Share

Bab 591

Penulis: Nanda
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-20 18:00:00
Keesokan hari, Leolina dan Ayu datang untuk mengembalikan kuda, serta membawakan hadiah. Pak Adi menyambut mereka. Setelah menunggu beberapa saat dan tidak kunjung menemui Intan, mereka pun pergi.

Saat pergi, mereka kebetulan berpapasan dengan Marsila. Marsila dengan antusias berkata pada Leolina, "Nona datang untuk mengembalikan kuda? Kami sedang sibuk dalam beberapa hari ini. Tunggu beberapa hari lagi baru bisa mengobrol dan beradu seni bela diri denganmu."

Leolina memberi salam. "Terima kasih atas kesediaan Nona Marsila. Aku pasti akan datang dalam beberapa hari lagi."

Marsila tersenyum sambil melamba dan berujar, "Kamu pulang dulu saja. Aku juga sibuk."

Ayu dan Leolina pun pergi. Di dalam kereta kuda, Ayu menggerutu, "Kenapa kamu tolak? Nyonya Intan tidak menemuimu hari ini, tapi Nona Marsila justru antusias. Menurutku, kamu bisa melakukan pendekatan pada Nona Marsila agar kamu bisa keluar masuk dengan bebas nanti. Itu adalah keberhasilan besar,"

Penolakan Leolina membuat Ayu sanga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dini Winintasari
kok sekarang balik up dua bab doang Thor . beberapa hari yang lalu udah seneng karena up 5 bab , eh balik dua bab lagi . apa ada kesibukan lain atau ga enak badan , maaf jadi kepo nih ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 592

    Pada tanggal 8 Agustus, Nina menikah.Pernikahan tuan putri berbeda dengan pernikahan nona bangsawan pada umumnya. Pada malam sebelumnya, Nina dan Nyonya Kartika pulang ke istana, diikuti oleh Intan.Putri Wulan dan Putri Liliani juga menemani. Mereka ingin mengurangi kegelisahan Nina karena akan menikah, serta mengajarkan rahasia dalam berinteraksi dengan pangeran dan keluarga pangeran.Putri Wulan berkata, "Keluarga Akbar dan Keluarga Junto adalah keluarga cendekiawan yang paling terkenal di Negara Runa. Ada banyak pelajar di keluarga mereka. Tampaknya sangat harmonis, hanya saja punya aturan yang ketat. Tapi omong-omong soal aturan, aturan mana yang bisa mengalahkan aturan di istana? Lagi pula, kamu adalah tuan putri dan punya kediaman sendiri. Kamu tidak perlu terlalu menghiraukan pandangan mereka. Mertuamu juga sangat baik. Ayah mertuamu seperti anak kecil. Kamu juga bisa menetap sementara di Kediaman Keluarga Akbar. Tidak ada yang berani menyulitkanmu."Nina mengetahui semua hal

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 593

    Di hari pernikahan Nina, Kediaman Keluarga Akbar sangat ramai.Semua harta bawaan sudah dibawakan ke Kediaman Putri Nina pada hari sebelumnya. Akan tetapi, ritual dan perjamuan pernikahan diadakan di Kediaman Keluarga Akbar.Kediaman Keluarga Akbar terus didatangi oleh para tamu.Sebelum Putri Agung pergi menghadiri perjamuan di Kediaman Keluarga Akbar, dia membolehkan Leolina untuk pulang sebentar.Marisa Rahayu masih dikurung di penjara bawah tanah Kediaman Putri Agung yang sangat bau. Pintu penjara bawah tanah akan dibuka selama dua jam setiap hari untuk menghilangkan bau. Itu adalah kebijaksanaan Putri Agung kepada mereka.Benar, mereka.Selain Marisa, ada selir-selir dan pelayan yang telah melakukan kesalahan.Pelayan yang dimasukkan ke dalam penjara tidak akan bisa keluar lagi.Bau itu adalah bau amis darah.Begitu masuk, Leolina merasa sangat mual ingin muntah.Tanpa menghiraukan bau itu, Leolina langsung berlari menuju sel di mana ibunya dikurung.Sel penjara bukan dipisahkan o

