Share

Chapter 13

Penulis: Rara Radika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Aland tengah berada di sebuah ruangan khusus yang telah ditata rapih untuk sebuah makan malam mewah. Pria itu tengah duduk di kursi sembari memutar-mutarkan gelas berisikan redwine miliknya. Baru saja dirinya pulang setelah menemui Helena. Kini pria tampan itu harus menemui wanita cantik lainnya.

Helena. Aland tidak pernah mau merusaknya, menyakitinya, ataupun mengkhianatinya. Seandainya Aland bisa, seandainya saja Aland siap. Namun tidak. This is not the right time.

Tidak lama kemudian, seorang pelayan membukakan pintu ruangan. Dan seorang wanita cantik masuk dengan senyuman di wajahnya. Ia melenggang mendekat ke arah Aland.

“Hallo, Aland,” sapa wanita cantik itu.

“Welcome, Hanna,” balas Aland seraya beranjak untuk menyambut Hanna. Aland mengulurkan sebelah tangannya untuk menjabat tangan Hanna, dan tentunya langsung disambut baik oleh wanita cantik itu.

Aland mempersilahkan Hanna untuk duduk di tempatnya. Wanita cantik itu terlihat sangat senang ketika melihat dekorasi ruangan yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Lysha Cheers's
Gak kak,penasaran!! Tapi bonus abis.
goodnovel comment avatar
fajar aja
Ada kecoa dimulutmu Hanna... sshhhtttt.... .........
goodnovel comment avatar
Andrea Lanatha
Saya tidak tau yang mulia ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku Masih Perawan   Chapter 14

    Wanita cantik itu duduk dengan kaki yang bertumpu di depan sebuah meja bartender. Digenggamanya sudah ada gelas berisikan whisky. Pandangannya menatap intens pada lautan manusia yang tengah meliukkan tubuhnya di bawah musik EDM yang tengah dimainkan DJ.“Hallo, Baby,” sapa seorang pria tampan yang baru saja datang, dan langsung memeluk serta mencium pipinya.Seketika Hanna menoleh, melihat ke arah Jordan yang tengah memesan minuman pada seorang bartender. Wanita cantik itu membenarkan posisi duduknya, dan menyimpan gelasnya ke atas meja.“Ada apa denganmu?” tanya Jordan seraya merangkul pinggang Hanna dan hendak menciumnya. Namun Hanna menolak, Ia mendorong dada bidang Jordan perlahan menjauh.Satu jam yang lalu Hanna masih berada di dalam dekapan pria lain. Pria tampan, mapan, sukses, terkenal dan kaya raya. Yakinlah, tidak akan ada satupun wanita yang bisa menolak pesonanya. Wangi tubuhnya, caranya menyentuh, dan mencium. Semuanya terasa sangat sempurna. Dan sekarang, ketika Hanna

  • Aku Masih Perawan   Chapter 15

    Dia membuka matanya perlahan namun secepat kilat menutupnya kembali. Matanya mencoba beradaptasi dengan cahaya ruangan yang begitu terang. Sekelilingnya berwarna putih, dengan bau khas yang menguar di seluruh ruangan. Apakah aku sudah mati?“Kau masih hidup, Clara. Jangan pernah berpikir untuk mati semudah itu.”Kalimat, nada bicara, semuanya terdengar begitu tidak asing. Seluruh tubuh Clara meremang, napasnya terengah yang menandakan jika dirinya memang masih hidup. Ternyata percobaan bunuh diri Clara telah gagal. Mereka berhasil menyelamatkanya.Clara mencoba menarik lengannya namun itu terasa sangat berat. Wanita cantik itu juga mencoba untuk menggerakan kakinya namun tidak bisa. Semuanya terikat. Kaki, lengan, dan juga badannya, semua terikat kuat pada sisi ranjang yang tengah menopang tubuhnya.“Kau ingin bermain-main denganku, Clara?”Kemudian terdengar suara langkah kaki mendekat. Sementara Clara hanya menatap lurus ke atas, menatap langit-langit kamar berwarna putih itu. Dari

