Ibu Suri sekilas tahu bahwa adiknya tidak bahagia.Ketika Alfred dan Intan pergi menemui Kaisar dan Permaisuri, Ibu Suri memanggil Nyonya Kartika dan Dayang Gita sendirian.Ibu Suri pertama kali berbicara pada Dayang Gita, "Sekarang sudah berada di kediaman, tidak lebih baik daripada di istana, jadi harus perhatikan kata-katamu. Kalau kamu membuat kesalahan atau membuat orang membencimu dengan kata-katamu, tidak ada yang membelamu. Bisa-bisa malah merugikan Kediaman Aldiso. Oleh karena itu, kamu harus lebih berhati-hati dengan perkataan dan perbuatanmu. Kamu tidak boleh melakukan kesalahan sekecil apa pun. Majikanmu dibesarkan olehmu dan kamu telah memanjakannya dari dulu. Kalau ada yang salah, kamu harus segera memberitahunya. Jika ingin melakukan sesuatu yang tidak pantas, kamu harus menasihatinya."Dayang Gita menjawab dengan hormat, "Ya, aku tahu."Nyonya Kartika cemberut. "Kak, kesalahan apa yang aku lakukan? Mulai sekarang, aku akan bertanggung jawab atas urusan Kediaman Aldiso,
Kaisar dan Permaisuri bertemu Alfred dan Intan di Istana Laika.Setelah memberi hormat, Kaisar memintanya untuk duduk. Permaisuri Merida memandang Intan yang mengenakan riasan elegan dan merasa sedikit lega.Untungnya, semuanya telah beres.Jika benar-benar diizinkan memasuki istana, mungkin semuanya akan menjadi milik Intan.Tak seorang pun di istana bisa menandingi penampilan cantiknya.Permaisuri Merida tanpa sadar memandang Kaisar dan melihat bahwa Kaisar juga sedang melihat Intan, hatinya merasa sangat tegang.Saat melihat wanita yang membuat jantungnya berdebar kencang, akan selalu ada tatapan begitu di mata Kaisar.Permaisuri Merida sekali lagi senang Intan menikah dengan Alfred.Tentang perkataan Kaisar pada saat itu, Permaisuri Merida sangat ketakutan sehingga tidak bisa tidur selama beberapa malam. Jika hanyalah wanita biasa tidak akan ada apa-apa, tapi wanita itu adalah Intan. Ayah dan saudaranya yang tewas dalam perang memiliki beban yang terlalu berat di hati Kaisar dan pe
Permaisuri benar-benar tidak berdaya. Melihat Raja Alberto menikahi nona Keluarga Akbar, Nyonya Kartika juga ingin Putri Nina menikah dengan Keluarga Akbar.Ibu Suri pun setuju. Kaisar yang berbakti tentu juga setuju.Namun, selain Tuan Muda Keenam, Sabit Akbar, yang tidak suka belajar, malah suka bersenang-senang, pria lain di Keluarga Akbar belajar dengan giat untuk bisa mendapat posisi di pemerintahan.Terutama adik kelima yang merupakan saudara kandungnya. Sejak kecil, dia belajar dengan sangat giat dan berharap bisa menjadi juara akademi pertama. Jika menikahi seorang tuan putri, dia hanya bisa menjadi pangeran yang tidak punya kekuasaan. Kalau begitu, apa artinya semua usahanya?Permaisuri tahu dirinya tidak dapat ikut campur dalam pernikahan putri, maka Permaisuri meminta bantuan Intan.Permaisuri awalnya berpikir Intan tidak akan mau membantu, tetapi omongan Intan tadi membuktikan dia salah.Permaisuri merasa bersyukur pada Intan.Permaisuri berkata, "Kalau Nina menikah dengan
Kereta kuda berhenti di depan Kediaman Putri Agung. Penjaga pintu masuk untuk melapor, lalu keluar dan meminta maaf, "Maaf, Nyonya Kartika, Nyonya Intan. Aku lupa tadi, Putri Agung sedang bepergian hari ini."Nyonya Kartika berkata pada Intan, "Kalau begitu, kita pulang dulu. Nanti kita datang lagi setelah kirim surat, sama saja."Intan menanyai penjaga pintu, "Ke mana Putri Agung pergi? Kapan pulang?"Penjaga pintu menjawab, "Tidak tahu, mungkin pulang larut malam."Intan berucap, "Tidak masalah, kami tunggu."Kemudian, Intan menggandeng tangan Nyonya Kartika dan hendak masuk.Penjaga pintu buru-buru berlari ke depan mereka. "Nyonya Kartika, Nyonya Intan, ini Kediaman Putri Agung. Kalian tidak boleh menerobos ke dalam."Intan tertawa. "Menerobos? Kami datang untuk berkunjung dan tunggu Putri Agung pulang di kediamannya. Kenapa? Aula utama kalian tidak menerima tamu?"Penjaga pintu telah menyaksikan kegagahan Intan. Meski Intan berbicara sambil tersenyum, dia tidak percaya Intan adalah