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 594

    Sementara itu, pada perjamuan pernikahan di Kediaman Keluarga Akbar, semua tamu sangat meriah.Untuk memuliakan keluarga ketiga, Kepala Keluarga Akbar sekaligus Kepala Departemen Personalia dan ayah Permaisuri Merida, Victor Akbar, mengundang semua pejabat dan konglomerat di ibu kota yang bisa diundang.Termasuk Keluarga Wijaya.Meski Keluarga Wijaya sudah menjadi kalangan terbawah dari konglomerat, leluhur mereka adalah jenderal besar. Jika tidak, bagaimana mungkin mereka bisa mendapatkan Kediaman Jenderal?Sebagai pejabat penting di pemerintahan dan ayah mertua kaisar, Victor harus bersikap adil kepada semua orang.Keluarga Salim juga diundang.Pada hari ketiga sejak kepulangan Vincent, dekret kaisar dibagikan kepada setiap anggota Tim Pengintai Tujuvan.Vincent diangkat menjadi jenderal besar bintang tiga. Charles diangkat menjadi jenderal bintang empat. Levin dinobatkan menjadi adipati dan istrinya, Jennifer, diangkat menjadi nyonya bintang tiga.Levin diberi pengecualian untuk men

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 595

    "Nona Amanda!" panggil pelayan Yanti yang bernama Kirana. "Apa yang Nona lakukan di sini?"Amanda memalingkan tatapan dan wajahnya memucat. Dia bergumam, "Dengar-dengar, dia sudah menjadi jenderal besar bintang tiga sekarang.""Siapa yang Nona Amanda maksud? Sebaiknya jangan membicarakan orang lain." Kirana telah melayani Yanti selama bertahun-tahun dan menjadi tangan kanannya. Kirana tahu siapa yang dimaksud oleh Amanda sehingga dia memperingatkan Amanda.Amanda seolah-olah tidak mendengar peringatan Kirana. "Sebelum Kakak pergi ke Manuel, Kaisar baru mengangkatnya menjadi jenderal besar. Jenderal besar adalah jenderal yang memimpin suatu daerah. Dia akan ditugaskan ke mana?"Kirana mengimbau dengan serius, "Nona Amanda harusnya memberi perhatian pada Tuan Rudi. Tuan Rudi juga datang hari.""Berdasarkan apa mereka diberi penghargaan?" Amanda seakan-akan tidak mendengar omongan Kirana. Kepahitan melanda hatinya. "Suami Jennifer bahkan diberi gelar adipati dan Jennifer mendapat gelar ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 596

    Keesokan hari, Amanda berdandan dan menyematkan sekuntum bunga pada rambutnya. Lalu, dia bepergian bersama Mawar.Amanda ingin pergi ke suatu tempat. Jika bertemu dengan Vincent di sana, dia yakin bahwa Vincent masih mencintainya.Terdapat sebuah sungai di kaki Gunung Ribana. Di lereng gunung, ada sebuah tebing terjal yang dialiri oleh sungai sehingga membentuk air terjun kecil. Vincent selalu pergi ke sana untuk berlatih pedang ketika sedang murung atau dilema untuk membuat sebuah keputusan.Vincent pernah membawa Amanda ke sana.Mawar menemani Amanda sepanjang jalan mendaki gunung. Perlahan-lahan, tempat yang mereka lalui makin sepi. Mawar mulai ketakutan. "Nyonya, kita pergi ke mana? Cuaca juga sangat panas. Apakah Nyonya kuat?""Sebentar lagi sudah sampai." Amanda sangat lelah, tetapi tidak bisa menyuruh tukang tandu menggotongnya ke atas. Sudah bertahun-tahun Amanda tidak melintasi jalan pegunungan semacam ini. Amanda terengah-engah dan melemparkan tatapan mata dingin pada Mawar.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 597

    Amanda menangis seraya berseru, "Aku tidak peduli. Aku punya reputasi apa lagi? Kamu pasti sudah mendengar tentang kondisi Keluarga Wijaya. Aku jatuh dalam belenggu. Vincent, kamu berutang padaku atas hal ini. Kenapa kamu tidak mengabariku melalui surat kalau kamu belum mati? Meskipun aku sudah diberi surat pelepasan, aku tetap hidup menjanda di rumah ibuku untukmu. Kalau bukan karena Nyonya Perdana Menteri menjodohkanku dengan Rudi, aku masih hidup menjanda untukmu sampai sekarang. Aku sama sekali tidak bebas di rumahku. Kakak iparku tidak menyukaiku dan ingin segera menikahkanku. Saat Nyonya Clara datang untuk melamar, aku sama sekali tidak bisa menolak."Apa yang Amanda katakan membuat hati Vincent tidak keruan. Vincent sangat sedih belakangan ini, bukan hanya karena istrinya menikah lagi, tetapi karena ibu dan semua kerabat berduka atas "kematian"nya. Apalagi ibu jatuh sakit karena itu dan baru membaik akhir-akhir ini.Vincent selalu memberi tahu dirinya bahwa kesetiaan dan kebakti

