"Haha! Tuan Muda Yacob!" Bernard menyadari ada yang tidak beres dan diam-diam mengeluh kepada putrinya, 'Bukankah cuma berjabat tangan!? Untuk apa begitu keberatan? Biarkan Tuan Muda Yacob memegangnya sebentar dan kamu juga nggak tidak akan kehilangan sepotong daging pun! Untuk apa menghindar?' Dia memegang segelas anggur dan berkata sambil tersenyum, "Ayo, izinkan aku bersulang untukmu!"Yacob bergumam dan mengabaikan Bernard. Sebaliknya, dia mengangkat sarung tangan ke depan hidungnya dan menciumnya. Dia tersenyum dan berkata kepada Helen, "Nona Helen terlalu segan. Kamu langsung memberiku hadiah yang sangat berharga begitu kita bertemu. Kuterima hadiahnya!"Helen mengernyitkan dahi dengan wajah dingin. Dia benar-benar muak dengan apa yang telah dilakukan Yacob, benar-benar seorang bajingan!Reyhan menyadari ada yang tidak beres dan segera menenangkan situasi, "Tuan Muda Yacob, Helen telah dimanjakan oleh paman dan bibinya di rumah begitu lama dan tabiatnya seperti ini! Tapi dia adal
"Ayahku bilang dia punya hubungan tertentu dengan orang-orang di Kompleks Setia Masa I dan latar belakang tertentu.""Itu cuma Kompleks Setia Masa I ...." Yacob mengerutkan bibirnya dengan sinis, "Ayahmu terlalu pengecut! Setiap tahun baru dan hari libur, orang-orang dari Kompleks Setia Masa I berbaris untuk pergi ke rumah kakekku! Kakekku saja terlalu malas untuk menemui mereka!"Calvin tersenyum pahit, "Hei, Kak, keluarga kecilku nggak bisa dibandingkan dengan keluargamu!"Kata-kata ini menyentuh hati Yacob dan dia tersenyum, "Nggak apa, mulai sekarang aku akan menjagamu! Nggak perlu peduli dengan orang kecil seperti Doni itu! Oh ya, ikut aku untuk mencari Helen. Dia benar-benar berani pergi dariku. Benar-benar keterlaluan!"...Tadi Helen yang menjawab telepon tentu saja adalah kebohongan. Dia sama sekali tidak ingin mengatakan sepatah kata pun kepada Yacob. Mengenai bekerja sama Keluarga Hartadi, Helen jauh lebih tenang daripada Bernard.Meskipun keluarga seperti Keluarga Hartadi s
"Ha, wangi sekali!"Setelah Doni menciumnya, dia menatap Helen sambil tersenyum."Ah! Menjengkelkan!" Helen berteriak sambil menutupi area di mana Doni menciumnya, wajahnya memerah dan dia mengangkat kepalan tangan yang berwarna merah muda dengan marah untuk memukulnya.Doni meraih tangan mungil Helen dan berkata, "Istriku, jaga penampilanmu di tempat umum. Aku akan membiarkanmu memukulku setelah sampai di rumah."Helen menggertakkan giginya dan berkata, "Heh! Aku membereskanmu setelah sampai di rumah!"Doni sengaja memasang raut wajah mesum, "Oke, oke, silakan bereskan aku. Kamu bisa melakukan apa pun yang kamu mau!"Helen sangat marah hingga ingin memukulnya lagi....Tepat ketika Doni diam-diam mencium Helen, Yacob dan yang lainnya kebetulan melihat adegan ini."Dasar bajingan!" Yacob tidak bisa menahan diri untuk memaki, "Satpam bajingan ini berani mencium dewiku!"Dalon ikut menimpali dengan marah, "Dewi telah direbut oleh saingan cinta!""Hah?" Raut wajah Yacob menjadi muram, t
Doni meraih tangan mungil Helen, "Biarkan aku memelukmu sebentar dan aku nggak akan mengatakan apa-apa!""Lepaskan!" Helen mundur, "Ini tempat umum! Jaga sikapmu!""Lihat ke sana, ada orang yang berpelukan."...Saat keduanya sedang berbicara, Dalon tiba-tiba datang dan terbatuk ringan, "Kalian berdua, tolong jaga di tempat umum! Nona Helen, perkataan dan perbuatanmu mewakili citra seluruh Grup Kusmoyo! Jangan mempermalukan Keluarga Kusmoyo."Doni belum pernah melakukan percakapan yang menyenangkan sejak bertemu Helen. Ketika Dalon menyelanya, dia langsung naik pitam."Apa hubungannya denganmu kalau aku berbicara dengan istriku?""Heh, bicara ya bicara saja. Memalukan sekali kalau sampai berciuman dan memukul!""Apa kamu gila?" Doni mengerutkan kening, "Kalau aku mencium istriku, apa pengaruhnya terhadap orang lain?"Dalon mencibir, "Tentu saja merusak pemandangan. Nggak hanya merusak pemandangan, tapi juga murahan! Kunasihati kalian pasangan sialan ini ...."Plak!Doni membalas kata-k