  • Aku Masih Perawan   Chapter 16

    Aland tengah duduk dengan kaki yang saling bertumpu di sebuah sofa tunggal. Beberapa pengawal pria berdiri di belakangnya. Sementara di hadapanya, sudah ada satu orang pelayan wanita yang tengah bersimpuh dengan raut wajah yang sangat gugup.Tuan muda mereka sangat marah karena kelalaian satu pelayannya yang hampir saja membuatnya kehilangan uang tiga milyar. Ya, bukankah wanita cantik itu Aland beli dengan harga tiga milyar? Jika wanita itu mati sebelum Aland merasa puas, maka uangnya akan terbuang sia-sia.“Kau yang menjaga, dan memberinya obat pada saat itu?” tanya Aland.“Y-ya, Tuan muda,” jawab pelayan itu dengan gugup.“Seret dan beri dia hukuman!” perintah Aland kepada beberapa pengawal pria yang dari tadi senantiasa berdiri di belakangnya.Seketika tubuh pelayan tersebut lemas setelah mendengarkan perintah dari tuan mudanya. Karena kelalaiannya dalam bekerja Ia harus menerima sebuah hukuman. Atau lebih tepatnya lagi adalah sebuah siksaan yang begitu mengerikan. Semua orang di

  • Aku Masih Perawan   Chapter 17

    Aland mencekal pergelangan tangan Clara sembari menatap mata wanita cantik itu dengan tajam. Perlahan Ia mengambil gunting yang tengah Clara pegang lalu mengarahkannya pada leher jenjang wanita cantik itu. Clara hanya diam. wanita cantik itu malah mengangkat sedikit lehernya untuk menantang Aland.“Sudah aku duga, kau tidak akan pernah menyerah, Clara,” ujar Aland dengan seringai.Lalu Aland menarik kembali gunting yang Ia arahkan pada leher Clara. Pria tampan itu duduk menyender pada meja rias, dan memainkan gunting tersebut dengan jemarinya. Sementara Clara hanya bisa menatapnya dengan diam.“Kau wanita yang sangat labil, Clara,” ucap Aland, kini Ia mengarahkan gunting di lengannya pada tali lingerie yang Clara gunakan. Aland mengguntingnya sehingga tali lingerie di bahu kanan Clara terputus.“Kau menjerit.” Gunting tersebut turun tepat di dada kanan Clara. “Menangis, dan menyerah.” Lalu bergeser ke arah kiri. “Namun seketika kau menjadi dirimu yang sangat keras kepala, Clara.”Alan

  • Aku Masih Perawan   Chapter 18

    Clara langsung menoleh ke belakang ketika ringisan itu terdengar semakin menyakitkan. Bahkan cambukan yang diberikan oleh pengawal tidak berhenti satu detikpun. Clara semakin kalap melihatnya, tapi tidak bisa bertindak apa-apa. Dia hanya turut merasakan betapa pedihnya cambukan demi cambukan itu.Satu langkah Clara mendekat ke arah pelayan wanita tersebut namun cambukan itu semakin kencang. Dan Clara langsung menghentikan langkahnya sembari menutup mulutnya karena histeris. Diam di posisi itu selama beberapa detik hingga cambuk tali yang di pegang pengawal diganti dengan sebuah rantai besi. O Lord! Rantai besi yang sangat berat.“NOOO!” pekik Clara dengan histeris.“STOP! PLEASE! PLEASE!”“STOP IT!”Tiba-tiba Aland meraih tangan Clara, dan menariknya hingga wanita cantik itu duduk kembali di atas pangkuannya. Seketika itupula hukuman yang diterima pelayan wanita itu terhenti. Terlihat tubuhnya yang semakin melemah, dan darah keluar dari mulut serta hidungnya.“Kau harus menurut, Clara

  • Aku Masih Perawan   Chapter 19

    WARNING!!! 21+Author tidak bertanggung jawab dengan resiko yang akan terjadi wkwkkw.Happy Reading ....“Panggilkan Miyu kemari, cepat!”Clara menatap intens ke arah Aland. Pria itu sedikit terlihat tidak senang. Apakah Clara melakukan kesalahan? Dan siapa itu Miyu? Apakah seseorang yang akan datang untuk memberikan hukuman yang lebih mengerikan untuk pelayan wanita itu. Tidak! jangan sampai itu terjadi.Clara terlalu sibuk dengan pikiranya sendiri hingga Dia tidak menyadari jika sudah ada seorang wanita cantik, sexi, dan berwajah imut di dalam ruangan. Sementara pelayan wanita yang mati-matian Clara perjuangkan agar tidak disiksa itu sudah diseret keluar oleh beberapa pengawal.“Tuan, kau memanggilku?” tanya wanita cantik bernama Miyu tersebut. Suaranya terdengar sangat khas, sexi, dan juga imut.Seketika itupula Clara menolehkan wajah dan menatap ke arahnya. Lord! Siapa wanita ini? Mengapa berpakaian seperti itu? Dia mengenakan satu set lingerie berbentuk kucing berwarna hitam. Waj