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 598

    Vincent mendongakkan kepala. "Kamu mau talak karena Keluarga Wijaya menganiayamu, karena Rudi merundungmu, karena ada penyergap yang menerobos Kediaman Jenderal sehingga nyawamu terancam, bukan karena aku pulang, 'kan?"Amanda maju lagi. Tiba-tiba, Amanda mengulurkan tangan untuk memeluk Vincent. Vincent buru-buru mendorong Amanda dan mundur beberapa langkah.Reaksi Vincent membuat Amanda terbengong. Lalu, Amanda meneteskan air mata kesedihan. "Kamu jijik denganku? Benar saja kamu jijik denganku."Vincent menatap Amanda dengan emosi yang tertahan di matanya. "Tentang masalah Kediaman Jenderal, akan kuselidiki.""Aku tidak butuh penyelidikanmu!" Amanda mengamuk. "Apa yang kamu selidiki? Kamu tidak memercayaiku? Aku tanya kamu, apakah kamu masih menerimaku kalau aku talak? Apakah kamu jijik denganku? Jawab pertanyaanku."Mendengar desakan Amanda, Vincent menarik napas-napas dan membuka mulut beberapa kali, tetapi tidak bisa berkata-kata. Hati Vincent sangat kacau. Dia tidak ingin sembara

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 599

    Yanti memejamkan mata dan memijat pelipis. Semua masalah ini membuatnya sangat galau dan sakit kepala.Kirana mengimbau lagi, "Kalau Nyonya beritahukan hal ini pada Tuan Vincent dan Tuan Vincent membuat keributan, Keluarga Bangsawan Widyasono kita akan kehilangan muka. Nyonya tidak boleh memberi tahu Tuan Vincent.""Selain itu, kalau tahu Nyonya-lah yang memberi tahu Tuan Vincent, Tuan Petrus pasti akan marah pada Nyonya."Yanti makin pusing ketika memikirkan suaminya yang berada di Manuel.Dulu saat Petrus berada di ibu kota, Petrus masih bisa mendengarkan omongannya. Petrus juga bisa dinasihati dalam beberapa hal agar tidak membuat kesalahan.Mereka sudah berselisih karena banyak hal. Yanti harus bersabar untuk menganalisisnya sedikit demi sedikit bersama Petrus dan meyakinkan Petrus.Seperti mengajari anak.Sekalipun Petrus patuh, tetap timbul rasa jengkel di hati Petrus.Petrus tidak berlapang dada untuk menerima seorang istri yang dengan pandangan yang lebih jauh dibanding dirinya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21

Bab terbaru

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 690

    Dayang Erika segera mengejar Tuan Putri setelah mendengar Jihan akan dimasukkan ke dalam penjara bawah tanah, "Tuan Putri, apakah Anda berubah pikiran?"Putri Agung merasa isi pikirannya sangat kacau, "Kurung dia di penjara bawah tanah dulu dan nanti baru bicarakan hal ini lagi.""Baik, Anda jangan marah dan melukai tubuh Anda sendiri," bujuk Dayang Erika."Tidak ada seorang pun yang bisa dibandingkan dengan Marko, Jihan tetap bukan Marko meski punya tampang yang sama. Jihan sama sekali tidak bisa membuatku menyukainya dan aku malah marah saat melihat wajahnya."Putri Agung kembali ke kamarnya dengan amarah di matanya dan tetap merasa kesal meski sudah duduk, "Pelayan, bawakan air dan sabun. Aku mau cuci tangan."Semua pelayan sedang sibuk bekerja pada saat ini, Putri Agung mencuci tangan bekas menyentuh Jihan berulang kali, seperti setiap kali dia sehabis berhubungan badan. Putri Agung akan merendam dirinya di dalam ember yang berisi dengan air panas untuk menghilangkan aroma yang men

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 689

    Jihan berusaha untuk berdiri, tapi Jihan sama sekali tidak memiliki kekuatan di dalam tubuhnya seolah-olah dia sedang sakit parah.Jihan segera menoleh setelah mendengar suara pintu terbuka dan terdapat seseorang yang berjalan masuk setelah melewati pembatas ruangan.Rambutnya disanggul dan dihiasi oleh pita, wanita ini mengenakan pakaian berbahan satin yang berwarna putih dan hijau. Wanita ini terlihat berusia sekitar 40 tahun yang tidak terdapat kerutan apa pun di wajahnya. Tapi ekspresi wanita ini sangat serius dan memiliki aura intimidasi dari seseorang yang berkuasa.Terdapat seseorang yang mengikuti di belakang wanita dan memindahkan kursi ke samping tempat tidur. Wanita itu duduk dengan perlahan dan menatap mata Jihan yang terlihat cemas serta curiga."Si ... siapa kamu?" Jihan tidak pernah melihat Putri Agung, tapi mengetahui identitasnya pasti tidak sederhana.Putri Agung melihat kepanikan di mata Jihan dan hatinya berada di tingkat ekstrim, seolah-olah terdapat air yang menyi

