Share

Chapter 119

Author: Rara Radika
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Sekitar pukul delapan pagi, Aland baru saja bangun dari tidurnya. Ternyat semalam Aland tidak sengaja tertidur ketika menunggu Clara kembali.

Dia melihat ke samping ranjang, namun tidak mendapati Clara di sana.

Kemudian, dia beringsut turun dari ranjang. Dia mencari Clara, namun istrinya itu tidak berada di dalam kamar. Dia juga bertanya kepada pelayan, namun pelayan mengatakan jika Clara tidak pulang semalam.

Kemana perginya Clara? Apa dia masih marah kepada Aland?

Aland meraih ponselnya di atas nakas. Batrenya kini sudah terisi penuh. Dia menyalakan layar ponselnya, dan beberapa notifikasi langsung masuk ke dalam aplikasi chat online miliknya.

Beberapa pesan Aland abaikan. Entah kenapa dia lebih tertarik untuk membuka pesan yang Hanna kirimkan. Wanita itu mengirinkan sebuah foto kedekatan antara Clara dan juga William.

Sialan! Aland mengenggam ponselnya erat.

Bersamaan dengan foto yang Hanna kirimkan, wanita cantik itu juga mengirimkan sebuah alamat kepada Aland, disertai dengan w
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Eva Arini Devi
omg wtf , ,
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Aku Masih Perawan   Chapter 120

    Aland menatap heran ke arah Clara, seolah tatapannya itu mempertanyakan siapa pria yang tiba-tiba datang dan menganggu mereka. Sementara Clara sendiri sama sekali tidak mengenalnya.“Sepertinya kau sangat sibuk, Clara,” sindir Aland kepada istrinya yang selalu dikerumuni oleh pria tampan.“Siapa dia?” gumam Clara rendah, tapi Aland masih bisa mendengarnya.Aland berkerut heran. “Kau tidak mengenalnya?”Clara berpaling untuk menatap Aland. Lalu dia menggeleng pelan. “Tidak.”Pria tampan itu berjalan masuk ke dalam ruangan, lalu duduk di atas sofa. Dia menyimpan sebuah majalah ke atas meja.“Siapa kau?” tanya Aland sinis.Pria itu menunjuk majalah di atas meja, yang mana di dalam majalah itu terdapat foto Jessie. “Aku mencari wanita ini,” tanyanya.Jessie?Clara berkerut seraya terus menatap intens pria di hadapannya. Beberapa hari yang lalu, Clara ingat Jessie pernah membicarakan seorang pria kepadanya. Apakah itu pria yang kini berada di hadapannya?“Kau?” tunjuknya pada Aland. “Aland

  • Aku Masih Perawan   Chapter 121

    Clara diam duduk di kursi sembari terus menatap Aland yang tengah memasak. Setelah mengetahui Clara sedang hamil, Aland langsung membawanya pulang dan memasak untuknya. Mendadak pria tampan itu menjadi sangat over protektif kepada Clara.Sesekali Clara tersenyum tipis menatap suaminya. Ini bukan pertama kali Aland memasak untuknya, tapi hari ini lebih special, karena Aland bukan hanya memasak makanan untuk Clara, tapi untuk baby mereka. Lihatlah papimu, dia sangat bersemangat. Clara memegangi perutnya yang masih rata.Dua porsi steak daging di simpan di atas meja. Satu piring steak tanpa saus Aland simpan di hadapan Clara. Wanita cantik itu berkerut heran, dia membandingkan steak miliknya dan milik Aland. Mendadak selera makannya menjadi hilang.“Makanlah.”“Tidak mau!” tolak Clara dengan wajah yang mencebik kesal.“Ada apa, Clara? Biasanya kau selalu suka dengan apa yang aku buat.”“Ya, tapi kini bayinya menolak untuk makan jika makananya seperti ini.” Clara menunjuk makanan di hadap

  • Aku Masih Perawan   Chapter 122

    Sesuai jadwal yang telah mereka setujui kemarin. Hari ini Aland membawa Clara pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kehamilannya. Tapi setelah itu, mereka tidak langsung pergi ke rumah sakit lainnya untuk mengunjungi Robert. Aland malah mengajak Clara untuk menemui Jonathan terlebih dahulu.“Aland, Jonathan bukan dokter kandungan,” kata Clara kepada suaminya.Kini mereka tengah berada di dalam lift untuk menuju lantai atas. Clara heran kenapa suaminya itu malah mengajaknya untuk menemui Jonathan. Padahal beberapa menit yang lalu dia telah menyelesaikan pemeriksaanya, dan dokter kandungan mengatakan jika kandungan Clara sehat dan baik-baik saja.Litf berdenting, menandakan jika lift sudah sampai pada lantai tujuan. Aland memegang lengan Clara, dan berjalan di sampingnya. Hari ini, kemanapun kaki mereka melangkah, Aland tidak pernah melepaskan genggaman tangannya pada Clara. Dia sangat menjaga Clara, seolah istrinya itu adalah bola kaca.Sesampainya di depan ruangan Jonathan, seorang