  • Aku Masih Perawan   Chapter 20

    Pria bertubuh tegap itu tengah berdiri sembari terus menatap ke luar dari balik jendela perancis di dalam ruangannya. Dia berdiri dengan menyimpan kedua telapak tangannya pada saku celana. Pikirannya berkelut dengan kejadian yang baru saja terjadi kemarin malam. Clara. Wanitanya yang satu itu sukses memenuhi pikiran Aland.Tidak seharusnya Clara bertindak seperti itu, bukan? Bukankah itu adegan inti di dalam pekerjaannya? Kenapa Clara malah tidak kuat melihat itu semua? Ada apa sebenarnya dengan wanita itu. Sangat aneh! Dan Aland menjadi sangat tidak sabaran untuk mengetahuinya.Dia merogoh smartphonenya di saku jas. Menekan tombol kemudian melakukan sebuah panggilan. Terdengar suara seorang pria menjawab dari seberang sana.“Bagaimana? Kau sudah mendapatkannya?” tanya Aland kepada pria di dalam telepon.“Maaf, Tuan. Sepertinya pria itu mengetahui jika ada yang tengah mencarinya. Dia selalu bersembunyi dan berpindah-pindah tempat,” jawabnya, yang terdengar sangat tidak memuaskan.Ala

  • Aku Masih Perawan   Chapter 21

    Clara duduk di atas peraduannya. Mata panda tercetak jelas melingkar akibat tidak tidur semalaman. Bagaimana Clara bisa tidur, sementara di dalam pikirannya terus saja terbayang-bayang permainan gila yang Aland mainkan. Ditambah dengan permainan gila para pengawal itu.O Lord! Kini bukan hanya milik Aland yang pernah dirinya lihat. Melainkan milik tiga pengawal pria lainya. Mengerikan.Ketika Clara tengah merenung. Tiba-tiba saja pintu dibuka dari luar. Seorang pelayan wanita masuk ke dalam kamarnya, berdiri di samping ranjang Clara kemudian mencondongkan setengah badanya ke depan. Memberikan hormat kepada Clara.“Nona, makan siang anda sudah siap,” ujar pelayan tersebut.Sementara Clara hanya menatapnya heran. Sejak kapan Clara diperbolehkan untuk keluar dari kamar ini? terlebih lagi untuk makan. Biasanya pelayan akan mengantarkan makanan ke dalam kamar Clara. dan yang lebih membingungkan lagi, kaki Clara kini sudah tidak digelangi oleh rantai.“Makan?” tanya Clara heran.“Benar, Non

Bab terbaru

  • Aku Masih Perawan   Chapter 221

    Happy Reading …. Clara baru saja kembali dari ruang rapat, sebelum masuk ke dalam ruangan sekretarisnya mengatakan jika Aland sedang menunggunya. Clara langsung masuk ke dalam ruangan, melihat pria yang sedang berdiri menatap keluar dinding kaca.“Sepertinya kau memiliki banyak waktu senggang,” ucap Clara seraya menghampirinya.Aland berbalik, menyambut Clara dengan pelukan hangat. “Mau bagaimana lagi? Aku tidak bisa tidak merindukanmu.”Clara tersenyum. “Mulutmu itu sangat manis.”“Aku tahu, karena itu kau sangat menyukainya, bukan?” goda Aland.Clara berdecak, melepaskan pelukannya pada tubuh Aland. “Jangan membicarakan hal seperti itu di dalam ruanganku.”“Baiklah, Nyonya Clara.”Kemudian, Clara duduk di atas sofa dan Aland mengikutinya. Dia menuangkan teh ke dalam gelas, lalu memberikannya kepada Aland.“Aland, apa kau tidak sibuk?” tanya Clara.“Aku menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat hari ini, dan aku juga tidak memiliki pertemuan penting.”Clara melihat arloji yang melingka

  • Aku Masih Perawan   Chapter 220

    Happy Reading ….“Clara, apa kau sudah selesai bersiap?” teriak Aland dari dalam kamar.Clara sedang berada di dalam walk in closet, wanita cantik itu tengah berdandan, memoleskan make up pada wajahnya. Malam ini, mereka akan hadir di pesta pernikahan William. Dan Clara sudah berdandan sangat lama hampir satu jam penuh. Membuat Aland bosan menunggunya.“Aku sudah selesai,” ucap Clara seraya keluar dari ruangan pakaiannya.Clara mengenakan sebuah gaun berwarna peach tanpa lengan, berpadu cantik dengan higheels yang di kenakannya. Rambut legamnya yang terurai semakin memperindah penampilannya malam ini.Aland beranjak dari duduknya, berjalan mendekati Clara lalu meraih pinggang ramping wanita cantik itu. “Baby, kau sangat cantik. Apa malam ini kau berencana memikat para pria?” goda Aland.“Aku tidak ingin memikat mereka. Tapi mereka sendiri yang akan terpikat olehku,” ucap Clara dengan bangga.Aland tersenyum, mencium ceruk leher istrinya. “Kau sangat cantik. Aku tidak senang jika orang