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 688

    Sebuah kereta kuda meninggalkan kota dan Jihan sedang bergegas untuk pergi ke Jinbaran karena terdapat masalah pada pabrik di Jinbaran. Ayahnya menyuruh Jihan untuk pergi ke sana secara pribadi meski masalahnya tidak terlalu serius.Sebenarnya Jihan telah tinggal di Jinbaran untuk waktu yang lama, tapi Jihan mengantar istrinya ke ibu kota untuk melakukan persalinan karena istrinya sedang hamil. Jihan bisa menyerahkan masalah di sana pada pengurus toko setelah masalah di Jinbaran diselesaikan, selain itu Jihan juga berencana untuk melakukan bisnis yang lain dalam perjalanannya kembali ke ibu kota.Jihan sudah lama menjadi seorang ayah, karena dia menikah saat masih berusia 20 tahun dan sudah memiliki dua putra pada saat ini. Jadi dia berharap istrinya bisa melahirkan seorang anak perempuan untuknya.Tidak terlalu banyak orang yang memiliki selir di keluarga mereka dan Jihan juga tidak memiliki satu pun selir. Jihan memiliki hubungan yang sangat harmonis dengan istrinya dan selalu membaw

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 687

    Pangeran Rafael bersedia bekerja sama demi hal ini, karena anak ini akan memiliki nama belakang Gunawan dan pasti akan berada di pihak Keluarga Bangsawan Gunawan."Aku akan memberi tahu mereka saat kembali," ujar Pangeran Rafael.Putri Agung bertanya, "Sebentar lagi upacara pemberkatan orang meninggal sudah tiba, apakah kamu sudah mengundang Guru Boni?""Sudah aku undang, ada 8 biksu yang datang bersama Guru boni. Aku akan jemput mereka secara pribadi pada hari pertama."Putri Agung mengangguk kecil dan berkata, "Panggil ibumu datang, tapi kamu harus bilang kalau ibumu harus bergadang dan tidak perlu datang kalau tidak bisa melakukannya.""Tentu saja ibuku bisa melakukannya, ibuku telah menjadi penganut Buddha selama bertahun-tahun dan selalu ingin mengikuti upacara ini," ujar Pangeran Rafael dengan cepat. Terdapat Nyonya Clara, Nyonya Thalia, Nyonya Besar Arni, Nyonya Besar Mila dan lain-lain yang mendatangi upacara pemberkatan orang meninggal. Mereka semua adalah nyonya atau nyonya b

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 686

    Keluarga Salim masih tidak memberi jawaban apa pun, tapi desakan berulang kali dari Putri Agung membuat Nyonya Mirna mau tidak mau harus mendatangi Kediaman Keluarga Salim secara pribadi.Nyonya Mirna baru mengetahui jika Vincent sedang pergi ke Cunang dan berada di Perkemahan Pengintai Tujuvan karena terjadi sesuatu pada Waldy, jadi Vincent pergi ke sana untuk mengunjunginya bersama dengan Charles, yang merupakan anak angkat Keluarga Akbar.Viona berkata dengan nada meminta maaf, "Seharusnya masalah ini sudah diputuskan sejak awal, tapi Vincent bersikeras mau pergi menemui teman seperjuangannya dan baru memutuskan hal ini. Aku sama sekali tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan, tapi aku sangat menyukai Nona Reni. Kamu sendiri juga tahu kalau aku sangat menyukainya pada pertemuan pertama kami dan sangat ingin segera menjadikannya sebagai menantuku."Viona berkata dengan tulus dan Nyonya Mirna percaya karena Viona memang menunjukkan kesukaannya pada Reni pada hari itu, kemudian berkata

