Hanna yang tidak terima dengan semua itu langsung menghubungi William. Namun, belum sempat teleponya tersambung, Jessie terlebih dulu merebut lalu membanting ponsel Hanna ke atas lantai. “Jalang! Apa yang kau lakukan!” pekik Hanna kesal. Beberapa jam sebelum Jessie menemui Hanna, dia terlebih dahulu berbincang dengan William. Jessie memaksa agar kakaknya itu mau berterus terang dengan apa yang telah terjadi. Dan akhirnya Jessi mengetahui jika Hanna mengancam William dengan sebuah fotonya bersama Clara.Hanna benar-benar sundal! Jessie sempat memprotes karena sikap William yang terlalu lunak terhadap Hanna. Tapi William mengingatkan Jessie kembali, jika semua ini menyangkut Clara. Jadi, William harus melangkah dengan hati-hati.Jessie tidak habis pikir dengan pemikiran kakaknya. Bisa-bisanya dia mengorbankan dirinya sendiri demi kebahagiaan orang lain, terlebih lagi itu adalah Clara yang merupakan istri dari Aland Washington. Pria yang sangat dibencinya.Setelah mengetahui itu semu
Happy Reading ...."Maaf, Tuan. Istriku memang suka bermain-main."Clara menatap seorang wanita yang tengah menempel pada tubuh suaminya, tapi tak lama kemudian dia berpaling untuk melihat pria yang mengaku sebagai suaminya itu."Bermain-main?" tanya Clara heran.Pria itu mencoba untuk menarik wanita yang tengah memeluk tubuh Aland, tapi wanita tersebut langsung berteriak untuk menolaknya. Seketika itu juga Aland langsung menghentikannya pria tersebut."Apa yang kau lakukan?" tanya Aland dingin."Tuan, tolong aku. Aku tidak mau pergi dengannya," pinta wanita itu. Dia tidak mau melepaskan pelukannya pada tubuh Aland."Yura, kau harus ikut denganku, kau tidak boleh bersikap seperti itu, dan menganggu orang lain." "Kau tidak bisa membawanya! Bagaimana jika kau berbohong?" ucap Clara pada pria itu, lalu dia beralih menatap wanita tersebut. "Aku dan Aland akan menolongmu, tapi bisakah kau lepaskan pelukannya?""Tidak! Aku tidak ingin melepaskan pelukannya sebelum dia pergi.""Kau bisa mem
Happy Reading ....William tengah melajukan mobilnya, seraya terus mencoba menghubungi seseorang. Pagi ini, dia berencana untuk menemui Clara, dan menanyakan kabarnya. Memastikan jika wanita cantik itu baik-baik saja bersama Aland. Namun, sudah hampir setengah jam dia dalam perjalanan, dan beberapa kali menghubungi Clara, tapi tidak ada satu panggilan pun yang Clara jawab. Itu membuat William merasa semakin gelisah dan mengkhawatirkan nya.Entah rasa khawatirnya itu wajar atau tidak, karena dia mengkhawatirkan istri orang lain. Tapi yang jelas, William tidak akan kembali sebelum memastikan jika Clara baik-baik saja.Ternyata, perkataan Hanna cukup mempengaruhi pikirannya.Sesampainya di gerbang besar Mansion mewah kediaman WS. William turun dari mobilnya untuk berbicara kepada penjaga agar Ia diijinkan untuk masuk. Tapi penjaga itu berkata, jika tuan rumah mereka sedang tidak berada di mansion.“Kemana mereka pergi?” tanya William.“Maaf, Tuan. Kami tidak tahu.”“Tidak tahu?”“Tuan