  • Aku Masih Perawan   Chapter 123

    Setelah selesai makan di restoran junkfood. Aland dan Clara melanjutkan perjalanan mereka menuju rumah sakit untuk mengunjungi Robert.Sesampainya di rumah sakit, mereka langsung turun dari mobil. Tapi tiba-tiba, Clara tidak sengaja melihat Hanna yang tengah berbincang dengan seorang pria dengan pakaian tertutup.Aland menyentuh lengannya, membuat Clara berpaling dari menatap Hanna dan pria asing itu.“Ada apa?” tanya Aland.“Aland, bukankah itu Hanna?” Clara menunjuk ke tempat di mana Ia melihat Hanna. Namun seketika tidak ada apapun di sana. Tiba-tiba saja Hanna dan pria misterius itu menghilang.“Tadi ada Hanna ....”“Mungkin kau salah.” Aland merangkul bahu istrinya, lalu mengajak Clara untuk masuk ke dalam rumah sakit.Sementara di sisi lain, Hanna tengah berdiri bersembunyi di balik tembok. Clara tidak salah mengenalinya, itu benar-benar Hanna.“Hampir saja.” Hanna menghela napas panjang.Wanita cantik itu berpaling, menatap pria yang berada di hadapannya. “Aku tidak memiliki ua

  • Aku Masih Perawan   Chapter 124

    Pagi hari, Clara tengah berada di dalam dapur dan memasak makanannya sendiri. Selama kehamilannya, Clara semakin aktif bergerak. Dia juga tidak ingin makan makanan selain buatannya sendiri atau Aland. Dia menjadi sangat pemilih.Dia sudah menyelesaikan masakannya, dan langsung pergi ke ruang makan untuk sarapan bersama Aland. Makanan datang setelah dirinya. Clara meraih jus manga miliknya, menghabiskannya dalam sekali minum.Sarapan pagi ini hanya satu porsi. Aland menatap Clara heran. “Di mana sarapanmu?” tanya Aland.“Aku baru saja menghabiskannya.” Clara menunjukan gelas yang masih berada di dalam genggamannya.“Hanya itu?”“Ya, hanya ini. Makanlah.” Clara menggeser piring berisikan makanan itu ke hadapan Aland.Clara menemani Aland sarapan sembari terdiam dan melamun. Selama kehamilannya, Aland melarang Clara untuk pergi bekerja. Clara akan merasa sangat bosan, terlebih lagi dia tidak memiliki teman untuk mengobrol. Jillie dan Anna mendadak menghilang tanpa jejak.“Aland.”“Ya?” j

  • Aku Masih Perawan   Chapter 125

    Clara duduk di atas sofa yang berada di dalam ruang kerja Aland. Sekitar setengah jam dia hanya diam dan menatap Aland bekerja. Clara benar-benar tidak memiliki aktivitas lain. Dia berulang kali meminta kepada Aland agar mengantarnya pulang, tapi Aland menolak.“Beri aku waktu lima belas menit untuk menyelesaikan pekerjaanku.” Hanya itu yang Aland ucapkan.Sementara Clara sudah merasa sangat bosan, tingkahnya saja sudah semakin gusar dan tidak tenang. Tapi Aland malah memintanya untuk menunggu lima belas menit lagi. Sepertinya Aland sangat senang membuat Clara menunggu.Aland sengaja melakukannya, agar Clara tidak berani lagi bertemu seseorang tanpa memberitahunya. Terlebih lagi dia bertemu dengan Jessie, di tambah Clara sudah memberitahukan masalah kehamilannya, bukankah itu sangat berbahaya?Jessie pernah mengatakan jika dia tidak ingin menyakiti atau menganggu Clara. Tapi, kita tidak pernah tahu dalamnya hati manusia. Terlebih lagi dulu, wanita itu terang-terangan ingin menghancurk

