Nyonya Kartika berkata, "Nona Amanda itu benar-benar menyedihkan."Marsila mencibir, "Menyedihkan apanya? Dia itu wanita licik. Mungkin kalian tidak tahu. Pada hari Intan dan panglima menikah, dia juga menikah ke Kediaman Jenderal, tapi dia terus mencoba untuk mengungguli Intan di setiap kesempatan. Dia bahkan memberi tahu pelayan yang melayaninya kalau harta bawaan kami buruk, lalu banyak orang yang datang untuk menambahkannya. Entah seberapa jelek raut wajahnya.""Ada masalah seperti ini? Bagaimana kamu bisa mengetahuinya?" Nyonya Kartika bertanya."Tentu saja bawahanku yang menyelidikinya. Keluarga Widyasono memang seperti itu dan tidak bisa mengendalikan mulut para pelayannya. Lagi pula, Amanda juga membenci Intan." Marsila terlihat agak angkuh dan sekarang dia menyadari bawahan yang diserahkan kakak senior kedua Intan sangat berguna.Intan ingat pernah bertemu Amanda dua kali. Pertama kali tidak ada masalah, tetapi kedua kalinya dia merasa permusuhan dari wanita itu.Dia berkata,
Alfred menunggu beberapa saat, tetapi Intan tidak mengatakan apa-apa dan dia tidak merasa kecewa. Cepat atau lambat, Intan akan benar-benar jatuh cinta padanya dan memberitahunya sendiri.Hidup mereka masih panjang dan dia akan menunggunya perlahan.Keesokan harinya Intan membawa Marsila dan Ahmar ke Kediaman Rinar dan membawakan banyak hadiah.Nyonya Silvia keluar bersama keluarga untuk menyambutnya.Feri adalah putra sulung pertama dan putra pamannya. Dengan latar belakang keluarga, ketenaran dan penampilan, tentu saja banyak wanita yang akan berbondong-bondong mendatanginya.Intan adalah seorang putri dan Kediaman Rinar menyambutnya dengan megah.Dengar-dengar di Kediaman Rinar ini ada banyak istri, tetapi hari ini tidak ada satu pun dari mereka yang terlihat. Intan hanya melihat istri kedua, ketiga dan keempat bersama anak-anaknya.Nyonya Silvia baru berusia sekitar 40 tahun. Dia agak gemuk, tetapi tubuhnya memancarkan keahlian dan keanggunan seorang ibu rumah tangga.Semua saudara
Akan tetapi, sudah terlambat. Sebelum dayang bisa keluar, wanita yang baru saja berbicara itu sudah masuk dengan mengenakan gaun brokat merah begonia dan jubah bulu rubah yang mahal.Intan menoleh dan melihat rambut wanita ini gelap serta berkilau, alisnya begitu indah, kulitnya selembut salju dan fitur wajahnya sangat halus sehingga tidak ada kekurangan yang terlihat.Ada jepit rambut giok putih dengan pola yang disisipkan ke dalam sanggulnya, ada bunga mutiara di sisi sanggulnya dan sepasang anting daun delima menggantung di daun telinganya.Pinggangnya sangat ramping dan lembut, tubuhnya bergoyang saat berjalan. Wanita ini terlihat memesona, tetapi juga dingin.Nyonya Silvia mengerutkan kening saat melihatnya masuk. Wanita jalang kecil ini tidak tinggal di rumah dengan baik dan malah keluar untuk menemui tamu terhormat.Setelah memasuki aula bunga, dia menatap tajam, sama sekali tidak peduli dan berkata sambil berkacak pinggang, "Hormat pada Nyonya, kudengar ada tamu terhormat datan
Arnesa berdiri dan membawa Intan keluar, kebetulan saja melihat rambut Randa dijambak oleh Marsila.Saat ini dia tidak lagi angkuh atau dingin. Beberapa bekas tamparan di kedua sisi pipinya terlihat sangat jelas dan pipinya bengkak yang menunjukkan kuatnya tamparan Marsila.Saat Marsila melihat mereka keluar, dia mendorongnya dengan jijik, "Enyahlah!"Sulit bagi Randa untuk berdiri diam, tetapi dia masih mengangkat dagunya dan menatap Arnesa, "Nyonya, tamumu benar-benar biadab, tapi aku juga harus berterima kasih kepada mereka. Tuan Feri akan semakin menyayangiku."Setelah mengatakan itu, dia menutupi perutnya dan pergi dengan bantuan pelayan.Wajah Arnesa tiba-tiba memucat dan air mata menetes.Intan membawanya kembali ke aula samping halaman tempat dia tinggal, kemudian menyeka air matanya dengan saputangan dan menghela napas, "Dia menindasmu seperti ini? Arnesa, kamu itu putri!"Arnesa terisak, "Apa gunanya seorang putri? Dia tidak perlu bergantung pada ayah dan ibuku. Selain itu, a