Clara duduk di atas sofa dengan santai, tubuhnya menyender pada Aland yang duduk di belakangnya. Satu tangannya memegang potongan pizza, dan satunya lagi memegang smartphone. Dia tengah membaca beberapa artikel di internet mengenai hal-hal yang biasa dilakukan oleh ibu hamil.Sementara Aland sibuk dengan MacBook di pangkuannya. Meskipun mereka Tengah berlibur, tapi Aland tidak pernah lepas dari pekerjaannya.Potongan pizza yang Clara pegang sudah habis, dia meraih potongan pizza lainnya di atas meja. Sebelum memakannya sendiri, Clara terlebih dulu menyuapi Aland, dan Aland memakannya dengan senang hati.“Aland, lihatlah, yoga untuk ibu hamil.” Clara memperlihatkan layar ponselnya. Aland melihatnya sekilas, lalu menatap layar macbooknya kembali.Claa membenarkan posisi duduknya, menyamping dengan kepala yang disandarkan pada bahu Aland. Clara mencoba melihat pekerjaan yang tengah Aland kerjakan, dan tentunya Ia tidak akan mengerti semua itu.Clara melihat Aland bekerja, sembari terus
Memang kenapa jika aku istrinya? Gerutu Clara dalam hati.Yura menatap sinis Clara. Pandangannya menelisik dari memandang wajah Clara, lalu turun menuju perutnya yang sedikit menonjol.“Kakak, apa istrimu sedang hamil?” tanya Yura pada Aland. Clara melihatnya sebal. Menapa wanita itu malah bertanya kepada Aland? Padahal dia sendiri bisa bertanya kepada Clara langsung. Menyebalkan sekali!“Ya, aku sedang hamil,” jawab Clara mewakili Aland.“Jika kau sedang hamil, sebaiknya kau berada di dalam kamar saja. Berjalan jauh tidak cocok untuk ibu hamil,” sindir Yura.“Kau benar, aku juga merasa tidak nyaman berjalan-jalan di sini. Banyak batu yang menghalangi.”“Pergilah,” kata Yura.“Yura, apa yang kau lakukan?” Jordy menarik lengan istrinya, namun dengan cepat Yura menangkis itu.“Kakak, bagaimana jika aku mengajakmu berkeliling. Kau baru sampai tadi malam, bukan? Aku yakin kau belum mengunjungi setiap tempat indah di pulau ini.”Clara menarik lengan Aland supaya suaminya itu menolak ajaka
“Kakak, apa kau berada di dalam?” Teriak seseorang yang suaranya sangat dikenali itu.Aland langsung menarik tubuhnya, dan mereka berdua saling bertatapan dengan Intens. Di tempat ini, tidak ada yang memanggil Aland 'kakak' selain dia wanita pengganggu itu. Dia benar-benar datang disaat yang tidak tepat.Mereka berdua terdiam sejenak, tidak menanggapi panggilan dari Yura. Berharap jika wanita itu segera pergi. Tapi Yura malah terus berteriak dan mengetuk-ngetuk pintu kamar mereka.“Kakak, apa kau ada di dalam?”Aland beranjak dari menindih tubuh Clara. Dia meraih bathrobe di atas lantai lalu memberikan itu kepada Clara. Dan dia sendiri memakai shirt polosnya kembali. Keduanya pergi bersama ke depan pintu. Di sana, sudah ada Yura dan Jordy yang tengah menunggu pintu dibukakan. Clara tertegun, tidak habis pikir dengan kedatangan mereka berdua malam-malam seperti ini. “Yura, sebaiknya kita kembali,” ajak Jordy yang tidak enak hati karena telah menganggu Clara dan Aland.“Jordy, diamlah
Pagi hari, Aland dan Clara sudah pergi berkeliling resort untuk jalan-jalan pagi. Clara membaca sebuah artikel yang mana di sana tertulis, jika berjalan santai di pagi hari akan berdampak baik bagi kehamilannya.Tapi, pagi ini. Dia berjuang keras untuk membangunkan Aland agar suaminya itu mau menemaninya. Semalam Aland mabuk, dan tidak ingin bangun lebih awal. Tapi, dengan paksaan Clara, akhirnya Aland mau mengalah.“Minum.” Aland memberikan satu botol air mineral padanya.Waktu sudah menunjukan pukul 1 setengah 10 pagi, dan matahari sudah mulai naik Aland mengajak Clara untuk kembali ke dalam kamar mereka.Perjalanan menuju kamar, tiba-tiba mereka melihat beberapa pelayan yang berlarian. Clara yang penasaran lantas bertanya kepada mereka, dan mereka mengatakan jika ada seorang tamu yang berteriak meminta tolong.Hal yang semakin membuat Clara penasaran, ketika beberapa pelayan itu berlari menuju kamar seseorang yang bisa dibilang dia mengenalinya.“Aland, kau ingin pergi?” tanya Cla