  • Aku Masih Perawan   Chapter 126

    “Aland ...,” lenguh Clara.Sepanjang malam, wanita cantik itu tidak bisa tidur dengan tenang. Dia terus saja mengeluhkan sakit di kepalanya, dan mual di perut. Sebelumnya dokter sudah memeriksa, dan itu hanya hal biasa yang terjadi untuk ibu hamil.“Kenapa kau sangat senang membuat susah mamimu? Apa nanti ketika kau lahir, kau akan menjadi anak yang nakal?” gumam Aland seraya mengelus lembut perut Clara.Kehamilan Clara kini sudah menginjak usia dua belas minggu. Bentuk perutnya juga sudah lebih menonjol dari sebelumnya. Sangat biasa untuk ibu hamil merasakan hal seperti itu. Mual, badan lemas dan kondisi lainya. Untuk Aland, pria itu harus selalu sabar menghadapi sikap istrinya.“Aland, apa kau sedang mengutuknya?” protes Clara.“Tidak, aku hanya sedikit berbicara kepadanya.”Clara berdecak samar. “Bicaralah dengan lembut.” Clata menatap suaminya. “Mungkin ketika dia lahir, dia akan nakal sepertimu,” ejek Clara. Dan Aland langsung mengusak puncuk kepala istrinya dengan gemas. “Aland

  • Aku Masih Perawan   Chapter 127

    Clara membuka kulit jeruk yang digenggamnya, sesekali dia menyuapi buah jeruk itu kepada Aland yang tengah fokus mengemudikan mobil. Hari ini, sesuai dengan rencana, mereka akan pergi untuk mengunjungi kediaman Royce.Sesampainya di sana, Aland terlebih dulu keluar dan membukakan pintu mobil untuk Clara. Pria itu menuntun istrinya dengan sangat hati-hati.Beberapa pelayan menyambut kedatangan mereka dengan hangat. Beberapa juga terlihat senang dengan kondisi Clara saat ini. Karena nona mudanya itu tengah hamil.Hanna melenggang mendekati tamu yang baru sampai itu. Dia menyambut Clara dengan senyuman, dan memberikan sebuah pelukan ringan.Namun seketika, raut wajah Hanna terlihat dingin saat menyadari perubahan bentuk tubuh Clara. Mendadak hatinya terbakar oleh api yang membara.“Clara, kau hamil?” tanya Hanna.Clara tersenyum seraya mengelus lembut perutnya. “Ya, aku hamil.”Aland menatap ekspresi Hanna dengan intens. Dia sangat tidak suka melihat Clara dekat dengan wanita sundal itu.

Latest chapter

  • Aku Masih Perawan   Chapter 221

    Happy Reading …. Clara baru saja kembali dari ruang rapat, sebelum masuk ke dalam ruangan sekretarisnya mengatakan jika Aland sedang menunggunya. Clara langsung masuk ke dalam ruangan, melihat pria yang sedang berdiri menatap keluar dinding kaca.“Sepertinya kau memiliki banyak waktu senggang,” ucap Clara seraya menghampirinya.Aland berbalik, menyambut Clara dengan pelukan hangat. “Mau bagaimana lagi? Aku tidak bisa tidak merindukanmu.”Clara tersenyum. “Mulutmu itu sangat manis.”“Aku tahu, karena itu kau sangat menyukainya, bukan?” goda Aland.Clara berdecak, melepaskan pelukannya pada tubuh Aland. “Jangan membicarakan hal seperti itu di dalam ruanganku.”“Baiklah, Nyonya Clara.”Kemudian, Clara duduk di atas sofa dan Aland mengikutinya. Dia menuangkan teh ke dalam gelas, lalu memberikannya kepada Aland.“Aland, apa kau tidak sibuk?” tanya Clara.“Aku menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat hari ini, dan aku juga tidak memiliki pertemuan penting.”Clara melihat arloji yang melingka

  • Aku Masih Perawan   Chapter 220

    Happy Reading ….“Clara, apa kau sudah selesai bersiap?” teriak Aland dari dalam kamar.Clara sedang berada di dalam walk in closet, wanita cantik itu tengah berdandan, memoleskan make up pada wajahnya. Malam ini, mereka akan hadir di pesta pernikahan William. Dan Clara sudah berdandan sangat lama hampir satu jam penuh. Membuat Aland bosan menunggunya.“Aku sudah selesai,” ucap Clara seraya keluar dari ruangan pakaiannya.Clara mengenakan sebuah gaun berwarna peach tanpa lengan, berpadu cantik dengan higheels yang di kenakannya. Rambut legamnya yang terurai semakin memperindah penampilannya malam ini.Aland beranjak dari duduknya, berjalan mendekati Clara lalu meraih pinggang ramping wanita cantik itu. “Baby, kau sangat cantik. Apa malam ini kau berencana memikat para pria?” goda Aland.“Aku tidak ingin memikat mereka. Tapi mereka sendiri yang akan terpikat olehku,” ucap Clara dengan bangga.Aland tersenyum, mencium ceruk leher istrinya. “Kau sangat cantik. Aku tidak senang jika orang