  • Aku Masih Perawan   Chapter 219

    Happy Reading ….Setelah menyelesaikan makan malam, mereka kembali ke kamarnya masing-masing. Kini Clara sedang mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur, sementara Aland masih sibuk dengan macbook di atas pangkuannya.Seketika Clara teringat dengan sebuah undangan pernikahan yang Jessie berikan padanya kemarin. Karena sibuk dengan pekerjaan, Clara belum sempat untuk memberitahunya kepada Aland.Setelah mengikatkan mantel tidurnya, dia pergi menuju walk in closet dan mengambil tas yang kemarin dia pakai. Mengambil sebuah undangan dari sana, lalu kembali ke dalam kamar dan menemui Aland.“Aland, ada yang ingin aku bicarakan denganmu.”“Katakan, Clara,” ucap Aland tanpa mengalihkan pandangannya dari layar macbook.Clara berdecak samar, duduk di samping Aland lalu mengambil macbook tersebut dan menggentikannya dengan sebuah undangan yang dia bawa. Kemudian Aland membuka undangan itu, dan membacanya.“Kemarin Jessie memberikannya padaku,” tutur Clara.Aland menyimpan undangan tersebut ke

  • Aku Masih Perawan   Chapter 218

    Happy Reading ….Wanita cantik itu melenggang masuk ke dalam mansion, menaiki anak tanggan dan pergi menuju kamarnya. Sesampainya di sana, dia menyimpan tasnya ke atas nakas, menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang.“Aku sangat lelah,” gumamnya rendah.Aland keluar dari kamar mandi, dia baru saja menyelesaikan acara mandinya. Melihat Clara yang sedang berbaring di atas ranjang, dia langsung menghampiri istri cantiknya itu.“Kau sudah pulang?” “Ya.” Clara mengangguk.“Ada apa? Kau bahkan memiliki jam kerja lebih banyak dariku,” ucap Aland.Clara beranjak duduk, menatap Aland dengan wajahnya yang lesu. “Ini sangat melelahkan ….”Aland tersenyum, duduk di samping Clara di tepi ranjang. “Sudah aku katakan, kau hanya cukup menjadi Nyonya Aland Wahsington, dan aku akan menjamin hidupmu. Kau akan bahagia, hanya perlu duduk manis, dan mengatakan apa yang kau inginkan, aku akan menurutinya. Bagaimana?”“Tidak … itu membosankan.”“Apa membosankan menjadi istriku?” tanya Aland sedikit kesal.Cl

  • Aku Masih Perawan   Chapter 217

    Happy Reading ….Keluarga kecil itu tengah sarapan di meja makan bersama. Keempatnya sudah bersiap untuk pergi dan menjalani kegiatan mereka masing-masing. Fiona dan Fillio terlebih dulu menghabiskan sarapan mereka, karena keduanya harus segera pergi ke sekolah.“Mami, kau akan menjemput kami di sekolah hari ini, kan?” tanya Fillio.Clara tersenyum. “Tentu, Sayang.”Setelah memeluk ringan dan mencium mami dan papinya, kedua anak itu pergi ke sekolah dengan di anatarkan oleh supir. Sementara Clara dan Aland masih berada di meja makan, dengan santai memakan sarapan mereka.“Bagaimana pertemuanmu dengan investor kemarin?” tanya Aland.“Semuanya berjalan lancar, mereka setuju untuk berinvestasi meskipun awalnya mereka ragu.”“Ragu?”“Ya.” Clara mengangguk. “Karena aku baru menjabat sebagai pemimpin perusahaan, mereka takut jika perusahaanku sedang tidak stabil. Tapi tenang saja, aku bisa menyakinkan mereka,” imbuhnya dengan bangga.Jika Aland tahu bahwa orang yang aku temui kemarin adalah