Aland baru saja selesai mandi. Dia langsung menghampiri Clara yang tengah melamun di atas ranjang. Pria tampan itu berdiri tepat di samping Clara yang bahkan tidak sadar akan kehadirannya. Dia membiarkan air dari ujung rambutnya menetes pada ceruk leher Clara.Ketika air metesi lehernya, Clara langsung mendongak ke atas, di mana sudah ada Aland yang menatapnya tajam. “Aland ….” Clara mendorong dada Aland menjauh.“Apa yang sedang kau pikirkan?” Aland duduk di hadapan Clara, menyentuh lembut pipi istrinya.“Aland, kenapa mendadak aku merasa sedih …,” lirih Clara.“Sedih?”“Ya. Ketika aku melihat Yura. Biasanya, dia sangat bersemangat, tapi tadi ….”“Ada apa?”“Sepertinya aku merasakan kesedihannya.”“Jangan terlalu banyak berpikir,” saran Aland.“Ya, aku tahu. Tapi sepertinya, memang sangat mengerikan tidur bersama pria yang tidak kita cintai. Aku tidak tahu bagaimana rasanya jika hal itu terjadi kepadaku. Mungkin aku akan seperti Yura, atau lebih parah lagi.”Aland menatap wajah Clara
Happy Reading …. Clara baru saja kembali dari ruang rapat, sebelum masuk ke dalam ruangan sekretarisnya mengatakan jika Aland sedang menunggunya. Clara langsung masuk ke dalam ruangan, melihat pria yang sedang berdiri menatap keluar dinding kaca.“Sepertinya kau memiliki banyak waktu senggang,” ucap Clara seraya menghampirinya.Aland berbalik, menyambut Clara dengan pelukan hangat. “Mau bagaimana lagi? Aku tidak bisa tidak merindukanmu.”Clara tersenyum. “Mulutmu itu sangat manis.”“Aku tahu, karena itu kau sangat menyukainya, bukan?” goda Aland.Clara berdecak, melepaskan pelukannya pada tubuh Aland. “Jangan membicarakan hal seperti itu di dalam ruanganku.”“Baiklah, Nyonya Clara.”Kemudian, Clara duduk di atas sofa dan Aland mengikutinya. Dia menuangkan teh ke dalam gelas, lalu memberikannya kepada Aland.“Aland, apa kau tidak sibuk?” tanya Clara.“Aku menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat hari ini, dan aku juga tidak memiliki pertemuan penting.”Clara melihat arloji yang melingka
Happy Reading ….“Clara, apa kau sudah selesai bersiap?” teriak Aland dari dalam kamar.Clara sedang berada di dalam walk in closet, wanita cantik itu tengah berdandan, memoleskan make up pada wajahnya. Malam ini, mereka akan hadir di pesta pernikahan William. Dan Clara sudah berdandan sangat lama hampir satu jam penuh. Membuat Aland bosan menunggunya.“Aku sudah selesai,” ucap Clara seraya keluar dari ruangan pakaiannya.Clara mengenakan sebuah gaun berwarna peach tanpa lengan, berpadu cantik dengan higheels yang di kenakannya. Rambut legamnya yang terurai semakin memperindah penampilannya malam ini.Aland beranjak dari duduknya, berjalan mendekati Clara lalu meraih pinggang ramping wanita cantik itu. “Baby, kau sangat cantik. Apa malam ini kau berencana memikat para pria?” goda Aland.“Aku tidak ingin memikat mereka. Tapi mereka sendiri yang akan terpikat olehku,” ucap Clara dengan bangga.Aland tersenyum, mencium ceruk leher istrinya. “Kau sangat cantik. Aku tidak senang jika orang