Yacob tercengang karena tamparan mendadak itu. Dia menatap Doni, tidak percaya pria ini berani memukulnya.Sejak kecil hingga dewasa, selain tuan besar Keluarga Hartadi termasuk orang tuanya, tidak ada yang pernah memukulnya.Tuan Muda Yacob bermartabat dari Keluarga Hartadi selalu dipuji oleh orang lain ke mana pun dia pergi.Dalon juga sangat terkejut dan menunjuk ke arah Doni, "Besar sekali nyalimu, beraninya kamu memukul Tuan Muda Yacob?""Tentu saja aku berani!"Doni tersenyum, kemudian mengangkat tangannya dan menampar Yacob lagi.Plak!Ada bekas tamparan tambahan di sisi lain wajah Yacob.Tatapannya berkobar. Dia begitu kebakaran jenggot hingga tidak bisa berbicara untuk beberapa saat dan tubuhnya mulai menggigil."Ka ... kamu!" Dalon sangat terkejut. Apakah satpam kecil ini sudah gila? Itu tuan muda dari Keluarga Hartadi, dia benar-benar berani memukulnya? Dalon menunjuk ke arah Doni dengan jari gemetar dan berkata dengan tidak jelas, "Dasar bajingan yang mencari mati, ternyata
Yacob mengangguk dengan puas, "Kamu masih pintar dalam melakukan sesuatu. Jangan sakiti wanita itu. Bawa dia ke mobilku!""Mengerti!" Hendra tersenyum sinis dan melambaikan tangannya, "Kepung mereka!"Wush ....Belasan pria kekar mengepung Doni dan Helen.Yang terpendek dari beberapa pria kekar ini tingginya sekitar 185 sentimeter. Mereka berdiri melingkar seperti tembok.Wajah Helen memucat karena ketakutan, "Bagaimana ini?"Doni memegang tangan mungilnya yang dingin, "Jangan takut, apa kamu lupa dengan apa yang kukatakan? Selama ada aku di sini, nggak ada yang bisa menyakitimu, bahkan dewa pun nggak bisa!"Helen tidak bisa menahan diri untuk memelototinya, "Jelas kamu yang menyebabkan masalah ini!"Doni terkekeh, "Maaf sudah membuatmu takut, aku akan bertarung untukmu dan membuatmu bahagia.""Kamu ... gila!"Helen mengentakkan kakinya dengan marah, tetapi setelah digoda seperti ini oleh Doni, dia tidak lagi takut.Meski tempat ini agak terpencil, tetap saja terlalu banyak keributan d
Pemikiran Bernard dan istrinya benar-benar berbeda dari pemikiran Helen. Mereka berdua begitu cemas, Sherline menunjuk ke arah Doni dan berteriak, "Dasar orang kampung, sampai kapan kamu puas menyakiti Keluarga Kusmoyo? Dasar bajingan! Cepat pergi dari Keluarga Kusmoyo!""Doni!" teriak Bernard."Kamu seorang pria malah hanya bisa merepotkan Helen! Kamu tanggung jawab atas perilakumu sendiri! Apa kamu dengar aku?""Tuan Muda Yacob! Keluarga Kusmoyo kami nggak ada hubungannya dengan Doni! Tolong ampuni Helen!"...Reyhan juga mendekati Yacob dan berkata dengan suara yang lirih, "Tuan Muda Yacob, masalah ini nggak ada hubungannya dengan Nona Helen! Kamu adalah tokoh hebat, demi martabatku tolong maafkan kami, nantinya aku akan ...."Plak!Yacob membalas kata-kata terakhirnya.Reyhan menutupi wajahnya sambil menatap Yacob dengan tatapan kosong. Tamparan ini benar-benar mengejutkannya.Yacob mendengus, "Tahukah kenapa aku menamparmu?"Reyhan menggelengkan kepalanya. "Tuan Muda Yacob, tolong
"Bu!" Helen sedikit kesal lalu berkata, "Jangan sembarangan bicara. Yacob itu playboy, sama sekali nggak ada niat baik untukku! Biar kuberi tahu kalian, aku nggak akan pernah menemaninya! Kalian membujukku pun nggak akan ada gunanya.""Huh!" Yacob bertepuk tangan dengan ekspresi yang dingin."Pak Bernard, kamu dengar, 'kan?""Aku sudah memberimu kesempatan!""Sayang sekali Nona Helen nggak menerimanya!""Kamu nggak bisa menyalahkanku!""Hendra ...."Pada titik ini, Yacob tiba-tiba menyadari bahwa Doni telah mengeluarkan ponselnya lalu segera menunjukkan ekspresi sarkastik. "Haha, nggak disangka penjaga keamanan ini akan menelepon seseorang! Biarkan dia menelepon dulu."Doni tidak ingin menelepon, tapi menerima telepon dari Indra."Halo, Pak Doni. Maaf, ada pasien di sini yang nggak bisa aku tangani. Aku harap kamu bisa membantuku."Di telepon, nada bicara Indra sangat sopan."Indra, aku dalam masalah, kamu harus menunggu sebentar," kata Doni sambil melirik pengawal Keluarga Hartadi."A