  • Aku Masih Perawan   Chapter 216

    Happy Reading ….Clara berada di dalam kamarnya, berdiri di depan cermin seraya mengikatkan tali mantel tidur miliknya. Kini waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam, namun Aland belum juga kembali. Clara sudah terlalu lama menunggu pria itu, dia memutuskan untuk tidur terlebih dulu dan tidak akan menunggunya lagi.“Aku harap dia tidak menganggu tidurku,” gumam Clara rendah.Aland selalu meminta jatahnya sebagai seorang suami, tapi dia sendiri yang tidak bisa menepati waktu untuk melakukannya. Pria itu selalu sibuk dengan pekerjaan, lalu meminta pada Clara disaat waktu yang tidak tepat. Contohnya seperti di perusahaan Clara tadi siang. Membuat Clara kesal.Wanita cantik itu baru membaringkan dirinya di atas ranjang, menarik selimut dan hendak memejamkan mata. Tapi tiba-tiba saja pintu kamar terbuka, Aland masuk ke dalam kamar dan langsung naik ke atas ranjang, berbaring di samping istrinya, memeluk tubuh Clara dengan erat.“Aland … menyingkirlah dariku.”“Tidak, Clara.”Clara berde

  • Aku Masih Perawan   Chapter 215

    Happy Reading ….Clara baru saja kembali dari rapat para pemegang saham. Mereka mendiskusikan untuk pengangkatan CEO baru perusahaan Royce. Sebagai pemegang saham tertinggi dan pendidikan yang memadai, dia berhasil menjadi pemimpin baru dari perusahaan keluarganya.Awalnya, mereka semua meragukan kemampuan Clara. Namun Clara memberikan beberapa bukti jika selama belajar di luar negeri, dia telah berhasil menderikan sebuah perusahaan kecil yang bisa terbilang sukses. Mereka tidak bisa meragukan kemampuan Clara lagi.Wanita cantik itu baru saja diantar ke ruang kerjanya yang baru, ruang kerja CEO. Clara meraba meja kerja, menatap kursi yang dulunya ditempati oleh Robert Royce. Dia teringat kembali kenangan masa kecilnya ketika pertama kali di bawa ke ruangan itu.Clara kecil menangis dan ingin ikut Robert bekerja, ibunya tidak berdaya untuk menolak permintaannya. Terpaksa Robert membawa Clara ke perusahaan, duduk menemaninya selama bekerja. Semuanya sangat indah disaat kehancuran belum t

  • Aku Masih Perawan   Chapter 214

    Happy Reading ….Pria itu melangkah dengan cepat masuk ke dalam mansion. Pergi menuju kamar buah hatinya. Namun seketika langkahnya terhenti saat dia mendapati seorang wanita cantik berdiri di hadapannya. Wanita itu menatapnya dengan senyuman penuh.“Hai, apa kabar?”“Clara ….”“Ya, aku kembali.”Aland tersenyum, berjalan cepat menghampiri wanita cantik itu kemudian memeluknya erat. Clara membalas pelukannya dengan hangat. Mereka tidak saling bertemu hampir setengah tahun, dan kini waktunya mereka untuk saling melepaskan rindu satu sama lain.Tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan dari lantai dua. Fiona dan Fillio sedang menonton kedua orang tuanya yang sedang berpelukan. Menyadari hal itu, Aland dan Clara langsung melepaskan pelukan mereka.Fiona dan Fillio berlari menuruni tangga, lalu menghambur ke dalam pelukan mami papinya. “Kami juga ingin dipeluk,” ucap mereka bersamaan.Rasanya kini keluarga kecil mereka sudah lengkap kembali, kebahagiaan mereka akan bertambah setiap harinya.

  • Aku Masih Perawan   Chapter 213

    EMPAT TAHUN KEMUDIAN.Happy Reading ….Di dalam sebuah kelas sekolah taman kanak-kanak. Beberapa anak kecil sedang berlarian dan bermain. Meskipun guru di depan kelas meminta mereka untuk mengikuti pelajaran, namun beberapa anak nakal hanya sibuk bermain dan tidak memerdulikan pelajaran.“Papiku membelinya kembarin, ini sangat bagus,” ucap seorang anak laki-laki seraya memperlihatkan mainannya pada beberapa anak yang lain.“Aku akan meminta papiku untuk membelikannya juga.”“Aku mau!”“Aku mau!”Seorang guru mendatangi kerumunan anak laki-laki yang berada di sudut kelas itu. Mengambil sebuah mainan yang sejak tadi menjadi perhatian mereka.“Fillio, kau membawa mainanmu lagi ke sekolah. Apa kau ingin Bu guru mengambilnya?”“Aku hanya ingin memperlihatkannya kepada mereka,” jawab Fillio.“Baiklah.” Guru muda dan cantik itu memberikan mainannya kembali pada Fillio. “Besok kau bisa melakukannya ketika istirahat, tidak pada jam pelajaran.”Anak laki-laki itu mengangguk paham.“Fiona Fiona,

DMCA.com Protection Status