Happy Reading ….Setelah menyelesaikan makan malam, mereka kembali ke kamarnya masing-masing. Kini Clara sedang mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur, sementara Aland masih sibuk dengan macbook di atas pangkuannya.Seketika Clara teringat dengan sebuah undangan pernikahan yang Jessie berikan padanya kemarin. Karena sibuk dengan pekerjaan, Clara belum sempat untuk memberitahunya kepada Aland.Setelah mengikatkan mantel tidurnya, dia pergi menuju walk in closet dan mengambil tas yang kemarin dia pakai. Mengambil sebuah undangan dari sana, lalu kembali ke dalam kamar dan menemui Aland.“Aland, ada yang ingin aku bicarakan denganmu.”“Katakan, Clara,” ucap Aland tanpa mengalihkan pandangannya dari layar macbook.Clara berdecak samar, duduk di samping Aland lalu mengambil macbook tersebut dan menggentikannya dengan sebuah undangan yang dia bawa. Kemudian Aland membuka undangan itu, dan membacanya.“Kemarin Jessie memberikannya padaku,” tutur Clara.Aland menyimpan undangan tersebut ke
Happy Reading ….Wanita cantik itu melenggang masuk ke dalam mansion, menaiki anak tanggan dan pergi menuju kamarnya. Sesampainya di sana, dia menyimpan tasnya ke atas nakas, menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang.“Aku sangat lelah,” gumamnya rendah.Aland keluar dari kamar mandi, dia baru saja menyelesaikan acara mandinya. Melihat Clara yang sedang berbaring di atas ranjang, dia langsung menghampiri istri cantiknya itu.“Kau sudah pulang?” “Ya.” Clara mengangguk.“Ada apa? Kau bahkan memiliki jam kerja lebih banyak dariku,” ucap Aland.Clara beranjak duduk, menatap Aland dengan wajahnya yang lesu. “Ini sangat melelahkan ….”Aland tersenyum, duduk di samping Clara di tepi ranjang. “Sudah aku katakan, kau hanya cukup menjadi Nyonya Aland Wahsington, dan aku akan menjamin hidupmu. Kau akan bahagia, hanya perlu duduk manis, dan mengatakan apa yang kau inginkan, aku akan menurutinya. Bagaimana?”“Tidak … itu membosankan.”“Apa membosankan menjadi istriku?” tanya Aland sedikit kesal.Cl
Happy Reading ….Keluarga kecil itu tengah sarapan di meja makan bersama. Keempatnya sudah bersiap untuk pergi dan menjalani kegiatan mereka masing-masing. Fiona dan Fillio terlebih dulu menghabiskan sarapan mereka, karena keduanya harus segera pergi ke sekolah.“Mami, kau akan menjemput kami di sekolah hari ini, kan?” tanya Fillio.Clara tersenyum. “Tentu, Sayang.”Setelah memeluk ringan dan mencium mami dan papinya, kedua anak itu pergi ke sekolah dengan di anatarkan oleh supir. Sementara Clara dan Aland masih berada di meja makan, dengan santai memakan sarapan mereka.“Bagaimana pertemuanmu dengan investor kemarin?” tanya Aland.“Semuanya berjalan lancar, mereka setuju untuk berinvestasi meskipun awalnya mereka ragu.”“Ragu?”“Ya.” Clara mengangguk. “Karena aku baru menjabat sebagai pemimpin perusahaan, mereka takut jika perusahaanku sedang tidak stabil. Tapi tenang saja, aku bisa menyakinkan mereka,” imbuhnya dengan bangga.Jika Aland tahu bahwa orang yang aku temui kemarin adalah
Happy Reading ….Clara berada di dalam kamarnya, berdiri di depan cermin seraya mengikatkan tali mantel tidur miliknya. Kini waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam, namun Aland belum juga kembali. Clara sudah terlalu lama menunggu pria itu, dia memutuskan untuk tidur terlebih dulu dan tidak akan menunggunya lagi.“Aku harap dia tidak menganggu tidurku,” gumam Clara rendah.Aland selalu meminta jatahnya sebagai seorang suami, tapi dia sendiri yang tidak bisa menepati waktu untuk melakukannya. Pria itu selalu sibuk dengan pekerjaan, lalu meminta pada Clara disaat waktu yang tidak tepat. Contohnya seperti di perusahaan Clara tadi siang. Membuat Clara kesal.Wanita cantik itu baru membaringkan dirinya di atas ranjang, menarik selimut dan hendak memejamkan mata. Tapi tiba-tiba saja pintu kamar terbuka, Aland masuk ke dalam kamar dan langsung naik ke atas ranjang, berbaring di samping istrinya, memeluk tubuh Clara dengan erat.“Aland … menyingkirlah dariku.”“Tidak, Clara.”Clara berde