  • Aku Masih Perawan   Chapter 219

    Happy Reading ….Setelah menyelesaikan makan malam, mereka kembali ke kamarnya masing-masing. Kini Clara sedang mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur, sementara Aland masih sibuk dengan macbook di atas pangkuannya.Seketika Clara teringat dengan sebuah undangan pernikahan yang Jessie berikan padanya kemarin. Karena sibuk dengan pekerjaan, Clara belum sempat untuk memberitahunya kepada Aland.Setelah mengikatkan mantel tidurnya, dia pergi menuju walk in closet dan mengambil tas yang kemarin dia pakai. Mengambil sebuah undangan dari sana, lalu kembali ke dalam kamar dan menemui Aland.“Aland, ada yang ingin aku bicarakan denganmu.”“Katakan, Clara,” ucap Aland tanpa mengalihkan pandangannya dari layar macbook.Clara berdecak samar, duduk di samping Aland lalu mengambil macbook tersebut dan menggentikannya dengan sebuah undangan yang dia bawa. Kemudian Aland membuka undangan itu, dan membacanya.“Kemarin Jessie memberikannya padaku,” tutur Clara.Aland menyimpan undangan tersebut ke

  • Aku Masih Perawan   Chapter 218

    Happy Reading ….Wanita cantik itu melenggang masuk ke dalam mansion, menaiki anak tanggan dan pergi menuju kamarnya. Sesampainya di sana, dia menyimpan tasnya ke atas nakas, menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang.“Aku sangat lelah,” gumamnya rendah.Aland keluar dari kamar mandi, dia baru saja menyelesaikan acara mandinya. Melihat Clara yang sedang berbaring di atas ranjang, dia langsung menghampiri istri cantiknya itu.“Kau sudah pulang?” “Ya.” Clara mengangguk.“Ada apa? Kau bahkan memiliki jam kerja lebih banyak dariku,” ucap Aland.Clara beranjak duduk, menatap Aland dengan wajahnya yang lesu. “Ini sangat melelahkan ….”Aland tersenyum, duduk di samping Clara di tepi ranjang. “Sudah aku katakan, kau hanya cukup menjadi Nyonya Aland Wahsington, dan aku akan menjamin hidupmu. Kau akan bahagia, hanya perlu duduk manis, dan mengatakan apa yang kau inginkan, aku akan menurutinya. Bagaimana?”“Tidak … itu membosankan.”“Apa membosankan menjadi istriku?” tanya Aland sedikit kesal.Cl

  • Aku Masih Perawan   Chapter 217

    Happy Reading ….Keluarga kecil itu tengah sarapan di meja makan bersama. Keempatnya sudah bersiap untuk pergi dan menjalani kegiatan mereka masing-masing. Fiona dan Fillio terlebih dulu menghabiskan sarapan mereka, karena keduanya harus segera pergi ke sekolah.“Mami, kau akan menjemput kami di sekolah hari ini, kan?” tanya Fillio.Clara tersenyum. “Tentu, Sayang.”Setelah memeluk ringan dan mencium mami dan papinya, kedua anak itu pergi ke sekolah dengan di anatarkan oleh supir. Sementara Clara dan Aland masih berada di meja makan, dengan santai memakan sarapan mereka.“Bagaimana pertemuanmu dengan investor kemarin?” tanya Aland.“Semuanya berjalan lancar, mereka setuju untuk berinvestasi meskipun awalnya mereka ragu.”“Ragu?”“Ya.” Clara mengangguk. “Karena aku baru menjabat sebagai pemimpin perusahaan, mereka takut jika perusahaanku sedang tidak stabil. Tapi tenang saja, aku bisa menyakinkan mereka,” imbuhnya dengan bangga.Jika Aland tahu bahwa orang yang aku temui kemarin adalah

