja, selebihnya Aluna serahkan pada ART. Aluna terus memikirkan hal positif agar tidak

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 158 Gift

    Happy reading***Tatapan tajam Alisia membuat Adnan sudah seperti buruh upah yang bekerja tiada henti, sejak pagi buta Adnan seperti setrikaan bolak balik mengangkat barang. Ingin rasanya Adnan mengeluh pada istrinya, tapi Alisia malah acuh dan lebih fokus bermain dengan Haresh. Memang nasib melawan istri, tidak ada yang akan membela apalagi kata-kata Alisia.“Ini itu buat adik kamu.” Adnan sih langsung angkat tangan.“Ini mau ditaruh di mana sayang?” tanya Adnan saat mendorong tempat tidur bayi yang memiliki roda.Alisia menatap seluruh isi kamar yang kata Daffin menjadi kamar sementara anak Daffin dan Aluna. “Di mana ya?” bingung Alisia saat tidak menemukan space yang tepat.Adnan mengembuskan napas, setidaknya dia bisa istirahat sebentar selama istrinya berpikir. “Kamu sih, banyak banget belinya,” ucap Adnan. No! Dia tidak mengeluh karena pengeluaran sang istri yang diluar nalar demi membel

DMCA.com Protection Status