Happy Reading ….Clara baru saja kembali dari rapat para pemegang saham. Mereka mendiskusikan untuk pengangkatan CEO baru perusahaan Royce. Sebagai pemegang saham tertinggi dan pendidikan yang memadai, dia berhasil menjadi pemimpin baru dari perusahaan keluarganya.Awalnya, mereka semua meragukan kemampuan Clara. Namun Clara memberikan beberapa bukti jika selama belajar di luar negeri, dia telah berhasil menderikan sebuah perusahaan kecil yang bisa terbilang sukses. Mereka tidak bisa meragukan kemampuan Clara lagi.Wanita cantik itu baru saja diantar ke ruang kerjanya yang baru, ruang kerja CEO. Clara meraba meja kerja, menatap kursi yang dulunya ditempati oleh Robert Royce. Dia teringat kembali kenangan masa kecilnya ketika pertama kali di bawa ke ruangan itu.Clara kecil menangis dan ingin ikut Robert bekerja, ibunya tidak berdaya untuk menolak permintaannya. Terpaksa Robert membawa Clara ke perusahaan, duduk menemaninya selama bekerja. Semuanya sangat indah disaat kehancuran belum t
Happy Reading ….Pria itu melangkah dengan cepat masuk ke dalam mansion. Pergi menuju kamar buah hatinya. Namun seketika langkahnya terhenti saat dia mendapati seorang wanita cantik berdiri di hadapannya. Wanita itu menatapnya dengan senyuman penuh.“Hai, apa kabar?”“Clara ….”“Ya, aku kembali.”Aland tersenyum, berjalan cepat menghampiri wanita cantik itu kemudian memeluknya erat. Clara membalas pelukannya dengan hangat. Mereka tidak saling bertemu hampir setengah tahun, dan kini waktunya mereka untuk saling melepaskan rindu satu sama lain.Tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan dari lantai dua. Fiona dan Fillio sedang menonton kedua orang tuanya yang sedang berpelukan. Menyadari hal itu, Aland dan Clara langsung melepaskan pelukan mereka.Fiona dan Fillio berlari menuruni tangga, lalu menghambur ke dalam pelukan mami papinya. “Kami juga ingin dipeluk,” ucap mereka bersamaan.Rasanya kini keluarga kecil mereka sudah lengkap kembali, kebahagiaan mereka akan bertambah setiap harinya.
EMPAT TAHUN KEMUDIAN.Happy Reading ….Di dalam sebuah kelas sekolah taman kanak-kanak. Beberapa anak kecil sedang berlarian dan bermain. Meskipun guru di depan kelas meminta mereka untuk mengikuti pelajaran, namun beberapa anak nakal hanya sibuk bermain dan tidak memerdulikan pelajaran.“Papiku membelinya kembarin, ini sangat bagus,” ucap seorang anak laki-laki seraya memperlihatkan mainannya pada beberapa anak yang lain.“Aku akan meminta papiku untuk membelikannya juga.”“Aku mau!”“Aku mau!”Seorang guru mendatangi kerumunan anak laki-laki yang berada di sudut kelas itu. Mengambil sebuah mainan yang sejak tadi menjadi perhatian mereka.“Fillio, kau membawa mainanmu lagi ke sekolah. Apa kau ingin Bu guru mengambilnya?”“Aku hanya ingin memperlihatkannya kepada mereka,” jawab Fillio.“Baiklah.” Guru muda dan cantik itu memberikan mainannya kembali pada Fillio. “Besok kau bisa melakukannya ketika istirahat, tidak pada jam pelajaran.”Anak laki-laki itu mengangguk paham.“Fiona Fiona,