  • Aku Masih Perawan   Chapter 216

    Happy Reading ….Clara berada di dalam kamarnya, berdiri di depan cermin seraya mengikatkan tali mantel tidur miliknya. Kini waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam, namun Aland belum juga kembali. Clara sudah terlalu lama menunggu pria itu, dia memutuskan untuk tidur terlebih dulu dan tidak akan menunggunya lagi.“Aku harap dia tidak menganggu tidurku,” gumam Clara rendah.Aland selalu meminta jatahnya sebagai seorang suami, tapi dia sendiri yang tidak bisa menepati waktu untuk melakukannya. Pria itu selalu sibuk dengan pekerjaan, lalu meminta pada Clara disaat waktu yang tidak tepat. Contohnya seperti di perusahaan Clara tadi siang. Membuat Clara kesal.Wanita cantik itu baru membaringkan dirinya di atas ranjang, menarik selimut dan hendak memejamkan mata. Tapi tiba-tiba saja pintu kamar terbuka, Aland masuk ke dalam kamar dan langsung naik ke atas ranjang, berbaring di samping istrinya, memeluk tubuh Clara dengan erat.“Aland … menyingkirlah dariku.”“Tidak, Clara.”Clara berde

  • Aku Masih Perawan   Chapter 215

    Happy Reading ….Clara baru saja kembali dari rapat para pemegang saham. Mereka mendiskusikan untuk pengangkatan CEO baru perusahaan Royce. Sebagai pemegang saham tertinggi dan pendidikan yang memadai, dia berhasil menjadi pemimpin baru dari perusahaan keluarganya.Awalnya, mereka semua meragukan kemampuan Clara. Namun Clara memberikan beberapa bukti jika selama belajar di luar negeri, dia telah berhasil menderikan sebuah perusahaan kecil yang bisa terbilang sukses. Mereka tidak bisa meragukan kemampuan Clara lagi.Wanita cantik itu baru saja diantar ke ruang kerjanya yang baru, ruang kerja CEO. Clara meraba meja kerja, menatap kursi yang dulunya ditempati oleh Robert Royce. Dia teringat kembali kenangan masa kecilnya ketika pertama kali di bawa ke ruangan itu.Clara kecil menangis dan ingin ikut Robert bekerja, ibunya tidak berdaya untuk menolak permintaannya. Terpaksa Robert membawa Clara ke perusahaan, duduk menemaninya selama bekerja. Semuanya sangat indah disaat kehancuran belum t

  • Aku Masih Perawan   Chapter 214

    Happy Reading ….Pria itu melangkah dengan cepat masuk ke dalam mansion. Pergi menuju kamar buah hatinya. Namun seketika langkahnya terhenti saat dia mendapati seorang wanita cantik berdiri di hadapannya. Wanita itu menatapnya dengan senyuman penuh.“Hai, apa kabar?”“Clara ….”“Ya, aku kembali.”Aland tersenyum, berjalan cepat menghampiri wanita cantik itu kemudian memeluknya erat. Clara membalas pelukannya dengan hangat. Mereka tidak saling bertemu hampir setengah tahun, dan kini waktunya mereka untuk saling melepaskan rindu satu sama lain.Tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan dari lantai dua. Fiona dan Fillio sedang menonton kedua orang tuanya yang sedang berpelukan. Menyadari hal itu, Aland dan Clara langsung melepaskan pelukan mereka.Fiona dan Fillio berlari menuruni tangga, lalu menghambur ke dalam pelukan mami papinya. “Kami juga ingin dipeluk,” ucap mereka bersamaan.Rasanya kini keluarga kecil mereka sudah lengkap kembali, kebahagiaan mereka akan bertambah setiap harinya.

  • Aku Masih Perawan   Chapter 213

    EMPAT TAHUN KEMUDIAN.Happy Reading ….Di dalam sebuah kelas sekolah taman kanak-kanak. Beberapa anak kecil sedang berlarian dan bermain. Meskipun guru di depan kelas meminta mereka untuk mengikuti pelajaran, namun beberapa anak nakal hanya sibuk bermain dan tidak memerdulikan pelajaran.“Papiku membelinya kembarin, ini sangat bagus,” ucap seorang anak laki-laki seraya memperlihatkan mainannya pada beberapa anak yang lain.“Aku akan meminta papiku untuk membelikannya juga.”“Aku mau!”“Aku mau!”Seorang guru mendatangi kerumunan anak laki-laki yang berada di sudut kelas itu. Mengambil sebuah mainan yang sejak tadi menjadi perhatian mereka.“Fillio, kau membawa mainanmu lagi ke sekolah. Apa kau ingin Bu guru mengambilnya?”“Aku hanya ingin memperlihatkannya kepada mereka,” jawab Fillio.“Baiklah.” Guru muda dan cantik itu memberikan mainannya kembali pada Fillio. “Besok kau bisa melakukannya ketika istirahat, tidak pada jam pelajaran.”Anak laki-laki itu mengangguk paham.“Fiona Fiona,

DMCA.com Protection Status