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 685

    Merpati milik Paviliun Prumania terus beterbangan untuk bertukar pesan dan tiba di ibu kota pada dua malam sebelum upacara pemberkatan orang meninggal setelah beterbangan selama beberapa hari. Surat-surat itu baru dibawa ke Kediaman Aldiso setelah Metta dan yang lain menyusunnya menjadi sebuah surat yang lengkap di malam hari.Metta memberi surat ini pada Marsila, tapi Marsila tidak membukanya, melainkan memanggil semua orang ke ruang kerja dan menyerahkan surat itu pada Tuan Axel, karena hal ini berhubungan dengan Jenny dan sebaiknya membiarkan Tuan Axel membukanya terlebih dahulu.Terdapat urat yang menonjol di dahi Tuan Axel setelah membaca ini, "Sungguh tidak masuk akal. Ini benar-benar merupakan sebuah konspirasi, apa itu utang budi karena telah menyelamatkannya, ini semua adalah rencana yang dibuat dengan teliti."Alfred mengambil surat itu dan berkata secara garis besar setelah membacanya, "Pembuat onar itu adalah preman lokal yang buat masalah setelah terima uang dari orang lai

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 684

    Tentu saja Edi tidak mengetahui jika Nona Nesa datang ke sini deminya. Edi tidak hanya akan menjadi menteri Departemen Konstruksi jika dia adalah orang yang pintar.Semua orang masih belum makan dan sedang menunggu Edi, Edi menyerahkan pangsit pada pelayan dan meminta mereka untuk merebusnya sesegera mungkin, agar mereka semua bisa makan selagi masih panas.Yanti berkata dengan nada bercanda, "Ternyata kamu pulang terlambat karena beli pangsit? Edi, sekarang perhatianmu hanya terpusat pada istrimu dan tidak ada ibumu lagi, kamu bahkan tega membiarkan ibumu kelaparan menunggumu kembali."Edi segera meminta maaf dan tidak bisa menahan diri untuk mengeluh, "Sebenarnya aku bisa pulang lebih awal, tapi Joko menyiapkan pangsitnya dengan lambat dan Nona Nesa juga menyela antrean. Nona Nesa Warda bilang dia sangat lapar dan menyuruhku untuk mengalah pada mereka berdua, jadi aku pulang terlambat hari ini.""Nona Nesa Warda?" tanya Yanti. Yanti sangat mengenal adik iparnya yang jarang berhubunga

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 683

    Pangsit kuah yang panas disajikan, wangi sekali. Nona Nesa mengucap terima kasih pada Edi, "Terima kasih atas kebaikan Tuan Edi. Kalau Tuan Edi beli daun teh di tokoku lagi, aku akan beri sedikit diskon."Edi menatap Nona Nesa. "Diskon berapa?"Nona Nesa mengedipkan mata, tampak sangat lincah. "Tuan Edi mau diskon berapa?"Nona Nesa memiliki tampang yang manis dan lugu. Terutama saat mengedipkan mata, senyuman yang tersungging di bibir seperti bunga anggrek yang mekar di malam hari. Pria pasti akan terpukau padanya.Akan tetapi, Edi seakan-akan tidak melihat kecantikan dan kecentilan Nona Nesa. Dia hanya peduli berapa banyak diskon dari daun teh. "Samakan saja dengan diskon yang Nona Nesa berikan pada Tuan Warso."Nona Nesa tertawa. Matanya sangat indah. "Bagaimana bisa? Aku harus membalas kebaikan Tuan atas pemberian pangsit ini. Kalau Tuan Edi datang sendiri, aku beri seperempat kilo untuk pembelian setengah kilo. Bagaimana?"Edi berseru dengan girang, "Sepakat.""Sepakat!" Nona Nesa

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 682

    Pada petang hari, Edi keluar dari kantor Departemen Konstruksi. Sudah ada kereta kuda yang menunggu di luar. Sebelum naik, Edi berpesan, "Pergi ke ujung Jalan Sejahtera. Dua hari lalu, Nyonya bilang mau makan Pangsit Joko. Beli yang mentah untuk masak di rumah nanti.""Sekarang sepertinya belum buka," jawab pak kusir.Pangsit Joko mulai berjualan pada malam hari. Ibu Kota Negara Runa makmur. Jalan Sejahtera dan Jalan Taraman sangat ramai di malam hari."Itu sebentar lagi, tunggu saja di sana," kata Edi.Pak kusir tersenyum seraya berkata, "Tuan Edi benar-benar sayang Nyonya Sanira."Edi mengetuk kepala pak kusir dengan kipas yang dia pegang. Dia tersenyum dan berujar, "Sanira menikah denganku dan sudah melahirkan anak untukku. Tentu saja aku sayang dia. Kamu juga, harus perlakukan Elmi dengan baik."Pak kusir tersenyum seraya berkata, "Aku tahu."Pak kusir adalah keturunan pelayan Keluarga Widyasono, sedangkan Elmi sudah dibeli oleh Keluarga Widyasono ketika masih kecil. Dua tahun lalu

DMCA.com Protection Status