Intan duduk selama beberapa waktu, tidak makan maupun minum. Lalu, Intan beranjak dari kursi dan ingin berkeliling.Sering diadakan perjamuan di Kediaman Putri Agung dan para tamu bebas untuk berkeliling. Tentu saja, setelah Kediaman Putri Agung melakukan pengaturan.Tidak boleh sembarangan menerobos masuk dan ingin berkeliling. Ada tempat di Kediaman Putri yang tidak boleh dilihat orang lain karena menyimpan rahasia besar.Tentara kediaman tidak bisa mencegat Intan. Jika Intan memfitnah mereka telah melecehkannya, mampuslah mereka.Adapun pelayan, mereka sama sekali tidak bisa menghentikan Intan yang berjalan ke halaman dalam.Intan dengan cepat berjalan melewati mereka dan mengarah ke halaman dalam.Para pelayan gagal. Ketika Intan hendak mendekati sebuah paviliun di halaman dalam, seseorang berseru, "Putri Agung sudah pulang!"Intan tersenyum. Cih, akhirnya mau keluar.Intan membelai rambutnya seraya melirik paviliun itu, lalu berujar, "Karena Putri Agung sudah pulang, aku tunggu di
Putri Agung menatap Nyonya Kartika dengan heran. "Ada apa ini? Mutiara apa? Taruhan apa? Bukannya tadi malam hanya perjamuan? Kapan kamu ambil harta bawaan Intan? Itu tidak etis. Harta bawaan menantu adalah harta pribadinya, tidak boleh kamu ambil. Hanya bercanda juga tidak boleh."Nyonya Kartika terbengong.Sebenarnya, melalui interaksi dengan Putri Agung dan Putri Chelsea selama bertahun-tahun ini, Nyonya Kartika pernah berpikir bahwa Putri Agung tidak akan memberikan tiga ribu tahil itu. Akan tetapi, Nyonya Kartika masih menaruh harapan karena Putri Agung mementingkan martabat. Putri Agung sudah berkata demikian, maka separuh kemungkinan Putri Agung akan memberikannya.Alhasil, Putri Agung sama sekali tidak mengaku tentang mutiara dan taruhan mereka. Itu sungguh di luar dugaan Nyonya Kartika.Seketika, Nyonya Kartika tercengang dan secara refleks menoleh pada Dayang Gita. Dayang Gita sedang menutupi wajahnya yang merah karena kedinginan dan menahan ingus.Kemudian, Nyonya Kartika me
Kemudian, Intan memberi salam pada Putri Agung, "Bibi baik sekali pada Ibu, aku benar-benar terharu. Reputasiku dulu tidak baik, wajar kalau Bibi khawatir. Tapi aku janji akan berbakti pada Ibu dan selalu mengutamakan keinginan Ibu. Sedangkan mutiara-mutiara itu, awalnya memang mau kubagikan sebagian pada Ibu. Setelah hari pulang ke rumah maternal, aku akan suruh orang berikan enam puluh kilogram pada Ibu. Ibu bebas berikan pada siapa saja, aku tidak akan berani ikut campur."Putri Agung tahu Intan sedang memberinya jalan mundur.Putri Agung juga terpaksa harus mengambil jalan mundur itu.Bagaimana bisa reputasi yang telah dibangunnya selama separuh hidup rusak hanya karena beberapa mutiara? Dia juga telah melihat betapa orang-orang dari dunia persilatan itu menyayangi Intan kemarin.Selain itu, tidak boleh terlalu merundung Nyonya Kartika. Sekarang Nyonya Kartika sudah mulai membangkang, tidak mudah untuk meminta uang padanya lagi. Jika tidak mengembalikan mutiara dan terus mengelabui
Intan mengedipkan mata. Apa dia tidak salah dengar?Intan terkejut melihat dua ribu tahil itu. Wah, Nyonya Kartika benar-benar suka memberi keuntungan pada orang lain, mudah sekali memberikan uang pada orang lain.Nyonya Kartika mudah ditipu.Tidak, Nyonya Kartika sudah ditipu."Ibu sudah tahu sifat asli Putri Agung?" tanya Intan sambil tersenyum. Nadanya menjadi lebih lembut.Wajah Nyonya Kartika menjadi suram. "Kamu pikir aku buta, sudah begini masih tidak bisa lihat?""Aku lihat Ibu masih bicara baik-baik dengannya, jadi kupikir Ibu masih tertipu."Nyonya Kartika menyeletuk, "Mana bisa kalau tidak bicara baik-baik? Salah satu dari kita harus bersikap ramah dan satunya galak. Mana bisa bermusuhan dengannya? Putri Agung berteman dekat dengan nyonya-nyonya lain. Kalau mereka memfitnahku, bukannya reputasi akan rusak? Kamu memang cuek, tidak takut apa-apa."Intan tidak berkomentar, melainkan menghitung uang yang bernilai satu tahil per lembar. Intan memberikan seratus tahil kepada Dayan