Marsila dan Intan sangat marah. Betapa kejamnya Feri ini? Dia mengambil uang Selir Wenda untuk menikahi orang yang dicintainya, tetapi malah menampar wajahnya hanya karena satu ucapan.Intan langsung bertanya dengan marah, "Dia pernah memukulmu?"Arnesa berkata, "Tidak."Intan berkata, "Sekarang belum, siapa yang tahu kelak apa yang akan terjadi? Hari ini pelacur itu bersikap sangat sombong di hadapanku. Aku tidak bisa menjamin kelak dia tidak akan memprovokasimu. Meskipun dia berasal dari keluarga kaya dan hanya menjual penampilan, tetap saja dia adalah wanita licik."Dia memegang bahu Arnesa dan berkata, "Berapa banyak orang yang kamu bawa sebagai harta bawaan? Apa semuanya cukup untuk melindungimu?"Arnesa berkata, "Aku membawa empat pelayan dan seorang dayang."Intan berpikir untuk kembali berdiskusi dengan Ranto dan memintanya untuk menulis surat kembali ke sekte dan menanyakan apakah dia bisa mengundang dua kakak untuk datang sebagai pengawal.Hanya saja entah apakah gurunya setu
Putri Liliani sama sekali tidak keberatan dengan kunjungan mendadak Intan dan Marsila, juga menyambut mereka dengan sangat antusias.Intan meminta maaf, "Seharusnya aku mengirimkan kabar terlebih dahulu, tapi sesuatu yang tidak terduga terjadi. Maaf sudah lancang tiba-tiba datang mengunjungimu.""Bukankah agak tidak pantas kalau bicara seperti itu di antara kita?" Putri Liliani berkata sambil tersenyum, "Kebetulan hari ini kamu datang dan Wulan juga bertamu ke rumahku. Dia makan terlalu banyak dan perutnya tidak enak, jadi sekarang dia sedang pergi ke kamar mandi. Nanti kamu akan melihatnya.""Makan terlalu banyak sampai sakit perut apanya? Kak, jangan bicara omong kosong."Saat mereka berbicara, Putri Wulan juga masuk dengan pembantunya. Dia menutupi perutnya dengan tangan, jelas masih merasa kurang nyaman. Akan tetapi, dia masih bisa menanggapi Putri Liliani dengan lantang dan tegas.Putri Liliani berkata, "Pfft, Intan datang. Kamu tidak perlu mengakuinya kalau ingin menyelamatkan mu
Putri Liliani berkata, "Ayah mertuaku bertanggung jawab atas badan pengawas. Dia adalah kepala pejabat badan pengawas. Beberapa waktu lalu aku kembali ke rumah untuk makan dan mendengarnya membicarakan tentang perlunya mengoreksi gaya pejabat dan mendapatkan kembali disiplin mendiang kaisar pertama, memastikan para pejabat bersih dan jujur. Dalam beberapa hari ini, dia dan badan pengawas sedang mendiskusikan masalah ini. Tuan Feri itu berada dalam masalah."Intan mendengarnya dan berkata sambil tersenyum, "Bukankah itu kebetulan? Tapi kita bisa menunggu satu atau dua hari lagi. Hari ini si pelacur itu dipukul, takutnya entah seberapa sakit hati si Tuan Feri. Aku pernah bertemu dengannya sekali, dia tidak begitu suka padaku. Kalau datang untuk meminta pertanggungjawaban, entah apakah pemukulan terhadap nyonya dianggap sebagai kejahatan?"Putri Liliani berkata, "Kudengar Tuan Feri membanggakan diri sebagai reinkarnasi dari kekuatan gaib dan bakat luar biasa. Dia adalah putra pilihan kais
Setelah pulang, Intan menanyai Ranto. Ranto malah bertanya, "Berapa?"Intan tahu hal itu tidak mudah. Gurunya hanya mungkin setuju jika dia menawarkan bayaran tinggi.Intan menjawab, "Sampai anak itu dilahirkan dan genap satu bulan, hanya beberapa bulan saja. Kalau dua orang, aku akan beri seribu tahil. Bagaimana menurutmu?"Ranto menggaruk kepala. "Tidak bagaimana, tapi aku harus segera menulis surat. Di Kediaman Aldiso, ada orang yang khusus yang mengirim surat, 'kan? Kirim surat ke guruku segera, secepatnya, sekarang juga."Intan tersenyum. "Tolong kamu tulis suratnya segera, secepatnya, sekarang juga."Seribu tahil sungguh banyak.Guru Ranto tidak mengizinkan murid-murid meninggalkan sekte. Pengawal wanita yang melindungi nyonya bangsawan paling-paling hanya mendapat dua tahil perak sebulan, tetapi bisa dianiaya.Berbeda dengan melindungi Putri Arnesa. Mereka tidak akan dianiaya. Tugas mereka satu-satunya adalah melindungi Putri Arnesa dari bahaya, serta memantau obat pelindung jan